Paint and
Brush; My House, My Palace.
Ini catatan dari ronde ketiga ngecat rumah. Yang pertama dan
kedua bisa di baca di postingan saya dengan judul di atas itu.
This
is the note on the house painting round three. The first and second can be found
on my previous posts, see the above titles.
Saya suka mengecat.. ya, ya, anda bukan orang pertama yang
menganggap aneh ada perempuan yang senang mengecat.. saya sudah menolong ayah
saya mengecat rumah kami sejak saya masih remaja.. saya lupa kapan tepatnya,
mungkin mulainya waktu umur saya antara 15-16 tahun.
I
just like it.. yes, yes, you are not the first person who finds it odd for a
girl to like that kind of work.. I have been helping my father painted our
house since I was a teenager.. I forgot when it started, maybe when I was 15-16 years old.
Jadi jam terbang saya sebagai tukang cat sudah lumayan
panjang tapi baru kali ini saya mengalami hal-hal yang belum pernah saya alami.
So
I have quite a long experience as house painter but I have never met any of
these before.
*
* * * * *
Tantangan #1: Pohon Jeruk
Challenge
#1: Lemon Tree
Di sudut kiri halaman rumah kami tumbuh pohon jeruk lemon
dan jeruk nipis. Buah dan daunnya berguna tapi saya baru menyadari kalau
posisinya merepotkan saya ketika akan mengecat tembok dibelakangnya.
There
are lemon trees grow at the left corner of our house front yard. The fruits and leaves are useful in cooking but I
have never realized their position would give quite a challenge when I wanted
to paint the wall behind them.
Dahan-dahannya penuh dengan duri yang besar dan tajam. Saya
terpaksa harus minta ayah saya untuk memangkas beberapa dahan.
The
branches are full with big and sharp thorn. I had to ask my father to cut few
branches.
Sudah dipotong pun masih juga ada beberapa dahan yang
posisinya di atas kepala saya yang durinya mencocok kepala saya atau punggung
saya.
Even
after the trimming there are few branches above my head which thorns still
could prick my head or my back.
“Ah Keke, kita kan cuma mau colek-colek dikit. Jarang kan
Keke datang ke dekat kita” kata si pohon jeruk.. (dalam khayalan saya semua
benda itu hidup.. hehe..)
“Now
Keke, we just want to pinch you a bit. It is not everyday you came near us”
said the lemon trees.. (in my imagination everything is alive.. hehe..)
*
* * * * *
Tantangan #2: Semut
Challenge
#2: Ants
Saya tahu ada banyak semut di halaman depan tapi kok ya
sepertinya dimana-mana semut melulu.
I knew there are ants in our yard but it seemed
like they were everywhere.
Mereka naik ke tangan saya, lengan, kaki, punggung, leher,
menempel di kuas.. eh, ngegigit pula!
They
crawled up to my hands, arms, feet, back, neck, got stuck on the paintbrush..
man, they bite me too!
Jadi sambil mengecat, saya menggoyangkan kaki atau berhenti
sebentar untuk menyentil jatuh semut yang merayapi kaki atau tangan dan entah
berapa kali saya berjingkrak-jingkrak ketika merasa gigitan semut di kaki.
So
while painting, I shook my legs or stopped for a while to snap an ant on my leg
or arm and I don’t know how many times I danced like crazy when an ant bite me.
Yang menyebalkan adalah kedua tangan saya berlepotan cat.
Bagaimana caranya mengusir semut kurang ajar yang menggigit saya kalau semut
itu berada di balik baju saya?
How
would I get rid that damn ant when my hands were full with paint splatter and
it was inside my clothes?
Sekali ayah saya melihat saya berjingkrakan tidak karuan dan
datang untuk menolong saya tapi dasar apes.., dia malah menginjak sarang semut.
Yah, adegan berikutnya adalah saya dan bokap sama-sama berjingkrak-jingkrak
karena diserang semut satu kelurahan.. hehe..
Once
my father saw me moved like crazy and he came to help me but it wasn't his lucky day.., he stepped on ant hill. Yep, the next thing happened is my father and I
danced like crazy when we were attacked by a legion of ants.. hehe..
Ayah saya menemukan cara untuk membalas dendam. Ketika dia
mengecat pilar pagar, ada beberapa semut yang sedang berjalan-jalan disana.. ya yang terjadi berikutnya adalah; semua semut itu berubah warna menjadi putih karena ayah saya
sedang mengecat tembok pilar dengan warna putih.. hehe.. dan kami berdua
tertawa geli membayangkan bagaimana reaksi para semut lainnya saat melihat
semut-semut ‘albino’ itu.
My
father found his way to have his revenge. When he was painting the pillar, he saw some ants crawling around there.. the next thing happened is they were all became white
because my father used white paint to paint the pillar.. hehe.. and we both had
quite a laugh thinking what would the other ants react when they saw those 'albino' ants.
*
* * * * *
Tantangan #3: Nyamuk
Challenge
#3: Mosquito
Gigitan semut bukan satu-satunya yang menghiasi lengan dan
kaki.
Ant
bite wasn’t the only one that could be found on my arms and legs.
Kebayang ga sih ngecat sambil bawa semprotan nyamuk?
Could
you imagine me painted the wall with one hand while having mosquito repellent
on the other hand?
*
* * * * *
Tantangan #4: Laba-Laba
Challenge
#4: Spider
Saya bukan seorang yang phobia laba-laba selama yang saya
temui adalah laba-laba berukuran kecil.
I
am not a spider phobia person, well, not to the small ones.
Tapi kalau yang ukurannya lebih besar dari biskuit oreo..
hiiiii!!!..
But
toward those which size is bigger than oreo biscuit.. eeeeeekkk!!!..
