Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Sunday, October 30, 2016

Cooking, My DIY Project

Sudah lama saya tidak masak.

I have not done any cooking in quite a long time.

Bulan lalu mau tidak mau saya harus masak karena ayah saya yang biasanya tukang masak di rumah kesehatannya terganggu.

I had no choice than to do the cooking because my father who is the chef at home had problem with his health.

Karena lama tidak masak so saya pilih masakan yang tidak banyak bumbu dan tidak ribet buat dibuat.

Well it's been a while since I cooked so I chose a meal that needs less ingredient and easy to make.

Sebetulnya sih kalau saya lagi di rumah Andre, saya beberapa kali masak tapi jenis masakan gaya bule yang modalnya cuma mentega, susu, keju, krim, bawang bombay, daging, makaroni, spaghetti, sayurannya paling kentang, wortel, brokoli. Cara masaknya juga cuma tumis bentar, campur semua bahan dan panggang deh. Kagak pake acara ngulek. Praktis. Gampang. Ga lama. Enak pula.


Actually I did some cooking when I stayed at Andre's place but it's westerner dishes which consists of butter, milk, cheese, cream, onion, meat, macaroni, spaghetti, the veggies are just potato, carrot, broccoli. It takes only a little time to simmer them, mix them all and put it in the oven. Don't have to do any grinding. It's practical. Easy. Doesn't take long to make. Tastes good.

Masakan Indonesia beda. Banyak bahan. Ribet. Malas ah bikinnya. Lagian, emang saya punya waktu dan tenaga seabrek. Belanja dan masak itu pulang dari kantor, tau.. makanya kelar masak biasanya saya langsung mandi dan tidur.. boro-boro berasa lapar. Yang ada babak belur gue, capek bo..

Indonesian dishes are different. Lots of ingredients. Complicate in making. Man, I'm not into it. Beside, do you think I've all the time and energy in the world to cook. I do the shopping and cooking after work, you know.. that is why after everything is done I usually have a bath and go to bed.. never feel hungry. It drained me up, man.. cooking takes a lot of my energy.

Mau bikin masakan barat, bahannya mahal banget. Selain itu oven di kompor gas di rumah lagi ngadat. Tidak mau nyala.

Western dish is not an option, the ingredients are expensive. Beside, the oven at home is not working.

Jadi yah, pilihannya cuma masakan Indonesia atau masakan Cina yang tidak ribet buat dibikin dan tidak perlu butuh banyak bahan.

So, Indonesian or Chinese dish are the only options, the ones that is easy to make and don't need too many ingredients.

* * * * *

Tumis Labu Siam (18 September 2016)

Sauteed Chayotes Soup

Masak itu sebetulnya asyik. Dari mulai belanja bahan-bahannya aja sudah asyik. Ada pasar tradisional tidak jauh dari kantor. Biar pun becek, bau dan agak-agak menjijaikan tapi saya suka dengan pasar tradisional. Masalahnya saya tidak tegaan buat nawar jadi kalau mau belanja di pasar tradisional yang tidak ada tempelan harga di setiap dagangan, saya harus nanya si papa berapa harga satu item perkilo, persetengah kilo, seperempat atau se-ons.


Cooking is actually fun. Shop for the ingredients is fun. There is a traditional market near the office. Eventhough it is muddy, smelly and a bit disgusting but I like traditional market. The problem is I have no heart to bargain so whenever I need to go to traditional market, I must first ask my father the price of an item a kilo, half a kilo, a quarter or an ounce since there is no price tag on each merchandise.

Nah, masakan yang satu ini modalnya cuma bawang merah, bawang putih, garam, lada, minyak goreng dengan sedikit mentega supaya wangi dan berasa lebih enak serta labu siam.


This one dish requires simple ingredients of shalot, garlic, salt, pepper, cooking oil with a little butter to make it smell and taste better and of course ....


Masaknya gampang. Yang bikin lama dan capek itu ngupas labu siam. Doohh..




It's easy to cook. The thing that took long time and took lots of energy is peeling the chayotees. Geez..

