Kalau ada yang mengajukan pertanyaan apa saja yang bisa dimasukkan sebagai keajaiban dunia, kira-kira apa jawaban kita?
If we are asked what can be considered as world’s wonder, what would it be?
Saya akan menjawab ‘Piramid Giza’.
www.123rf.com |
I’d say ‘Giza Pyramids’.
Apa kira-kira jawabanmu?
What would be your answer?
Tembok Cina? Taj Mahal? Golden Gate?
The Great Wall of China? Taj Mahal? Golden Gate?
Saya sedang browsing facebook sewaktu video yang di shared oleh seorang teman.
I was browsing facebook when I saw a video shared by a friend.
Video itu menceritakan tentang kejadian di satu kelas di suatu sekolah ketika murid-murid ditugaskan untuk menuliskan daftar 7 keajaiban dunia.
That video told a story about a class in a school when the students were asked to write the list of 7 wonders of the world.
Sekian menit kemudian guru meminta murid-murid itu menyebutkan apa yang mereka tulis dalam daftar masing-masing lalu mereka memilih mana yang dimasukkan dalam daftar sebagai 7 keajaiban dunia versi kelas mereka.
Few minutes later the teacher asked the students to read their list before they decided which one would be put into their class version of 7 wonders of the world.
Setelah daftar itu tersusun barulah guru mereka menyadari ada seorang murid yang belum selesai menuliskan daftarnya.
It was after the list was made the teacher realized one of the students was not done with her list.
Ada begitu banyak keajaiban, kata murid itu, susah banget milih buat dimasukin ke daftar saya.
There are so many wonders, said the student, it's so difficult to choose which one to be put into my list.
Tidak apa-apa, coba bacakan aja, kata si guru, nanti kita bisa bantuin kamu nyusun daftarmu.
It’s okay, just read it, said the teacher, we can help you with your list.
Murid itu pun membacakan 7 keajaiban dunia yang ada dalam daftarnya.
The student read her list of the 7 wonders of the world.
Dan seluruh kelas jadi sepi. Hal-hal dalam daftarnya membuat seisi kelas tidak bisa mengeluarkan sepatah kata pun.
And the whole class became silent. The things in her list have made everyone in the class became speechless.
Inilah 7 keajaiban dunia menurut murid itu;
These are the student’s 7 wonders of the world;
* * * * *
Kemampuan untuk melihat
The ability to see
Tuhan mengaruniakan dua mata supaya kita bisa melihat. Karena kalau tidak, kita bisa menabrak kursi, jatuh tersandung batu atau tercebur ke comberan.
God gives us two eyes so we can see. Otherwise we will run into chair, trip over a stone or fall into a gutter.
Dengan mata itu juga kita bisa melihat bahaya yang ada di depan kita dan karenanya bisa menghindarkan diri dari hal-hal yang bisa merugikan atau mencelakakan kita.
With those eyes we can also see the dangers infront of us and so we can avoid the things that may bring loss or harm to us.
Mata membuat kita bisa melihat keindahan dan mengenali benda serta hewan dan manusia.
Eyes can make us see the beauty and recognize things, animals and people.
Jadi mata adalah anugerah dari Tuhan.
So eyes are God’s blessing.
Tapi yang kita perbuat dengan mata adalah kita tidak menghargainya karena kita tidak bisa menyadari tujuan Tuhan memberikan kita mata.
But what we do with eyes is we can’t appreciate them because we don’t understand God’s purpose on giving us eyes.
Mata malah kita pakai untuk lebih melihat kekurangan dalam segala hal dan dalam setiap manusia.
We infact use the eyes to see more on the flaws in things and in people.
Kita bisa dengan cepat mendeteksi kesalahan dan kelemahan dalam segala hal dan dalam setiap orang.
We are quick in detecting errors and weaknesses in things and in each person.
Mata membuat semua orang terlihat lebih baik dari diri sendiri dan segala hal yang dimiliki orang lain lebih banyak, lebih bagus serta lebih baik.
Eyes make everyone looks better than ourselves and everything own by others is more, better and nicer.
Mata membuat kita bisa menjadi jumawa atau menjadi minder.
Eyes can make us cocky or losing confidence.
Mata membuat kita tidak bisa melihat apa yang Tuhan lihat.
Eyes can me us unable to see what God sees.
* * * * *
Kemampuan untuk mendengar
The ability to hear
Bayangkan bagaimana kalau kita tidak bisa mendengar suara ayam berkokok menyambut datangnya pagi atau suara klakson mobil yang memperingatkan kita untuk minggir atau indahnya suara musik..
Imagine what it would be like not able to hear the rooster crowing at dawn or to hear a car honk for us to move a side or to hear the beauty sound of music..
Pernah makan sambal yang saking pedasnya sampai bikin telinga jadi budek, tuli?
Have you ate chili that so hot it turned your ears temporarily deaf?
Saya menemukan video ini di facebook yang bikin saya ngakak. Saya yang penggila sambal saja pernah mengalami hal seperti ini, apalagi mereka yang jarang makan makanan pedas.
I found this video in youtube that made me laughed it out loud. Even I who like chilis have had that kind of experience, let alone those who rarely eat spicy food.
Telinga itu penting. Dengannya kita dapat mendengar berbagai macam informasi.
Ears are important. We can hear many kinds of information.
Telinga yang tertutup bisa menutup pikiran juga.
Ears that unable to hear can closes the mind.
Bayangkanlah seseorang berdiri dan berbicara di depan kita tapi kita tidak mendengar apa pun yang dia katakan. Adakah kata-katanya bisa berguna untuk kita? Tentu saja tidak.
Imagine somebody stands and talks infront of us but we don’t hear anything. Will any of the things he/she say do good for us? Of course not.
