Rumahku, Istanaku
Tidak seperti cuti-cuti sebelumnya, hari Senin (14/7) saya
pergunakan satu hari cuti saya untuk tinggal di rumah.
Unlike
the previous leaves, I spent this particular leave on Monday (July 14th)
at home.
Bukan karena saya sedang tidak mood untuk pergi traveling.
Tapi karena dari akhir bulan Juni saya sudah berencana untuk mengecat rumah.
It is not because I was not in the mood to go
traveling. It is because since end of June I have planned to paint the house.
Hari Selasa, 26 Juni, saya dan ayah saya telah mengecat
sebagian besar tembok ruang tamu dan ruang makan.
My father and I have painted
almost the whole wall in the livingroom and diningroom on Tuesday, June 26th.
Hari itu adalah hari libur saya dan karena anak-anak les
saya minta libur les selama libur sekolah maka hari itu saya bebas merdeka satu
hari penuh.
It was my off day and since my
tutoring students asked me to give their tutoring a holiday during school
holiday, it made me could have a complete one free day.
Kami mengecat dari jam 9 pagi sampai hampir jam 5 sore!
We did the work since 9 am to
nearly 5 pm!
Yang paling menghabiskan waktu dan tenaga adalah
mengeluarkan-memasukkan isi lemari supaya lemarinya bisa di geser.
What took lots of time and energy
is to take out and then took back in the things in the cabinet to make it light
so we could move it away from the wall.
Pengalaman itu membuat saya mengira mengecat tembok luar
akan lebih ringan karena kan tidak ada perabotan yang harus di geser serta isi
lemari yang harus dikeluar-masukkan.
That made me thought the work
would be lighter when we painted the wall outside since there is no furniture
to be moved and no things to be taken out and to be taken back in the cabinet.
Wih, ternyata lebih gempor ngecat tembok yang di luar karena
selain temboknya lebih banyak, bisa dikatakan hampir semuanya dikerjakan oleh
saya karena ayah saya sedang merasa kurang fit.
before |
Untungnya hari itu udaranya sejuk dan berangin. Enak buat
bekerja dan angin bikin cat jadi cepat kering.
after |
Beberapa tetangga yang melewati rumah dan melihat saya
sedang mengecat tidak bisa tidak berhenti sebentar untuk menegur saya, sambil
tersenyum tentunya. Oh, saya tahu apa yang ada dalam pikiran mereka.
Few neighbors who passed the
house and saw me painted the wall couldn’t help not to stop for a while to
greet me, smiling. Oh, I knew what they were thinking.
Mereka heran melihat perempuan mengecat rumah.
It amazed them to see a female
paints a house.
Di negeri-negeri barat hal ini bukan hal aneh. Tapi ini
Asia. Saya orang Asia yang tinggal di negeri Asia. Saya sendiri tidak pernah
melihat perempuan mengecat rumah. Entah apakah anda pernah melihat.
It is not an odd thing to see
female paint her house in western countries. But this is Asia. I am an Asian
who lives in Asia. I myself have never seen any female do the painting work,
here in my country. Have you?
Yang pasti dulu ketika masih tinggal di Jakarta, tetangga
terheran-heran ketika melihat saya mengecat rumah. Sekarang setelah tinggal di
Bogor, tetangga juga terheran-heran melihat saya mengecat rumah.. hehe..
One thing for sure is when we
lived in Jakarta, the neighbors amazed to see me painted the house. Now that we
live in Bogor, our neighbors here still stared me with that same amazement on
their faces when they saw me painted the house.. hehe..
Rumah ini sudah sembilan tahun tidak di cat. Kenapa? Karena
enam tahun saya bekerja sebagai guru taman kanak-kanak yang menggaji saya lebih
rendah dari gaji pembantu dan tiga tahun berikutnya saya bekerja di tempat
kerja sekarang ini yang hampir saja juga membuat gaji saya sama besarnya dengan
gaji office boy di tempat ini..
