Saya bahkan tidak bisa membayangkan tahun ini akan membawa saya kemana.
I can't even imagine where will this year take me to.
Saya bukan tipe manusia yang setiap akhir tahun akan membuat resolusi untuk tahun yang baru tapi setidaknya saya membayangkan apa yang akan saya lakukan, apa yang saya inginkan dan membuat rencana-rencana.
I'm not the type of person who would make resolution for the new year but at least I had the picture of things I wanted to do, things I wanted and made plans.
Tapi tahun ini saya benar-benar total blank. Tidak punya bayangan dan tidak mau membayangkan apa pun.
This year, however, I'm completely blank. Don't have any picture and don't want to make any.
Kematian ibu saya tanggal 31 Desember 2016 membuat saya berpikir apa gunanya punya seribu harapan, sejuta impian, semilyar iman..
My mother's death on 31 December 2016 made think what is the use to have thousands of hope, millions of dream, billions of faith..
Saya hidup hanya untuk hari ini.
I live only for today.
Saya tidak lagi memikirkan tentang besok. Saya tidak merepotkan diri untuk mengkhawatirkan atau menginginkan apa pun untuk hari esok. Buat apa? Kalau saya masih akan ada untuk melihat matahari terbit pada hari esok. Kalau hidup saya berakhir hari ini, saya tidak akan melihat hari esok jadi buat apa merepotkan tentang hal-hal yang belum tentu bisa saya lihat, saya rasakan, saya miliki atau yang akan merepotkan saya pada hari yang belum datang itu.
I no longer think about tomorrow. I don't bother myself to worry or wanting anything for tomorrow. What's the use? If I'm still here to see the sun rises tomorrow. If my life ends today then I won't see tomorrow so why bother about things which I probably won't able to see, feel, have or troubling me on the day that not here yet.
Ibu saya dan saya memiliki banyak harapan. Kami memimpikannya, mengimankannya, mendoakannya. Lalu tanggal 31 Desember 2016 itu hidupnya di bumi terhenti. Begitu cepat.
My mother and I had many hopes. We dreamt them, had faith, prayed for them. And then her life on earth ended on that 31 Desember 2016. All too soon.
Lalu apakah yang akan saya lakukan dengan semua harapan dan impian itu?
What will I do with all those hopes and dreams?
Saya tidak menginginkannya lagi.
I don't want them anymore.
Saya hanya ingin hidup untuk hari ini.
I want to live just for today.
Dimana hartamu berada, disanalah hatimu berada..
For where your treasure is, there your heart will be..
Tiga hari setelah pemakaman ibu saya, saya mau tidak mau harus kembali kerja.
Three days after my mother's funeral, I had no choice than went back to work.
Kembali pada pekerjaan yang tidak saya sukai dan semakin tidak saya sukai. Hati saya sudah lama tidak berada di tempat itu. Saya hanyalah orang bayaran yang bekerja untuk uang. Saya kerjakan pekerjaan saya dan akhir bulan saya dibayar. Cuma itu saja arti pekerjaan di sana.
Back to the job that I dislike and I dislike it even more. My heart has no longer in that place for a long time. I work there just for the money. I'm just a person working for money. I do my job and I get paid at the end of the mont. That's all.
Sepuluh hari setelah pemakaman ibu saya, saya kembali mengajar di TK.
Ten days after my mother's funeral, I was back teaching in kindergarten.
Saya pernah mengajar di sana tahun 2005-2011. September tahun 2016 saya diminta kembali mengajar karena ada posisi kosong. Saya menolak karena saya punya pekerjaan tetap dan saya sudah cukup sibuk sebagai guru les. Tapi mereka mendesak. Amat sangat mendesak sehingga akhirnya saya terima dan jadilah sejak itu seminggu sekali yaitu pada hari libur saya, saya mengajar bahasa Inggris di dua kelas.
