Kalau ada yang tanya apa sih yang diperlukan untuk
menjadi guru TK, inilah jawaban saya;
If anyone asks me what is it required to be a kindergarten teacher,
here is my answer;
JADILAH KREATIF / BE CREATIVE
Biar pun saya punya file setumpuk dari kegiatan yang
pernah saya lakukan di kelas saya selama masa enam tahun saya mengajar di TK
tapi itu tidak berarti saya jadi terpaku pada mengulangi kegiatan yang itu
lagi, itu lagi.
Eventhough I have
pile of files of the activities that I did in my class during my six years of
teaching in kindergarten, it doesn't mean I just repeating the same activities
again and again.
Misalnya, untuk kegiatan kelas bahasa Inggris hari
Selasa 18 Oktober 2016 saya terinspirasi dari website www.krokotak.com. Website
itu pas banget buat guru TK karena isinya tentang bermacam kegiatan yang pas buat anak TK.
For example, I've
got the inspiration for my English class activity on Tuesday 18 October 2016
from a website www.krokotak.com. The website is definitely for
kindergarten teachers because it's all about activities that fit for kindergarten children.
Kura-kura ini menjadi pilihan saya karena cara
membuatnya tidak rumit.
I chose this
turtle because it's easy to make.
Satu dari sejuta hal yang saya sukai sebagai guru TK
adalah; walaupun tema pelajarannya sama tapi tidak pernah jadi membosankan
karena cara pengajaran dan kegiatan apa yang mau dilakukan di kelas tidak harus
sama setiap semesternya. Yang penting inti pelajarannya tercapai.
One of the million
of things I love being a kindergarten teacher is; the theme of the lesson maybe
same but it can never be boring because how I teach and the activities I do in
class don't have to be same every semester. The important thing is the point of
the lesson is accomplished.
JADILAH LUWES /
BE FLEXIBLE
Mengajar anak TK tidak bisa disamakan seperti
bekerja di pabrik, menghadapi mesin yang sudah diprogram.
Teaching in
kindergarten is not the same as working in factory, working with programmed
machine.
Mesin tidak punya pikiran dan emosi. Mesin mengikuti
apa yang sudah diprogramkan. Mesin akan melakukan persis seperti apa yang sudah
diperintahkan kepadanya lewat program tersebut. Mesin tidak akan melawan, tidak
akan protes, tidak akan menangis, tidak akan ngambek.. seburuk apa pun dia
diperlakukan.. dia akan patuh mengikuti programnya.
Machine has no
mind of its own and is emotionless. Machine follows what has been programmed
for it to do. Machine won't opposed it, won't protest, won't cry, won't throw
tantrum.. no matter how bloody awful it is treated.. it will obey its program.
Mengajar melibatkan manusia dan ini adalah anak-anak
berusia tiga-empat-lima tahun yang baru beberapa tahun lalu belajar untuk bisa
pipis sendiri, bisa makan sendiri, yang mungkin masih minum susu dengan botol,
masih dikelonin emaknya.. hehe.. ya, itu kenyataannya..
Teaching involves
human and these humans are three-four-five year old children who few years ago
just learned to pee on their own, to feed themselves, who probably still
drinking milk from bottle, still very much mama's baby.. lol.. yep, that's the
fact..
Jadi kalau saya sudah membuat program mengenai apa
yang akan saya ajarkan dan kegiatan apa yang akan saya berikan untuk anak-anak
di kelas bahasa Inggris, itu bukan harga mati, cynn.. karena dalam prakteknya
mungkin saya harus menghilangkan atau bisa menambahkan hal-hal dalam program
atau kegiatan itu, mungkin tidak semua tercapai, mungkin dalam waktu singkat
saya harus menggantinya..
So if I have made
a program that consists of the things I will teach and the activities that I
will give to the children in my English class, it is not an ultimate one, hun..
because in practice I may have to delete or add things in the program or in the
activity, maybe it's not all accomplished, maybe I have to make a quick
change..
Ketika sudah berada di dalam kelas, apa pun bisa
terjadi dan biasanya adalah hal-hal yang tidak terduga. Jadi luweslah, jangan
kaku, jangan ngotot semua yang kita rencanakan atau yang sudah kita susun harus
terlaksana.. karena kalau kita kaku, kita bakal jadi stress dan kita bikin
anak-anak itu ikut stress. Nah, dalam keadaan stress.. suasana jadi tidak enak,
tidak enjoy dan yang menyedihkan adalah anak-anak itu tidak akan bisa belajar
dengan baik dalam keadaan demikian.