* * * * *

Sapo Tahu (25 September 2016)

Soft tofu dish

Ini resep sahabat lama saya dari jaman kuliah, Santi. Dia masak ini waktu saya menginap dirumahnya tahun lalu.


This is my long time friend from college's recipe. Santi made this dish when I stayed at her place last year.

Kali ini saya belanja tidak di pasar tradisional karena ada bahan-bahan yang lebih mudah saya dapatkan di pasar swalayan.


This time I didn't go to traditional market because it's easier to find some ingredients in the convenient store.

Brokoli adalah satu dari sedikit sayuran yang saya suka. Masalahnya kalau saya yang masak, saya sendiri suka ogah makan brokoli karena itu jenis sayuran yang ulat dan keong suka sekali nyelip di sela-sela batang serta daunnya.. ihhh.. saya sampai merinding-rinding waktu lagi ngebersihinnya. Jadi waktu sudah jadi, pas saya nemu brokoli, teringatlah saya pada mahluk-mahluk kecil itu.. hilang deh selera saya buat makan..

silken egg tofu
Broccoli is one of few veggies that I like. The thing is when I do the cooking, I don't want to eat it because worm and snail like to hide on its branch or its head.. eeewww.. it rose the hair on my neck when I cleaned it. So after it's done, when I saw a broccoli, my mind flew back to the time when I found those small creatures.. I just lost my appetite..


Perkaranya beda kalau saya beli jadi atau orang lain yang masakin, brokolinya pasti saya makan habis.


It's a different thing if I buy the dish or I don't cook it myself, I eat all the broccoli.

* * * * *

Pie stuffing & Bread pie (17 October 2016)

Ini masakan yang rada rumit dibagian kupas mengupas tiga macam sayuran; kentang, buncis dan wortel. Tapi buat saya masih jauh lebih gampang dari pada mengupas labu siam.








This is a quite complicate dish when it comes to peeling the three veggies; potato, green bean and carrot. But to me it is much easier than peeling chayotes.

* * * * *

DIY - Do It Yourself, kerjakan sendiri.

Satu hal yang suka bikin saya senewen dan kesel kalau lagi masak adalah si papa dan Andre kepingin ambil alih karena mereka takut tangan saya luka kena pisau atau kena minyak goreng panas.

One thing that drives me crazy and annoy me when I am cooking is my father and Andre want to take over because they afraid I'd accidentally cut my hand with knife or get sprinkle of hot cooking oil.

Dua-duanya jago masak. Dua-duanya sayang banget ke saya. Dua-duanya ga rela kalau saya sampai luka atau sakit.

The two of them are good at cooking. The two of them love me so much. The two of them can't stand to have me get hurt of in pain.

Dan dua-duanya bikin saya jadi parno kalau lagi masak.

And the two of them just turn me into paranoia when I am cooking.

Akhirnya saya jadi harus mengusir mereka keluar dari dapur. Saya suruh mereka tidur atau nonton tv atau ngapainlah. Eh, yang ada baca koran tapi deket-deket dapur atau nonton tv tapi sebentar-sebentar ngintip ke dapur.. halahhh..

Eventually I had to send them out of the kitchen. I told them to go to bed or watch tv or do anything else. Yeah, one read newspaper but did that near the kitchen or watched tv but kept peeking to the kitchen.. mannn...

* * * * *

"Kamu punya bakat masak" begitu komentar ayah saya dan Andre.

"You have the thing for cooking" that's my father's and Andre's comments.

Mereka melihat cara saya masak dan biar pun lama tidak masak tapi saya kagok. Kelihatan dari cara saya pegang alat-alat masak dan waktu lagi masak.

They saw how I cooked and though I haven't cooked in a while but I am still into it. It shows from the way I hold cooking utensils and when I am cooking.

Mungkin bakat masak ayah saya turun ke saya.

Maybe I inherit it from my father.

