Akhirnya kalah
juga saya dengan tekanan darah rendah ini. Saya sudah coba akali dengan minum
vitamin, minum air jeruk, sarapan telor setengah matang, kopi dan madu, makan daging,
sayur, buah. Eh, boro-boro itu tensi bisa stabil di angka 110/100, yang ada
malah saya jadi gendut tapi tensi tetap gampang turun.
Yang bikin tensi tambah gampang anjlok adalah karena siklus haid saya mengalami perubahan drastis sejak bulan Agustus 2012. Dari yang biasanya sedikit dan hanya 2-3 hari menjadi sangat banyak dan berlangsung 2 minggu. Antara September-Oktober malah nyaris tidak berhenti. Saya sampai pergi ke dokter spesialis tapi hasilnya semua normal. Dokter menduga saya sedang mengalami perubahan hormon atau saya yang sedang stress.
Saya rasa memang
benar demikian.. dalam beberapa hal tubuh mengalami perubahan pada usia-usia
tertentu. Dan pada waktu sistem tubuh saya sedang mengalami perubahan, keadaan
psikis saya tidak berada dalam sikon baik sehingga hasilnya ya begitu itulah..
Ketika 2 tahun
lalu saya genap berusia 40, saya senang dan bersyukur karena menurut saya di
usia itu keadaan mentalitas dan emosi saya sudah lebih tenang, pengalaman hidup
juga sudah lumayan banyak dan itu membuat saya lebih mampu untuk menguasai diri
dan pengalaman juga membuat saya lebih bijak.
Tapi yang
terjadi selama 6 bulan terakhir ini adalah saya lebih banyak mengalami dan
merasakan kemarahan, kesedihan, kekecewaan dan kejengkelan yang membawa saya
pada depresi yang paling parah dari semua depresi yang pernah saya alami
sebelumnya.
Saya tidak
merencanakan dan juga tidak menginginkan semua hal ini untuk terjadi dalam
hidup dan diri saya. Mungkin ini adalah sesuatu yang memang harus saya temui
dalam perjalanan hidup saya. Mungkin ini adalah bagian dari proses pendewasaan.
Mungkin ini fase yang harus saya lewati. Mungkin semua ini mempersiapkan saya
untuk apa yang akan saya terima atau jalani di masa depan.
Ada banyak
‘mungkin’.. saya tidak tahu mana yang benar. Mungkin semuanya benar. Saya tidak
mau memikirkannya.
Bulan Desember
lalu, tiba-tiba saya kembali merasa seperti mau pingsan. Ini bukan yang pertama
kalinya dalam kurun waktu 5 bulan terakhir. Saya pun menyerah. Kembali ke
dokter.
Selama 3 minggu
ini setiap pagi saya harus menelan 3 macam obat; vitamin penambah darah, obat
penstabil tekanan darah dan obat penstabil hormon. Malam hari, obat penstabil
tekanan darah harus di minum lagi.
Lumayanlah setelah minum obat-obatan itu kondisi fisik saya jadi membaik. Emosi jadi lebih terkontrol. Pikiran pun otomatis lebih jernih.
Obat memang
diperlukan tapi yang paling penting adalah dukungan dari orang-orang terdekat;
Nyokap-bokap
(selalu memberikan dukungan, pengertian, kesabaran dan kasih sayang kepada
saya);
My best friend, Santi college, 1990 |
Sahabat saya
(yang tidak saya harapkan dukungannya karena dia sendiri juga berada dalam
sikon yang mendera mental. Tapi dia berdiri tegak di sisi saya dan berganti
peran menjadi orang yang memberi dukungan moril);
Dan yang
terakhir tentunya adalah Andre (yang sampai bela-belain datang di luar jadwal
karena setelah dia pulang ke negerinya pada bulan September tahun lalu, dia
berencana untuk datang lagi pada bulan Desember. Tapi setelah membaca hal-hal
yang saya tulis dalam blog ini, dia merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan
diri saya sehingga bulan November dia datang untuk mengecek apakah saya
baik-baik saja. Dan dia hadir tepat di saat kondisi saya sedang dalam keadaan
parah-parahnya, fisik dan mental. Namun dengan adanya dia di sisi saya, walau
cuma untuk 3 hari, tapi pengaruhnya luar biasa baik untuk psikis saya sehingga
mempercepat proses penyembuhan fisik dan mental saya).