In the classroom,
anything can happen and it usually the unexpected ones. So be flexible, don't
be stiff, don't insist to have everything go smoothly as it planned or the program has to be
accomplished.. if we're stiff, it will only stressed us and we make the
children stress too. In stressful situation.. nothing feels right, it's not fun
and the sad thing is those children can't learn well in such circumstance.
MANUSIAWILAH /
BE HUMAN
Ada orang-orang tertentu yang membuat saya merasa
seperti tidak berhadapan dengan manusia karena mereka menampilkan diri bagaikan
Superman, Superwoman dan malaikat.
There are certain people who make me feel I don't face human because they appear themselves as Superman, Superwoman and angels.
Orang-orang ini dengan rajin serta
teliti menunjukkan segala kekurangan, kelemahan, kesalahan dan sejuta cacat
cela saya.
These people dedicately and thoroughly show all of my lackness, weakness,
mistakes and millions of my flaws.
Hal ini bikin saya heran; kenapa mereka tidak bersikap seperti itu juga terhadap hal-hal yang baik dalam diri saya?
This puzzles me; howcome they don't apply the same attitude toward the good things in me?
Kalau kamu ingin jadi guru TK, ingatlah bahwa yang
kamu hadapi di dalam kelas adalah manusia dan dirimu juga manusia jadi manusiawikanlah mereka dan manusiawikanlah dirimu.
If you want to be
kindergarten teacher, keep this in your mind, you are dealing
with human in the classroom and you are a human too so be human for them and for yourself.
KESEMPURNAAN
BUKANLAH SEGALANYA / PERFECTION IS NOT THE RULE OF THE GAME
Boleh saja menetapkan standar.
It is okay to set
a standard.
Misalnya; saya mengajarkan satu itu adalah one dalam
bahasa Inggris, dua adalah two, tiga adalah three, empat adalah four dan lima
adalah five. Saya membuat standar bahwa tujuh belas anak TK A yang berusia
empat sampai lima tahun itu harus bisa membedakan bentuk angka, pelafalannya
dalam bahasa Indonesia dan dalam bahasa Inggris.
For example; I
teach my class satu is one in English, dua is two, tiga is three, empat is four
and lima is five. I set a standard that those seventeen children in the class
for the four-five year olds must able to recognize each number's shape and how
to pronounce it in Indonesian and in English.
Saya menunjukkan angka-angka itu. Saya menghitung
dan bernyanyi. Berulang-ulang macam kaset rusak.. hehe..
I showed them
those numbers. I counted and sang. Over and over again like a broken record..
lol..
Mereka membeo. Mengikuti saya.
They recited after
me.
Saya panggil mereka satu persatu. "Tolong dong
tunjukin mana angka one" saya menguji dengan menyebut angka dalam bahasa
Inggris secara acak.
I called them one
by one "Please show me which is number one" I tested them by gave
them random numbers.
Kalau sepuluh dari tujuh belas anak itu bisa
menunjukkan lima angka dengan benar, itu sudah saya anggap mereka berhasil
mengerti dan mengingat pelajaran yang saya berikan.
If ten out of
seventeen children could correctly point those five numbers, I considered them
have understood and remembered the lesson I gave them.
Standar saya mungkin tidak tercapai. Apa itu berarti
saya gagal? Tidak. Apakah berarti anak-anak itu yang gagal? Tidak.
I may not
accomplish my standard. Is that mean I failed? No. Is that mean the children
failed? No.
Saya selalu menekankan pada murid-murid les saya
bahwa saya tidak mengajar mereka hanya supaya nilai ulangan mereka selalu
sempurna, 100. Nilai memang penting tapi buat apa kalau mereka hanya membeo
tapi tidak mengerti? Begitu naik kelas, pelajaran yang dipelajari setahun
sebelumnya hilang dari ingatan walaupun nilai di raport sempurna semuanya.
I always tell my
tutoring students that I don't teach them so they will always get perfect exam
score of 100. Score does important but what's the point if they just reciting
but don't understand? Once they move to higher grade, all the things they
learned in the previous year were gone from their memories though they have
perfect scores in their raport books.
