Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Monday, March 21, 2011

Semua yang terbaik / All the best


Haduh, kepsek bikin saya spanning pagi ini (Rabu, 16/3). Mungkin karena tidak ada pekerjaan membuat beliau mempunyai waktu luang untuk (sering-sering) bertandang ke kelas TK A. Bukan sekedar bertandang lho. Berkomentar. Hmm, itu sudah terlalu mudah untuk di tebak. Ikut campur tangan. Hmm, bukan hal aneh.

Masalahnya caranya itu, coy yang membuat saya kesal.

Saya pribadi sama sekali tidak keberatan menampung saran, nasihat & bahkan kritik asal dengan cara yang masuk akal dong.

Selama 6 tahun saya mengajar di taman kanak-kanak ini saya bahkan menempatkan diri sebagai seorang yang paling minim dalam pengalaman & pengetahuan di bidang mengajar dibandingkan kepsek & wali kelas TK B / guru-guru lainnya yang pernah mengajar di sini seperti Yohana, Mince & Evelyn. Jadi saya tidak menolak suntikan ilmu & input apa pun yang bermanfaat untuk membantu saya menjalankan pekerjaan mengajar di kelas / di sekolah.

Tapi toh ada hal-hal yang bisa membuat saya ‘meradang’.

Nah, bagaimana rasanya kalau misalnya anda berada di tempat saya & anda mendapati kepsek anda ‘datang & pergi sesuka hatimu’ ke kelas anda tanpa kata permisi lalu langsung mempertanyakan, mengomentari, tidak menyetujui hal-hal yang sedang anda lakukan di kelas di tengah-tengah proses belajar mengajar & bahkan tidak jarang langsung mengambil alih kendali di kelas?

Apa pada sikon seperti itu anda bisa tetap berlapang dada menerimanya / anda merasa wewenang anda atas kelas anda sendiri di anggap angin oleh kepsek anda sendiri / anda berpikir bahkan setelah hampir 6 tahun anda mengajar di sekolah ini tetap saja anda di nilai tidak cukup baik & layak untuk bisa mengajar & mendidik murid-murid di kelas anda?

Sikap & tindakan kepsek ini sempat membuat saya harus melalui masa di mana saya merasa tidak percaya diri mengajar di kelas sendiri. Saya takut berbuat salah. Saya tegang berada di kelas sendiri karena takut tiba-tiba kepsek masuk ke kelas saya & mulai mempertanyakan metode, cara & materi yang sedang saya sampaikan kepada murid-murid saya atau bahkan langsung mengambil alih kelas. Ada masa di mana saya menjadi penonton di kelas saya sendiri. Sampai ada masa di mana saya ogah memegang kendali atas kelas saya sendiri. Walaupun saya judulnya adalah wali kelas dari kelas itu.

Tapi setelah saya menjadi wali kelas TK A saya mulai lebih ‘garang’ menghadapi kepsek. Apa lagi setelah Evelyn berhenti bekerja awal Maret ini.

Sekitar 2 minggu lalu di tengah-tengah asyiknya saya menerangkan tentang tema air, seorang murid di kelas sejak awal berada di kelas tampak mengantuk yang membuatnya sulit berkonsentrasi. Saat saya tanya dia mengatakan semalam tidur larut. Nah, berbicaralah saya tentang waktu yang diberikan Tuhan bagi kita untuk beraktivitas & istirahat. Niat saya berikutnya adalah untuk mengkaitkannya dengan tema air yaitu mengingatkan mereka untuk tidak lupa menggosok gigi sebelum tidur.

Baru saja saya menarik napas untuk menyampaikan hal tsb, pintu terbuka & kepsek dengan kening berkerut berbisik “kita belum masuk tema gejala alam”.

Astaga!! Ya mbok jangan protes dulu dong kalau belum tahu seluruh duduk perkaranya. Langsung pula menegur.

Untung saja murid-murid saya adalah anak-anak kecil berumur 5 tahun sehingga mereka belum mengerti karena kalau tidak apa pikir mereka saat melihat wali kelas mereka di protes tentang hal yang sedang disampaikan & diajarkannya di depan kelas. Itu kan bisa memberi kesan negatif.