Selain mereka
ini, masih ada murid-murid saya yang selalu mampu membuat saya melupakan
penderitaan fisik dan mental saya. Melihat bagaimana mereka mempercayai,
bergantung dan menyayangi saya dengan tulus membuat semangat hidup saya bangkit
kembali.
Sebelum
obat-obatan diberikan kepada saya, orang-orang tercinta itulah yang menopang
saya, yang menarik saya dan mendorong saya sehingga saya dapat tetap berdiri tegak
dan kembali berjalan dengan kepala tegak. Tanpa mereka, saya tahu saya akan
menyerah karena pada waktu itu saya tidak tahu bagaimana harus mengatasi
kondisi yang mengungkungi saya pada waktu itu.
Jadilah orang
yang dibutuhkan ketika seseorang lain sedang berada dalam keadaan lemah. Dan
janganlah menyerah bahkan ketika orang itu sudah menyerah.
Selama ini saya
menjadi seorang yang kokoh di sisi orang yang lemah. Tidak pernah mengira bahwa
sekali waktu dalam kehidupan, saya akan menjadi orang yang membutuhkan kekuatan
dari orang lain. Dan saya bersyukur ada orang-orang yang mengalirkan
kekuatannya kepada saya tepat di saat saya sedang sangat membutuhkannya.
_______________________________
Low blood pressure defeated me eventually. The vitamin, having
egg, coffee and honey for breakfast, eating healthy food didn’t work to keep it stable
at 110/100. It only makes me gained more weigh.
The reason my blood pressure went so low is my period is
changing in its amount and length of time. I usually had it for 2-3 days and it
was like for just a stain of blood. It changed drastically since August 2012. I
lost a lot of blood and it went on for 2 weeks. It was even like unstoppable
for 2 months in September-October 2012. The ginekologist I went to see couldn’t
find anything wrong and told me it was just the hormone or because I was having
stress.
I think that must be the cause. The system in human body
change or alter in certain period of age. When mine was having its change, it
happened at the time when I was having psychic issues.
You see, I was so happy and glad when I turned 40 about 2
years ago. I considered 40 as the age when I have had my emotion stable and
long life experience given me ability to have better self control and of course
also given me more wisdom.
But the past 6 months has given me nothing but more anger,
pain, disappointment and discontentment that led me to the worst depression I
have ever had.
I never planned to have any of it and I certainly didn’t
want it to happen to me. But maybe it was the phase in my life that I had to go
through. Maybe it was part of the process to make me more mature. Maybe it
prepared me for whatever that lay a head of me.
I don’t know. There are lots of maybes. I can’t be sure
which is the right answer.
Last December I had it again when I nearly fainted. It was
not the first time in the past 5 months. It left me with no option than to see
the doctor again.
The pills prescribed to me are working. I have been taking 3
pills for nearly 3 weeks now. They are pills for my blood pressure and another
to stabilize my hormone. 3 pills in the morning and a pill in the evening.
I am doing much better physically after taking those pills.
I have clearer mind as well so yeah, I am grateful for the medicine.
But most important thing is to have the support from closest
people;
Santi & her family, Dec 2012 Our friendship remains stronger |
A best friend whose support was least expected because of
her own domestic challenging situation but she was and is there for me. She
stands firmly by my side and has been pumping up my spirit.
And surely Andre has his contribution. He came to see me in
November though when he left in September we both expected to see each other
again after Christmas. But he came. He read my blog and thought something was
wrong so he decided to check up on me. He only stayed for 3 days but he helped
me recovered faster than I thought.
Beside them, I have got also my students whom could ease up
the pain I was having at that time. Seeing them trust me, depend on me and love
me could make me forgot my problems.
Before the medicine was given to me, those people were the
ones who supported me so I wouldn’t fall, they pulled me up when I fell and
forced me to keep on walking my head up high. I wouldn’t know what to do if I
didn’t have them because I really didn’t know how to deal with my situation at
that time.
So be the person needed in desperate time. When someone was
ready to give up, don’t let him/her give up.
No comments:
Post a Comment