Karena sepanjang Juni tema postingan saya adalah tentang
blogging jadi ada banyak hal di bulan Mei dan Juni itu sendiri yang belum
ditulis. Jadi itu sebabnya postingan di bulan Juli ini temanya adalah postingan
yang terlambat diposting.
Since I made blogging as
the theme in June so there are things in May and June itself that have not yet written.
It is why the theme for July is belated post.
*
* * * *
Juni menandai setahun sejak saya terpisah dari sahabat
saya ini.
June
marked a year of separation with my best friend.
Selamanya dia akan tetap ada di hati saya.
He shall remain forever in my heart.
*
* * * *
It's been a Year Since You Left to Heaven
Ada yang menganggap anjing hanyalah seekor hewan yang tidak
ada artinya.
Some people think dog as
just an animal.
Pada orang-orang tertentu anjing bahkan ditakuti, entah
trauma karena dulu punya pengalaman tidak enak dengan anjing atau murni karena
phobia.
Few people even afraid of
dog, whether it’s caused by bad experience involving a dog in the past that
left a trauma or purely a phobia.
Agak sulit juga kalau sudah trauma atau fobia. Butuh waktu
untuk menghilangkannya. Umumnya sih orang lebih cenderung untuk berkubang dalam
trauma atau fobianya itu seperti tetangga saya yang karena waktu kecil pernah
digigit anjing maka dia beranggapan semua anjing itu jahat, harus dijauhi,
anjing yang lagi lewat dengan tenang damai dan tentram pun ditimpuknya dengan
batu tanpa berpikir bahwa tidak semua anjing menyerang orang. Seekor anjing
menyerangnya berpuluh tahun yang lalu dan sejak itu dia menganggap semua anjing
di bumi ini jahat dan ganas seperti anjing itu.
It’s a bit difficult if
it has become a trauma or phobia. It takes time to get rid them. people
generally tend to stay in their trauma or phobia just like my neighbor who was
bitten by a dog when she was a kid and from then on she thinks all dog is evil,
must stay away from them, she thrown stone at a quiet-calm-peaceful passing dog
without thinking that not all dog likes to attack people. A dog attacked her
decades ago and eversince then she thinks all dogs on this world are evil and
fierce like that dog.
Yang menyedihkan adalah dia menurunkan pemikiran, trauma dan
fobianya itu kepada anak-anaknya. Tanpa dibegitukan pun sebetulnya anak meniru
dan mengimitasi sikap, prilaku dan kebiasaan orang-orang disekitarnya tanpa
disaring lagi dan tanpa disertai pengertian apakah hal itu baik atau tidak.
The sad thing is she has
passed her perception, trauma and phobia to her children. Even without her
doing that children’s nature is copying and imitating the attitude, behavior
and habits of the people around them without any filter nor understanding about
good or bad.
Saya dan ayah saya berusaha untuk menangkal pengaruh si ibu
ini pada anak-anaknya.
My father and I tried to neutralize
this impact the mother brought on her kids.
Kami punya seekor anjing campuran golden retriever yang
sangat ramah, terutama pada anak-anak, sehingga disukai oleh banyak orang dan
terhitung lumayan populer. Mulai dari anak-anak kecil, remaja, ibu-ibu,
bapak-bapak, tukang jualan, tukang pos, tukang sampah sampai pemulung akan tersenyum,
melambaikan tangan atau memanggil Doggie kalau lewat di depan rumah kami.
2010 |
Kami mencoba membuat anak-anak itu tidak melihat anjing
sebagai monster. Kami ajak mereka untuk mengelus punggung Doggie yang dengan
sabar duduk diam sementara punggungnya dielus-elus. Kenyataan bahwa Doggie
bahkan tidak pernah menggonggongi mereka serta melihat dan menyentuh Doggie
dari dekat membuat pandangan mereka sedikit berubah.
We tried to make those
kids saw that dogs are not monsters. We asked them to caress Doggie’s back
while Doggie patiently and quietly sat while his back was being caressed. The
fact that Doggie has never even barked at them along with seeing and touched
him closely have more and less changed their perspective.
* *
* * *
Di dunia ini ada banyak pemikiran atau faham yang menurut saya agak
kurang masuk akal. Satu diantaranya adalah anjing dimasukkan dalam kategori haram.
There are many thinking or perception in this world which don’t make sense to me. One of them is to classify dog as proscribed animal.
Soalnya definisi haram menurut saya adalah apa yang ada dalam hati
dan pikiran. Yah, kita tahu sendiri dong, isi hati dan pikiran manusia kan sebagian besarnya adalah hal-hal yang.. wow! mengerikan!... Nah, kalau mengenai hewan, saya golongkan mereka pada jenis yang jinak dan
liar, yang bisa dimakan dan yang tidak.