"Masak adalah seni" kata Andre "Masak itu beda dengan bikin kue yang takaran, bahan dan lama masaknya harus persis. Masak pakai rasa, semua sering serba dirasa-rasa aja. Kamu punya feeling itu"

"Cooking is an art" said Andre "Cooking is different with baking a cake where the measurement, ingredients and time of baking must be precise. Cooking is about tasting, it uses your feelings. You have that feeling"

"Misalnya waktu kamu bikin Sapo Tahu" lanjutnya "Pertama kali kamu bikin buat saya, itu sudah selang waktu hampir setengah tahun sejak kamu lihat Santi masak itu. Tapi kamu masih ingat bahan-bahan dan cara bikinnya. Itu yang namanya feeling"

"Take it when you made Soft Tofu" he went on "The first time you cooked it for me it has been nearly half a year since you saw Santi cooked it. But you still remembered the ingredients and how to cook it. That's feelings"

Ya, dia benar.

Yep, he got that right.

* * * * *

Kalau saya masak, saya jadi terlalu kritis dengan rasanya. Buat saya kok kurang pas, kurang ini itu, kurang enak.. tapi orang komentar beda.

If I do the cooking, I'm critical about how it tastes. To me it doesn't taste right, something is missing.. but people say differently.

Saya lebih percaya komentar orang lain karena kalau orang tua saya dan Andre bisa jadi memuji untuk menenangkan atau supaya saya senang.

I trust other people's comment than my own parents and Andre because they praise me probably to calm me down or to please me.

Tapi komentar orang lain memang sama "Enak" dan dari ekspresi muka serta gerakan mulut mengunyah.. saya tahu mereka tidak bohong.

But people said the same "It tastes good" and seeing the expression on their faces and the move of their mouth when they are chewing it.. it convinced me they told me the truth.

* * * * *

Saya bersyukur punya ayah, pacar dan sahabat yang jago-jago masak.

I'm grateful to have a father, a boyfriend and a bestfriend who are great at cooking.

Tapi mungkin karena itu juga saya jadi manja dan dimanjakan.

But it is probably why I am a spoiled one and they do spoiling me a lot.

Di rumah ada si papa. Di rumah Andre, doi lah yang masak. Ke rumah Santi, saya tidak pusing soal makan karena ada banyak masakan enak hasil bikinan Santi.

I've got my dad at home. At Andre's, he's the one who do the cooking. Going to Santi, no need to get dizzy about meals because there are always yummy of Santi's homemade dishes.

Anugrah.

It's a blessing.

Bahwa saya juga punya feeling buat masak.. itu juga anugrah.

The thing that I have the feelings for cooking.. that's a blessing too.

* * * * *

Saya tidak setuju pada pendapat bahwa perempuan itu harus bisa masak. Kalau mau nikah perempuan harus bisa masak.

I disagree to opinion that female should know how to cook. If a woman will get married she should have cooking skill.

Jaman sekarang sudah ga model kayak gitu.

It's so old fashioned way of thinking.

Orang tua saya mendidik dan membesarkan saya dengan alam demokrasi barat. Jadi saya terbiasa melihat ayah saya asyik aja ngerjain kerjaan rumah dari nyapu, ngepel, nyuci dan masak sementara ibu saya bisa ganti ban mobil. Tidak ada kotak mengotak pekerjaan berdasarkan gender.

My parents taught and raised me under the influence of western democracy. So I am used to see my father enjoys doing house chores from sweeping and mopping the floor, washing the dishes, do the laundry and cooking while my mother could change flat tire. There has never clasification based on gender.

Saya sudah pacaran berapa kali dengan orang Indonesia tapi tidak bisa bertahan lama. Mungkin karena sifat dan kepribadian saya yang tidak cocok dengan gaya asia di negeri ini. Saya memang lebih cocok dengan orang barat karena ada banyak kesamaan dalam pola pikir. Lelaki asia masih tetap saja maunya perempuan harus tunduk ke dia. Saya tidak bisa seperti itu.

a very very rare photo of me cooking :)
I've been dating Indonesian for many times but it never last long. Maybe because my characters and personality don't match with the asian in this country. I get along better with westerner because of the meeting of mindset. Asian man still requires woman to obey him. I can't be like that.

