Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Wednesday, March 23, 2016

Miraculous Healing

Saya amat sangat jarang sakit. Sekalinya sakit… gubrak!

I rarely get sick. Once I get sick… it’s awful!

*  *  *  *  *

Tolong aku, Tuhan..

Please help me, God..

Hari Rabu, 9 Maret lalu saya pulang dari Lembah Karmel dalam keadaan sakit.


I was sick when I got home from Karmel Valley last Wednesday, 9 March.

Saya bisa sampai ke rumah saja sudah merupakan mujizat karena dari Selasa malam saya tidak berhenti buang-buang air dan saya makan sangat sedikit karena perut sakit.

It is a miracle that I could get home because I had diarrhea since Tuesday night and I ate less as my stomach hurt.

Sebelum meninggalkan Karmel, di kamar saya berdoa “Tuhan, saya mau pulang ke Bogor. Ini perjalanan yang jauh, saya harus enam kali berganti kendaraan, saya harus memanggul ransel yang berat dan membawa satu tas. Tuhan tahu bagaimana kondisi badan saya saat ini, secara alami tidak akan sanggup untuk menempuh perjalanan seperti itu. Berjalanlah bersama saya, Tuhan, dengan kekuatanMu badan yang lemah ini akan jadi kuat”

Before I left Karmel, I prayed in my room “God, I am going back to Bogor. It is a long trip and I have to take six different vehicles to get home, I carry a heavy backpack and take one small bag. You know the condition of my body right now, it can’t go on such a trip. Walk with me, God, so Your strength makes my body strong”

Itulah yang terjadi. Roh Tuhan yang luar biasa kuat memampukan tubuh saya yang lemah menjadi kuat.

That what happened. God’s spirit is so powerful He enables my weak body to get strong.

Saya begitu lega ketika sampai di rumah sehingga untuk beberapa saat semua rasa mual, pusing dan mulas terlupakan. Setelah kondisi saya membaik, ayah saya baru mengatakan hari itu muka saya putih pucat dan kelihatan seperti orang dalam keadaan setengah sadar.. yah, bisa jadi..

I was so relieved when I got home that for a while all the nausea, dizzy and stomache were forgotten. Only after I got better did my father tell me my face was so pale and I looked like half conscious on that day.. well, that’s possible..

*  *  *  *  *

Tuhan, ke dalam tanganMu kuserahkan roh, jiwa dan dagingku.

God, I put my spirit, soul and flesh in your hands.

Malam itu, dokter memanggil ayah saya untuk bicara secara pribadi, ssat itu tahun 1982.

That evening the doctor asked to talk privately with my father, it was in 1982.

“Kami telah berusaha semaksimal mungkin tapi kami hanyalah manusia..”

“We have done all we could but we are only humans..”

Orang tua saya mengingat malam itu sebagai malam dimana mereka kehilangan seluruh harapan. Mereka melewatkan malam tanpa makan dan tidur, dengan duduk, menangis dan berdoa di dekat ranjang dimana saya berbaring antara hidup dan mati.

My parents remember that night as the night when they lost all hope. They spent the night without eating nor sleeping, just sat, cried and prayed near the bed where I lied, dying.

Setahun sebelumnya mereka kehilangan seorang anak karena demam berdarah dan kini anak mereka yang tersisa terkena penyakit yang sama dan dokter mengatakan kondisi saya demikian buruk..

my late youngest sister (left)
A year earlier they lost a child out of dengue fever and their only child got the same illness and the doctor told them I was in very bad shape..

Maut demikian dekat.

Death was close.

