Waktu / Time

Lumayanlah bagian pinggang dan kaki kiri yang selama 4 hari terakhir ini terasa kaku, ngilu serta sakit berangsur membaik.

Perubahannya mulai terasa setelah kemarin malam bagian yang sakit itu di sorot dengan lampu UV yang di beli oleh orang tua saya sekitar tahun 1980an.

Lampu sorot yang sinarnya berwarna merah itu di rancang untuk menyerupai panasnya sinar matahari sehingga cocok untuk mengobati sakit karena rematik atau keseleo. Efek samping dalam bentuk bahaya radiasi UV tentu tetap ada sehingga menurut aturannya tidak boleh di pakai lebih dari setengah jam dan sebaiknya hanya sekali sehari.

Saya sengaja menyorotnya sebelum tidur malam supaya panasnya tetap tersimpan sepanjang malam.Rasanya memang nyaman sekali karena panas itu seperti menembus sampai ke tulang.Panas itu rasanya seperti memijat dari dalam.

Cuaca yang ekstrim belakangan ini menjadi penyebab utama sendi, otot pinggang serta kaki kiri menjadi kaku dan ngilu.Bagaimana tidak?Hujan dan panas terik silih berganti tidak lagi mengikuti aturan main.

Menurut penjelasan akal logika saya, kondisi otot dan persendian yang ngadat itu mungkin disebabkan karena saat udara panas terik, saya banjir keringat dan dalam keadaan pakaian basah tiba-tiba cuaca berubah menjadi sejuk dan bahkan dingin karena hujan. Jadi saya berkeliaran dalam cuaca seperti itu, belum lagi kalau harus pula menerjang angin dan hujan, dengan pakaian yang masih basah oleh keringat.

Atau sebaliknya, badan masih basah oleh hujan atau lembab karena dingin tiba-tiba di hajar dengan panas terik.

Baru setelah di sorot dengan lampu UV ini terasa sekali ada kemajuan yang sangat pesat dalam penyembuhannya.

Syukur syukur banget deh. Tidak bisa di ceritakan bagaimana tidak nyamannya saya beraktivitas dengan kondisi otot dan persendian pinggang serta  kaki kiri yang kaku dan menimbulkan rasa ngilu serta pegal saat berjalan, berdiri, duduk, berjongkok, membungkuk bahkan berbaring pun tetap tidak enak. 

Jadi hari Senin (9/5) ini saya masuk sekolah dengan hati yang sedikit ringan.Lebih bersyukur juga saya karena anak-anak tidak terlalu menimbulkan ulah macam-macam yang merepotkan atau memusingkan saya.

Saya memberi mereka 3 tugas.Rata-rata selalu 3 tugas yang bisa mereka kerjakan dalam waktu 40 menit sampai 1 jam.

Kecepatan seorang anak mengerjakan tugas yang diberikan di pengaruhi oleh beberapa faktor.Semakin mampu anak itu mengerti dan mengingat petunjuk untuk mengerjakan suatu tugas di tambah dengan kemampuannya untuk berkonsentrasi maka hal itu mendukung semakin cepat dia bisa menyelesaikan tugas tsb.

Tapi dari 16 anak di kelas saya, anak-anak seperti itu jumlahnya tidak ada setengahnya deh.

Lebih dari setengahnya lagi memerlukan dorongan. Bisa dalam bentuk kata-kata semangat, pemberian insentif dalam bentuk janji bahwa setelah semua tugas selesai maka mereka bisa bermain atau sedikit ‘cambukan’ dalam artian saya harus rajin berkicau mengingatkan bahwa yang bengang-bengong, bercanda atau mengobrol akan selesai terlambat. Bagi yang terlambat tidak boleh makan, tidak boleh main dan bahkan tidak boleh pulang sebelum semua tugas diselesaikan.

Terserahlah bagaimana anda menilainya tapi saya mendidik mereka untuk bisa disiplin dan saya tegas serta konsekuen dengan ucapan saya. Dari semua yang saya pelajari bisa saya simpulkan bahwa disiplin justru harus ditanamkan sedini mungkin.

Ibu saya termasuk orang yang galak dalam hal disiplin. Beliau menunjukkan dan membantu saya untuk selalu menyiapkan pakaian serta benda-benda lain yang akan saya pakai atau bawa untuk esok harinya di malam hari sebelum saya tidur supaya besok pagi resiko ada yang lupa bisa dihindari & yang pasti tidak perlu membuang waktu lagi untuk repot menemukan dan menyiapkan semuanya itu.

