Dalam sehari dia
keluar dari dua grup WhatsApp.
He left two WhatsApp groups
in a day.
Begitulah yang diberitahukan ke saya oleh beberapa orang
hari Minggu lalu.
That what was told to me by few people
last Sunday.
Sejujurnya saya tidak terlalu peduli.
To be honest, I didn’t and don’t care.
Selama hampir dua tahun orang itu berada dalam lingkungan
kerja saya, dia menampilkan diri sebagai seorang yang ramah, sopan, siap untuk
menolong..
That person was in my workplace for
almost two years, during which he appeared himself as a friendly, polite,
helpful person..
Tapi beberapa orang tidak menyukainya.
But few people disliked him.
Perasaan saya pun mengatakan ada sesuatu dalam diri orang
ini yang tidak bisa sepenuhnya dipercaya.. semakin manis sikapnya, semakin
waspada pula saya walaupun dari luar kelihatannya akur dengan dia.
My feelings said there was something
about this person that making him couldn’t be trusted fully.. the sweeter he
became, the more alert I became though I appeared to have good relationship
with him.
Sayangnya sebagian besar orang di kantor saya terkelabui
dengan sikapnya.
Unfortunately most of the people in my
office were fooled by his attitude.
Tapi cepat atau lambat segala yang jahat dan busuk akan
terlihat juga.
But sooner or later all evil and the
shits will clear for everyone to see.
Jauh sebelum mereka melihatnya, orang ini sudah menampilkan
dirinya yang asli pada saya ketika dia mem-bully teman saya.
Long before they saw it, this person has
shown the real of him to me when he bullied my friend.
Saat itu dia tidak mengira kalau teman saya akan memberitahu
saya dan tidak memperhitungkan kalau serangannya itu bisa berbalik menyerangnya
karena perkara yang dipilihnya itu ada kaitannya juga dengan saya dan dua orang
lainnya.
At that time it didn’t cross his mind
that my friend would tell me and didn’t calculate that his attack would hit him
back because the thing he used to bully my friend was actually had connection
with me and two other people.
Waktu, tantangan dan tekanan yang diterimanya akhirnya membongkar semua
sandiwara yang selama ini dimainkannya.
Time, challenges and pressure finally uncovered
all the plot he has been playing in all this time.
Sekarang ketika dia menyadari bahwa dia sudah menelanjangi
dirinya di depan semua orang, dia pun tidak tahan lagi untuk tetap berada di
antara kami.
Now when he realized that he has stripped
himself infront everybody, he couldn’t stand it to be in our midst.
Dia pun kabur, sebagai seorang pengecut dan pecundang.
He ran off, as a coward and a looser.
Perlukah ditangisi orang seperti itu? Perlukah dianggap
sebagai suatu kehilangan?
Should we shed tears for somebody like
that? Should we take it as a loss?
Ada begitu banyak orang baik yang masih bertahan disini,
jadi kenapa harus menyesali kehilangan satu orang yang hampir menghancurkan
kesatuan kami semua?
There are still many good people left in
this place so why should we have regret to lose a person who almost broke our
unity?
Bukankah lebih baik berkonsentrasi pada orang-orang yang
masih ada ini? Bukankah lebih baik berfokus pada hal-hal baik yang harus
dilakukan?
Shouldn’t we better concentrate on the
people who stay? Shouldn’t we better focus on the good things that we ought to
do?
*
* * * *
Kamu, pergilah dari saya..
You, go away from me!
Kira-kira lima bulan lalu dengan gagahnya kamu mengatakan ‘mau main ah ke rumah kamu, mau ketemu sama
orang tua kamu, mau bilang ke mereka tentang kita’.
About five months ago you confidently
said ‘wanna go to your house, wanna meet
your parents, wanna tell them about us’.
Bulan demi bulan berlalu..
Months passed..
Sibuk, kata kamu.
Busy, that’s what you said.
Setiap hari Minggu siang ada kesempatan buat pergi ke rumah
saya.
There is a chance to go to my place every
Sunday afternoon.
Kamu mendadak ada
acara, kata kamu.
You had unexpected thing to
attend, you said.
Ah, itu kan kebetulan saja. Itu juga cuma sekali. Kan bisa
dijadwalin hari berikutnya.
That wasn’t plan. It happened just once. Can
reschedule it.
Tiap sore hujan, kata
kamu.
It rains every afternoon,
you said.
Dulu waktu belum musim hujan, kamu pasang dua alasan di
atas. Sekarang sudah musim hujan, kan hari Minggu bisa ketemu ayah saya karena
dia datang ke tempat kerja saya. Nah, kamu bisa cari waktu dan tempat yang
memungkinkan untuk bicara dengan ayah saya.
Before rainy season came, you gave me
those two excuses. Now rainy season is here, well, you can meet my father on
Sunday when he comes to my workplace. Find convenient time and place to talk to
him.
Beberapa kali saya mengingatkan kamu, memberikan usul. Kamu
tidak mau mendengar.
Few times I have reminded you, gave you
suggestions. You wouldn’t listen.
Kamu menjadikan saya seorang pembohong. Kamu ingin
memberitahukan semua orang tapi tidak pada orang tua saya.
You made me a liar. You wanted to tell
everybody but not to my parents.
