Hari Sabtu kemarin (2/8) kantor saya menyelenggarakan acara
pelatihan menulis untuk penulis pemula.
Last Saturday
(August 2nd) my office had a training for writer, for the beginner.
Perkiraan saya.. materinya mencakup tentang cara menentukan
judul, paragraf, spasi, pemberian nomor halaman, bab dan sub-bab, isi tulisan,
cara menuangkan ide dalam bentuk tulisan yang terstruktur, tata bahasa..
What I had on mind was.. it would be about how to come up with the right title, paragraph,
spacing, page numbering, chapter and sub-chapter, how to put the idea into a
structured writing, grammar..
Kenyataannya.. tidak ada satu pun menyinggung tentang
hal-hal tersebut.
The reality..
nothing about those stuff.
Yang dibicarakan dan dilatih adalah bahwa siapa pun bisa
menjadi penulis dan apa pun dapat dijadikan bahan tulisan.
The
presentation and training is about anybody can be writer and anything can be
made into writing.
Sejujurnya saya agak kecewa. Tapi mungkin juga saya yang
bego karena tidak memperhatikan judul acara itu adalah pelatihan untuk penulis pemula.
To be honest,
I am a bit disappointed. But probably I was dumb myself for not really paid
attention to the event’s title, training for writer, the beginner.
Acara ini lebih tepat untuk mereka yang punya keinginan
untuk menulis tapi masih ragu, bingung atau tidak pede apakah bisa menulis,
kenapa mereka harus menulis dan apa yang mereka bisa dapatkan dari menulis.
This event
should better be attended by those who have the desire to write but hesitate,
confuse or don’t have the confident whether they could write something, why
they should write and what they will get from writing.
Saya telah melewati tahapan itu.
I have passed
those stages.
Saya tidak punya keraguan apakah saya bisa menulis atau
mengarang. Saya sudah menulis sejak saya bisa membaca. Saya menyukainya. Saya
tidak bisa menghentikannya. Saya membutuhkannya.
I have never
had doubt about me and writing. I have been writing since I could read. I like
it. I can’t stop it. I need it.
Kenapa demikian? Karena saya punya imajinasi yang luas,
karena saya bukan orang yang pintar bicara dan merasa lebih nyaman untuk bicara
melalui tulisan, karena otak saya banyak berpikir tentang hal-hal yang saya
lihat dan dengar.
How is that
so? Because I have a wide imagination, because I am not good in talking and
feel comfortable to speak through my writing, because my brain thinks a lot
about the things I saw and heard.
Menulis juga telah menjadi semacam terapi untuk menenangkan
hati, jiwa dan pikiran.
Writing has
also become sort of therapy to calm the heart, soul and mind.
Saya terlahir sebagai seorang yang memiliki dua sisi pribadi
yang sangat bertolak belakang. Seperti Dr. Jekyl and Mr. Hyde. Yang satu tampil
sebagai seorang yang beradab, manis, pendiam, menyenangkan, lucu, ceria, sabar
dan bisa diandalkan. Tapi ada pribadi lain yang jarang muncul tapi bisa
mengagetkan siapa saja karena amat sangat liar, kasar, keras, pemarah,
pemberontak, tidak sabaran dan agresif.
I was born as
someone who has two different personalities. Just like Dr. Jekyl and Mr. Hyde.
One looks civilized, quiet, fun, funny, cheerful, patient and reliable. But
there is other personality that rarely came to the surface but once it does it
surprises anybody who sees is because that personality is wild, rude, tough,
short-tempered, rebellious, impatience and aggressive.
Saya tidak membanggakan kepribadian Mr. Hyde dalam diri
saya. Bahkan sebetulnya saya takut padanya karena dari pengalaman, ketika dia
muncul, dia melukai orang-orang yang justru sangat saya sayangi dan yang sangat
menyayangi saya.
I am not
proud to have Mr. Hyde in me. infact I am afraid of him because speaking from
experience, when he came, he hurt the people who I love most and whom love me.
Selain itu dia juga bisa menempatkan saya dalam masalah.