I taught there in 2005-2011. In September 2016 I was asked to fill the vacant position. I refused because I have a job and I already have a busy life being an English tutor as well. But they insisted. Very much insisted that I accepted the offer and so eversince that I teach two classes once a week which is on my day off.
Apa saya kerjakan untuk uang? Ah, bayarannya tidak seberapa. Kecintaan saya pada anak-anak dan mengajar adalah alasan utama saya menerima tawaran itu.
Am I doing it for money? I don't get lots of money. My love for children and teaching are the main reasons I accepted that offer.
Anak-anak dan mengajar membuat saya merasa kembali menjadi manusia. Dibutuhkan dan dihargai. Disayang dan dibebaskan untuk menjadi diri sendiri. Tidak ada dokrin yang dicekokkan ke saya. Tidak ada permainan sandiwara menampilkan diri seperti yang orang lain inginkan.
Children and teaching make me feel humanized. Needed and appreciated. Loved and freed to be me. There isn't any doctrine being fed to me. No need to play an act to appear as a person to please people's wishes.
Anak-anak dan mengajar adalah kebahagiaan dan kepuasan. Di situlah hati saya berada.
Children and teaching are happiness and satisfaction. There's where my heart lies.
Jangan tinggalkan saya.
Don't leave me.
Delapan hari setelah pemakaman ibu saya, saya dan ayah saya menghadiri suatu acara.
Eight days after my mother's funeral, my father and I attended an event.
Dua hari kemudian.. saya diare dan demam. Besoknya ayah saya diare dan demam. Jauh lebih parah dari saya.
Two days later.. I had diarrhea and fever. The next day my father had diarrhea and fever. Worse than me.
Dalam keadaan kondisi fisik masih belum seratus persen pulih, saya harus mengurus ayah saya, bekerja full time di kantor, mengajar les, mengajar di TK dan juga mengurus rumah.
In a condition where I haven't fully recovered physically, I had to care for my father, worked fulltime in the office, tutored, taught in the kindergarten and took care of the household.
Setiap malam selama kira-kira seminggu saya pergi tidur dalam keadaan letih fisik, emosi dan mental.
Every night for about a week I went to bed physically, emotionally and mentally drained.
"Mama, tolong Keke" tiap malam saya berteriak dalam hati memanggil ibu saya "Keke capek. Keke takut. Keke sendirian"
"Mama, help me" every night I cried out to my mother "I'm tired. I'm scared. I'm alone"
Saya baru saja kehilangan mama dan kemudian papa sakit.
I just lost my mother and then my father got sick.
Milik saya yang paling berharga setelah mama pergi adalah papa.
After mama's gone, papa is my precious one.
Saya tidak mau kehilangan satu-satunya orang tua yang saya miliki.
I don't want to lose the only parent I've got left.
Dua puluh lima hari pertama di tahun yang baru..
The first twenty five days in the new year..
Kemarin saya iseng menimbang berat badan saya dan kaget sendiri. Sebelum ibu saya meninggal berat badan saya 64 kilo. Kemarin 60 kilo. Turun 4 kilo.
I weighed myself and was surprised. I weighed 64 kilos before my mother passed away. Yesterday I weighed 60 kilos. I lost 4 kilos.
Pantesan aja Andre dan teman-teman pada bilang saya kok makin kurus. Semua cemas. Mereka mengira anorexia saya kumat. Tidak makan. Padahal saya tetap makan dengan jadwal dan porsi makan yang tidak berubah.
No wonder Andre and friends said I look slimmer. Everyone worried. They thought I had anorexia back. Didn't eat. My eating time and portion remain the same.
Hanya saja, saya tidak tahu apa yang saya makan. Semua seperti tidak ada rasanya.
It's just that, I didn't know what I ate. Everything felt tasteless.
Ditambah lagi saya belum lama sembuh sakit dan capek mengurus ayah saya serta mengurus rumah.
Plus I just recovered after had diarrhea and exhausted over cared for my father and taking care the house.