The house has not been painted
for nine years. Why not? Because for six years I worked as kindergarten teacher
and got salary that was lower than a housemaid’s salary and three years I work
in the place where I am working now which almost paid me as much as it paid the
office boy in this place.
Jadi selama sembilan tahun penghasilan saya terfokus penuh
untuk urusan perut dan membayar rekening-rekening. Kemudian juga banyak
tersedot ketika ayah saya, ibu saya dan kemudian saya ikut solider bergantian
sakit.
So for nine years my income was
fully used for basic necessities and to pay bills. It was then also used to pay
for medical bill when my father, my mother and later also me took turn in
getting ill.
Masa-masa itu mana ada yang ingat, apalagi peduli, tentang
mengecat rumah.
At those times none of us
remembered, let alone cared, about having the house painted.
Jadi rumah ini kehilangan kegagahannya. Dia tidak lagi rumah
yang cantik seperti yang kami masuki ketika kami pindah ke Bogor di tahun
1990an.
the house when we just moved into it |
Tapi awal tahun ini keadaan membaik. Ada banyak perkembangan
baik terjadi dalam diri dan hidup kami.
But things got better from the
beginning of this year. There are many good progress in us and in our lives.
Satu diantaranya adalah gaji saya dinaikkan. Saya membeli
beberapa barang yang kami butuhkan, sisanya di tabung. Dan saya tidak lupa pada
rumah kami. Bocorannya diperbaiki, atapnya yang miring dan hampir rubuh juga
bisa diperbaiki dan yang terakhir.. kami membeli cat.
One of them is I have got a
raise. I used the money to buy few stuff that we needed, the rest got into the
saving. And I didn’t forget our house. The leakage was repaired, the nearly
fell down roof was also repaired and the last was.. we bought some paint.
Ayah saya dan saya sepakat untuk tidak menyewa tukang untuk
mengecat rumah. Kami sudah mengeluarkan dana cukup besar untuk perbaikan rumah
dan untuk membeli cat.
My father and I agreed not to
hire anyone to paint the house. We have spent quite lots of money for those
house repairmen and to buy the paint.
Saya tidak keberatan. Saya suka mengecat. Saya senang
mencium bau cat, melaburkan cat dengan kuas, merasakan cipratan cat mengenai
tangan atau bahkan muka saya dan kemudian puas melihat tembok rumah menjadi
bersih.
I don’t mind. I like painting. I
like to smell the paint, to work with paint brush, to brush the paint on to the
wall, to feel the paint splatter to my hand or my face and to see the house
looks bright afterward.
Selain itu setelah selama enam hari seminggu melakukan
pekerjaan kantoran yang membuat saya lebih banyak duduk, maka rasanya sangat
menyenangkan ketika tidak usah berpakaian rapi, tidak perlu berdandan, tidak
usah duduk manis di dalam kantor, tidak perlu mendengar telpon berdering, tidak
harus menghadapi berbagai macam manusia..
Beside that after having six days
a week doing office work that don’t require lots of movement, it feels so nice
not to dress neatly, no make-ups required, no sitting for hours in the office,
no phone ringing, no need to face many kinds of people..
Mengecat tembok luar berarti memberi saya kesempatan untuk
bekerja di luar ruangan. Betul-betul menyenangkan merasakan udara segar dan
bukan udara sumpek, merasakan angin sejuk yang segar dan bukan angin AC,
merasakan hangatnya matahari, merasakan berjalan di atas rumput dan tanah,
melihat pohon-pohon, mendengar kicauan burung, melihat kupu-kupu terbang
melewati saya.. setelah enam hari terkurung oleh tembok-tembok kantor,
terpenjara oleh kewajiban.. saya merasa bebas dan betapa bahagianya saya..
Painting the outer wall gave me
chance to work outside. It was so fun to feel fresh air and not the suffocating
one in the office, to feel the cool breezing wind and not the airconditioned
wind, to feel the warm sunshine, to walk on grass and soil, to see the trees,
heard birds chirping, seeing butterflies flew passed me.. after six days locked
in office walls, imprisoned by obligation.. I felt so free and it made me so
happy..