It is because my definition of
proscribed is the things in heart and mind because well, y'know it yourself that the heart and mind mostly contain.. wow! abominable! things... As for animal, I put them into tame
and wild, consumable and unconsumable categories.
Yah, ok lah kita berbeda pendapat mengenai hal yang satu
itu. Kalau memang sudah demikian pengertian atau prinsip tersebut bagi orang-orang tertentu, .. ok, ga masalah buat saya, cuma satu hal yang saya minta; janganlah karena anjing dimasukkan
dalam kategori hewan haram maka dia bisa diperlakukan semena-mena.
2013 |
Terlepas dari haram atau tidak haram, anjing berguna untuk manusia. Buktinya blok tempat saya tinggal menjadi aman karena kehadiran Doggie dan anjing-anjing lain. Tidak pernah terjadi pencurian. Jadi sebagian besar penghuni di dua blok ini, apa pun suku dan agamanya, tidak menaruh antipati terhadap anjing.
Apart from this proscribe or unproscribe thing, dog is useful for human. The fact shows my neighborhood is safe thanks to Doggie and other dogs. No case of burglary ever happens. It is why most of the residence, whatever their ethnicity or religion, are not hostile to the dogs.
Ada lagi golongan orang yang melihat anjing sebagai hewan
ternak karena dijadikan makanan. Ini juga bikin saya bingung; apakah hewan
ternak di dunia ini sudah demikian sedikitnya sampai anjing pun dijadikan
makanan?
In the meantime there are
other group of people who see dog as livestock animal. This confuses me; are
the world running out of livestock that dog has to be made as one?
Di negara-negara tertentu di Asia bahkan ada tradisi yang
disebut Festival Yulin dimana pada hari itu ribuan anjing disiksa dan dibunuh.
Kenapa? Untuk apa?
Festival Daging Anjing dan Leci, yang umumnya disebut sebagai Festival Daging Anjing Yulin, adalah sebuah perayaan tahunan yang diadakan di Yulin, Guangxi, China, saat titik balik musim panas dimana para hadirin di festival tersebut memakan daging anjing dab leci. Festival tersebut berlangsung selama sepuluh hari dimana sekitar 10,000–15,000 anjing dimakan saat perayaan tersebut. Perayaan tersebut ditentang oleh para pendukung kesejahtreraan hewan. Sumber: Wikipedia.
In some Asian countries
there is even a tradition called Yulin Festival when thousands of dogs are
tortured and killed on that day. Why? What’s that for?
The Lychee and Dog Meat Festival, commonly referred to as Yulin Dog Meat Festival, is an annual celebration held in Yulin, Guangxi, China, during the summer solstice in which festival goers eat dog meat and lychees. The festival spans about ten days during which it is estimated that 10,000–15,000 dogs are consumed. The festival has been criticised by animal welfare supporters. Source: Wikipedia.
Manusia itu memang pemangsa. Hewan atau sesama manusia tidak
ada yang tidak dimangsa oleh manusia.
Human are predators. Animal
or another human being is both prey to them.
Tapi yang akan saya tuliskan ini adalah tentang Doggie,
sahabat saya di rumah.
But the one I am writing
here is about Doggie, my best friend at home.
Sepuluh tahun lalu dia adalah hadiah ulang tahun saya.
He was my birthday
present, it was ten years ago.
Sudah agak lama juga sejak terakhir kali kami memelihara
anjing di rumah. Ibu saya tipe orang yang terlalu banyak syarat hingga akhirnya
pada suatu malam sebelum tidur dalam hati saya berkata pada Tuhan; saya
kepingin banget punya anjing tapi si mama terlalu banyak syarat, jadi yah, mungkin
punya anjing itu baru bisa terwujud kalau saya sudah punya rumah sendiri.
My parents & Doggie |
Beberapa waktu kemudian, tante saya yang di Jakarta
menelpon. Dia beli seekor anjing tapi anjing-anjing dirumahnya tidak bisa
menerima kehadiran anjing ini. Jadi dia menanyakan apa kami mau menampung
anjing itu.
Some time later my aunt
who lives in Jakarta called us. She bought a dog but the dogs at her house
didn’t accept this newcomer. So she asked if we would like to have the dog.
Doggie pun menjadi milik kami dan itu terjadi tidak lama
menjelang ulang tahun saya hingga saya menganggapnya sebagai hadiah ulang tahun
untuk saya dari Tuhan.
Doggie became ours and it
happened shortly before my birthday so I considered him as God’s present for my
birthday.
Dan Tuhan memberikan anjing yang manis, penurut sehingga ibu
saya yang banyak syarat itu pun jatuh hati padanya.
And God gave a sweet,
obedient dog that my mother who sets a lot of terms had nothing against him.