Bayangkanlah apa jadinya kalau dia mengamuk di kantor, di jalan atau mengamuk
pada atasan, teman.. wah.. wah.. kantor bisa memecat saya, saya bisa digampar
atau mungkin malah dibunuh orang yang sakit hati, belum lagi berapa banyak
musuh yang bisa saya ciptakan karenanya, orang akan membenci saya, hubungan
baik yang hancur berantakan..
Beside that
he could put me into trouble. Imagine what would happen if he enraged at the
office, in the street or enraged at the boss, friends.. oh no.. no.. office
would fired me, I would be smacked or murdered by those whom he hurt, not to
mention how many enemies would I make, people would hate me, how many good
relationship would be ruined..
Sepanjang umur hidup saya, saya berusaha mengendalikan Mr.
Hyde di dalam diri saya. Semakin bertambah usia, semakin mudah bagi saya untuk
mengendalikannya. Tapi itu seperti memenjarakan binatang buas dalam ruang bawah
tanah. Anda tidak melihatnya tapi saya mendengar raungannya dalam jiwa saya,
saya melihatnya dalam pikiran saya dan saya merasakan setiap cakaran serta
gigitannya dalam hati saya.
All of my
life, I try to control Mr. Hyde within me. It gets easy as I get older. But
it’s like locking a wild beast in the dungeon. You don’t see it but I heard it
howling in my soul, I saw it in my mind and I felt its every scratch and bite
in my heart.
Menulis menjadi cara saya untuk menenangkannya,
menjinakkannya dan membungkamnya.
Writing has
become my way to calm it, to tame it and to silent it.
Dengan menulis, saya juga bisa membagikan pengalaman dan
pemikiran saya.
I can also
share my experience and my thoughts through my writing.
Kita bisa saja tinggal di kota atau negeri yang berbeda,
kita bisa saja berbeda suku, bangsa dan bahasa tapi kita punya kesamaan dalam
hal-hal seperti ini; kita pernah mengalami masa-masa sekolah, masa ketika
mencari pekerjaan, masa ketika baru mulai bekerja, masa-masa bekerja atau pengalaman
jatuh cinta, pacaran, menikah, patah hati atau pengalaman bepergian ke suatu
tempat, pengalaman mempelajari sesuatu yang baru, dll.
We maybe live
in different town or country, we maybe have different ethnicity, nationality or
speak in different tongue but we have things in common such as; we have the
experience as student, the times when we were job hunting, times as employees
or when we fell in love, dating, got married or broken heart, or the experience
of going somewhere, experience when learning something new, etc.
Tulisan-tulisan tentang pengalaman-pengalaman di atas akan
mengingatkan orang akan pengalamannya sendiri yang mungkin sama atau membuatnya
terhibur karena ternyata dirinya bukan satu-satunya orang yang mengalami
hal-hal demikian, atau bersyukur karena tidak mengalami apa yang kita alami.
The writings
about such experiences will remind people to their own experiences that may be
similar or make people feel better because they are not the only ones who have
experienced those things, or feel grateful for not experience it.
Kita semua memiliki alasan,
motif dan tujuan yang membuat kita ingin menulis.
We all have reasons, motives and purpose that make us want to write.
Jadi jangan ragu, takut,
bingung atau tidak pede untuk menulis.
So don’t hesitate, afraid, confuse or lost confident to write.
Jangan berpikir tentang bagus atau tidaknya, ini bukan
kontes dan bukan ujian. Menulis harus menjadi sesuatu yang menyenangkan,
menenangkan, membahagiakan dan membawa kedamaian bagi diri sendiri.
Don’t think
about is it gonna be good or not, this is not a contest and not a test. Writing
should be fun, calming, pleasing and soothing to yourself.
Jangan juga berpikir tentang panjang atau pendeknya suatu
tulisan. Jangan berasumsi bahwa tulisan yang panjang adalah karya yang baik.
Mulailah menulis dan biarkan ide itu mengalir keluar.
Don’t bother
about the length of a writing either. Don’t assume the long means the better one. Just
write and let the idea flow out.
Saya mulai menulis di usia 8 tahun. Tulisan saya terangkum
dalam buku-buku harian saya. Dan tulisan-tulisan itu jarang ada yang panjang.