Ketika saya mengangkat muka dan melihat langit biru di atas
kepala saya.. lalu menyadari bahwa saya sedang mengecat tembok-tembok ini dan
melihat ayah saya sedang mencabuti rumput, ketika saya mendengar suara ibu saya
mengagumi tembok rumah kami yang terlihat bersih serta melihat anjing kami
hilir mudik di dekat saya sampai ekornya terkena cat..
When I looked up and saw the blue
sky above my head.. and then realized I was painting these walls and saw my
father pulled out the grass, hearing my mother admiring the fresh painted
walls, having our dog walked around me that ended up with its tail got splatter
of paint..
Saya teringat pada masa-masa sulit selama tiga tahun, ketika
rasanya kebahagiaan itu jauh sekali, ketika rasanya maut sedemikian dekat,
ketika rasanya kesehatan itu demikian tak terjangkau..
I remembered our three years hard
time, when happiness looked so far away, when death was so close, when health
seemed unreachable..
Ketika saya bertanya pada diri sendiri, akankah kami melihat
hari-hari bahagia itu kembali..
When I asked myself, would we
ever see those happy days..
Jam 4 sore seluruh pekerjaan selesai. Saya capek sekali dan
saya pastilah bau tidak karuan karena sejak bangun pagi belum mandi, saya
keringatan, badan saya penuh dengan cipratan cat.. tapi saya memandang rumah
kami dengan hati bahagia dan penuh syukur.
Work done at 4 pm. I was so damn
tired and I must be smell like hell because I haven’t taken a bath since I got
up in the morning, I was sweating, I had paint splattered all around my body..
but I stared at our house with a happy and grateful heart.
Rumah ini melambangkan perjalanan hidup kami; dia tetap
berdiri tegak bahkan setelah berkali-kali terkena panas, angin, hujan dan gempa
bumi. Beberapa bagian telah hancur dimakan rayap. Atapnya nyaris ambruk karena
kayu penopangnya menjadi lapuk oleh cuaca dan rayap. Catnya luntur. Selama
bertahun-tahun kondisinya terlantar dan penampilannya mengundang rasa kasihan,
malu atau ejekan.
The house represents our lives;
it stands tall under the hot sun, wind, rain and earthquake. Some parts are
rotten by termites. The roof was nearly fell down as the wood wore off by
weather and termites. The paints fell off its walls. For years it has been left
without any maintance and its appearance has made people felt pity, embarrassed
or mocked it.
Tapi dia tetap berdiri tegak.
But it still stands tall.
Dan hari-hari bahagia itu sudah datang..
And those happy days have come..
Sekalipun di masa depan saya akan berpergian ke banyak
tempat atau tinggal di tempat-tempat mentereng tapi saya akan lebih bahagia
ketika saya pulang ke rumah ini.
Eventhough in the future I will
make lots of traveling or stay in nice places but nothing makes me more happy
than when I am return home.
Sekalipun di masa depan saya akan mempunyai rumah lain tapi
rumah ini akan saya pertahankan karena dia menyimpan banyak kenangan dan akan
selalu mengingatkan saya tidak hanya pada orang tua saya tapi juga pada banyak
pengalaman berharga ketika Tuhan mendidik kami melalui berbagai hal.
Eventhough in the future I will
have another house but I will keep this house because it holds so many memories
and will always remind me not only to my parents but to so many valuable
experiences when God taught us through so many things.
Dan tentu saja saya akan memperbaiki rumah ini, membangunnya
lagi hingga dia akan menjadi lebih baru, kuat dan bagus.. bahkan lebih dari
sebelumnya. Menambahkan ruangan-ruangannya. Melebarkan dan meninggikannya.
And I will have this house
repaired, to have it re-built and makes it new, strong and nice.. more than it
was before. Adding more rooms to it. Make it wider and taller.
Dia telah dengan setia menaungi kami dalam masa-masa susah
dan kini hari-hari bahagia itu telah datang..
It has faithfully sheltered us
during hard times and now happy days have come..
No comments:
Post a Comment