Tuhan bicara pada kita setiap hari lewat banyak cara tapi tidak satu pun yang kita dengar.
God speaks to us everyday through many ways but we hear none of it.
Jadi ya kita pun lalu hidup mengikuti pemikiran dan pengertian kita sendiri.
So we live our lives according to what our minds and understanding tell us.
Telinga lebih mendengarkan ego dan ambisi kita.
The ears listen more to our ego and ambition.
Herannya kita bisa budek pada apa yang Tuhan sampaikan tapi kita bisa ga budek tuh ke omongan orang yang karena punya tujuan-tujuan tersembunyi untuk kepentingan dan keuntungannya tahu bagaimana mempergunakan bibir serta lidahnya untuk bicara sehingga bisa membodohi, menguasai dan mengendalikan kita untuk memberikan kepadanya apa yang dia inginkan.
The odd thing is we can turn deaf to what God is trying to tell us but we don’t turn deaf to people’s talking which having hidden intentions to gain personal profit makes them know how to use their mouth to fool, have power over us and so control us to give them with what they seek.
Karena telinga budek terhadap pesan Tuhan tapi tidak budek pada pesan manusia (diri sendiri atau orang lain) maka jadilah kita boneka yang disetir oleh manusia.
Since the ears turn deaf to God’s messages but undeaf to man’s messages (of our own or others) thus we are man’s puppet.
* * * * *
Kemampuan untuk menyentuh
The ability to touch
Sentuhan itu penting. Studi medis membuktikan sentuhan fisik
dalam bentuk pelukan atau mengelus bisa mengurangi dan bahkan menghilangkan
stress serta ketegangan.
A touch is important.
Medical study has proved that physical touch in form of hug and caress can
reduce and even get rid stress and tension.
Karena sentuhan membuat orang merasa dikasihi, diperhatikan
dan dilindungi yang menimbulkan rasa nyaman dan damai.
Because a touch makes
people feel loved, received attention and protected which creating the feelings
of comfortable and peaceful.
Tapi sentuhan bisa dipalsukan. Sama seperti senyum dan
kebaikan. Pada satu saat orang bisa memeluk atau memegang tangan kita tapi pada
saat bersamaan dalam hatinya merancang kejahatan atas diri kita.
But a touch can be
made into a fake. Just like a smile and kindness. One moment a person can hug
or hold our hand but at the same time he/she has evil plans in his/her heart.
Lalu bagaimana dengan kehidupan kita? Sudahkah kita
memakainya untuk menyentuh hati dan kehidupan orang secara positif dan tanpa
niat-niat tersembunyi?
How about our lives?
Have we used it to touch the heart and lives of others in positive ways and
without any hidden intentions?
* * *
* *
Kemampuan untuk mengecap
The ability to taste
Dulu sewaktu saya bekerja sebagai guru TK dan tema pelajaran
sampai pada panca indera, saya suka bernyanyi ‘apa rasa gula?’ dan alangkah menyenangkannya mendengar serombongan
anak kecil berusia 3-4-5 tahun itu berseru penuh semangat ‘manis! manis! manis!’
When I worked as
kindergarten teacher and the subject was about five senses, I’d sing ‘what does sugar taste?’ and how
wonderful it is to hear a group of 3-4-5 year olds excitedly exclaimed ‘sweet! sweet! sweet!’
Manis, asin, asam, pedas, pahit..
Sweet, salty, sour,
spicy, bitter..
Lidah jadi mati rasa kalau lagi pilek. Makanan dan minuman
seenak apa pun jadi tawar rasanya.
Cold turns tongue
tasteless. All food and drink no matter how tasty they are, everything is
tasteless.
Tidak heran kalau indera perasa ini menjadi sepenting mata,
telinga dan kulit. Bahkan ada satu bait lagu yang berkata begini; ‘lihatlah dan kecaplah betapa baiknya Tuhan
itu..’
No wonder if this
sense is as important as eyes, ears and skin. There is even one song that says;
‘see and taste how good the Lord is’
Tidak cukup dengan hanya dilihat, harus juga dikecap..
supaya benar-benar terasa kebaikan Tuhan itu seperti apa.
Seeing it is not
enough, it must also be taste.. to really grasp how good God is.
Mata kita melihat rumah yang kita diami, mobil yang kita
miliki, makanan berlimpah di atas meja, keluarga yang tinggal serumah dengan
kita, sahabat-sahabat yang mengasihi kita, lembar-lembar uang dalam dompet,
kantor mentereng dimana kita bekerja, jabatan penting yang tertulis di kartu
nama dengan huruf-huruf emas..
Our eyes see the
house we live in, the car we own, plenty of food on the dining table, family
who live with us, bestfriends who love us, stack of money in our wallet, the
impressive office where we work, the important position printed in golden
letters on our name card..
Tapi kita tidak bisa meresapinya semua itu sebagai anugerah
dari Tuhan. Kita menganggap semua itu wajar bisa kita miliki karena kita telah
bekerja keras atau karena kita terlahir memiliki orang tua yang bisa memberikan
kenyamanan itu.
But we can’t grasp it
as God’s blessing. We accept it as a fair reward for our hard work or because
we have parents who can provide us with such luxury.
Akhirnya kita tidak bisa mensyukuri dan menghargai apa yang
kita miliki dan biasanya sih itu satu paket dengan mentalitas selalu mengeluh
serta menuntut karena merasa tidak pernah puas dan susah merasa bahagia.
At the end we become
ungrateful and unappreciative toward the things we have and it usually comes in
one mentality package of always complaining and demanding for constantly feel unsatisfy
and unhappy.
* *
* * *
berlanjut ke/continues to:
7 Wonders of The World - Heart of a Child
No comments:
Post a Comment