REALISTISLAH /
BE REALISTIC
Ketika muridmu tidak bisa menempel dengan rapi atau
menghitung dengan benar.. janganlah bersikap seakan dia tidak bisa melakukan
apa pun dengan benar.
When your student
can't put the glue on the paper neatly or count correctly.. don't behave as if
he/she can't do anything right.
Ketika muridmu menangis mencari ayahnya atau ibunya,
jangan terburu-buru menyimpulkan bahwa dia cengeng.
When your student
cries for his/her daddy or mommy, don't quickly jump into conclusion that
he/she is a big baby.
Jangan katakan "dulu waktu saya seumur
kamu.."
Don't say
"when I was your age.."
Realistislah. Mereka bukan dirimu.
Be realistic. They
are not you.
Ok, umur tiga tahun kamu sudah bisa menghitung satu
sampai seratus. Umur sepuluh tahun kamu juara kelas. Umur empat belas tahun
kamu sudah punya pacar. Umur dua puluh tiga kamu sudah jadi dokter. Umur dua
puluh lima kamu sudah menikah. Umur tiga puluh kamu sudah general manager. Umur
empat puluh kamu sudah jadi profesor. Umur empat puluh dua kamu sudah punya
perusahaan sendiri. Kamu kuat, tahan banting dan selalu bisa mengatasi masalah.
Ok, so you could
count one to one hundred when you were three years old. You were the class star
when you were ten years old. You had a bf/gf when you were fourteen. You had
your medical diploma when you were twenty three. You got married when you were
twenty five. You were a general manager at thirty. You were a professor at
forty. You had your own company when you were forty two. You are tough,
resilient and always able to handle the problem.
Itu kamu. Itu IQ kamu. Itu kepribadian kamu. Itu
bakat kamu. Itu kemampuan kamu. Itu keberuntungan kamu.
That's you. That's
your IQ. That's your personality. That's your talent. That's your ability.
That's your luck.
Lantas apa saya atau orang lain harus memiliki
kemampuan, IQ, bakat, kepribadian, nasib dan keberuntunganmu juga?
So do I or others
must have your ability, IQ, talent, personality, destiny and luck as well?
Lha, bentuk hidung kamu dan bentuk hidung saya aja
beda kok. Jadi wajar dong kalau cara kerja otak kamu beda dengan cara kerja
otak saya.
Geez, your nose shape is different with mine. So it's understandable if your
brain works differently with mine.
Jadi realistislah. Jangan berpikir; kalau saya bisa,
kamu juga harus bisa. Kalau cara ini berhasil saya aplikasikan ke diri saya,
kamu juga harus bisa dong.
So be realistic.
Don't think if I can, so can you. If I've succeedly applied this to myself,
then you should able to do the same.
LOVE LOVE LOVE
Cintailah pekerjaanmu. Cintailah murid-muridmu.
Love your work.
Love your students.
Ada banyak orang yang mengambil jurusan pendidikan
tapi tidak memiliki panggilan untuk menjadi guru dan pendidik.
Many people
majored in education but have no calling to be teacher and educator.
Kalau kamu tidak merasakan panggilan yang kuat untuk
menjadi guru, bagaimana kamu bisa mencintai pekerjaan mengajar? Bagaimana kamu
bisa mencintai murid-muridmu yang punya sejuta sifat, kebiasaan, kelebihan,
kekurangan dan masalah pribadi?
If you don't feel
strong calling to become a teacher, how can you love teaching? How can you love
your students with all their millions of characters, habits, potentials, flaws
and personal issues?
JADILAH SEORANG
GURU, BUKAN SEORANG MONSTER / BE A TEACHER, NOT A MONSTER
Saya sedih setiap kali mendengar cerita murid-murid
les saya tentang guru killer di sekolah mereka yang tidak mau menjawab
pertanyaan muridnya, menolak untuk menerangkan dan membuat murid bisa
terkencing di celana saking takutnya berhadapan dengan guru itu.
I am sad everytime
I hear my tutoring students told me about their killer teachers in school who
don't answer the students question, refuse to give explanation and can make a
student pee his pants for being so terrified of them.
Saya juga pernah membaca seseorang menulis
bahwa dirinya pernah mengajar di SMA dan bahwa dia dulu guru killer. Tulisannya
itu memberi kesan menjadi guru killer adalah suatu kebanggaan.
I once read
a person wrote that she was once taught in high school and how she was a killer
teacher. Her writing gave the impression that she is proud being a killer
teacher.