Ini suatu hal yang ditanamkan sedini mungkin oleh ibu saya sehingga tertanam dalam diri saya sampai hal itu menjadi suatu kebiasaan.

Awalnya jelas perlu perjuangan.Ada omelan. Teguran. Sanksi. Cemberut dan air mata. Tapi hasil perjuangan ibu saya tidak sia-sia kan?

Hal itulah yang saya lakukan kepada anak didik saya di sekolah dan saya harap saja orang tua mereka juga sama tegas serta konsistennya dengan guru anak-anak mereka di sekolah.

Hari ini di kelas, anak-anak itu menebalkan lingkaran

menggunting gambar kue ultah berlilin 5 dan 6 yang harus di tempel mengikuti polanya 

serta memilih mana perbuatan yang baik pada 2 gambar anak yang menangis karena bonekanya rusak serta merengek minta dibelikan yang baru dengan anak yang bisa di bujuk setelah bonekanya dibetulkan.

Jam istirahat…

“Siapa mau beli majalah Tiko?” tanya saya pada anak-anak itu yang serta merta dengan penuh semangat berlari menghampiri saya.

Majalah ini sebetulnya di drop ke sekolah sebulan sekali tapi entah mengapa edisi 10 yang membahas tentang Alam Semesta baru datang hari ini padahal tema Alam Semesta sudah selesai sejak hari Sabtu lalu.

Wah, ada yang kecewa karena tidak kebagian.Habis, ‘keputusan dewan juri’ (hehe, tahu dong siapa yang saya maksud) mengatakan kelas saya hanya kebagian jatah 10 majalah. Maaf ya, buat 6 anak yang juga ingin tapi kehabisan jatah. Soalnya ini berlaku siapa cepat dia dapat sih.Bahkan Stevany, Michelle dan Kim sampai pakai acara booking ke saya karena takut kehabisan.Hehe.

Waktu memang berperan penting dalam banyak hal.
__________________________________________________________________
 

This UV ray light helps healing my stiff muscles and joints on my left hip & leg that have been torchuring me in the past 4 days. My parents bought it in the 1980s. Glad they did. This ray light gives hot ray that feels as it gets into the bone & massaged it.

I had my legs & hip lighted with it before I went to bed at night so they would keep the warmness in the muscles all through the night. I only use it once a day because it’s an UV ray light and it’s not suggested to be used longer than 30 minutes or more than once a day.

This changing weather from sunny to raining is what made my muscles became stiff. The cold got and stayed in the muscles. The UV ray light warms it. Feels so good and I’m so glad I’m no longer being slowed down by the pain in the muscles and joint. I can do my activitiy as normal as before.

So this Monday (May 9^th) I was light hearted. The kids didn’t give me too much trouble as well.

I gave the kids 3 tasks. It usually 3 tasks for 40 minutes to an hour. Their ability to complete all the task is depend on their logical and concentrating abilities. Less than half of the kids in my class have those abilities.

So the rest need constant encouragement. Words and pat in the back are my methods. Well, sometimes they need a warning if I see them waste too much time by talking or joking with one another or day dreaming.

I tell them if they haven’t done their task by snack time or recess time then I don’t allow them to join the others as they have to complete all their task. Even if it means they have to stay in class while the others play on the ground.

You may say I’m too stern but it’s about disciplining my students. The process can be tough but if you keep your persistence and being consistent with your own words, you will bear sweet fruits. That is what my mother got at the end when she finally made me form a habit to always prepare every thing I will bring to school or work the next day before I go to bed the previous night. It makes me don’t have to waste time in the morning to prepare or frantically look for those things and also prevent the risk of forget to bring them.

There were arguments, tantrums, tears and time outs (punishment) in the process but eventually my mother succeeded instilling that good habit in me.

It is what I’m doing to my students. Instill in them discipline and good habits. I just hope and pray their parents can be as persistent and consistent when they’re instill in their kids discipline and good habits.

In class the kids draw the circle.

Cut & glue the cake with 5 and 6 candles following the pattern.

They drew line to the picture of a girl who stop crying after her doll is fixed by her mother and not asking to be bought a new one.

At snack time..

“I’ve got the new edition of Tico magazine” I waved the children magazine “Who wants to buy this?”

Under headmaster’s decision the magazine salesman supplied only 10 copies for my class despite there are 16 kids. So there are 6 kids didn’t get the magazine. Some of the kids have even booked for it because they don’t want to miss it.

Time does play huge parts on everything.