Good morning.. Goodbye?
“Bu Keke, aku ada yang salah” murid les saya membuka buku
pelajaran bahasa Inggrisnya dan menunjukkan soal-soal yang telah diberi nilai
oleh gurunya.
“Miss Keke, I have made few
errors” my tutoring student opened her English book and showed me the
question-and-answer that has been given score by her teacher.
“Ya, iyalah yang ini salah” saya membaca soal itu “Ani
bilang good morning, masa di jawab goodbye sama Rudi?”
“You have definitely made
an error on this one” I read the question “Ani greets good morning, would Rudi
greet her goodbye?”
“Iya kan, bu” jawabannya membuat saya jadi heran bercampur
lucu tapi juga gemas.
“Well, it is” her answer
amazed me yet tickled but also annoyed.
“Nak, good morning
itu bahasa Indonesianya apa?” tanya saya.
“Kiddo, what is good
morning in Indonesian?” I asked her.
“Selamat pagi” jawabnya.
“Selamat pagi” she answered
me.
“Ok, jadi kalau saya menyapa kamu selamat pagi, kamu akan
membalas dengan sapaan apa?” tanya saya.
Ok, so when I greet you
good morning, what will you greet me?” I asked her.
“Selamat tinggal” jawabannya benar-benar membuat saya
terperangah.
“Goodbye” her answer
really gave me the blow.
Kenapa ini anak jadi begini ya? pikir saya bingung. Dia sudah kelas dua SD dan ini
pelajaran kelas satu. Tidak usahlah soal pelajaran, ini soal logika. Bahkan
anak TK saja bisa mengerti bahwa sapaan ‘selamat pagi’ pastilah di jawab dengan
‘selamat pagi’ juga.
Whoa, what’s got into this kid? I thought, puzzled. She is in second grade now and
this thing is the first grader lesson. Leave the lesson stuff, this is a
logical thing. Even kindergarten kids understand that ‘good morning’ greetings
should be answered with ‘good morning’.
Perlu waktu beberapa menit sebelum akhirnya dia mengerti bahwa salam selamat pagi tidak mungkin di jawab dengan selamat tinggal.
It took few minutes before it got into her that there is no way to reply good
morning with goodbye.
- menghela napas lega
-
- taking a relief sigh -
* * *
* *
Goodbye.. the hardest word to
say
“Sampai ketemu lagi, Keke” Josh memeluk saya erat.
“See you again, Keke” Josh
hugged me tight.
“Sampai ketemu lagi, Josh” saya menatap anak laki-laki itu
sebelum menciumnya “Titip salam buat mama kamu ya”
“See you again, Josh” I
stared at the boy before gave him a kiss “Send my love to your mom”
Kami bertatapan. Saya tersenyum dan menepuk pipinya dengan
lembut. Dia melingkarkan lengannya di leher saya, mencium pipi saya dan berbisik..
We stared at each other. I
smiled and gently patted his cheek. He put his arms around my neck, kissed my
cheek and whispered..
“Jangan tinggalkan papa. Jangan katakan selamat tinggal
padanya”
“Don’t leave dad. Don’t
tell him goodbye”
Saya kaget karena tidak menduga dia akan mengatakan hal itu.
It surprised me very much
for not expected him to say those words.
“Papa sudah bilang..” Josh menatap saya dengan pandangan
memohon dengan mata coklatnya yang selalu mengingatkan saya pada mata Andre “Jangan
putuskan hubunganmu dengan papa, Keke”
“Dad has told me..” Josh
stared at me with the pleading look on his hazel eyes that always reminds me to
Andre’s eyes “Don’t break up with dad, Keke”
Saya menarik napas dalam-dalam, menelan keharuan yang
menekan hati.
I took a deep breath,
swallowed down the tears.
“Josh, ayahmu dan saya tetap saling menyayangi” kata saya “Tidak
seorang pun dan tidak ada hal apa pun yang akan bisa membuat kami kehilangan
kasih sayang itu. Tapi kami juga tidak bisa bersama lagi. Saya tidak bisa
bersama dengan ayahmu lagi karena sekarang saya sudah bersama dengan orang
lain”
“Josh, your dad and I will
remain love each other” I said quietly “Nobody and nothing will ever make us
stop loving each other. But we can’t be together anymore. I can’t be with your
dad because I am with somebody else now”
“Jangan bilang begitu” Josh menggelengkan kepalanya
kuat-kuat “Papa sangat mencintaimu. Saya mencintaimu”
“Don’t say that” Josh shook
his head “Dad loves you very much. I love you”
Saya kehilangan kata-kata. Saya hanya bisa memeluknya
erat-erat.
I lost my words. I could
only hug him tightly.
Untunglah saat itu Andre tidak sedang bersama kami karena dia sedang pergi membeli roti untuk bekal saya di perjalanan pulang ke Bogor dan untungnya lagi tidak lama setelah dia kembali terdengar pengumuman bahwa pesawatnya
akan segera berangkat. Panggilan terakhir bagi penumpang untuk segera naik.
Good thing Andre was not there with us as he went to buy some bread for my snack on the way back to Bogor and another good thing that shortly after he got back to us there was an
announcement that his plane was going to take off soon. It was the last call
for the passenger to board the plane.
“Sampai ketemu dua minggu lagi, sayang” Andre memeluk dan
mencium saya. Joshua mengikuti perbuatan ayahnya.
“See you in two weeks, hun” Andre hugged and kissed me. Joshua did the same to me.
