Pelangi pelangi, alangkah indahmu
Merah kuning hijau dilangit yang biru
Pelukismu agung, siapa gerangan?
Pelangi pelangi, ciptaan Tuhan
Saya senang memperhatikan orang-orang disekitar saya. Mengamati mereka. Mengingat perbuatan mereka. Semua itu bisa membuat saya tersenyum manis atau tersenyum pahit.
Sebagai guru, saya kerap memperhatikan murid-murid saya. Dan saya tidak pernah berhenti mengagumi karya Tuhan karena mereka adalah bukti bagaimana ajaibnya Tuhan menciptakan manusia. Dari satu titik yang demikian kecil menjadi mahluk hidup!
Saya mengagumi kemampuan yang Tuhan anugerahkan kepada manusia untuk berpikir, mengingat dan berkarya. Hal ini tampak sangat nyata pada diri anak-anak. Mereka bertumbuh dari bayi yang tidak bisa apa-apa sampai menjadi kanak-kanak yang bisa berjalan, berlari, menari, berenang, membaca, berhitung, mewarnai sampai menguasai bahasa asing maupun bahasa daerah.
Saya adalah seorang guru selama 7 tahun terakhir ini. Menjadi guru bukanlah hal yang mudah. Tapi setiap kali saya merasakan kelelahan fisik maupun mental maka setiap kali itu pula terpandanglah oleh saya anak-anak itu dan mereka bagaikan pelangi yang muncul dilangit setelah turun hujan. Demikian indah membentang, bercerita tentang keajaiban, kebaikan dan besarnya cinta kasih Tuhan.
Segala keletihan fisik dan batin pun terlupakan, terhibur dengan kehadiran pelangi-pelangi kecil disekeliling saya.
Kemudian saya berhenti bekerja dari taman kanak-kanak itu dan saya segera menyadari saya kehilangan pelangi yang selalu menghiasi hari-hari saya.
Maksud saya, pernahkah kita memperhatikan orang dewasa dan dapat mengagumi karya Tuhan dalam diri mereka sama seperti pada waktu kita memperhatikan anak-anak?
Ya, mungkin saja bisa bila orang dewasa itu mengalami suatu keajaiban dalam kehidupan mereka seperti sembuh dari penyakit, selamat dari kejadian yang mengancam nyawa atau terlepas dari ketergantungan pada obat bius.
Hanya pada peristiwa-peristiwa semacam itu saja kita baru bisa melihat bagaimana besarnya karya Tuhan dalam diri mereka.
Tapi bisakah kita memperhatikan seorang dewasa dan mengagumi bagaimana luar biasa karya Tuhan dalam diri mereka bila tidak terjadi peristiwa ajaib apa pun dalam diri atau hidup mereka?
Biasanya sih, pada waktu kita melihat seseorang, kita akan berpikir tentang apa yang menempel pada tubuhnya, bagaimana fisiknya, nilai material yang ada pada dirinya atau pencapaian atau kegagalannya serta tentunya bagaimana dia memperlakukan atau menilai diri kita.
Tapi juga bukan berarti semua orang dewasa tidak mencerminkan keindahan karya Tuhan.
Jangan salah mengerti. Saya hanya mengatakan bahwa pada waktu saya memandang seorang kanak-kanak, saya bagaikan melihat pelangi yang demikian indah dan mengagumkan yang bercerita tentang keagungan karya Tuhan. Dan saya tidak mendapat kesan yang sama pada waktu saya memandang seorang dewasa.
Tanggal 1 Juli ini akan genap setahun saya bekerja di gereja dan belum lama ini saja saya menyadari bahwa saya dapat menatap seorang dewasa dan mengagumi karya Tuhan dalam dirinya walau tentu dalam bentuk yang berbeda dengan pada waktu saya menatap anak-anak.
Lalu apakah yang membuat saya bisa melihat karya dan kehadiran Tuhan dalam diri seorang dewasa?