"Buat saya, kalau saya mencintai kamu maka saya harus bisa menerima kamu apa adanya" kata Andre "Menuntut kamu untuk menjadi seperti mau saya itu bukan cinta namanya"

"Here's what I think, if I love then I have to accept you the way you are" said Andre "Demand you to be what I want you to be is not love"

"Masak juga seperti itu" dia tersenyum "Lakukanlah dengan cinta. Segala sesuatu yang kamu kerjakan dengan cinta akan memberikan hasil yang baik"

"Cooking is just the same" he smiled "Do it with love. Everything you do with love will give good outcome"

"Ayahmu, saya dan Santi tidak masak demi perut" dia memeluk saya "Kita melakukannya untuk orang-orang yang kita sayangi"

"Your father, me and Santi cook not for the stomach" he hugged me "We do that for the people whom we love"

"Prinsipnya sama untuk pekerjaan apa pun. Yang dikerjakan dengan paksaan, ancaman, tekanan.. tidak ada cinta didalamnya dan karena itu hasilnya juga tidak akan baik"

"The principle goes for any kind of work. The ones done under force, threat, pressure.. there's no love in it and so it doesn't give good outcome"

"Sewaktu kamu mengajar, menulis dan masak.. kamu menyukainya, kamu mengerjakannya dengan rasa cinta, kamu menemukan kebahagiaan, kedamaian dan kepuasan didalamnya. Beda dengan pekerjaan kantor yang kamu kerjakan hanya demi uang" dia menatap saya "Tuhan mengajari kamu banyak hal berharga. Satu diantaranya adalah suatu hari nanti pengalaman ini akan membantu kamu untuk menempatkan orang yang tepat di posisi yang tepat dan menciptakan suasana kerja yang menyenangkan"

"When you teach, write and cook.. you love it, you do it with love, you find happiness, peace and satisfaction. It's different with the work at the office which you do just for money" he looked at me "God taught you many valuable things. One of them is one day this experience will help you to put the right person in the right place and to establish a pleasant work environment"

Saya menyenderkan kepala ke dadanya. Merenungkan kata-katanya.

I rested my head on his chest. Slowly absorbing his words.

"Suatu hari nanti ketidakbahagiaan yang kamu rasakan sekarang ini akan berganti menjadi kebahagiaan" dia mengusap kepala saya "Tidak penting apa yang orang-orang itu lakukan padamu. Yang penting adalah apa yang Tuhan telah sediakan buat kamu, apa yang telah Dia katakan ke kamu dan apa yang sedang Dia wujudkan saat ini"

"One day your unhappiness shall be replaced with happiness" he caressed my head "It's not important what those people do to you. What matters is what God has in store for you, what He has said to you and what He is bring to pass now"

Ah, filosofinya sesederhana tapi juga sedikit rumit seperti memasak.

Ah, the philosophy is as simple but also a bit complicated as cooking.

Thursday, October 27, 2016

I'm a Spy

Pertama kali saya mengetahui tentang nama Mata Hari adalah waktu saya masih SMP. Saya menemukan artikel di majalah tua yang menceritakan mengenai perempuan Belanda bernama Mata Hari.

The first time I knew about the name Mata Hari is when I was in junior high school. I found an article in an old magazine about a Dutch lady named Matahari.

Dia seorang mata-mata.

source: wikipedia

She was a spy.

Dia tertangkap dan dihukum mati dengan ditembak oleh tentara Perancis.

source: wikipedia

She got caught and executed by the French firing squad.

Entah di masa perang atau di masa damai, dunia tidak pernah kekurangan mata-mata.

Either at war time or at peace, the world never runs out of spies.

Karena selalu ada orang-orang yang mengajukan diri atau yang ditugaskan untuk menjadi mata-mata.

Because there are always people who either volunteer themselves or appointed as spies.

* * * * *

Di masa perang, mereka dibutuhkan, dicari, dilatih, dipersiapkan, dihormati dan dibayar tinggi karena tugas sebagai mata-mata bukanlah tugas yang mudah untuk dilakukan dan karenanya tidak bisa dilakukan oleh siapa saja.

At war time, they are needed, searched for, trained, prepared, respected and highly paid because the task of a spy is not an easy one to carry and so it can't be done by anyone.

Bukan sembarang main pilih atau asal rekrut.

They are being carefully selected and recruited.

