Katanya hubungan seorang ayah dengan anak perempuannya akan mempengaruhi banyak hal dalam pribadi dan hidup si anak.
It is said the relationship between a father with his daughter will bring many affect in the daughter's personality and live.
Saya tidak akan cuap-cuap mengenai hal ini ditinjau dari ilmu psikologi atau menurut pendapat para ahli, saya hanya akan menceritakan tentang ayah saya dan apa arti dirinya buat saya.
I am not going to lecture you about this using psychology theory or using experts' opionion, I am just going to tell you about my father and how he meant to me.
Saya ingin berkeluarga
I want to have my own family
Ayah saya menjalani masa kanak-kanak yang terhitung bahagia bersama orang tua, kakak dan empat orang adik.
My father had a considerably happy childhood with his parents, a brother and four younger siblings.
Dunianya berubah total ketika orang tuanya berpisah.
His world totally changed when his parents splitted.
Pengalaman itu demikian membekasnya hingga membuat ayah saya ogah berkeluarga. Pacarnya banyak tapi tidak seorang pun dari perempuan yang pernah dipacarinya bisa menyeretnya sampai ke pelaminan.
That experienced deeply affected him that he didn't want to get settled. He had many girlfriends but none of them ever succeed to get him to the altar.
Lalu bertemulah dia dengan almarhum ibu saya. Ayah saya yang pernah bersumpah tidak mau menikah itu berubah pikiran. Dia ingin menikah. Dia ingin berkeluarga.
So he then met my late mother. My father who once vowed he would never get married changed his mind. He wanted to settle down. He wanted to have his own family.
Kamu anakku
You are my child
Saya adalah anak pertamanya.
I am his first child.
Bahagianya luar biasa ketika saya lahir. Ayah saya yang terlahir sebagai seorang family man segera menjadi terampil mengurusi saya.
He was so happy when I was born. My father who has this instinct of becoming a family man soon became handy in taking care of me.
Demen anak itu beda sama punya anak.
Having a fond for children is not the same with having children.
Demen sama anak cuma ibarat ngupas kulit aja. Demen sama anak berarti hanya punya waktu interaksi yang singkat dengan anak. Demen sama anak bukan berarti mau dan siap menghadapi anak itu ketika dia sedang uring-uringan, sakit, marah atau menjadi seseorang yang jauh dari harapan, keinginan serta rencana ideal kita.
Having a fond for children is like peeling a skin. It means to have limited interaction time with a child. It doesn't mean willing and ready to deal with the child when he/she is having tantrum, get ill, get upset or become a person who doesn't fit our ideal hope, wish and plan.
Ada banyak lelaki mengatakan ingin punya anak. Dia membuahi perempuan hingga perempuan itu mengandung lalu melahirkan anak. Senanglah lelaki itu. Sekarang dia punya anak, punya keturunan. Tapi ya sudah, segitu aja. Anak itu urusan si perempuan yang harus mengurus, membesarkan, mendidik dan membimbingnya. Kalau anak itu bertingkah, itu salah si perempuan. Kalau si anak gagal menjadi seperti yang diharapkan, diinginkan dan direncanakan oleh lelaki itu maka semua adalah tanggung jawab si perempuan.
There are many men said they wanted to have children. A man planted his seed on a woman, made her pregnant and bore him a child. The man is happy. He now has a child, an offspring. But that's it. The child is the woman's business to take care, raise, educate and guide him/her. If the child makes trouble, it is the woman's fault. If the child fails to become as hoped, expected and planned by the man then it is the woman's responsibility.
Saya kenal seorang lelaki yang memperlakukan istrinya seperti keset and sand sack. Sekian tahun diperlakukan demikian akhirnya tidak tahan juga perempuan itu. Pada suatu hari dia minggat dengan membawa anak-anak mereka. Perempuan itu kemudian bertemu dengan lelaki lain yang mau menerima dan menyayanginya serta anak-anaknya. Bersama-sama mereka membangun keluarga yang baru.
I knew a man who treated his wife like a doormat and sand sack. After years being treated like that the woman couldn't stand it anymore. One day she took off, she brought their children with her. The woman later met another man who willing to accept and love her and her children. Together they raised a new family.
Waktu terus berjalan dan lelaki yang memperlakukannya bagai keset dan sand sack itu kemudian kehilangan hartanya. Hilanglah kebanggaan dan kegagahannya. Dia mencoba menghubungi dan menemui anak-anaknya tapi mereka tidak mau menemuinya.
Time flew and the man who treated her like doormat and sand sack lost his money. Along with it, his pride and throne. He tried to contact and meet his children but they refused to see him.
Lelaki bangsat ini mencaci maki mantan istrinya. Mengata-ngatainya sebagai perempuan jalang yang membuat anak-anak mereka tidak mau mengenalnya lagi. Lelaki ini bahkan ikut memaki anak-anaknya, menyebut mereka anak-anak durhaka.
This asshole cursed his ex-wife. Calling her a bitch that made their children don't want to know him anymore. He even scolded his children, calling them ungrateful children.
