4 hari ngapain saja? Karena betul-betul ingin memulihkan tenaga semaksimal mungkin saya memilih tidak kemana-mana selama 4 hari terhitung dari mulai Senin (27/6) sampai Kamis (30/6). Kalau pun pergi paling jauh cuma ke warnet di kompleks tempat saya tinggal.
Tapi mau di kata libur pun sebetulnya tidak membuat saya leyeh-leyeh saja di rumah. Pekerjaan yang tertunda dan terbengkalai selama beberapa minggu karena kesibukan mengajar dan mempersiapkan anak-anak untuk acara perpisahan pada hari Sabtu (25/6) lalu saya kebut supaya selama 4 hari ini bisa selesai.
Selain sibuk dengan urusan mencuci baju, mengepel, mengganti seprei, membersihkan kamar mandi dan jendela, saya juga tertarik untuk memperhatikan ayah saya memasak. Sayangnya tidak setiap hari papa masak karena dari dulu kami membiasakan diri untuk membuat masakan yang bisa bertahan selama 3-4 hari misalnya ayam goreng, semur, empal, rendang atau sayuran seperti sop dan sayur asem dengan pertimbangan menghemat tenaga, waktu, uang dan gas. Untungnya kami tipe orang yang fleksibel. Tidak menuntut harus tersedia rupa-rupa makanan atau harus selalu yang baru di masak. Yang penting ada makanan. Kami makan dengan hati bersyukur.
Nah, hari Selasa (28/6) papa masak mie goreng dan bersyukurlah karena ada kamera digital yang memudahkan saya untuk memotret.
Bahan-bahannya sendiri sederhana. 4 siung bawang merah, 7 siung bawang putih, 2 batang daun bawang, 5 potong sawi, ½ bagian kol, daging ayam tanpa tulang.
Tulang ayamnya di rebus dengan air dijadikan kaldu. Tidak perlu MSG. Air kaldu sudah cukup gurih.
Bisa ditambahi bakso kalau mau. Semua bahan di atas tadi di potong dan dirajang kecil.
Garam, lada, mentega dan kecap tentunya jangan ketinggalan. Banyaknya sesuai selera. Serta minyak untuk menggoreng.
Prosesnya merebus mie kering dulu selama 2-3 menit atau disesuaikan dengan keadaan mie. Karena ada mie kering yang cepat lunak dan ada yang tidak. Jadi jangan terlalu terpaku pada waktu yang saya tulis. Nanti mie malah jadi terlalu lodoh / lembek atau masih keras.
Mie yang sudah di rebus, di angkat, tiriskan dan campur dengan sedikit mentega supaya mie jadi lemas, tidak mudah putus & rasanya lebih legit. Sisihkan dulu.
Goreng 2 butir telor. Aduk.
Masukkan daging ayam.
Tambahkan garam dan lada. Lalu kecap. Trus kaldu ayam. Aduk. Biarkan mendidih sampai daging ayam matang.
I've got 4 days off (from Monday, 27th to Thursday 30th) before I start my new job. Not bad though I was hoping June has 31 days instead of 30 days so I could have 5 days off.
But 4 days were not too bad. I spent the days cleaned the house. I couldn't do that because I was so busy with work.
In between house cleaning I was able to refresh my cooking memory by watching my father cooked fried noodle. I've learned how to cook this meal before but now I can record it with my camera. Oh, so thank God for this digital camera. Lol.
My father is the chef cook at home. I learn how to cook from him. It's not everyday that he cooks. He prefers to cook meals that can last for 3-4 days such as fried chicken, chicken stew, soup, etc. Well, we didn't complain. The most important thing is we always have food on the table. We eat with grateful heart.
Anyway, the ingredients for fried noodle are simple. 4 shallots, 7 onions, some mustard greens, cabbage and chicken fillet. All cut in small size.
Boiled chicken bones and you'll get fresh chicken stock. You don't need any MSG because chicken stock already can replace it.
Salt, pepper, butter, ketchup and cooking oil.
Boil the noodle first. It needs about 2-3 minutes to boil it. But don't make it as a fixed boiling time. You have to see the noodle to know if it's boiled long enough. Add some butter. Put it away. Fried 2 eggs. Put the chicken in. Salt and pepper next. Ketchup. Chicken stock joins in. Let it cook for 2-3 minutes.
Put in the veggies. Mix everything well. The noodle joins them the last!
I think my father's fried noodle is the best. It is just exactly to my taste.
No comments:
Post a Comment