Nah, perkara makan dan ngurus rumah, masak akhirnya jadi urusan saya karena waktu ayah saya sakit tidak mungkinlah dia masak. Beli makanan jadi lama-lama bosan juga.
Now, regarding this eating stuff and taking care the house, cooking finally becoming my domestic affair because my father couldn't cook when he was ill. We were soon bored with take out dishes.
Ayah saya adalah koki di rumah. Dia suka masak. Kebalikan dari saya yang cuma mau masak kalau tenaga, waktu dan moodnya lagi ada.
My father is the chef at home. He loves cooking. On the contrary, I only cook when I had the energy, time and mood.
Tapi sekarang karena dipaksa sikon, mau tidak mau saya harus masak dan.... saya kok jadi suka.. padahal saya masak kalau saya pulang kerja atau setelah ngajar les. Udahannya badan saya babak belur ga karuan rasanya karena capek tapi hati saya senang-senang aja tuh dan malah pengen masak lagi so saya dan ayah saya sudah ngomongin masakan-masakan yang bahan dan cara masaknya tidak ribet.
But situation forces me to do the cooking and.... I like it.. something amazed because I cook when I get back from work or after the tutoring. It made me so exhausted after that but I just feel happy about it and want to cook again so my father and I have talked about the dishes that have simple ingredients and easy to make.
Selain berat badan yang berkurang 4 kilo dan jadi koki baru di rumah.. hal lainnya adalah..
Apart from have shed 4 kilos and became the new chef at home.. another thing is..
"Bulan Februari nanti sekolah adain acara berenang" kata teman saya minggu lalu.
"School will have swimming outing in February" said my friend last week.
Saya tidak menaruh perhatian karena selain harinya tidak bertepatan dengan hari libur saya, sejak ibu saya tidak ada saya kehilangan selera buat jalan.
I didn't pay attention to it because it will be held not on my day off and since mom passed away, I just lost every interest to go out.
"Ayo Ke, ikut" kata teman saya "Refreshing"
"Come with us, Keke" said my friend "Let's have a refreshing"
"Ikut saja" Andre mendukung "Pergilah, bergembiralah. Kembalilah jadi Keke yang ceria, penuh semangat. Itu pasti yang diinginkan ibu kamu"
"Go with them" Andre gave his support "Go, have fun. Be the cheerful Keke who is full of life. It is what your mother wants"
Ayah saya dan teman-teman saya juga mengatakan hal yang sama.
My father dan my friends have same opinion.
Hampir sebulan ini saya hilang selera buat jalan. Saya bahkan kehilangan selera untuk hidup. Senyum dan tawa saya hanya sebatas kulit. Saya mati rasa. Saya menjalani hidup selama dua puluh lima hari ini tanpa merasa hidup. Saya baru merasa hidup saat sedang mengajar.
For almost a month I lost interest to hang around. I even lost interest to live. My smile and laugh are just skin deep. I'm numb. For twenty five days I lived my life without feeling alive. I feel alive when I am teaching.
Orang-orang terdekat yang paling bisa melihat dan merasakan perubahan dalam diri saya. Mereka prihatin. Sangat mencemaskan saya karena mengetahui saya gampang depresi. Jadi mereka berusaha untuk membangkitkan semangat saya. Sungguh bersyukur saya memiliki orang-orang tersayang yang tidak pernah berhenti memberikan kasih sayang, pengertian dan dukungan.
The closest ones saw and felt the change in me. They are concerned. Worried so much for me knowing that I'm easily get depressed. So they tried to boost my spirit. How grateful I am to have loved ones who never stop giving me love, understanding and support.
Ok, saya akan pergi berenang dengan anak-anak itu. Saya akan hidup dan menikmati kehidupan itu.. supaya saya jangan baper (bawa perasaan) terus-terusan ya.
Ok, I'll go swimming with those kids. I will live and enjoy life.. so I won't stay emotional either.