Kamu yang saya nilai lebih mempunyai pengertian tentang apa
yang baik dan buruk, yang saya kira mempunyai hubungan lebih dekat dengan
Tuhan.. dibandingkan dengan saya yang setidaknya selama dua tahun terakhir ini
hampir menjadi ateis dan memiliki buku kehidupan yang penuh dengan coretan
hitam..
You, whom I thought had better
understanding about what is good and bad, whom I thought had close relationship
with God.. by comparison with me who had nearly become an atheist in at least
the past two years and whose book of life full with black stain..
Kenyataannya kamu justru menyeret
saya jatuh dalam perbuatan dosa.
The truth is, you dragged me into committing sins.
Kamu berharga buat
saya, begitu kata kamu.
You’re precious to me,
that’s what you said.
Tapi dalam kenyataan kamu menunjukkan sikap lebih menghargai
orang lain dari pada kepada saya.
But in reality you showed more
appreciation toward other people than to me.
Mungkin saya harus menjadi orang lain supaya kamu bisa
menghargai saya. Mungkin saya harus menjadi majikan kamu supaya kamu bisa
memberi perlakuan seperti yang kamu berikan pada orang-orang itu.
Maybe I have to be other people to make
you appreciate me. Maybe I have to be your master so you can treat me just like
you treat those people.
Nah, seminggu lalu saya memutuskan untuk menjadikan diri
saya sebagai orang lain.
So, about a week ago I decided to make
myself as other people.
Saya tidak rugi. Saya tidak butuh lelaki yang cuma bisa
omong gede, lelaki yang tidak bisa menghargai apa yang dia miliki.
I’ve got nothing to lose. I don’t need a
man who can only talk a lot, man who can’t appreciate what he has.
Sejak dua bulan lalu Tuhan membuka mata saya sehingga saya bisa melihat orang seperti apa kamu itu yang sebenarnya.
God opened my eyes since two months ago so I could see what kind of a person you are.
Cepat atau lambat kebenaran itu akan muncul.
Sooner or later the truth will appear.
Kebenaran itu telah membebaskan saya dari kamu.
The truth has freed me from you.
Saya sudah hapus kamu dari ingatan saya. Buat saya masa lima
bulan itu tidak pernah ada.
I have erased you off my memory. For me
those five months have never existed.
Kamu tidak lagi memiliki tempat dalam hidup atau hati saya.
Ada Tuhan, orang tua saya, Andre dan begitu banyak orang yang mencintai saya
dengan segala ketulusan dan kesungguhan.
You no longer have a place in my life or
in my heart. There are God, my parents, Andre and many people who sincerely and
devotedly love me.
Cinta mereka menyembuhkan saya, memulihkan saya, membawa
saya kembali dan menyelamatkan saya.
Their love healed me, restored me,
brought me back and saved me.
*
* * * *
Saya sudah menduga teman saya tidak akan bisa datang ke
Bogor bulan Desember ini.
I have thought that my friend wouldn’t be
able to come to Bogor on this December.
Sejak kami berpisah di bandara Pattimura, Ambon, kami tidak
pernah bertemu lagi.
We have never met since we bid our farewell at Pattimura
airport, in Ambon.
Tahun depan dia akan menyelesaikan kuliahnya dan setelah itu
akan menjalani masa tugas tiga tahun di Kalimantan.
She will complete her study next year and
after that she will have her three years duty in Kalimantan.
Jadi kalau saya mau menemuinya tentu harus sebelum dia pergi
ke Kalimantan.
So if I want to see her it should be done
before she leaves to Kalimantan.
Saya mulai mencari-cari hari libur, memilih kapan akan
mengambil cuti, memantau jadwal kereta api dan pesawat.
I started to watch public holidays, pick
the days which I will take my leave, surveying train and plane schedules.
Saya menyukai traveling tapi yang satu ini bukan sembarang
traveling.
I love traveling but this one is not just
traveling.
Ada orang-orang tertentu yang tidak mungkin bisa begitu saja
dihilangkan dari hati dan hidup saya sekalipun mereka bikin saya pusing tujuh
keliling.. hehe..
There are certain people whom can never
be erased from my life and my heart though they have driven me crazy.. haha..
*
* * * *
Tuhan, ketika aku sudah mengucapkan selamat tinggal padaMu,
Kau menolak untuk meninggalkan aku.
God, when I have told you goodbye, you
refused to leave me.
Bahkan ketika aku sudah jelas-jelas mengusirMu, semakin
kuatlah Kau mempertahankan aku.
Even when I have told you to get lost, the
stronger you held me.
Demikian berharganya aku bagiMu hingga tidak ada satu hal
apa pun atau manusia mana pun yang mampu memisahkan kita.
I am too precious for you that nothing or
nobody can apart us.
CintaMu yang besar itu, Tuhan, telah menutupi segala
pelanggaranku, mengampuni segala dosaku, tidak mengingat pemberontakanku,
menerima ketika aku kembali, memulihkan dan membebaskan aku serta memberikan
aku lembaran-lembaran baru yang bersih.
Your huge love, God, has covered all my
transgression, forgave my sins, forgot my rebellion, accepted me when I
returned to you, restored and set me free, also gave me new clean sheets.
Kali ini tidak akan lagi aku mau meninggalkanMu, Tuhan.
This time I shall never leave you, God.
Karena mulai sekarang dan seterusnya, kita tidak akan pernah
terpisah.
Because from now on, we shall never be
apart.
No comments:
Post a Comment