Coba katakan kepada saya apa yang kita cari saat bekerja? Uang, status, jabatan, prestise, keterjaminan atau kepuasan?
“Lebih enak di sini dong” komentar yang kurang lebih sama itu sudah beberapa kali saya dengar setelah orang mengetahui latar belakang pendidikan saya. Komentar yang sempat membuat saya tercenung. Setengah kaget. Setengah tersinggung.
Benarkah karena saya sekarang kembali ke dunia kantoran maka saya kembali ke ‘alam’ yang sesuai dengan latar belakang pendidikan saya? Lalu selama 6 tahun bekerja sebagai guru itu di anggap sebagai selingan karena bosan dengan dunia bisnis? Atau lebih baik dari pada tidak ada kerjaan?
Agustus 1993 saya lulus dari Perbanas. Februari 1994 wisuda. Maret 1994 mendapat pekerjaan pertama di PT. Indosat.
Saya terbirit-birit menyelesaikan pendidikan perguruan tinggi karena mengetahui semakin lama saya bercokol di sana, semakin berat juga biayanya. Untuk kuliah saja kami harus menjual mobil. Karena itu saya terlecut untuk menyelesaikan pendidikan saya secepat mungkin sehingga dapat kelar dalam waktu 2 ½ tahun dari jatah 3 tahun program D3 yang saya ambil.
Semuanya bergulir cepat. Dari PT. Indosat meloncat lagi ke perusahaan lain, lalu berpindah ke perusahaan berikutnya sampai akhirnya 10 tahun lewat tak terasa. Sekian banyak perusahaan. Semakin banyak pengalaman dan keahlian yang saya dapatkan. Tidak menjadi kaya raya tapi juga tidak berada di bawah garis kemiskinan.
Lalu puas dan banggakah saya dengan semua pencapaian itu?
Saya tidak tahu bagaimana mendefinisikan rasa puas dan bangga yang saya rasakan pada waktu itu. Tapi bertahun-tahun kemudian saya merasa saya menipu diri saya sendiri dengan suatu rasa puas dan kebanggaan yang palsu.
Tahukah anda bahwa kepuasan dan kebanggaan sejati adalah pada waktu anda melihat orang lain bisa menjadi lebih baik, berkembang dan berkarya semaksimal mungkin. Ketika orang yang tadinya terpuruk dapat bangkit dan melangkah dengan kokoh. Ketika seseorang yang merasa tidak berdaya, tidak diinginkan, gagal dan putus asa bisa kembali bersinar.
Dan anda menjadi bagian dari proses yang merubah orang itu bangkit kembali, berubah dan berkembang menjadi lebih baik.
Tahukah anda bahwa pada waktu anda berhenti memikirkan diri sendiri maka anda akan mendapatkan kepuasan dan kebanggaan sejati itu?
Tahukah anda bahwa justru ketika anda menyingkirkan problema pribadi, tuntutan ego dan ambisi yang menguasai hati, pikiran dan kehidupan anda maka kepuasan dan kebanggaan sejati itu bisa anda raih.
Menjadi guru membuat saya terlepas dari diri saya sendiri. Saya tidak perlu membuat orang atau diri sendiri terkesan dengan kemampuan dan keunggulan yang saya miliki. Tidak mengejar pujian. Tidak lagi menghitung untung rugi. Kenapa demikian? Karena yang ada di kepala, hati dan doa saya cuma satu yaitu bagaimana saya bisa membuat anak-anak didik saya menjadi pribadi yang bertumbuh dan berkembang ke arah positif.
Dan ketika saya melihat mereka bisa mencapainya maka bukan hanya kepuasan serta kebanggaan sejati yang saya rasakan tapi kebahagiaan sejati.
Lucunya ketika saya tidak lagi berfokus pada diri sendiri, justru semua yang dulu saya cari, yang saya dambakan dan yang saya butuhkan datang tanpa harus saya bersusah payah. Apa sajakah itu? Penghormatan, kekaguman, dukungan dan kekayaan dari orang-orang di sekitar saya.
Menjadi guru bagi saya berarti lebih dari sekedar pekerjaan. Menjadi guru bagi saya berarti adalah menghilangkan diri saya sendiri dan melepaskan segala egoisme, melupakan semua itu, menganggap semuanya kalah penting dari anak-anak yang dipercayakan kepada saya untuk saya bentuk, saya perbaiki, saya didik, saya latih dan saya persiapkan dengan seluruh ketulusan dan kemurnian cinta kasih di dalam diri saya.
Anda tidak perlu menjadi guru untuk bisa merasakan atau mendapatkan apa yang saya rasakan dan dapatkan.
Anda hanya perlu melepaskan diri, menghilangkan diri anda, melupakan semua yang anda kejar atau inginkan karena ada orang-orang lain yang bernilai lebih tinggi dari semua tuntutan ego anda. Dan bila anda telah dapat melakukannya, terimalah kebahagiaan, kepuasan dan kebanggaan sejati itu.
__________________________________________________Tell me, what do people seek from their jobs? Money, status, prestige, security or satisfaction?
“You must be like it here better than your previous work place” I have heard comments like this several times once they knew about my educational background which definitely does not matched with my previous work as kindergarten teacher. But it always make me stop to think. Surprise. A little offended.
Is it because I now have an office job it means I am in the right place? Because it matches with my educational background? So my six years working as a teacher would be considered as a break from office job? Or it would be better than being unemployed?
I passed my thesis test in August 1993. I had my graduation ceremony in February 1994. A month later I had my first job in Indonesian telecommunication company.
I did not stay too long in college because it was not a cheap one. We had to sell our car to pay for my college education. So I had it done in 2 ½ year out of the 3 years program.
Everything went so fast after that. I had worked in many different jobs in 10 years. I had many achievements. I had gotten lots of experience and skill. Financially well off.
Did I feel satisfy and take pride in all of those things?
I don’t know how to define my feelings of satisfaction and pride at that time but looking back at those days made me realize that I had fooled myself to think that I felt satisfy and proud for those things.
Do you know that true satisfaction and pride comes when you see anyone who is considered underdog, unwanted, neglected, despaired, can develop, improve, shine, able to stand up and walk with new strength. Can live his / her life the fullest. And you are involved in the process of making it happen.
Do you know when you stop thinking about yourself then you can get that true satisfaction and pride?
Do you know that when you cast your problems, egos and ambitions aside then you will be able to get that true satisfaction and pride?
Being a teacher makes me able to get out of myself. I don’t have to make other people or myself impressed by my superiority, talents or achievements. No longer starved for praise. No more lose-gain measurement. How can this happen? Simple. I focus on my students. How can I make them improve and happy are the things that is in my heart, mind and prayers.
And when I see them becoming better people, better in characters and personalities, can achieve more, live their life the fullest and becoming so much happier, let me tell ya something, it is not only that true satisfaction and pride that I get but also and foremost is true happiness.
Funny thing is when I don’t focus on myself, I start to have receive all the things I sought which consist of respect, honor, admiration, support and riches from the people around me.
So teaching is not just a job. It sets me free from myself. Making me less ego maniac and turns me into a better person because I no longer put all of my attention toward myself, my work or my life.
You don’t have to become or work as a teacher to achieve it too.
All you need to do is forget yourself. Make yourself diseappear. Set yourself free from your demanding ambition or ego because there are lots of people more worthy than those things to be thinking of, to be fighting for and to be helped.
No comments:
Post a Comment