Bersikap judes pada murid, menjaga jarak sampai
murid takut menegur, takut bertanya, takut minta penjelasan tentang hal yang
tidak diketahuinya.. apakah itu suatu kebanggaan?
Being harshed to
student, keeping a distance that makes student feels uneasy to greet, scared to
ask, terrified to come when they need more explanation on the things they don't know.. is that
a pride?
Sengaja menjadikan diri guru killer supaya dihormati oleh murid? atau supaya tidak repot harus menjawab pertanyaan mereka, tidak usah capek memberi penjelasan lebih detil?
Making oneself a killer teacher on purpose to be respected by students? or to spare the trouble to answer their questions or to give detailed explanation?
Kalau demikian pemikiranmu, jangan jadi guru. Jadilah karyawan kantoran saja atau jadilah seorang big boss.
If you have that kind of mindset, don't become a teacher. Be an office employee or be a big boss.
HUMOR HUMOR
HUMOR
Humor amat sangat dibutuhkan kalau ingin mengajar di
TK karena kalau kamu tidak bisa melihat hal-hal lucu dalam diri anak-anak itu,
dalam diri sendiri, dalam kehidupan sebagai guru.. kamu tidak akan bisa
bertahan lama di bidang ini.
Humor is
definitely needed if you want to teach in kindergarten because if you can't see
the funny sides in those children, in you, in life as teacher.. you won't last
long in this field.
ADIL / BE FAIR
Kamu berharap anak berusia tiga-empat-lima atau
bahkan enam tahun sudah bisa menggunting dengan rapi dan benar.. adilkah itu?
You expect a
three-four-five or even six year old child to be able to cut paper neatly and
correctly.. is it fair?
Kamu menegur seorang anak ketika dia berbuat salah
tapi saat dia melakukan segala sesuatu dengan benar, patuh padamu dan bersikap
baik, kamu tidak berkomentar apa pun.. adilkah itu?
When a child
misbehaves, you reprimand him/her but when the child does everything right,
obey you and behaves, you say nothing.. is it fair?
Kamu tidak hanya mengajar muridmu membaca, menulis,
menghitung.. kamu mengajari anak-anak kecil ini tentang banyak hal. Bersikap adil adalah bagian dari sikap menghargai, yang merupakan satu dari sekian banyak pelajaran non akademis, yang
kelihatannya remeh tapi dalam hidup amat sangat penting.
You don't just
teach your students how to read, write, count.. you teach these little children
about many things. Being fair is part of appreciation attitude, which is one of the many non-academic
subjects, that looks insignificant but it is very important in daily life.
MEMBANGUN,
TIDAK MENGHANCURKAN / TO BUILD, NOT TO DESTROY
Anak bisa belajar membaca, menulis, berhitung,
bernyanyi, mewarnai dll dari siapa saja. Tapi tidak semua orang bisa
menumbuhkan rasa percaya diri dan memiliki citra diri yang baik dalam dirinya.
A child can learn
reading, writing, counting, singing, coloring etc from anyone. However, not everyone
can build up self confident and instilled good self image in a child.
Dunia ini penuh dengan orang-orang yang memiliki
hasrat lebih besar untuk menghancurkan dari pada untuk membangun. Mereka saling
menghancurkan secara fisik, emosi, rohani atau intelektual.
This world is full
with people whose big desire is to destroy than to build. They are destroying
each other physically, emotionally, spiritually or intelectually.
Ke dalam dunia seperti demikianlah kita mengirimkan
anak-anak ini. Karena itu bangunlah mereka supaya mereka bisa bertahan
menghadapi orang-orang seperti itu dan supaya mereka tidak menjadi seperti
orang-orang tersebut.
We are sending
these children into that kind of world. That is why build them so they can
survive when they meet those people and so they don't turn themselves just like
them.
TERANG DALAM
KEGELAPAN / BE A LIGHT IN THE DARK
Dulu di TK tempat saya mengajar ini ada seorang
murid yang bandelnya ampun-ampunan dan mudah sekali berkelahi dengan teman
sekelasnya.
There was a
student in the kindergarten where I teach who was really a brat and so easily
got into a fight with his classmate.
Saya sering tergoda untuk menyebutnya bandel, badung
dan nakal seperti yang dilakukan oleh orang-orang lain tapi walaupun saya kesal
dengan kelakuannya serta gemas dengan ulahnya, saya menahan diri untuk tidak
menyebutnya demikian.