I can't even imagine where will this year take me to.
Saya bukan tipe manusia yang setiap akhir tahun akan membuat resolusi untuk tahun yang baru tapi setidaknya saya membayangkan apa yang akan saya lakukan, apa yang saya inginkan dan membuat rencana-rencana.
I'm not the type of person who would make resolution for the new year but at least I had the picture of things I wanted to do, things I wanted and made plans.
Tapi tahun ini saya benar-benar total blank. Tidak punya bayangan dan tidak mau membayangkan apa pun.
This year, however, I'm completely blank. Don't have any picture and don't want to make any.
Kematian ibu saya tanggal 31 Desember 2016 membuat saya berpikir apa gunanya punya seribu harapan, sejuta impian, semilyar iman..
My mother's death on 31 December 2016 made think what is the use to have thousands of hope, millions of dream, billions of faith..
* * * * *
Saya hidup hanya untuk hari ini.
I live only for today.
Saya tidak lagi memikirkan tentang besok. Saya tidak merepotkan diri untuk mengkhawatirkan atau menginginkan apa pun untuk hari esok. Buat apa? Kalau saya masih akan ada untuk melihat matahari terbit pada hari esok. Kalau hidup saya berakhir hari ini, saya tidak akan melihat hari esok jadi buat apa merepotkan tentang hal-hal yang belum tentu bisa saya lihat, saya rasakan, saya miliki atau yang akan merepotkan saya pada hari yang belum datang itu.
Will I be able to see tomorrow? |
I no longer think about tomorrow. I don't bother myself to worry or wanting anything for tomorrow. What's the use? If I'm still here to see the sun rises tomorrow. If my life ends today then I won't see tomorrow so why bother about things which I probably won't able to see, feel, have or troubling me on the day that not here yet.
Ibu saya dan saya memiliki banyak harapan. Kami memimpikannya, mengimankannya, mendoakannya. Lalu tanggal 31 Desember 2016 itu hidupnya di bumi terhenti. Begitu cepat.
My mother and I had many hopes. We dreamt them, had faith, prayed for them. And then her life on earth ended on that 31 Desember 2016. All too soon.
Lalu apakah yang akan saya lakukan dengan semua harapan dan impian itu?
What will I do with all those hopes and dreams?
Saya tidak menginginkannya lagi.
I don't want them anymore.
Saya hanya ingin hidup untuk hari ini.
I want to live just for today.
* * * * *
Dimana hartamu berada, disanalah hatimu berada..
For where your treasure is, there your heart will be..
Tiga hari setelah pemakaman ibu saya, saya mau tidak mau harus kembali kerja.
Photo: courtesy to Mr. Boy Weldy |
Three days after my mother's funeral, I had no choice than went back to work.
Kembali pada pekerjaan yang tidak saya sukai dan semakin tidak saya sukai. Hati saya sudah lama tidak berada di tempat itu. Saya hanyalah orang bayaran yang bekerja untuk uang. Saya kerjakan pekerjaan saya dan akhir bulan saya dibayar. Cuma itu saja arti pekerjaan di sana.
Back to the job that I dislike and I dislike it even more. My heart has no longer in that place for a long time. I work there just for the money. I'm just a person working for money. I do my job and I get paid at the end of the mont. That's all.
Sepuluh hari setelah pemakaman ibu saya, saya kembali mengajar di TK.
Ten days after my mother's funeral, I was back teaching in kindergarten.
Saya pernah mengajar di sana tahun 2005-2011. September tahun 2016 saya diminta kembali mengajar karena ada posisi kosong. Saya menolak karena saya punya pekerjaan tetap dan saya sudah cukup sibuk sebagai guru les. Tapi mereka mendesak. Amat sangat mendesak sehingga akhirnya saya terima dan jadilah sejak itu seminggu sekali yaitu pada hari libur saya, saya mengajar bahasa Inggris di dua kelas.