“Tapi malam itu juga Tuhan datang dan mujizat terjadi” kenang ayah saya, selalu dengan muka penuh kekaguman dan takjub “Malam itu juga kamu sembuh. Tiga hari kemudian kamu sudah bisa turun dari tempat tidur dan jalan seperti orang yang tidak pernah sakit. Empat hari kemudian kamu sudah boleh pulang dari rumah sakit”

“But it was that night when God came and a miracle happened” my father recalled, always with amazement and awe look on his face “You were healed that night. Three days later you could get off the bed and walked as if you never got sick. Four days later you were released from the hospital”

“Kamu dianggap kasus yang luar biasa” sambung ibu saya “Banyak dokter, suster dan pengunjung yang berdatangan ingin melihat sendiri. Banyak yang tidak percaya, apalagi karena saat itu terjadi endemik kasus demam berdarah. Banyak yang meninggal, terutama anak-anak. Malah ada dua anak dokter yang masuk berbarengan sama kamu yang dua-duanya tidak selamat”

“You were considered an extraordinary case” add my mother “Many doctors, nurses and visitors came to see you. Many found it unbelievable because there was dengue fever endemic. Many died, mostly children. There were two children of a doctor who committed to the hospital on the same day when you were committed and they both didn’t make it”

Kira-kira tiga puluh tahun kemudian..

Thirty years or so later..

Ginekolog saya baru saja memberikan vonis; haid saya yang selama berbulan-bulan tidak berhenti mungkin dikarenakan gangguan hormon atau karena ada tumor di indung telur atau karena ini adalah gejala awal kanker rahim.

My gynaecolog just gave the sentence; my unstoppable haid that has been going for months was probably caused by hormone abnormality or a tumor in the ovary or it was uterus cancer early sympthom.

Saya terduduk di lantai dan meninju tembok.

I fell down to the floor and punched the wall.

Saya tidak takut pada kematian tapi bagaimana saya bisa dibiarkan kembali berhadapan dengan maut pada waktu ini? Ibu saya sedang sakit. Orang tua saya tidak bekerja, tidak ada pensiun, tidak ada deposito, tidak ada penghasilan. Saya bekerja menafkahi kami bertiga.

I am not afraid of death but how could I be let to face death again at this moment? My mother was ill. My parents were not working, there’s no pension, no deposit, no income. I work to support the three of us.

Kemana Tuhan yang tiga puluh tahun lalu mengembalikan nyawa saya?

Where was God who thirty years earlier has given my life back to me?

Apakah kali ini Dia akan mengambil nyawa saya?

Would He take my life now?

Tidak sekarang! Kalau saya mati, siapa yang mau memberi makan orang tua saya? Apa mereka harus melewatkan sisa hidup mereka berharap dari belas kasihan orang? Dihina orang? Saya tidak akan bisa mati dengan tenang. Lagi pula saya punya begitu banyak harapan dan cita-cita yang setengahnya saja belum tercapai.

Not now! If I died, who would feed my parents? Should they spend the rest of their lives living on other people’s mercy? Degrading by people? I couldn’t rest in peace. Besides, I have so many hopes and dreams that haven’t even come true, not even half of them.

Saya sembuh walaupun perlu waktu berbulan-bulan sebelum akhirnya haid itu bisa berhenti.

I was healed though it took months before that haid stopped.

Tapi hati saya menjadi keras dan dingin. Saya merasa ditinggalkan dan dikhianati Tuhan. Kalau kalian belum pernah mengalami masalah yang berat sampai rasanya semua jalan tertutup dan Tuhan diam.. kalian tidak akan pernah bisa mengerti rasa yang saya rasakan saat itu..

But my heart was hardened and cold. I felt being abandoned and betrayed by God. If you haven’t been through the worst that it felt there was no way out and God stood silent.. you can’t understand how I felt at that time..

Mungkin hampir dua tahun saya menjadi setengah atheis. Lalu mendekati akhir tahun lalu Tuhan mendatangi saya tanpa saya minta dan tanpa saya cari.

For probably two years I became half atheist. As last year was drawn to its close, God came to me without me asking or seeking for Him.

Saya sedang sakit gigi malam itu. Sakitnya demikian luar biasa sampai saya berpikir apa saya akan melewatkan sepanjang malam tanpa dapat tidur. Ketika saya sedang berpikir seperti itu, tiba-tiba saya melihat Tuhan berdiri di dekat saya (Saya ini dikaruniakan kemampuan bisa melihat dunia roh. Saya seorang Indigo).

I had toothache that night. It hurt like hell that I thought I would spend the night without able to sleep. As I was thinking like that, suddenly I saw God stood next to me (I am blessed with the ability to see spirits. I am an Indigo).