Ada seekor laba-laba berukuran agak besar yang membuat
sarang di pohon tapi siapa duga kalau dia rupanya ada di pohon jeruk dan
diam-diam dia turun lalu merayap di punggung saya.. untuk kemudian turun ke
lengan saya..
There
is a quite big spider nesting on the tree but I have never expected it to be in
the lemon tree and quietly crawled down to get to my back.. down to my arm..
Saya kira semut yang merayapi lengan saya. Biji mata saya
mungkin hampir melompat keluar ketika saya melirik lengan itu dan langsung
bertatapan dengan si laba-laba.
I
thought it was an ant crawling on my arm. My eyes were nearly popped out when I
glanced at that arm and found myself looking at the spider.
Yah, kontan saja saya langsung menandak-nandak dan lari
tunggang langgang.. masih dengan tangan kiri memegang kaleng cat dan tangan
kanan memegang kuas.. hehe.. untung saja cat di kaleng tidak tumpah.
Well,
I just jumped up and ran like hell.. still holding a can of paint on my left
hand and paintbrush on my right hand.. lol.. lucky I didn’t spill the paint.
“Yah si Keke.. cuma mau bilang selamat pagi.. eh, dia malah
kabur” mungkin begitu kata si laba-laba.
“Geez
Keke.. I just wanted to say good morning.. and she ran off” prpbably that what
the spider said.
Hehe..
*
* * * * *
Tantangan #5: Takut Ketinggian
Challenge
#5: Height Phobia
Mau ngecat pilar atau jendela yang posisinya tinggi tidak
akan bisa terjangkau kecuali naik ke atas tangga. Tapi karena saya takut
ketinggian akhirnya kursi jadi pilihan yang lebih baik dari pada tangga.
There is no other way to reach the top of pillar or window beside getting on the ladder. But since I have height phobia, chair was a better option than ladder.
Tapi karena tanahnya tidak rata, posisi kursi jadi miring
dan tidak seimbang.. haduh, saya sampai sempat memeluk pilar ketika kursi yang
saya naiki bergoyang.
But
since the ground is not flat, the chair couldn’t stand balancely..
good God, once I had to hug the pillar when the chair I was standing on shook
unsteadily.
“Gue dipeluk sama si Keke!” si pilar teriak “Mimpi apa gue
semalem? Setelah hampir 20 tahun jadi pilar rumahnya baru sekali ini dia peluk
gue”
“Keke
hugs me!” exclaimed the pillar “I didn’t even dream it last night. After nearly
20 years being her house pillar this is the first time she hugs me”
Hehehe.. mengkhayal lagi deh..
Hehehe..
just another imagination..
*
* * * * *
Tantangan #6: Ulat Bulu
Challenge
#6: Caterpillar
Ada satu jenis pohon yang sangat digemari oleh ulat bulu.
Jadi setiap kali saya atau ayah saya akan mengecat tembok di dekat pohon ini,
kami meneliti dulu daun-daunnya untuk memastikan tidak ada ulat bulu..
There
is one plant that caterpillar likes so much. So whenever my father or I was
going to paint the wall near this plant, we made sure there was no caterpillar
in the leaves..
Soalnya bulunya si ulat bikin gatal luar biasa kalau kena
kulit manusia.
Caterpillar
has soft, thin fur around its body that makes it so itchy if it gets to human
skin.
*
* * * * *
Masalahnya pagar saya terdiri dari bilah-bilah berukuran kecil jadi mengecatnya tentu harus satu-satu dan harus dilihat apa sudah rata serta jangan sampai ada yang terlewat.
The problem is my fence is made of small steel strip and so I had to paint them one by one, had to check if they have been painted thoroughly.
Kelihatannya mudah.. ho.. ho.. kenyataannya lama-lama bikin mata jadi juling..
Looks easy.. ho.. ho.. it would make your eyes spin..
* * * * * *
Tantangan #8: Gatal-Gatal
Challenge
#8: Itchy
Saya tidak tahu apa saya alergi pada debu tanaman atau
mungkin pada tanamannya atau serangga atau entah apa tapi yang jelas tangan,
lengan dan tumit atas gatal.
I
don’t know whether I am allergic to dust or maybe to plants, insect or whatever
but one thing for sure my hands, arms and knees are itchy.
Gatal-gatal itu menggila di hari Selasa malam (29/7), hari
kedua dan terakhir dari libur Lebaran. Saya sudah sulit tidur karena terlalu
capek (dua hari itu saya tidak hanya mengecat tapi juga membersihkan rumah
serta memandikan Doggie) dan seluruh badan pegal linu.. eh, masih ditambah
dengan gatal-gatal..
That
itch went wild on Tuesday night (July 29th) the second and last day
of Lebaran holiday. I couldn’t sleep because I was too exhausted (I didn’t
spend those days doing just house painting, I also did house cleaning and
bathed Doggie) and my entire body hurt.. the itch made me nearly up all night.
Jalan keluarnya? Saya minum obat paracetamol untuk menghilangkan
pegal linu dan untuk membuat saya bisa tidur.
Solution?
I took paracetamol tablet to get rid the muscle pain and to make me sleep.
*
* * * * *
Jadi begitulah pengalaman unik yang baru sekali ini saya
temui sewaktu mengecat tembok di halaman depan.
So
those are my unique experience when I was painting the wall in the front yard.
Kapok? Oh, tidak. Pengalaman membuat kita semakin pintar, betul kan?
Quit?
Oh, no. Experience makes us smarter, right?
Jadi kali berikutnya saya harus mengecat tembok di halaman
rumah.. saya akan pakai baju besi yang anti nyamuk, anti semut, anti laba-laba
dan anti ulat bulu.. hehe..