Ke Santi setahun sekali atau dua kali itu sudah wajib hukumnya buat saya.
Visiting Santi once or twice a year is a must for me.
Tahun ini maunya sih dua kali tapi yah.. bulan Maret saya sakit. Dua bulan buat memulihkan badan. Begitu sembuh.. eh kok jadi ga pede dan ga selera buat jalan kemana-mana.
I wanted to make it twice this year but well.. I fell ill in March. It took two months to recover. Once I got well again.. I lost confidence and mood to go anywhere.
Baru bulan Agustus saya jalan-jalan lagi (baca postingan saya berjudul Curug Bidadari, Angel Waterfall) dan setelah melihat dan merasakan fisik saya kuat diajak jalan menempuh jarak begitu jauh selama enam jam, rasa percaya diri saya bangkit.
I went traveling in August (read Curug Bidadari, Angel Waterfall post) and after observing and felt I was physically well enough going on a far distance traveling for six hours, my confidence soared.
Jadi saya kontak Santi dan menetapkan rencana, saya akan berangkat dari Bogor hari Minggu, 11 September untuk menginap dirumahnya sampai Selasa, 13 September.
I contacted Santi and set the plan, I’d leave Bogor on Sunday, 11 September to stay at her place until Tuesday, 13 September.
* * * * *
Santi dan saya bertemu ketika kami kuliah di Perbanas, Jakarta tahun 1990. Kami sekelas dan akhirnya bersahabat.
Santi and I met when we went to college in Perbanas, Jakarta, in 1990. We were in the same class and we ended up being bestfriends.
Persahabatan kami berjalan terus walaupun setelah lulus kami terpisah karena bekerja di tempat berbeda. Jarak yang memisahkan kami semakin jauh setelah saya pindah ke Bogor tahun 1998. Semua tidak berpengaruh pada persahabatan kami.
Our friendship continues though work set us apart. The distance grew farther after I moved to Bogor in 1998. It all did nothing to our friendship.
Baru pada tahun 2013 saya memulai ritual mengunjunginya setahun sekali atau dua kali biarpun… Hadohhh.. perjalanannya bisa makan waktu hampir 4 jam.
It was 2013 when I first started the ritual of visiting her once or twice a year despite the fact that.. geez.. it can take nearly 4 hours to commute.
Ah tapi toh bahagianya bertemu sahabat yang sudah seperti saudara sepadan deh dengan capeknya..
Well the happiness to meet a bestfriend that has become like a sister is worth it..
* * * * *
Hari kedua (Day two)
Saya teler.
I was completely knocked out.
Hari sebelumnya adalah hari yang betul-betul melelahkan. So,
kalau orang lain bisa libur di hari Minggu, saya justru tetap kerja dan malah
harus datang lebih pagi, apalagi dengan adanya jalanan yang belum kelar di cor
tapi sudah lebih seminggu ditinggal aja. Penderitaan lahir batin buat orang
yang setiap hari harus ngelewatin jalanan yang macetnya bisa kayak ular naga
panjangnya bukan kepalang..
The previous day
was a very exhausting day. So, while Sunday is an off day for most people, it’s
not for me and I even have to leave for work early on that day, especially with
this abandoned unfinished underconstruction road that drains commuter,
physically and mentally to have to stuck in a very long traffic jammed.
Jadi hari Minggu, 11 September itu, tengah hari setelah
semua kerjaan beres saya langsung tancap gas ke stasiun kereta api.
So on that Sunday,
11 September, at noon after all work was done I rushedly went to train station.
Hampir dua jam kemudian sampailah saya di stasiun akhir
Jakarta Kota. Perjalanan ke Cengkareng dilanjutkan dengan naik bis
transjakarta.
It took almost two
hours to get me to Jakarta Kota station. The trip to Cengkareng continued by
transjakarta bus.
Hampir jam 3.30 sore waktu saya akhirnya sampai di
Cengkareng.
It was almost 3.30
pm when I got at Cengkareng.
Ssstt.. kalian bisa baca cerita rinci
berikut foto-foto tentang perjalanan Bogor ke Cengkareng ini ada dipostingan
saya sebelumnya yang judulnya 25 Years of Friendship (Day One).
Ssstt.. you can read the details along
with the photos of this Bogor-Cengkareng trip in my previous post under the
title 25 Years of Friendship (Day One).
Sore dan malam pertama saya bersama Santi dan keluarganya
tidak memberi saya kesempatan untuk istirahat karena kami begitu kepingin
berbagi cerita dan anak-anaknya, terutama Kenzie, menempel terus di dekat saya.
My first afternoon
and night with Santi and her family didn’t give me lots of chance to rest because
we wanted to share stories and her children, especially Kenzie, couldn’t get
far from me.
Yah itulah.. setahun ga ketemu kangennya sudah segudang..
Well yeah.. we
didn’t see each other for a year so there were tons of missing you feelings..