Saya hanya bisa mengangguk dan memaksakan diri untuk tersenyum.
I could only nod and forced myself to smile.
Sepanjang perjalanan kembali ke Bogor, barulah saya bisa
diam-diam menangis. Semua yang dikatakan Josh tadi kembali terdengar di telinga
saya.
I cried quietly on the way
back to Bogor. The things Josh told me just rang back to my ears.
Kejam juga lo
You’re so heartless
Itu komentar teman saya setelah mengetahui saya minta putus
dari Andre.
That was my friend’s
comment after she knew I wanted to break up with Andre.
Saya tahu cepat atau lambat berita tentang hal itu cepat atau lambat akan terdengar juga
oleh teman-teman kami. Keputusan untuk berpisah dengan Andre bukanlah hal yang
mudah untuk saya ambil tapi lebih berat lagi menghadapi reaksi teman-temannya
atau teman-teman saya.
I knew sooner or later our friends
will hear that news. The decision to leave Andre has already been the hardest decision
I must took but it is even harder to face his friends or my friends’s reaction.
Dari teman-teman saya, hanya satu orang yang gembira dan
bersyukur ketika mengetahui saya putus dengan Andre. Lebih banyak yang
menyesalkan. Bahkan Jumat pagi itu saya masih mendapatkan pesan whatsapp
seperti di atas itu.
Of all my friends, only one
person who is happy and glad that I broke up with Andre. Mostly regret it. Even
on that Friday morning the above whatsapp message was sent to me from my
friend.
Reaksi teman-teman Andre beragam. Tapi mereka lebih
blak-blakan menyatakan kekagetan dan penyesalan ketika mengetahui kami putus.
Andre’s friends reacted
differently. But they are more open when they expressed their surprise and
regret when they knew about our break up.
Kamu bertemu dengan
seorang laki-laki, jatuh cinta padanya dan cintamu selama delapan tahun dengan
Andre begitu mudahnya terhapus? Sebegitu murahnyakah cintamu pada Andre?
You met a man, you fell in love with him and your
eight years love with Andre was just easily evaporated? Would that love you had
for Andre be so cheap for you?
Tidak seorang pun dari mereka yang mengetahui bahwa
mengatakan selamat tinggal pada Andre dan pada hubungan cinta kami adalah
keputusan yang paling berat yang pernah saya buat.
None of them know that
saying good bye to Andre and to our romance was the hardest decision I have
ever had to make.
* * *
* *
Goodbye.. followed by hello
Enam tahun saya bekerja sebagai guru di sebuah taman
kanak-kanak. Mengajar bukanlah suatu pekerjaan. Mengajar adalah panggilan hati.
Bakat yang saya temukan tanpa sengaja.
For six years I worked as
teacher in a kindergarten. Teaching is not a job. Teaching is heart call. A
talent I discovered unexpectedly.
Hari dimana saya harus mengucapkan selamat tinggal pada
sekolah itu dan pada murid-murid saya adalah hari yang menghancurkan hati saya
teramat sangat.
The day when I had to say
good bye to that school and to my students was the most devastating day.
Saya benci pada sikon yang memaksa saya untuk berpindah
kerja. Saya benci pada keputusan saya. Apalagi ketika saya menghadapi tantangan
yang tidak sedikit dan tidak kecil di tempat kerja yang baru.
I hated the situation and
condition that have forced me to resign my teaching job. I hated my decision to
resign. Especially when I had to face hard and many challenges in the new
workplace.
Mengucapkan selamat tinggal pada hal-hal yang lama kadang
menyakitkan tapi di tempat yang baru, tempat yang telah menjadi kantor saya
selama empat tahun ini telah mengajarkan saya banyak hal yang membuat saya
menjadi manusia yang lebih baik.
Saying good bye to old
stuff can be hurt but in the new workplace, in this office which I have worked
for four years now, it has taught me many things that at the end it has made me
a better person.
Mengucapkan selamat tinggal berarti akan memulai sesuatu
yang baru.
Saying good bye means about
to make a new start.
* * *
* *
Goodbye.. never leave without saying it
"Ke, kapan kita mau adain acara perpisahan buat ... (nama seorang teman kami)"
"Keke, when are we going to hold a farewell party for ... (name of a friend)"
"Belum tahu" jawab saya "Tunggu nanti setelah akhir Oktober"
"I don't know yet" I replied "Let's see after end of October"
Teman saya masih penasaran dan tidak puas tapi yah apa boleh buat, tunggu nanti setelah akhir Oktober. Acara perpisahan untuk teman kami itu tentu saja akan tetap diadakan. Jangan khawatir.
It curious and unsatisfied my friend but what can I do, just wait until end of October. We will have farewell party for our friend. Don't worry.
Setelah akhir Oktober kita akan bisa saling mengucapkan selamat tinggal.
After end of October we will take turn to say goodbye.
* * *
* *
Saya telah mengucapkan selamat tinggal pada banyak orang,
pada rumah, sekolah, tempat kerja, kota, masa lalu..
I have said good bye to
many people, to house, school, workplace, town, past..
Tidak pernah mudah mengucapkan selamat tinggal, terutama
pada orang-orang atau hal-hal yang kita sangat sayangi atau punya arti istimewa
bagi kita.
It is never easy to say
good bye, especially to the people or things we love dearly or are special to
us.
Tapi mengucapkan selamat tinggal berarti memulai awal yang
baru dan bersih.
No comments:
Post a Comment