Dia memeluk saya tanpa mengindahkan protes saya. DiletakkanNya tanganNya di kepala saya dan sakitnya luar biasa seperti kepala saya mau pecah tapi setelah beberapa saat, sakit gigi saya hilang!

He held me without paying attention to my protest. He put His hand on my head and it hurt so bad it felt as if it would explode but a moment later all the pain from toothache was gone!

Malam itu saya bisa tidur pulas.

I could sleep soundly that night.

Malam itu juga saya berdamai dengan Tuhan.

I made peace with God at that same night.

Kira-kira enam bulan kemudian..

Six months or so later..

Malam itu ketika saya dan orang tua saya sedang berdoa..

That night when my parents and I were praying..

Tiba-tiba saya melihat maut di depan saya.

Suddenly I saw death infront of me.

Ya, maut.. saya sudah pernah beberapa kali melihatnya, saya mengenalinya walaupun kali itu dia muncul dalam bentuk yang berbeda.

Yes, it was death.. I have several times seen it so I recognized it though it appeared in different form.

“Berbaiklah dengan saya” katanya dengan suara mengiba.

“Come back to me” it said with sad voice.

Berdamai sama elu?? Gila apa?! Siapa juga yang mau? “Enyahlah, dalam nama Yesus!” usir saya keras “Pergi!”

Make peace with you?? Wtf?! Who the hell wants it? "Go away, in the name of Jesus!" I casted it away "Go Away!"

Dia pergi tapi dikejauhan saya melihat dia menatap saya dengan marah dan saya mendengar dia berkata “Saya bunuh kamu! Kalau saya tidak bisa mendapatkan kamu, tidak seorang pun bisa mendapatkan kamu!”

It left but in a distance I saw it stared at me angrily and I heard it said “I will kill you! If I can get you, nobody else will get you!”

Saya tidak takut tapi ancaman itu tidak bisa saya acuhkan. Saya ceritakan pada orang tua saya dan sejak itu pula kami semakin kuat dalam doa serta iman. Selain itu saya juga selalu waspada.

I am not afraid but I can’t ignore that threat. I told my parents about it and eversince that we became more intense in prayer and faith. I also raise my alertness.
  
Mujizat kesembuhan..

Miraculous healing..

Orang mengira sakit saya ini enteng. Mungkin cuma mencret biasa, diare yang gampang sembuh.

People think my illness is nothing. Maybe it is just a diarrhea, the kind that easily healed.

Yang mereka tidak tahu adalah hari Rabu malam kondisi saya memburuk. Sudah dua puluh empat jam kalau saya buang air, feses saya tidak berbentuk padat, cair. Selain itu saya juga mual, saya sulit menelan makanan, obat atau bahkan air, perut saya sakit luar biasa dan puncaknya adalah saya muntah.

What they don’t know is my condition worsened that Wednesday night. It’s been going for twenty four hours that when I pooped, the feses was liquid. I had nausea, I couldn’t swallow any food, meds or even water, my stomach hurt so much and on top of them is I threw up.

Ketika saya melihat makanan dan obat yang sebelumnya dengan susah payah saya telan keluar semua, ketika saya melihat ayah saya memeluk saya sambil menangis, ketika saya merasakan kesadaran saya mulai menipis..

When I saw all the food and meds that I have taken with hard effort were all thrown out, when I saw my father held me as he cried, when I felt I lost my consciousness..

Saya memegang tangan Tuhan dan dengan sisa tenaga, dalam hati saya berbisik..

I held God’s hand and with little energy left that I had in me, I wishpered in my heart..

Tuhan, ke dalam tanganMu kuserahkan roh, jiwa dan dagingku.

God, into your Hands I commit my spirit, soul and flesh.
  
Malam itu juga terjadi mujizat. Setelah muntah, saya bisa makan lagi walaupun cuma dua sendok nasi. Saya juga bisa tidur sepanjang malam tanpa diganggu sakit perut dan tidak terbangun karena ingin buang air besar.

Miracle happened that very night. After I threw up, I could eat again though it was only two spoons of rice. I could also sleep all night without stomache and not got up to poop.