Dulu Evelyn pernah ‘nyolot’ karena kasus yang hampir sama. Sedang enak-enaknya dia menerangkan cara mengerjakan tugas kepada anak-anak di kelas, eh, kepsek menongolkan diri di depan pintu kelas lalu melihat jam & berkata “kapan mulai kegiatan? Ini sudah jam 9”.

Wah, keluarlah ‘tanduk’ Evelyn. “Ini saya sedang menerangkan cara mengerjakan tugas untuk kegiatan mereka, bu!”. Ya, iyalah. Masa kita langsung membagikan buku kepada anak tanpa mengatakan apa pun tentang apa & bagaimana mengerjakan tugas itu?.

Lalu pagi ini saya meminta anak-anak mengambil kertas lipat berwarna merah / biru. Kemudian saya mengambil balok kayu berwarna merah & biru yang saya letakkan di lantai. Merah di sebelah kiri saya & biru di kanan. Jadi anak harus melihat kecocokan antara warna kertas lipatnya dengan warna balok yang ada di lantai.

Sambil tertawa-tawa riang karena merasa ini sebagai permainan anak-anak itu berlari & segera terbentuk 2 kelompok. Kelompok merah di kiri saya & kelompok biru di kanan saya. Balok kayu masih menjadi penanda tergeletak di lantai tanpa ada yang menginjak / menendangnya.

Tiba-tiba masuklah kepsek. Entah dengan tujuan apa tapi yang jelas tiba-tiba matanya melihat balok-balok kayu di lantai & bertanyalah beliau (dengan nada protes) “Kenapa ini ada balok di lantai?”.

Sekali lagi, semua karena caranya itu. Cara & nada bicaranya itu yang bagaikan nyonya kepada pembantunya; jenderal kepada kopralnya; tuan rumah kepada tamunya yang membuat saya menjawab dengan ketus (karena kesal & agak tersinggung) “Untuk jadi alat anak menentukan kelompoknya”.

Perkara yang sering terjadi adalah beliau cenderung melihat segala sesuatunya dengan pandangan negatif. & tidak menahan diri untuk melihat dulu duduk perkaranya.

Sungguh sangat berbahaya & merugikan kalau kita punya kebiasaan untuk cepat menentukan suatu kesimpulan dari hal-hal yang hanya sepintas kita lihat / ketahui.

“Yang penting protes dulu. Ngertinya urusan belakangan” Evelyn pernah mengatakan hal ini tentang kebiasaan kepsek.

Ya tapi kalau kita protes dulu / melakukan suatu tindakan langsung pada saat itu juga, wah, berapa kali pula kita harus mengalami saat tidak menyenangkan karena salah paham. Kalau bisa diselesaikan dengan damai tanpa berujung pada pertengkaran / permusuhan … kalau yang terjadi malah menimbulkan perselisihan & kemudian permusuhan bagaimana? Jadi jangan punya kebiasaan ‘protes dulu, bagaimana nantinya urusan belakangan’. Bisa sering disumpahin orang tuh nantinya. Atau malah bisa kena bogem mentah. Hehe.

Saya tidak mengatakan kepsek itu adalah manusia terjahat sedunia. Bahkan dengan kepribadiannya yang seperti itu beliau berhasil memberikan kontribusi dalam proses pembentukan kepribadian saya menjadi manusia yang lebih tabah, sabar, bisa memaafkan, tidak mendendam & bisa tegas berdiri mempertahankan prinsip karena dulu saya seorang yang pemalu, pemarah, pendendam, tidak sabaran tapi plin plan.

Jadi kalau Tuhan mengijinkan kita untuk mengalami tantangan dalam hidup / pekerjaan / rumah tangga maka semua itu ada tujuan baiknya.

Mamanya Vivien (Vivien adalah murid di kelas saya) pernah mengirimkan sms yang isinya seperti ini :

Aku minta pada Tuhan setangkai bunga segar,
Ia berikan kaktus jelek & berduri

Aku minta kupu-kupu
Ia berikan ulat berbulu

Aku sedih & kecewa

Tapi kemudian kaktus itu berbunga indah sekali
& ulat bulu menjadi kupu-kupu yang cantik

Demikianlah Tuhan tidak memberi apa yang kita harapkan
Tapi Ia memberi apa yang kita perlukan
___________________________________________________________________

Headmaster drove me crazy today (Wednesday, March 16th). Perhaps she’s got plenty of spare time today that made her visited my class often. Of course without knocking the door first / ask if she may enter or interrupt me in class. Nope. No such thing.