Padahal dia-lah yang jahanam. Butakah dia sampai tidak bisa melihat bahwa semua ini adalah hasil perbuatannya sendiri. Apa dia pikir dia bisa memperlakukan manusia disekitarnya semaunya dan kemudian menuntut mereka harus tetap baik, tunduk, hormat dan menyayanginya?
The jerk is he himself. Is he so blind that he can't see that everything is the result of his own doing? Does he think he can treat people around him as he pleases and then demand them to remain kind, obey, respect and love him?
Siapa saja bisa memiliki anak.
Anyone can have children.
Tapi memiliki anak lebih dari sekedar mengatakan 'aku punya anak', lebih dari membanggakan diri bahwa 'aku punya keturunan' dan jelas lebih dalam dari pernyataan 'aku suka anak'.
Having a child means more than saying 'I have a child', more than prided one self that 'I have an offspring' and definitely more deeper than making a 'I love children' statement.
Memiliki anak berarti hidupnya adalah hidupmu, nyawanya adalah nyawamu, jatuh bangunnya adalah jatuh bangunmu, kebahagiaan dan kesedihannya adalah kebahagiaan dan kesedihanmu.
Having a child means the child's life is your life, his/her soul is your soul, his/her failure and success are your failure and success, his/her happiness and sadness are your happiness and sadness.
Anak adalah milik dan tanggung jawabmu dan pasanganmu.
A child is your and your partner's ownership and responsibility.
Saya adalah anak ayah saya
I am my father's child
Sewaktu saya masih dalam kandungan almarhum ibu saya, beredarlah isu bahwa saya bukan anak ayah saya.
When I was in my mother's womb, there was a rumor saying I was not my father's child.
Lalu lahirlah saya dan saya bagaikan kembaran ayah saya dari rambut sampai ke jari-jari kaki.
So I was born and I am my father's twin from head to toe.
Bukan cuma fisik saja yang mirip. Sifat, kepribadian, minat dan hobi pun banyak yang mirip.
It is not just physical. Characters, personality, interest and even hobbies have many similarities.
Kesamaan-kesamaan itulah yang bikin kami bisa lebih bisa saling mengerti, menerima dan kompak.
Those similarities are what make us understand each other better, can take one another and getting along well.
Jadilah seorang papa
Be a papa
Ada banyak ayah di dunia ini tapi sedikit papa.
There are many fathers in this world but only few papa.
Ini bukan tentang panggilan kepada laki-laki yang telah memiliki anak.
This is not about how we called a man with child.
Setiap laki-laki bisa menjadi ayah tapi sedikit yang bisa menjadi papa.
Every man can be a father but few can be a papa.
It is said the relationship between a father with his daughter will bring many affect in the daughter's personality and live.
Saya tidak akan cuap-cuap mengenai hal ini ditinjau dari ilmu psikologi atau menurut pendapat para ahli, saya hanya akan menceritakan tentang ayah saya dan apa arti dirinya buat saya.
I am not going to lecture you about this using psychology theory or using experts' opionion, I am just going to tell you about my father and how he meant to me.
* * * * *
Saya ingin berkeluarga
I want to have my own family
Ayah saya menjalani masa kanak-kanak yang terhitung bahagia bersama orang tua, kakak dan empat orang adik.
My father had a considerably happy childhood with his parents, a brother and four younger siblings.
Dunianya berubah total ketika orang tuanya berpisah.
His world totally changed when his parents splitted.
Pengalaman itu demikian membekasnya hingga membuat ayah saya ogah berkeluarga. Pacarnya banyak tapi tidak seorang pun dari perempuan yang pernah dipacarinya bisa menyeretnya sampai ke pelaminan.
That experienced deeply affected him that he didn't want to get settled. He had many girlfriends but none of them ever succeed to get him to the altar.
Lalu bertemulah dia dengan almarhum ibu saya. Ayah saya yang pernah bersumpah tidak mau menikah itu berubah pikiran. Dia ingin menikah. Dia ingin berkeluarga.
So he then met my late mother. My father who once vowed he would never get married changed his mind. He wanted to settle down. He wanted to have his own family.
* * * * *
Kamu anakku
You are my child
Saya adalah anak pertamanya.
I am his first child.
Bahagianya luar biasa ketika saya lahir. Ayah saya yang terlahir sebagai seorang family man segera menjadi terampil mengurusi saya.
He was so happy when I was born. My father who has this instinct of becoming a family man soon became handy in taking care of me.
Demen anak itu beda sama punya anak.
Having a fond for children is not the same with having children.
Demen sama anak cuma ibarat ngupas kulit aja. Demen sama anak berarti hanya punya waktu interaksi yang singkat dengan anak. Demen sama anak bukan berarti mau dan siap menghadapi anak itu ketika dia sedang uring-uringan, sakit, marah atau menjadi seseorang yang jauh dari harapan, keinginan serta rencana ideal kita.
Having a fond for children is like peeling a skin. It means to have limited interaction time with a child. It doesn't mean willing and ready to deal with the child when he/she is having tantrum, get ill, get upset or become a person who doesn't fit our ideal hope, wish and plan.