Seorang mata-mata adalah jenis manusia yang harus bisa dipercaya, punya kesetiaan tinggi pada negara atau pada pihak yang merekrutnya, harus bisa menjaga kerahasiaan (kalau perlu dengan nyawanya), harus bisa bersandiwara dengan menampilkan diri sebagai orang yang biasa-biasa saja, baik, tulus, setia, jujur tapi pada saat bersamaan dia mencuri semua informasi dan menyerahkannya pada pihak lain.

A spy is the type of person who must be trustworthy, highly loyal to the country or the recruiter, must able to guard the secret (with his/her live if neccessary), must know how to act like ordinary person; kind, sincere, loyal, honest but at the same time he/she steals all information and hands it to other party.

Seorang mata-mata haruslah seorang yang punya mentalitas tahan uji, tidak gampang membelot karena pihak lain menawarkan imbalan lebih banyak.

A spy must also not easily being bought, not easily defect when other side gives high offers.

Orang itu haruslah juga kuat mental. Dia tidak langsung mundur teratur atau berkhianat ketika berada dalam bahaya, ketika kedoknya terbongkar atau ketika dia tertangkap atau disiksa.

That person must also has tough mentality. He/she must not easily backed off or betrayed when facing danger, when his/her cover is blown or when get caught or tortured.

Mata-mata di jaman perang adalah orang yang umumnya punya idealisme tinggi dan tulus karena dia tahu apa yang dia kerjakan itu akan menyelamatkan negerinya.

War time spies are usually have high idealism and sincerity because they know the things they do can save their country.

Mereka juga punya semangat patriotisme yang tinggi dan itu yang membuat rata-rata mereka tidak mencari keuntungan pribadi. Motif mereka bukan untuk mendapat bayaran tinggi, tidak untuk mencari posisi atau jabatan, bukan untuk dipuji atau disanjung, tidak karena ingin bikin orang menghormati, menghargai atau menganggapnya berjasa.

They have high patriotism spirit and it is what makes most of them do not seek personal benefits. Their motives are not to get high payment, not to seek for position nor rank, not to get praised nor seeking for flattery, not to earn people's respect or appreciation or to make people feel they have done great deeds.

Para mata-mata di jaman perang ini tahu apa yang mereka lakukan tidak memberikan banyak keuntungan pribadi atau bahkan sama sekali tidak ada. Malah yang mereka kerjakan itu membuat mereka harus banyak berkorban, kalau perlu nyawa pun harus mereka korbankan.

These war time spies know what they do bring less personal benefit to them or even none. Infact, they have to make lots of sacrifices, they can even lost their lives.

Mereka menyingkirkan ego pribadi, tidak ada niat tersembunyi.

They cast away personal egos, no hidden agenda.

Karena itu mereka berhak disebut sebagai pahlawan.

That is why they have the right to be called hero.

* * * * *

Di luar masa perang, mata-mata tetap ada.

Spies exist not only in war time.

Mereka bisa berada dimana saja.

They can be found anywhere.

Kesamaan yang mereka miliki adalah tugas untuk mendapatkan informasi yang dapat berguna bagi pihak yang merekrut atau pihak yang membayar mereka.

One thing they share incommon is the task to get information for their recruiter or those who paid them.

Informasi untuk menghancurkan pihak yang dimata-matai.

Information to destroy the side that being spied on.

* * * * *

Perbedaannya adalah mata-mata di jaman perang tidak selalu melakukan demi imbalan dalam hal uang, kenaikan pangkat atau jabatan, demi mendapatkan promosi, pujian atau demi memuaskan ego. Mereka melakukannya sering demi idealisme dan rasa patriotisme.

The difference is wartime spies didn't always do the spying for the sake of money, raise of rank or position, to get promoted, praised or to satisfy one's ego. They oftenly do for idealism or patriotism.

Mata-mata di masa damai adalah orang-orang oportunis; pencari keuntungan.

Peace time spies are opportunists.

Mereka tidak peduli dan bahkan tidak punya idealisme.

They don't care and even don't have idealism.

Yang mereka cari, pedulikan dan butuhkan hanyalah apa pun yang dapat menguntungkan diri mereka.

The only things they seek, care and need are anything profitable for them.

Orang-orang seperti ini tidak punya kesetiaan dan integritas.

