Hidup menawarkan banyak pilihan.
Life offers
many choices.
Pilihan yang baik dan tidak baik.
Good and
bad choices.
Tentu saja setiap orang berpikir bahwa pilihan yang
diambilnya adalah pilihan terbaik.
Baik atau tidaknya pilihan itu baru ketahuan setelah
konsekuensi datang..
Whether it
is a good or bad one, only consequences, that come later, can tell us.
*
* * * *
Terkena nasi yang lembut saja masih bisa bikin gigi ini ngilu.
The soft
rice can still bring pain to this tooth.
Dua gigi paling belakang di sebelah kanan bawah berlubang
dan saya pun berkenalan pada yang namanya sakit gigi.
Two of my
right molar teeth had cavities and so I was introduced to toothache.
Selama empat puluh empat tahun saya hidup di dunia ini, saya
tidak pernah sakit gigi.
I have
never had toothache for forty four years of my life on this earth.
Saya pikir saya sudah cukup teliti merawat gigi saya.
I thought I
have carefully taken care of my teeth.
Sekarang saya tidak punya pilihan kecuali harus mondar
mandir ke dokter gigi.
Now I don’t
have any choice than to go back and forth to the dentist.
Kemudian rutin cek setiap enam bulan, sesuatu yang
seharusnya sudah saya lakukan sejak saya punya gigi.
Follows by
a routine check up every six month, something that I should have done since I
have teeth.
Bukan pilihan yang menarik tapi harus dilakukan demi
kesehatan gigi dan juga menghindarkan diri dari penderitaan sakit gigi.
Not an
interesting choice but it is a must for the sake of the teeth and to avoid any
pain from toothache.
Konsekuensi kadang menolong kita untuk mengambil pilihan
yang benar.. hehe..
Consequences
sometimes help us to make the right choice.. lol..
*
* * * *
Kira-kira enam bulan lalu saya jatuh cinta mati-matian.
About six
months ago I fell madly in love.
Cinta itu membuat saya mengambil beberapa pilihan.
That love
made me took few choices.
Beberapa pilihan..
Few choices..
Pilihan-pilihan yang saya pikir baik.
I thought
they were good choices.
Pada saat itu saya pikir saya tahu apa yang sedang saya
kerjakan.
At that
time I thought I knew what I was doing.
Sekarang semua itu menjadi suatu pelajaran berharga..
Now all
become precious lesson..
Semua baik untuk saya tapi juga menyakitkan..
It’s good
for me but it also hurt..
*
* * * *
Tuhan, ketika aku memilih untuk tidak mempercayaiMu lagi,
Kau menolak untuk meninggalkan aku.
God, when I
choose not to have faith in you anymore, you refused to leave me.
Tuhan, ketika aku mengatakan aku tidak membutuhkanMu lagi,
Kau tetap mempertahankan aku.
God, when I
told you I didn’t need you anymore, you kept me.
Tuhan, ketika aku mengutukiMu, Kau membungkus aku dengan
kasih sayangMu yang tanpa akhir.
God, when I
cursed on you, you wrapped me with your eternal love.
Tuhan, ketika aku mengusirMu dan mengatakan aku bisa hidup
tanpa diriMu, Kau menggenggam tanganku erat-erat.
God, when I
told you to get lost and said I could live without you, you held my hands tightly.
Tuhan, ketika aku melakukan hal-hal yang membawa aku sampai
ke bibir jurang, Kau berdiri didepanku dan membuat aku tidak sampai jatuh ke
dalam jurang itu.
God, when I
did things that brought me to the edge of ravine, you stood infront of me and kept
me from falling into that ravine.
Aku membuat pilihan-pilihan yang buruk, Tuhan..
I made bad
choices, God..
Tapi pilihanMu untuk tetap menyayangi aku, tetap
mempertahankan aku, tetap melindungi aku dan tetap mau memaafkan aku sekalipun
aku telah melakukan begitu banyak hal buruk..
But your
choice to keep loving me, to keep me, to keep protecting me and to keep
forgiving me though I have done lots of bad things..
Pilihan-pilihanMu, Tuhan, telah menyelamatkan aku.
Your
choices, God, have saved me.
*
* * * *
Teman saya menghubungi saya beberapa minggu lalu.
My friend
contacted me few weeks ago.
Dia panik.
She was
panicked.
Dia menunggak uang kuliah dalam jumlah yang cukup besar karena pihak sponsornya tidak membayar uang kuliah tersebut.
Her overdue
university tuition came in quite large amount because her sponsor has not paid it.
Kalau dia tidak bisa melunasi setidaknya setengah dari
jumlah itu, dia tidak bisa ikut ujian akhir dan terancam drop out.
If she
couldn’t pay at least half of it, she wouldn’t be allowed to have the final
exam and would be dropped out.
Wah, saya ikut bingung.
Gosh, it
gave me headache.
Saya memberinya beberapa saran.
I gave her
few suggestion.
Dia menuruti saran saya tapi tidak berhasil.
She
followed them but none succeed.
Mentok.
Dead end.