Ada banyak lelaki mengatakan ingin punya anak. Dia membuahi perempuan hingga perempuan itu mengandung lalu melahirkan anak. Senanglah lelaki itu. Sekarang dia punya anak, punya keturunan. Tapi ya sudah, segitu aja. Anak itu urusan si perempuan yang harus mengurus, membesarkan, mendidik dan membimbingnya. Kalau anak itu bertingkah, itu salah si perempuan. Kalau si anak gagal menjadi seperti yang diharapkan, diinginkan dan direncanakan oleh lelaki itu maka semua adalah tanggung jawab si perempuan.
There are many men said they wanted to have children. A man planted his seed on a woman, made her pregnant and bore him a child. The man is happy. He now has a child, an offspring. But that's it. The child is the woman's business to take care, raise, educate and guide him/her. If the child makes trouble, it is the woman's fault. If the child fails to become as hoped, expected and planned by the man then it is the woman's responsibility.
Saya kenal seorang lelaki yang memperlakukan istrinya seperti keset and sand sack. Sekian tahun diperlakukan demikian akhirnya tidak tahan juga perempuan itu. Pada suatu hari dia minggat dengan membawa anak-anak mereka. Perempuan itu kemudian bertemu dengan lelaki lain yang mau menerima dan menyayanginya serta anak-anaknya. Bersama-sama mereka membangun keluarga yang baru.
I knew a man who treated his wife like a doormat and sand sack. After years being treated like that the woman couldn't stand it anymore. One day she took off, she brought their children with her. The woman later met another man who willing to accept and love her and her children. Together they raised a new family.
Waktu terus berjalan dan lelaki yang memperlakukannya bagai keset dan sand sack itu kemudian kehilangan hartanya. Hilanglah kebanggaan dan kegagahannya. Dia mencoba menghubungi dan menemui anak-anaknya tapi mereka tidak mau menemuinya.
Time flew and the man who treated her like doormat and sand sack lost his money. Along with it, his pride and throne. He tried to contact and meet his children but they refused to see him.
Lelaki bangsat ini mencaci maki mantan istrinya. Mengata-ngatainya sebagai perempuan jalang yang membuat anak-anak mereka tidak mau mengenalnya lagi. Lelaki ini bahkan ikut memaki anak-anaknya, menyebut mereka anak-anak durhaka.
This asshole cursed his ex-wife. Calling her a bitch that made their children don't want to know him anymore. He even scolded his children, calling them ungrateful children.
Padahal dia-lah yang jahanam. Butakah dia sampai tidak bisa melihat bahwa semua ini adalah hasil perbuatannya sendiri. Apa dia pikir dia bisa memperlakukan manusia disekitarnya semaunya dan kemudian menuntut mereka harus tetap baik, tunduk, hormat dan menyayanginya?
The jerk is he himself. Is he so blind that he can't see that everything is the result of his own doing? Does he think he can treat people around him as he pleases and then demand them to remain kind, obey, respect and love him?
Siapa saja bisa memiliki anak.
Anyone can have children.
Tapi memiliki anak lebih dari sekedar mengatakan 'aku punya anak', lebih dari membanggakan diri bahwa 'aku punya keturunan' dan jelas lebih dalam dari pernyataan 'aku suka anak'.
Having a child means more than saying 'I have a child', more than prided one self that 'I have an offspring' and definitely more deeper than making a 'I love children' statement.
Memiliki anak berarti hidupnya adalah hidupmu, nyawanya adalah nyawamu, jatuh bangunnya adalah jatuh bangunmu, kebahagiaan dan kesedihannya adalah kebahagiaan dan kesedihanmu.
Having a child means the child's life is your life, his/her soul is your soul, his/her failure and success are your failure and success, his/her happiness and sadness are your happiness and sadness.
Anak adalah milik dan tanggung jawabmu dan pasanganmu.
A child is your and your partner's ownership and responsibility.
* * * * *
Saya adalah anak ayah saya
I am my father's child
Sewaktu saya masih dalam kandungan almarhum ibu saya, beredarlah isu bahwa saya bukan anak ayah saya.
When I was in my mother's womb, there was a rumor saying I was not my father's child.
Lalu lahirlah saya dan saya bagaikan kembaran ayah saya dari rambut sampai ke jari-jari kaki.
So I was born and I am my father's twin from head to toe.
Bukan cuma fisik saja yang mirip. Sifat, kepribadian, minat dan hobi pun banyak yang mirip.
Comic lover. Dislikes manga. So do I |
Likes reading. So do I |
Kesamaan-kesamaan itulah yang bikin kami bisa lebih bisa saling mengerti, menerima dan kompak.
We both love cooking |
Those similarities are what make us understand each other better, can take one another and getting along well.
Fond of traveling |
So do I |
* * * * *
Jadilah seorang papa
Be a papa
Ada banyak ayah di dunia ini tapi sedikit papa.
There are many fathers in this world but only few papa.
Ini bukan tentang panggilan kepada laki-laki yang telah memiliki anak.
This is not about how we called a man with child.
Setiap laki-laki bisa menjadi ayah tapi sedikit yang bisa menjadi papa.
Every man can be a father but few can be a papa.
No comments:
Post a Comment