Sembilan tahun kemudian Doggie sakit. Saya sedang tidak
berada di rumah malam itu tapi saya tahu kapan dia pulang ke surga, saya
melihatnya digendong malaikat.
Nine years later Doggie
fell ill. I wasn’t at home that night but I knew when he went to heaven, I saw
an angel carried him.
Andre ingin membelikan saya anjing lain buat gantikan
Doggie, supaya saya jangan sedih berlama-lama tapi saya menolak. Tidak sanggup
rasanya saya kehilangan anjing lagi. Sedihnya seperti kehilangan anak.
Berbulan-bulan sesudahnya saya malas pulang ke rumah karena rumah mengingatkan
saya pada Doggie. Akhirnya saya kabur ke rumah Andre dan saya bikin dia cemas
karena tiap malam saya nangis.
Andre wanted to buy me
another dog to replace Doggie so I wouldn’t be sad anymore but I turned it
down. I can’t lose another dog. It felt like losing a child. I didn’t feel like
going home for months because it reminded me to Doggie. At the end I stayed at
Andre’s place and I made him worry for seeing me cried every night.
Lalu pada suatu hari saya menemukan ini dan di antara air
mata saya, rasanya seperti saya melihat Doggie berdiri di depan saya dan
meninggalkan pesan terakhirnya.
Ya, saya menemukan anjing terlantar. Namanya Coklat dan dulu
dia teman Doggie juga. Pemiliknya pulang dan Coklat pun terlantar. Awalnya dia
di kunci dirumahnya, tidak ada yang memberi makan sampai dia kurus kering. Kami
dan dua tetangga lainnya yang prihatin bergantian membawakan makanan dan
minuman. Lalu akhirnya seorang dari mereka berhasil mengontak pemilik Coklat,
meminta ijin untuk membebaskan anjing itu atau kalau tidak dia bisa mati.
Yes, I found a stray dog.
Her name is Chocolate and she used to be Doggie’s friend. Chocolate’s owner
went to their hometown and left Chocolate as a stray dog. At first she was
locked inside the house without any food or drink that made her skinny. We and
another two neighbors were concerned and so we took turn in bringing her food
and drink. Finally one of the neighbors could contact Chocolate’s owner and
asked for permission to let Chocolate out or she would die.
Sekarang Coklat bukan hanya sudah bebas. Dia menjadi anjing
yang bahagia dan gemuk. Bergantian kami memberinya makan. Pagi, siang dan sore
dia berada di rumah saya dan malamnya dia pindah tidur di rumah tetangga kami.
Chocolate, 2016 |
Kalau dia sedang ada di rumah saya, piring dan sendok
siapakah yang dipakai kalau dia makan? Dari mangkok mana dia minum? Kalau dia
dimandikan, handuk siapakah yang dipakai untuk mengeringkannya?
When she is in my house,
whose plate and spoon used when we feed her? Whose bowl does she drink in? When
I bathe her, whose towel is used to dry her?
Punya Doggie. Jadi pesan itu terpenuhi sudah. Doggie
mewariskan barang-barang miliknya kepada anjing terlantar yang memerlukan kasih
sayang dan perhatian.
They’re Doggie’s. The
will has been fulfilled. Doggie leaves his stuff for the stray dog who needs
love and attention.
Ok, Coklat memang bukan Doggie. Saya juga tidak pernah punya keinginan
untuk menggantikan Doggie. Tapi melihat Coklat sekarang tidak terlantar,
mendapatkan kasih sayang, perhatian dan pemeliharaan yang lebih baik dari pada
yang diberikan oleh pemiliknya, saya tahu Doggie akan bahagia melihat temannya
bahagia.
Ok, so Chocolate is not Doggie.
I too have no intention to replace Doggie. But seeing Chocolate is no longer a
stray, she is loved and given attention and well taken care than the one she
got from her owner, I know Doggie is happy to see his friend is happy.
lagi masih di rumah ibuku , aku pelihara anjing, setia banget dan aku sayang banget , saat dia mati aku harus menangis karena sedih. Sekarang aku gak pelihara karena lingkungan rumahku gak memungkinkan pelihara anjing, entahlah mereka anggap anjing itu haram , padahal kan enggak.Sedangkan kucing liar yang scabies mah tetap saja dibiarkan lalu lalang padahal itu menular ke manusia, hanay karena kucing itu hewan kesayangan nabi
ReplyDeletehalo mbak Tira, terima kasih buat komennya. Iya, hewan diciptakan Tuhan buat melengkapi kehidupan manusia. Ada yg buat jadi teman, ada yg buat jadi penjaga, ada yg buat jadi makanan. Anjing adalah hewan yg diciptakan buat jadi sahabat manusia, jadi penjaga & juga jadi pelacak. Cuma sayangnya tdk semua manusia memandang & memperlakukan anjing sesuai dg kodratnya.
ReplyDelete