Jam 10 malam semua kayaknya sudah setengah tidur.. emm..
tepatnya sih itu saya dan Santi karena anak-anak masih pada cerah ceria aja..
hehe..
10 pm and everyone
was like walking half asleep.. umm.. to be precise it was Santi and I while the
kids were still pretty much fully charged.. lol..
*
* * * *
“Mau di rumah atau ikut ke pasar?” jam 7 pagi Santi masuk ke
kamar.
“Wanna stay home or come with me to the market?” Santi came to the room at 7 am.
“Ke pasar” jawab saya masih setengah tidur.
“To the market” I
replied still half asleep.
Ya, kalau di rumah paling saya cuma nonton tv, ngobrol
dengan anak-anak, browsing atau melanjutkan tidur. Ga ah, mendingan saya
nemenin Santi ke pasar. Saya senang dengan daerah perumahan Taman Palem jadi
setiap kali ke sini saya pasti enjoy kalau diajak muter-muter.
Well, if I stayed
home I’d only watch tv, chatted with the kids, browsed the net or went back to
sleep. Nah, I’d rather go with Santi to the market. I like it being in Taman
Palem housing complex so whenever I was there I enjoyed being taken around the
compound.
Pasarnya juga bersih, sejuk walaupun tidak ada AC. Beda banget sama pasar tradisional yang kita kenal.
The market is
clean, cool though it’s without AC. So different with the usual traditional market.
Dari luar saja penampilannya tidak seperti pasar tradisional.
Its outer
appearance doesn’t even look like traditional market.
Saya membuntuti Santi dari satu los ke los berikutnya.
I followed Santi
around from one stall to the next stall.
Saya senang melihat berbagai warna dan mencium udara dipenuhi
berbagai bau mulai dari bau daging-dagingan, sayuran, buah-buahan,
rempah-rempah, kue, gorengan, berbagai makanan dan jajanan khas Cina.. hmm..
I like seeing some
many colors and smell the air that filled with various smell of meats, veggies,
fruits, spices, cookies, fries, many kinds of Chinese dish and snacks.. hmm..
Kedua tangan kami sudah penuh dengan kantong plastik berisi
belanjaan ketika kami meninggalkan pasar.
Our hands were
full with plastic bags filled with groceries when we left the market.
Santi langsung sibuk masak setelah kami sampai di rumah dan
kira-kira setengah jam kemudian jadilah kwetiaw rebus untuk sarapan. Sedappp!!
Santi's daughter |
Ngapain aja seharian itu? Nyantai di rumah karena anak-anak
tidak sekolah dan les berhubung hari itu hari libur nasional.
What did we do the whole day? Relaxing at home because the kids were off school and tutoring as it was public
holiday.
*
* * * *
“Dua puluh empat jam itu lewatnya cepat lho, Ie” kata
Kenzie.
“Twenty four hours
is passing quickly y’know, aunty” said Kenzie.
Ya, hari itu lewatnya cepat betul. Tidak seorang pun dari
kami yang tidur siang seperti biasanya. Semua seperti ingin benar-benar
menikmati setiap detik yang berharga dari hari libur dan kebersamaan kami.
Yes, the day
passed so fast. None of us took a nap like we used to do. Everyone seemed
desperately wanted to enjoy every precious second of day off and of our
togetherness.
Tahu-tahu sudah malam.
"Go to bed, kids!" Santi called out "No more TV. Tomorrow's school day!" 'Oh no!' was Kenzie's expression.. lol.. |
Semua harus tidur lebih awal karena besok anak-anak masuk
sekolah.
Everyone must went
to bed early because tomorrow was school day.
Sedih juga saya karena besok saya harus kembali ke Bogor.
I was a bit sad
because tomorrow I had to go back to Bogor.
Sebetulnya saya mengambil cuti hari Rabu tapi saya harus
pulang hari Selasa itu karena sorenya saya harus mengajar les.
I actually took a
leave on Wednesday but I had to go back on Tuesday as I had to tutor my
students on the afternoon.
Cuti hari Rabu akan dipakai untuk pergi membayar rekening
listrik, air dan telpon yang biasanya dilakukan oleh ayah saya tapi karena
kesehatannya terganggu jadi saya yang harus mengambil alih. Selain itu saya
juga berencana untuk membawa ransel saya ke tukang servis ransel dan setelah
itu saya juga ingin mengunjungi TK tempat dulu saya mengajar karena ingin
menemui beberapa teman lama.
That leave on
Wednesday was taken so I could go to pay power, water and phone bills which
usually done by my father but since he felt unwell the job fell on me. Beside,
I planned to take my backpack to a service place and after that I wanted to go
to the kindergarten where I used to teach to meet some old friends.
Yah, jadi tidak ada pilihan.. besok saya harus kembali ke
Bogor.
* to be continued to 25 Years of Friendship (Day Three)
No comments:
Post a Comment