Besoknya kami ke dokter. Satu obat anti mual dan satu obat sakit perut secara ajaib dipakai Tuhan untuk membuat hari itu saya bisa makan, tenaga saya berangsur kembali.

The next day we went to the doctor. One anti nausea medicine and one medicine for the stomache were miraculously used by God to make me able to eat that day so my energy was slowly returned.

Saya tetap masuk kerja hari itu. Bukan karena saya gila kerja, bukan juga karena saya demikian mencintai pekerjaan saya.

I went to work on that day. Not because I was a workaholic, nor because I love my job so much.

“Tuhan, saya tidak mau ada orang yang akan memaki saya, mengatai saya tidak bertanggungjawab dan menggerutu karena harus mengerjakan pekerjaan saya jadi saya akan tetap masuk hari Kamis, Jumat dan Sabtu ini” doa saya “Beri saya kekuatanMu”

“God, I don’t want to have anyone yell at me, telling me of being irresponsible, grumble because they have to do my job so I must come to work these Thursday, Friday and Saturday” I prayed “Give me Your strength”

Ditengah sakit perut, keringat dingin, badan gemetar, lemas, kepala pusing, berjalan harus pakai payung yang saya jadikan tongkat dan kadang dipapah ayah saya.. saya bisa datang ke kantor selama tiga hari itu dan menyelesaikan seluruh pekerjaan saya. Itu mujizat.

Amidst the stomache, the cold sweat, the trembling, the dizzy and I had to use umbrella as walking stick, sometimes my father held me.. I could come to work for those three consecutive days and did all my work. It was miracle.

Tiga hari setelah itu saya benar-benar tidak sanggup masuk kerja.

Three days after that I really couldn't come for work.

Saya berterima kasih sekali pada teman-teman terdekat yang dengan tulus hati mengasihi dan peduli pada saya serta mengkhawatirkan saya. Mereka berusaha menolong saya bahkan tanpa saya minta, menanyai bagaimana kondisi saya, mendoakan saya sampai menelponi saya di rumah untuk mengetahui apa saya baik-baik saja setelah sampai di rumah.


I find sincerity in love & friendship in these people
(photos were taken less than ten days before I got sick)
I am so grateful to my closest friends who sincerely love and care for me and deeply concerned about me. They tried to help me even without me asking a favor, they asked how I was, prayed for me and even called me home to know how I was doing once I got home.

Mereka ikut membesarkan semangat saya untuk sembuh dan bangkit kembali.

They have their part to boost up my spirit to get well and stand up again.

*  *  *  *  *

Dua minggu sudah lewat.. 

Two weeks have passed.. 

Saya sembuh karena mujizat. Obat dari dokter tidak bisa lagi saya minum karena badan saya tidak mau menerimanya. Jadi hanya obat diare yang di jual umum saja yang saya minum dan kuasa Tuhan membuat obat sederhana itu menyembuhkan saya.

With my father, Sunday, 20 March 2016
I am healed by miracle. I can’t take the meds from the doctor anymore. My body reject them. So it is only regular diarrhea medicine and God’s power made that simple medicine healed me.

Sekarang saya masih dalam masa pemulihan. Menjaga makan dan banyak istirahat. Kadang bisa tiba-tiba diarenya kumat lagi dan itu artinya selama beberapa hari perut serta badan kembali terasa tidak enak.

I am in recovery process. I watch what I eat and get plenty of rest. Sometimes diarrhea could just reappear and it makes the stomach and body don't feel good for few days.

Sebab justru dalam kelemahanlah, kuasaKu menjadi sempurna (2 Korintus 12:9)

My strength is made perfect in weakness (2 Corinthians 12:9)

Terima kasih, Yesus.. untuk semuanya. 

Thank you, Jesus.. for everything.

Sunday, March 20, 2016

Lembah Karmel (Karmel Valley)

Ah.. jalan-jalan lagi..

Ah.. another traveling..

Biara Lembah Karmel jadi tujuan saya.

Karmel Valley Monastery became my destination.

Disanalah keponakan saya tinggal dan bekerja.

My niece lives and work there.

Kangen saya sama dia. Kami terakhir kali bertemu dua tahun lalu.