These kind of people have no loyalty nor integrity.

Kesetiaan mereka hanya ada pada pihak yang memberikan keuntungan terbanyak dan terbesar untuk diri mereka.

Their loyalties lie only on those who can give them the most and the biggest benefit.

Ketika ada pihak lain yang mereka lihat bisa lebih menguntungkan, tanpa ragu mereka akan membelot.

When they see other party can profit them more, they will defect without hesitation.

Orang-orang demikian tidak punya hati nurani lagi. Semua sudah terjual demi mendapatkan apa pun yang bisa menguntungkannya.

People like them have no conscience. All has been sold to get anything that profit them.

* * * * *

Mata-mata di jaman perang banyak yang tidak pernah diketahui identitasnya karena mereka memilih diam, membawa mati rahasianya, tidak meninggikan diri, low profil, tidak mengibar-ngibarkan diri.

Most wartime spies' identities remain in secret because they chose to be quiet, to bring the secret burried with them, they remain low profile, they don't boast around.

Mata-mata yang tidak di jaman perang justru kebalikannya. Mereka tidak menyembunyikan diri. Mereka tersenyum gembira dan puas ketika melihat pihak lain menderita karena perbuatan, perkataan atau kelemahannya diadukan sehingga harus menerima hal-hal negatif dalam bentuk caci maki sampai kehilangan pekerjaan.

Spies not in wartime do the opposite. They don't hide themselves. They smile happily and satisfily when other side suffer as their attitude, words or weaknesses are being reported which brought them negative consquences from being yelled at up to losing jobs.

Mereka juga tidak menyembunyikan motif mereka. Halah, motif mereka malah gampang banget dibaca.

They don't hide their motives. Hell, it's way too obvious and it's shown for anyone to see.

Mereka punya ciri yang sama;
mereka butuh uang, butuh jabatan, butuh pujian, butuh pengakuan, butuh kemudahan untuk mendapat akses memakai fasilitas dari suatu tempat.

They share these things incommon;
they need money, position, praise, admission, easy access to use facilities in a place.

Jadi terlalu mudah sebetulnya untuk menemukan dan membongkar kedok mereka.

So it is actually way too easy to find and unmask them.

Ciri lain adalah mereka umumnya menampilkan diri sebagai orang-orang yang fasih bicara, kata-katanya begitu manis, lembut, santun, sopan, ramah, alim, religius dan berprilaku sebagai orang-orang yang baik.

Another marks about them is they usually appear themselves as people who are good at talking, their words are so sweet, gentle, nice, polite, friendly, religious and they behave as good people.

Mereka mengatur sikap dan kata-katanya seperti itu demi mendapatkan simpati dan kepercayaan orang, serta untuk menyembunyikan niat dan motif aslinya.

They set their behavior and words like that to get people's sympathy and trust, also to hide their real intention and motives.

* * * * *

Pernah bertemu dengan mata-mata di tempat kerja? di sekolah? atau malah di rumah sendiri? di dalam keluarga?

Ever met a spy in the office? in school? or even at home? in the family?

Repot kalau para boss, guru atau orang tua terlanjur berhasil dimanipulasi oleh kepintarannya dalam bicara atau menampilkan diri sebagai orang 'baik'.

It's tricky if the bosses, teachers or parents have succeededly manipulated by his/her smartness on talking or appearing him/herself as 'good' person.

Cara antisipasinya adalah;

To anticipate this is by;

Konfrontasi langsung
Jangan kalah gertak. Jangan takut. Bertindaklah seakan kita tidak akan rugi apa pun. Umumnya mata-mata begini pengecut. Jadi kalau kita nekad dan langsung mendatanginya, mengkonfrontasi.. dia pasti bakal takut dan tidak berani macam-macam lagi ke kita.

Direct confrontation
Don't be defeated by his/her bluff. Don't be discouraged. Act as if we got nothing to lose. This kind of spy is mostly coward. So if we daredevil one and come to confront that person.. he/she will lose and won't bring us trouble anymore.