Sept 2016 |
I taught there in 2005-2011. In September 2016 I was asked to fill the vacant position. I refused because I have a job and I already have a busy life being an English tutor as well. But they insisted. Very much insisted that I accepted the offer and so eversince that I teach two classes once a week which is on my day off.
Apa saya kerjakan untuk uang? Ah, bayarannya tidak seberapa. Kecintaan saya pada anak-anak dan mengajar adalah alasan utama saya menerima tawaran itu.
Am I doing it for money? I don't get lots of money. My love for children and teaching are the main reasons I accepted that offer.
Anak-anak dan mengajar membuat saya merasa kembali menjadi manusia. Dibutuhkan dan dihargai. Disayang dan dibebaskan untuk menjadi diri sendiri. Tidak ada dokrin yang dicekokkan ke saya. Tidak ada permainan sandiwara menampilkan diri seperti yang orang lain inginkan.
Children and teaching make me feel humanized. Needed and appreciated. Loved and freed to be me. There isn't any doctrine being fed to me. No need to play an act to appear as a person to please people's wishes.
Anak-anak dan mengajar adalah kebahagiaan dan kepuasan. Di situlah hati saya berada.
Children and teaching are happiness and satisfaction. There's where my heart lies.
* * * * *
Jangan tinggalkan saya.
Don't leave me.
Delapan hari setelah pemakaman ibu saya, saya dan ayah saya menghadiri suatu acara.
Eight days after my mother's funeral, my father and I attended an event.
Dua hari kemudian.. saya diare dan demam. Besoknya ayah saya diare dan demam. Jauh lebih parah dari saya.
We both ate this. Two days later we both had diarrhea and fever.
We suspected something in this meal might contained ecoli bacteria.
That was the only meal we ate which was not our own home cooking.
|
Dalam keadaan kondisi fisik masih belum seratus persen pulih, saya harus mengurus ayah saya, bekerja full time di kantor, mengajar les, mengajar di TK dan juga mengurus rumah.
In a condition where I haven't fully recovered physically, I had to care for my father, worked fulltime in the office, tutored, taught in the kindergarten and took care of the household.
Setiap malam selama kira-kira seminggu saya pergi tidur dalam keadaan letih fisik, emosi dan mental.
Every night for about a week I went to bed physically, emotionally and mentally drained.
"Mama, tolong Keke" tiap malam saya berteriak dalam hati memanggil ibu saya "Keke capek. Keke takut. Keke sendirian"
Sleeping in the livingroom also made me able to easily check on my dad when he got ill |
Saya baru saja kehilangan mama dan kemudian papa sakit.
I just lost my mother and then my father got sick.
Milik saya yang paling berharga setelah mama pergi adalah papa.
After mama's gone, papa is my precious one.
Saya tidak mau kehilangan satu-satunya orang tua yang saya miliki.
I don't want to lose the only parent I've got left.
* * * * *
Dua puluh lima hari pertama di tahun yang baru..
The first twenty five days in the new year..
Kemarin saya iseng menimbang berat badan saya dan kaget sendiri. Sebelum ibu saya meninggal berat badan saya 64 kilo. Kemarin 60 kilo. Turun 4 kilo.
I weighed myself and was surprised. I weighed 64 kilos before my mother passed away. Yesterday I weighed 60 kilos. I lost 4 kilos.
Pantesan aja Andre dan teman-teman pada bilang saya kok makin kurus. Semua cemas. Mereka mengira anorexia saya kumat. Tidak makan. Padahal saya tetap makan dengan jadwal dan porsi makan yang tidak berubah.
No wonder Andre and friends said I look slimmer. Everyone worried. They thought I had anorexia back. Didn't eat. My eating time and portion remain the same.
Hanya saja, saya tidak tahu apa yang saya makan. Semua seperti tidak ada rasanya.
It's just that, I didn't know what I ate. Everything felt tasteless.