Tidak juga terstruktur karena meloncat-loncat dari satu topik ke topik yang
lain yang sering tidak saling berkaitan.
I started to
write when I was 8 years old. My writings are documented in my diaries. And
they rarely long. Not structured either as they jumped from one topic to
another that most of the times didn’t relate to each other.
Tapi itu adalah awalnya dan itu juga adalah latihan.
But it was
the start and it was also the practice.
Lalu apakah karena saya sudah menjadi penulis blog selama 4
tahun maka saya sudah menjadi seorang penulis yang hebat? Tidak. Saya tetap
belajar dan dari waktu ke waktu tulisan-tulisan saya menjadi lebih baik. Itu
sesuatu yang harus disyukuri, tidak untuk menjadi sesuatu yang bisa
disombongkan, bahkan sebetulnya ilmu serta pengalaman yang saya dapatkan harus
dibagikan.
Is it mean
being a blog writer for 4 years has turned me as a great writer? No. I am still
learning and my writings improve from time to time. It is something to be
grateful, not to be made as a cocky thing, infact I should pass the knowledge
and experience.
Jadi mulailah menulis. Jangan berhenti belajar. Jangan
pikirkan tentang bagus, jelek.. belajar itu berarti tidak takut memulai, tidak
takut gagal dan tidak takut pada kesalahan. Kita tidak akan menjadi manusia
yang lebih baik kalau kita takut memulai, takut gagal dan takut salah.
So start
writing. Don’t stop learning. Don’t think about good or bad.. learning means
not afraid to make a start, not afraid to fail and not afraid to make mistake.
We will never become better person if we are afraid to make a start, to fail
and to make mistake.
Menulislah tentang hal-hal yang anda ketahui, yang anda
sukai, yang anda kuasai dan yang anda ingini.
Write the
things you know, the things you like, the things you know better and the things
you want.
Bagaimana kalau belum tahu mana yang harus ditulis?
Bagaimana kalau ada banyak hal yang disukai, dikuasai dan diinginkan?
How if you
don’t know which one you should write? How if there are so many things you
like, know and want?
Satu persatu. Jangan diborong sekaligus karena nantinya
bikin diri sendiri jadi kewalahan atau tidak ada satu pun yang selesai.
One by one.
Don’t do it all at once because it will overwhelmed you and none will be done.
Bagaimana kalau belum menemukan gaya menulis? Ah, coba saja
semua. Nanti juga akan ketemu yang paling sreg di hati. Dulu saya mengikuti
gaya Enid Blyton, Laura Ingalls Wilder, Louisa M. Alcott, Agatha Christie, Mira
W. dan penulis mana saja yang menurut saya tulisannya enak dibaca. Sampai
akhirnya saya menemukan gaya tulisan khas saya sendiri.
How if you
haven’t found your own writing style? No sweat, try it all. Eventually you will
find one that is fits your personality. I imitated Enid Blyton, Laura Ingalls
Wilder, Louisa M. Alcott, Agatha Christie, Mira W. and any writer whose writing
is nice to read. I eventually found my own writing style.
Menulis harus menjadi sesuatu yang menyenangkan. Buat saya
waktu menulis adalah waktu dimana saya menjadi diri sendiri, saya keluar dari
rutinitas, lepas dari kewajiban dan tanggung jawab yang mau tidak mau harus
dijalani tapi bisa menghimpit dan membebani hati, jiwa serta pikiran.
Writing
should be fun. For me the time when I write is the time when I become me,
myself, out of the routinity, free from obligation and responsibility that I
have no choice than to carry them but they have squeezed and burdened my heart,
soul and mind.
Dan tulisan yang kita hasilkan harus membangun, tidak
menghancurkan. Memiliki tujuan yang benar.
And the
writing we make should bring good impact, not to destroy. Should have good
purpose.
Jangan untuk meresahkan orang apalagi menakutinya atau
membangkitkan amarah. Jangan pula memakai imajinasi untuk menghasilkan tulisan
yang menimbulkan hasrat atau keinginan yang tidak benar dalam pikiran orang yang membacanya.
Don’t make
people get restless let alone scared them or raise their anger. Don’t use
imagination to write something that may misled the reader.
No comments:
Post a Comment