Katakan tentang perkara yang sebenarnya
Mata uang aja punya dua sisi kan. Orang yang tidak berada di sikon tertentu pasti tidak akan mengerti dan informasi dari si mata-mata akan diterima begitu saja serta diyakini sebagai fakta serta kebenaran. Karena itu kita perlu memberitahu perkaranya dari sudut pandang kita.

Tell the reall matter
Even coin has two sides. People who don't present in a situation may not understand it and the information given to them by the spy may be accepted and believed as facts. It is why we need to tell them our side of story.

Saya punya pengalaman ketika percakapan pribadi saya dengan orang yang saya kira dapat saya percaya ternyata diadukannya ke boss. Entah seperti apa yang diceritakannya, entah dengan gaya seperti apa.. yang pasti hasilnya saya dimaki-maki boss itu.

I had an experience when my private conversation with somebody whom I thought could be trusted was being told to the boss. I had no idea what or how he told that.. one thing for sure is the boss yelled at me.

Saya tidak mau terima. Saya katakan perkara yang sebenarnya. Bahwa itu adalah percakapan pribadi dan sesuatu yang sebetulnya hanyalah ekspresi kejengkelan karena frustrasi ketika mengerjakan suatu tugas. Hal yang sebetulnya biasa. Siapa pula yang tidak pernah kesal ketika mengerjakan sesuatu? Siapa yang tidak pernah memaki atau mengumpat ketika berada dalam sikon seperti itu? Kalau si boss cukup bijak dan tidak termakan omongan manusia itu, reaksinya tentu akan beda.

I refused to take it. I let her knew what was the matter. That it was actually personal conversation and something that was an upsetness expression of frustration when doing a task. Who never get upset when doing a task? Who never curses in that kind of situation? If only the boss was wise enough and didn't get manipulated by that person, she would react differently.

Konsultasikan dengan boss lain yang netral dan kalau bisa yang posisinya lebih tinggi
Dalam kasus di atas itu saya sempat pergi pada senior saya yang lain yang saya tahu lebih bisa netral dan kebetulan kami akrab bagaikan ayah-anak.

Consult other person if possible the one who is in higher rank
In the above case I came to my senior whom I know can place himself in neutral side and we happen to have father-daughter closeness.

Saya perlu mencari perlindungan dan dukungan. Kalau tidak nanti mata-mata itu dan si boss berpikir mereka bisa seenaknya memperlakukan saya.

I needed to have protection and support. Otherwise the spy and the boss would think they could do anything to me.

Saya kembali melakukan hal yang sama belum lama ini karena ada mata-mata lain lagi yang menjadikan saya target utamanya. Luar biasa deh. Mata-mata disini patah tumbuh hilang berganti, ciiinnn..

I did the same recently because there is another spy who put me as his main target. It's really unbelievable. The spies came and go.

Tunjukkan pada mata-mata itu kalau kedok dan permainannya sudah kita ketahui
Dari pengalaman saya, mereka malu hati sendiri. Ada yang takut berhadapan dengan saya. Ada yang lalu jadi manis banget ke saya.. deuhhh.. gue kagak bakal ketipu ye..

Show the spy that we know their real face and their game
From my experience, they got embarrassed. Some afraid to face me. Others turn so sweet to me.. blahh.. it won't fool me..

Motivasi
Cari tahu apa motif si mata-mata ini. Kalau dia kepingin eksis atau karena ingin menunjukkan dirinya berjasa.. ya, cuekin aja selama yang dilakukannya itu tidak terlalu merugikan diri kita. 

Motives
Find out this spy's motives. If that person wants to exist or to show that he/she is doing good deed.. ignore that person as long as his/her action is not bringing too many bad impact on us.

Kalau motifnya adalah untuk menyingkirkan kita karena dia kepingin dapat posisi atau jabatan kita, nah, ini perkara lain lagi tapi dari pengalaman saya, selama kita tidak melakukan kesalahan fatal, perusahaan tidak akan bisa seenaknya memecat kita (karena ga mampu bayar pesangon bo.. hehe..) jadi paling-paling si mata-mata menggesek boss tertentu untuk bikin kita jadi tidak betah dengan harapan kita akan mengundurkan diri. Kalau kayak gitu, ya terserah kita, mau mundur atau bertahan.