Ditambah lagi saya belum lama sembuh sakit dan capek mengurus ayah saya serta mengurus rumah.
Plus I just recovered after had diarrhea and exhausted over cared for my father and taking care the house.
Nah, perkara makan dan ngurus rumah, masak akhirnya jadi urusan saya karena waktu ayah saya sakit tidak mungkinlah dia masak. Beli makanan jadi lama-lama bosan juga.
a food stall near my office |
Ayah saya adalah koki di rumah. Dia suka masak. Kebalikan dari saya yang cuma mau masak kalau tenaga, waktu dan moodnya lagi ada.
My father is the chef at home. He loves cooking. On the contrary, I only cook when I had the energy, time and mood.
Tapi sekarang karena dipaksa sikon, mau tidak mau saya harus masak dan.... saya kok jadi suka.. padahal saya masak kalau saya pulang kerja atau setelah ngajar les. Udahannya badan saya babak belur ga karuan rasanya karena capek tapi hati saya senang-senang aja tuh dan malah pengen masak lagi so saya dan ayah saya sudah ngomongin masakan-masakan yang bahan dan cara masaknya tidak ribet.
But situation forces me to do the cooking and.... I like it.. something amazed because I cook when I get back from work or after the tutoring. It made me so exhausted after that but I just feel happy about it and want to cook again so my father and I have talked about the dishes that have simple ingredients and easy to make.
Selain berat badan yang berkurang 4 kilo dan jadi koki baru di rumah.. hal lainnya adalah..
Apart from have shed 4 kilos and became the new chef at home.. another thing is..
"Bulan Februari nanti sekolah adain acara berenang" kata teman saya minggu lalu.
"School will have swimming outing in February" said my friend last week.
Saya tidak menaruh perhatian karena selain harinya tidak bertepatan dengan hari libur saya, sejak ibu saya tidak ada saya kehilangan selera buat jalan.
I didn't pay attention to it because it will be held not on my day off and since mom passed away, I just lost every interest to go out.
"Ayo Ke, ikut" kata teman saya "Refreshing"
"Come with us, Keke" said my friend "Let's have a refreshing"
"Ikut saja" Andre mendukung "Pergilah, bergembiralah. Kembalilah jadi Keke yang ceria, penuh semangat. Itu pasti yang diinginkan ibu kamu"
"Go with them" Andre gave his support "Go, have fun. Be the cheerful Keke who is full of life. It is what your mother wants"
Ayah saya dan teman-teman saya juga mengatakan hal yang sama.
My father dan my friends have same opinion.
Hampir sebulan ini saya hilang selera buat jalan. Saya bahkan kehilangan selera untuk hidup. Senyum dan tawa saya hanya sebatas kulit. Saya mati rasa. Saya menjalani hidup selama dua puluh lima hari ini tanpa merasa hidup. Saya baru merasa hidup saat sedang mengajar.
For almost a month I lost interest to hang around. I even lost interest to live. My smile and laugh are just skin deep. I'm numb. For twenty five days I lived my life without feeling alive. I feel alive when I am teaching.
Orang-orang terdekat yang paling bisa melihat dan merasakan perubahan dalam diri saya. Mereka prihatin. Sangat mencemaskan saya karena mengetahui saya gampang depresi. Jadi mereka berusaha untuk membangkitkan semangat saya. Sungguh bersyukur saya memiliki orang-orang tersayang yang tidak pernah berhenti memberikan kasih sayang, pengertian dan dukungan.
The closest ones saw and felt the change in me. They are concerned. Worried so much for me knowing that I'm easily get depressed. So they tried to boost my spirit. How grateful I am to have loved ones who never stop giving me love, understanding and support.
Ok, saya akan pergi berenang dengan anak-anak itu. Saya akan hidup dan menikmati kehidupan itu.. supaya saya jangan baper (bawa perasaan) terus-terusan ya.
quotesgram |
No comments:
Post a Comment