I oftenly tempted
to call him naughty, brat and trouble maker just like anybody else but though
his attitude upset me and his misbehaves drove me crazy, I held myself not to
call him with those names.
Saya justru menjadikan dia semacam asisten saya di
kelas, saya minta dia menolong teman-temannya dan ketika dia berhasil
mendapat nilai tinggi dalam pelajaran bahasa Inggris, saya mengatakan saya
bangga padanya.
I made him sort of
my assitant in class, I asked him to help his classmates and when he finally
got high grade in my English class, I told him I'm proud of him.
Dia tidak hanya menjadi amat sangat menyayangi saya
tapi yang paling utama adalah kelakuannya berubah menjadi baik.
He did not just
loved me so much but the most important thing is he changed himself into a
better child.
Jadilah terang untuk murid-muridmu.
Be a light for
your students.
Mereka akan membawa terang itu dalam diri mereka dan
mereka akan menjadi terang untuk orang-orang lain.
JADILAH ORANG
TUA, KAKAK & TEMAN UNTUK MURID-MURIDMU / BE THE PARENTS, BIG BROTHER/SISTER
& FRIEND TO YOUR STUDENTS
Entah guru TK, SD, SMP, SMA bahkan dosen memiliki
peran ganda yang harus dia jalankan yaitu dengan memposisikan diri sebagai
orang tua, kakak dan teman untuk murid-muridnya.
Whether it is
kindergarten, elementary, junior high, high school, even university/college
teachers must also take the role as parent, big brother/sister and friend for
his/her students.
BERSIAP
MENGHADAPI GAJI KECIL / BE READY TO GET UNDERPAID
Pernah dengar cerita guru nyambi kerja jadi pemulung
karena gajinya sebagai guru tidak akan bisa menghidupi dirinya dan keluarganya?
Have you heard a
teacher who had side job as garbage collector because his teaching salary
couldn't support himself and his family?
Dulu di Jakarta penjual martabak langganan saya
adalah seorang guru SMP.
Back then in
Jakarta, the vendor where I used to buy Indonesian stuffed pancake called martabak, is a junior high school teacher.
Ya, sekolah-sekolah besar, apalagi yang berlokasi di
kota besar, berani bayar besar antara 2 juta sampai bisa 5 juta.
Yes, big schools,
especially the ones located in big cities, can afford to pay high between 2 to
5 millions.
Tapi kan tidak semua sekolah sanggup membayar
segitu.
However, not all
schools can pay that high.
Gaji pertama saya sebagai guru TK adalah sebesar
350.000. Enam tahun kemudian gaji saya 600.000.
My first salary as
kindergarten was 350.000. Six years later I was paid 600.000.
Setelah lima tahun berhenti mengajar di TK, saya diminta kembali untuk seminggu sekali mengajar bahasa Inggris di dua kelas. Gaji saya?
300.000.
After five years
of absence from teaching in kindergarten, I was asked to teach English
in two classes once a week. My salary? 300.000.
So, jangan dipikir jadi guru itu gampang. Tanggung
jawabnya besar. Tuntutannya banyak. Gajinya rendah.
So, don't think it
is easy to be a teacher. It requires big responsibility. Lots of demands.
Underpaid.
* * * * *
Kenapa saya tidak memasukkan harus punya gelar
sarjana minimal S1, punya nilai GPA minimal 4.00 atau punya IQ minimal 200?
Why didn't I put
the requirement of possessing a minimum Bachelor degree, have minimum
4.00 GPA score or to have at least 200 IQ?
Semua itu baik tapi kalau saya seorang kepala
sekolah atau pemilik sekolah, bukan itu yang akan saya nilai tinggi.
They're all good
but if I were a headmaster or school's owner, I wouldn't give high score on
those things.
Saya bahkan tidak akan mengandalkan penilaian saya pada
hasil psikotest calon guru itu.
I wouldn't even
rely on the result of that teacher candidate's psychological test.
Karena bisa atau tidaknya seseorang menjadi guru,
terpanggil atau tidaknya seseorang untuk masuk dalam dunia pendidikan tidak
ditentukan oleh hal-hal tersebut.
Because those things do not
determine a person can be a teacher or have the calling to become a teacher.
No comments:
Post a Comment