If the motive is to get rid us because he/she wants our job, ha, this is another story but in my experience as long as we don't make fatal mistake, company can't just fired us (dude, they can't afford to pay severance.. haha..) so the least this spy can do is to provoke certain boss to make us feel restless at work hoping to make us resign. It's up to us, to leave or stay.

Jangan jadi terlalu lugu
Kesalahan saya yang terbesar dalam pengalaman saya berurusan dengan mata-mata di masa lalu dan masa sekarang adalah; saya terlalu percaya bahwa semua orang itu punya hati selurus dan setulus saya. Kenyataannya adalah dibalik senyum, sikap dan kata-kata yang manis tersembunyi pikiran serta hati yang harus diwaspadai.

Don't be too naive
The biggest mistake I have ever done in my past and present experience dealing with spies is I thought everyone has a pure and sincere heart as mine. The truth is behind the sweet smile, attitude and words hid a dangerous mind and heart.

* * * * *

Gimana kalau kita sebagai orang tua, guru, atasan atau pemilik perusahaan dan kita mendapati ada orang yang memata-matai saudaranya sendiri, teman-teman sekelasnya atau rekan-rekan kerjanya..

What if we as parents, teacher, superior or company owner and we found out there is someone spying on his/her own sibling, classmates or colleagues..

Semua tergantung pada kita; mau bertindak membasmi perbuatan mata-mata ini atau membiarkannya.

It's all up to us; will us stop this spying thing or do nothing about it.

Pilihan kita tergantung tipe manusia seperti apakah kita;
1.   Suka pada pujian atau sanjungan?
2.   Gila hormat, ingin dianggap penting?
3.   Gampang terprovokasi?
4.   Lebih mementingkan kemanisan sikap serta kata-kata?
5.   Pilih kasih?
6.   Selalu merasa orang lain lebih dari diri sendiri?
7.   Paranoid, curiga tanpa alasan, gelisah?
8.   Merasa dapat bertindak sesuka hati terhadap anak sendiri, murid sendiri, karyawan sendiri? 
9. Merasa diri lebih tahu, lebih pintar, berposisi lebih tinggi?

The choice we make is depend on what type of person we are;
1. Enjoy praise or flattery?
2. Starve for respect, be considered VIP?
3. Easily Provoked?
4. Prefer sweetness talking and attitude?
5. Into favoritism?
6. Always feel other people have it all?
7. Paranoid, suspicious for no reason, anxious?
8. Thinking can do anything to our own child, student or employees?
9. Consider know it better, smarter, have higher position?

Kalau sifat atau kepribadian kita seperti yang di atas itu, kita akan membiarkan si mata-mata bergerak dengan bebasnya, kita akan mengambil keuntungan dari kehadirannya dan kita bahkan mungkin akan menjadikannya sebagai kaki tangan, orang kepercayaan kita.

If the above description matched our characters or personality then we will let the spy to move freely, we will take advantage from his/her presence and we may even make him/her as our accomplice, a trusted person.

Tapi kalau sifat atau kepribadian kita tidak demikian maka kehadiran mata-mata itu akan bikin kita jadi resah karena kita tidak ingin kedamaian di rumah, di sekolah, di tempat kerja dan di perusahaan kita jadi hilang dan berganti dengan keresahan serta rasa saling curiga. Kita menyadari suasana seperti itu bisa menurunkan produktivitas orang, membuat mereka tidak bisa bekerja dan belajar dengan baik. Nah, akhirnya kita juga kan yang ikut rugi. Dalam keadaan demikian satu-satunya pihak yang diuntungkan cuma si mata-mata, si opportunis itu.

www.quotesgram.com


But if our characters or personality do not matched the above description, then the presence of a spy will make us restless because we don't want the peace at home, in school, at work and in our company be gone to be changed with restlessnes and suspicion among one another. We are aware it makes people less productive because how can they work and study well in such environment. So, the loss is on us. Everyone gains nothing out of it except the spy, the opportunist.

Lebih baik sih jangan biarkan ada mata-mata di rumah kita, di sekolah, tempat kerja atau di perusahaan kita.

It is better not to let a spy exist in our house, in our school, at work or in our company.