Saya punya dua pilihan..
I had two
choices..
Pilihan pertama; saya korek semua tabungan pribadi saya.
Dia tidak meminta uang dari saya karena dia juga tahu
kondisi keuangan saya. Tapi saya tidak bisa diam tanpa berbuat apa pun untuk
menolongnya.
First; I
could empty my personal saving.
She didn’t
ask any money from me because she knew about my financial. But I couldn’t just
do nothing to help her.
Pilihan kedua adalah meminjam uang dari Andre.
Andre pasti tidak akan keberatan tapi saya agak enggan
karena selama delapan tahun kami pacaran, saya tidak pernah minta uang dari dia
kecuali kalau sudah kepepet banget.
Another
choice was to borrow the money from Andre.
Andre
wouldn’t mind but I hesitated because I have never asked money from him in our
eight years of relationship, only in rare urgent cases did I ask him for money.
Dia bukan orang yang pelit soal uang tapi saya tahu dia dan
teman-temannya beranggapan beberapa perempuan Indonesia mengincar orang-orang
asing karena alasan uang.
He is not
cheap when it comes to money but I knew he and his friends shared the opinion
that some Indonesian women targeted foreign men because of money.
Selama delapan tahun kami telah saling membuktikan bahwa
cinta yang mempersatukan kami.
For eight
years we have proved to each other that love was the thing that bound us.
Dengan pertimbangan-pertimbangan itu akhirnya saya memilih
untuk mengosongkan tabungan saya walaupun konsekuensinya berarti tahun depan
saya tidak jadi traveling karena didalamnya ada dana khusus untuk traveling.
With those
considerations I finally choose to empty my saving though the consequence is I
would have to call off my next year traveling plan because some of that saving
is traveling budget.
Tepat ketika saya sudah menentukan pilihan, ternyata masalah
teman saya sudah teratasi.
At the time
when I have made my choice, my friend’s problem has been solved.
Syukurlah.
What a
relief.
Selamatlah tabungan saya.. hehe..
My saving
is safe.. lol..
*
* * * *
Seminggu lalu saya menghadiri pernikahan seorang teman.
Last week I
attended a friend’s wedding.
Ditengah-tengah acara, ingatan saya kembali ke empat bulan
sebelumnya ketika saya juga berada di tempat ini karena menghadiri pernikahan
seorang teman yang lain.
In the
middle of it, my memory flew back to the same moment four months earlier which
took place in the same place as I was attending another friend’s wedding.
Ketika itu cinta yang baru masih sangat membakar di hati.
Manis. Indah.
At that
time the new found love was burning in the heart. Sweet. Beautiful.
Tapi empat bulan kemudian saya kembali berada di sini.
Sendiri. Sedih ketika teringat saya telah mengambil keputusan mengenai
kelanjutan hubungan kami. Bingung memikirkan segala perubahan dalam dirinya.
But four
months later I am back to this place. Alone. Sad when I thought how I have
taken a decision about our relationship. Lost by the change in him.
Ini pilihan yang tidak saya sukai.
This is the
choice that I really dislike.
Kamu tidak memberikan saya pilihan kecuali memberimu
ultimatum; kalau kamu sungguh-sungguh mencintai saya, katakan demikian. Tapi
kalau tidak, katakan tidak dan biarlah kita berpisah.
You didn’t
give me any choice than to give you ultimatum; if you really love me, say so.
But if you’re not, then say no and let us split.
Saya tidak mau mengakhirinya. Saya mencintaimu. Tapi untuk
apa saya bertahan di sisi orang yang yang perilakunya semakin lama menimbulkan pertanyaan ini di hati saya; apa dia benar-benar mencintai saya?
I don’t
want to end it. I love you. But why should I stand by somebody whose attitude has raised this question in my heart; is he really
love me?
Hampir dua minggu lewat sejak saya menyatakan ke kamu
hal-hal yang menjadi ganjalan di hati saya, termasuk memberimu ultimatum itu..
It has been
almost two weeks passed since I shared you the things that troubled my heart,
including gave you that ultimatum..
Adakah kamu meresponinya? Setidaknya memberitahu saya bahwa
kamu telah mengetahuinya, kamu akan memikirkannya atau kamu segera menenangkan
saya, mengatakan bahwa semua yang saya pikirkan itu tidak benar, bahwa kamu
mencintai saya tapi ada hal-hal tertentu yang kamu perbuat yang membuat saya
gelisah dan mempertanyakan kesungguhan cintamu.
Is there
any respond from you? At least letting me know that you have acknowledged it, that
you would think about it or you would quickly calm me, telling me those things
are untrue, that you love me but there were things that you did which have made
me restless and questioned your love for me.
Diamnya kamu membuat saya semakin yakin pada pilihan saya;
kalau sampai akhir bulan ini kamu belum memberikan jawaban..
Your
quietness convinced me more of my choice; if you’re still unresponsive until
end of this month..
Maka saya akan memilih untuk mengakhiri hubungan kita.
I will choose to
end our relationship.
* * * * *
No comments:
Post a Comment