Saya menemukan kerendahan-hati dalam diri beberapa orang dewasa yang ada ditempat ini. Mereka mempunyai berbagai hal yang bisa membuat mereka meninggikan diri tapi itu tidak mereka lakukan karena mereka menyadari bahwa semua yang ada pada diri mereka datang dari Tuhan dan itu bukan untuk membuat mereka menjadi lebih tinggi dari orang lain. Mereka tetap membumi, merunduk bagai bulir padi yang bernas, semakin penuh berisi, semakin merunduk.
Ditempat ini pula saya menemukan kasih dalam diri beberapa orang dewasa. Kita boleh mempunyai segalanya, berhasil dalam hidup dan berotak pintar tapi kalau dalam diri kita tidak ada rasa kasih kepada orang lain maka kita melakukan segala sesuatunya atas dasar ambisi, ego dan demi perhitungan untung rugi.
Saya melihat mereka. Mengamati mereka. Memperhatikan. Mereka adalah orang-orang yang tanpa saya sadari telah menjadi panutan saya karena melalui mereka, Tuhan mengajari saya tentang banyak sekali hal yang baik. Dan melalui segala hal itulah saya melihat keajaiban karya Tuhan dalam diri mereka.
Dan saya menemukan kembali pelangi itu.
Walau dalam bentuk yang berbeda tapi sama indahnya dan sama-sama bercerita tentang “Pelukismu agung, siapa gerangan? Pelangi, pelangi, ciptaan Tuhan”
_______________________________________________________
There’s an Indonesian children song with the title ‘Rainbow’. Below is my translantion of the song;
Rainbow oh rainbow, how beautiful you are
Red, yellow and green, in the blue sky
Great is your painter, can you tell who that is?
Rainbow oh rainbow, God is your creator
I like watching people. Studying them. Recalling the things they did and do bring happy and bitter smiles to my face.
As a teacher, I watch and study my students. And everytime I do that I can never stop adoring and amazed of God’s creation on them. The magnificent work of God that makes a very tiny dot turn into a living human.
I admire how God makes human with the ability to grow, learn and develop. How He equips human with memory and the ability to think. All of this is reflected clearly on children. From powerless babies, they grow into toddlers who can walk, run, dance, swim, read, do math, coloring and can even speak foreign language(s).
I’ve been a teacher in the past 7 years. I can tell you that it is not easy to be a teacher. But everytime I felt exhausted, physically and mentally, I saw my students and they were like rainbow that appears in the sky after the rain. Stretched beautifully, bore testimonial of the greatness of its Creator, of His love and kindness upon us all.
It cast away all of the exhaustment I felt because those little rainbows around me took it away and replace it with gladness.
But then I resigned from that kindergarten where I worked for 6 years. And I soon discovered that I had to live without those little rainbows.
I mean, can you look at adults and able to see the amazing work of God on them just as when you look at children?
Well, you probably could if the adult had amazing experience of how God healed him / her from terminal illness or being saved from life threatened accident or being fred from any kind of addiction.
Only through those kind of catasthrope do we able to see God’s greatness in adults. But do we able to see it when someone’s life doesn’t bear witness to God’s greatness?
Usually, when we see an adult, we think about what the person wears, what’s in the physical appearance, the material values in him / her, the achievement or failures he / she has got and how that person treats or values us.
It does not mean that all adult do not reflect God’s greatness.
Don’t give me wrong. All I’m trying to say is when I see the children, it is like seeing beautiful rainbow that bears witness to the greatness of God and I don’t get same impression when I see adults.
First of July will mark my first year working in this church and I just recently discovered that I actually can find God’s greatness in adults though in different form with the one I discovered in children.
So what makes me finally able to see it?
I see humbleness in the people in this church. They have all the reason to treat people like doormat but they don’t do that because they understand that everything they have in possession or have achieved are God’s blessings so they find no reason to degrading other people. They keep themselves humble, down to earth and low profile.
And in this same place I find people who have love and compassion in their heart. We migh have it all, had many achievements and probably have genius brain but if we don’t have love and compassion for others, we would be driving only by our ambition, egos and only seek what benefit us.
I see these people. I study them. I take a good look at them because God has given me many good lesson through them. And through all those things I discovered God’s greatness.
I know I’ve found my lost rainbow.
No comments:
Post a Comment