Pasti pernah dong bilang ‘ say ‘ ke seseorang. Saya yakin setiap manusia yang masih bernyawa di dunia ini pasti pernah ngomong atau nulis kata itu ke orang lain.
“Say, lagi ada di mana? Mau minta warta minggu lalu. Masih ada ga?” begitu bunyi sms yang dikirimkan anggota jemaat gereja di mana saya bekerja.
“Jadi ke rumah ga, say?” tanya ibu dari murid les saya beberapa waktu lalu.
“Aduh say, lu pasti lupa deh” kata teman saya saat menelpon saya.
Nah, jadi kalau mau iseng-iseng diperhatikan (alias kurang kerjaan) pasti sehari setidaknya ada dua kali kita ngomong ‘ say ‘ ke orang lain atau sebaliknya, orang lain ngomong ‘ say ‘ ke kita.
Eh, tapi tahu ga ‘ say ‘ itu apa artinya? Atau kependekan dari apa sih? Amit najong deh, sungguh terlalu kalau bilang tidak tahu. Hehe. Yap, betul! ‘ say ‘ adalah kependekan dari ‘ sayang ‘.
Jangan salah lho, jaman sekarang teguran ‘ say ‘ tidak cuma ditujukan pada suami, istri, pacar, selingkuhan, anak, orang tua atau sanak keluarga. Ke temen pun bisa.
Tapi tidak juga berarti ke semua orang kita mengatakan ‘ say ‘ karena sudah jelas kita hanya menggunakannya pada orang-orang yang memiliki arti khusus bagi diri kita atau yang dekat, akrab, yang betul-betul kita sukai.
Haloo... siapa yang ga suka dipanggil 'say', angkat tangan .. Hehe.... |
Seorang anggota majelis gereja yang mendengarnya rupanya ikut heran sehingga beliau meledek saya dengan berkata ‘Kalau ke saya jangan bilang ‘ say ‘ ya, Ke” sambil tertawa. Haha. Spontan saya langsung terbahak-bahak, lupa bahwa saya sedang di komplain orang karena perkara perkataan ‘ say ‘ ini.
Tapi kemudian saya mengerti bahwa sebetulnya bukan perkara ‘ say ‘.
Pemikiran kita sendiri yang sering membuat hal sederhana menjadi rumit;
Membuat sesuatu yang tidak seharusnya dijadikan perkara malah di cari-cari perkara;
Yang harusnya tidak harus dipikirkan justru membuat uring-uringan;
Yang harusnya bisa menjadi bahan untuk belajar menerima perkataan atau perbuatan orang dengan kebesaran hati, kesabaran, pengertian, kerendahan hati dan memaafkan tapi malah menjadi amunisi untuk mengobarkan amarah, sakit hati, kekesalan dan keegoisan.
Saya tidak mungkin bisa mengucapkan kata ‘ say ‘ dengan nada atau maksud menghina atau melecehkan. Bukan pula untuk merayu siapa pun.
Pengalaman membuktikan bahwa kata itu adalah salah satu bentuk ekspresi keakraban. Tapi rupanya pendapat saya itu tidak selamanya benar. Dalam kenaifan saya, saya mengira perempuan yang merasa tak suka (baca: tak sudi) dipanggil ‘ say ‘ itu dapat menjalin keakraban mengingat sikap (dan juga muka) manisnya kepada saya.
Yah, ada banyak kepalsuan di dunia ini;
Ada banyak keangkuhan;
Ketidakpercayaan diri;
Keegoisan…
Hal-hal yang muncul dalam perilaku manusia yang kadang sulit untuk bisa dipahami oleh sesamanya.
Saya tidak akan pernah menyesali kata ‘ say ‘ yang saya ucapkan padanya dan juga pada orang-orang lain. Yang sampai detik ini saya sesali adalah kepalsuan yang baru terungkap beberapa bulan kemudian dan bahwa kepalsuan itu memaksa saya untuk menghapus perempuan itu dari daftar orang-orang yang memiliki arti di hati saya.
Tapi pepatah bilang “ Patah Tumbuh, Hilang Berganti “. Betul ga, ‘ say ‘?. Hehe. Betul dong karena hilang satu, gantinya banyak kok… iya kan, ‘ say ‘? …
____________________________________________________
‘ say ‘ in Indonesian means ‘ love, sweetie, honey, dear, darling ‘. And so we say those words not only to our spouse, boy / girlfriends, parents, kids, relatives or friends because we call people who we think special to each of us with those affectionate words.
“Hon, where are you? Do you have last week’s church bulletin?” texted a lady who is incharge in church library to me.
“Would you come to my house today, dear?” asked a mother of my tutoring student.
“Now sweetie, you must have forgotten this one” said my friend to me when she called me.
So if you want to take your time, I bet you’d notice that you have said one of those words at least twice in a day. I think most of us say it more often. Or other people call you with one or two of those words.
Well, it doesn’t mean that we say those words to everybody. It goes only to those who we consider close or held special place in our hearts or lives.
So it was kind of a big blow for me when someone told me that she found it upsetting. I mean, I didn’t say it to tease, harassed or degrading anyone. So I couldn’t believe my own ear!
A member of church board who heard it shared my puzzleness that he joked “ So you better not ‘ dear ‘ me, ‘ dear ‘” that made me spontaneously bursted into laugh, forgetting that someone was filing a complain over me calling her ‘ dear ‘.
But later I understood. It was never about the ‘ dear ‘ or ‘ love ‘ or any other words of affection.
Is this thing in our minds that make simple things became complicated;
Something that we could just shrug it off have became a big deal;
Pick your battle carefully and wisely, it is said to spare us the pain;
And so what should became things to practice our gracious, patience and kind hearts have became ammunition for anger, ill feelings and ego raising. Nearly no place for understanding and forgiving.
Experience has shown me that affection can be expressed by words and in my naivety I thought the lady who dislike to be addressed ‘ dear ‘ by me felt mutual affection considering her sweet attitude and nice way of speaking to me.
What can I say? There are many artificial stuff in this world. Behavior is one of them.
Arrogancy;
Low self esteem;
Selfishness;
Nicely wrapped inside..
That once in a while all can manifest in ridiculous act of behavior..
I never regret I said ‘ dear ‘ to her. What still become my regret to this very minute is her artificial face and behavior to me that I failed to see. It is painful to discover the truth that forced me to delete her from the list of people whom I consider are ‘ dear ‘ to me.
No comments:
Post a Comment