It’s her way that irritated me. I am not against advice, suggestion or even critic. As long as it’s given in reasonable way.

I have even placed myself as the teacher with most less experience & educational background in teaching so I welcome every injection of knowledge, advice, suggestion & critic about teaching.

But there are things that irritated me.

If you were in my place & you have a headmaster who comes & goes in your classroom anytime she wants to without knocking the door first / ask if she may enter or interrupt you in class not to mention to have questioned you or disagreed about the method or material you were teaching the students in your class how would that make you feel?

Would you able to accept such thing or would you think that even after 6 years you were still seen not good enough to teach in your own class?

There were times in the past when this kind of attitude from the headmaster made me lost myself confidence to teach in my own class. I was scared to do mistake. I was intense to think that she would just come in my class at any minute & would make comments, protest or just took over the class without asking for permission. There was even time when I didn’t even try to teach in my own class.

But in this school year, especially after Evelyn resigned, I have become more fierce to defend my right as the teacher in my class.

For example about 2 weeks ago I was in my class explaining to the kids about our lesson’s theme & that was about water. A kid who looked sleepy since the start of the class told me that she didn’t get enough sleep the night before. So I told the whole class that God has given us day & night so we can have everything in order if it’s done in proportion.

I intend to insert the water theme into this conversation but before I could do that the door suddenly opened & the headmaster whispered in protest tone “we haven’t talk about the universe theme”.

My goodness! Why can’t you just listen to the entire stuff before make a comment, statement or protest?!

I’m so glad that the kids in my class are just 5 years old because so they haven’t got the mind like us. I don’t know what would they think if they see their school’s headmaster came in their classroom to publicly question or protest whatever their teacher was doing / speaking. It could create negative picture to them.

Evelyn once got so annoyed when she had quite similar experience with mine. It happened when she was explaining how to do the task she gave to our kids in class when headmaster suddenly stood infront of the door & said “It’s 9 am. It’s time for class activity”.

I swear I could see the horns appeared on Evelyn’s head when she barked back “I am doing it now! I am explaining to the kids how to do the class activities”.

This morning I asked the kids to take their folded paper. But they have to choose between 2 colours. Red or blue. Then I took red & blue wooden toy blocks & put them on the floor. The red one in my left while the blue once in my right side. The kids have to see which wooden blocks match with the colour of their folded paper.

Giggling, they rushedly splitted themselves in 2 groups. The wooden blocks were laid on the floor. No one surprisingly stepped or kicked them. The kids neatly stood behind each wooden block.

Then suddenly headmaster came into the classroom. I don’t know what was the purpose for her visit this time but she quickly saw those wooden blocks lied on the floor & with the tone of a master to her maid; a general to the private; a lady of the house to the guest, she asked “what are these blocks doing on the floor?”.

It was what made my reply came not in a nice tone either “They are there to make the kids can learn about sorting themselves according to the matching colours”.

The thing is she tends to see things negatively. Plus, she doesn’t hold herself to react or to speak before she knows the whole situation.

It definitely won’t benefit us if we have such mentality / habit.

“Protest first. Understood later” was Evelyn’s definition about headmaster’s mindset.

Well that’s ok if it wouldn’t create any problem at the end. But how if it creates misunderstanding, quarrel or hostility? So don’t keep this kind of mentality or mindset. It would invite lots of problems that won’t do any good.

I’m not saying headmaster is the world’s number one of bad person. Infact, her character & personality have contributed in the re-shaped process of making me into a better person who have better patience, endurance, forgiving, not keeping hard feelings but can stand my ground. I was a short tempered person, self pitied, unable to forgive, tied to so many hard feelings but not an assertive person.

My conclusion is God allows us to go through hardship for good purposes.

It’s described beautifully in a text that Vivien’s mother (Vivien is one of the kid in my class) sent me. It is said :

I asked God to send me beautiful flower
He gives me ugly & thorned cactus

I asked for butterfly
He gives me caterpillar

I am sad & disappointed

But later the cactus bloomed beautiful flower
& caterpillar metamorphosed into beautiful butterfly

God doesn’t give what we expect
He gives us what we need

No comments:

Post a Comment