I missed her. The last time we met was two years ago.

Kami sibuk dan terikat dengan pekerjaan serta kehidupan masing-masing. Akhir tahun lalu ketika menyusun rencana jalan-jalan untuk tahun ini, saya memutuskan untuk memasukkan Karmel dalam daftar tujuan traveling.

Each of us was busy and tied with work and life. Last year when I set the plan for this year’s traveling, Karmel made into the list of my traveling destination.

*  *  *  *  *

Saya belum pernah ke Lembah Karmel. Saya tidak punya ide tempatnya seperti apa, naik apa ke sana, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke sana, berapa biayanya..

I have never been to Karmel Valley. I had no idea how it looks like, what to take to get there, how long would it take to get there, how much would it cost..

Googling..

Lumayan lega karena mendapat info tentang transportasinya.

It relieved me to get information about how to get there.

Yang lebih melegakan adalah dua hari sebelum berangkat, saya bertemu dengan seorang lulusan STT Cipanas. Anak muda yang ramah itu tidak hanya menjadi teman mengobrol yang menyenangkan, dia juga memberikan keterangan yang lebih jelas tentang kendaraan menuju Karmel.

What’s more relieving is two days prior to the departing date, I met an STT Cipanas alumnae. This friendly young man was not just became a nice company to talk to, he also gave clearer information about how to go to Karmel.

*  *  *  *  *

Ngajak kiri, ngajak kanan.. yah, semuanya pada kagak bisa ikut.

I have asked some people but well, no one seemed to able to come with me.

Mulai dari ga bisa ninggalin cucu, emak sampai suami.

Couldn’t leave grandchildren, mother and husband were the considerations.

Duh, gimana dong.. saya ga bisa maksa kalau sudah begitu. Padahal saya pengen banget bisa jalan bareng tiga sahabat saya ini. Mereka sudah saya anggap seperti ibu dan kakak sendiri. Kami kompak, akur, saling mendukung, saling melindungi dan diatas segalanya, kami saling menyayangi.


Gosh, if that was the case.. I couldn’t push them though I really wished I could go there with my three bestfriends. They have become like mother and sisters to me. We get along well, we support each other, cover each other’s ass and above all else, we love each other.

Ngajak adik dari keponakan saya? Dia dan keluarganya juga tidak bisa.

I asked my niece’s brother. He and his family couldn’t come either.

Andre? Dia sibuk dengan kerjaan.

Andre? He was busy with work.

Jiah, kalau kayak gini sih judulnya gue harus jalan sendiri. Ah, tapi ngapain takut? Toh saya sudah pernah traveling sendiri ke tempat-tempat lain yang lebih jauh.

Gee, gotta go all by myself. Should I be afraid? I have traveled on my own to farther places.

Saya berdoa, meyakini bahwa seperti sebelum-sebelumnya, perjalanan kali ini pun pasti disertai oleh Tuhan sehingga semua berjalan dengan baik.

I prayed, believed that just like the ones before, God be in this trip as well so everything would go well.

*  *  *  *  *

“Ke, dari hari Senin sampai Rabu kita ada doa komunitas” tulis keponakan saya di whatsappnya “Kalau kamu ke sini hari Selasa dan Rabu, aku ga bisa nemenin kamu lama-lama”

“We have community prayer from Monday to Wednesday, Keke” wrote my niece in her whatsapp message “I can’t accompany you too long when you come here on Tuesday and Wednesday”

Yahh.. tapi masa mau dibatalin sih? Saya sudah punya rencana jalan yang berbeda buat bulan April, Mei dan Juni.

Geez.. what are you saying? cancel it? I have had traveling plans for April, May and June.

“Ga apa-apa deh” jawab saya “Yang penting kita bisa ketemu”

“That’s okay” I replied her message “The most important thing is we can meet”

Sesuatu dalam diri saya juga mendesak saya untuk bisa bertemu dengannya sekarang.

Something in me also urged me to meet her now.

*  *  *  *  *

Selasa, 8 Maret, jam setengah sembilan pagi saya berangkat.

Tuesday, 8 March, I left at eight thirty.

Supir angkot 03 yang baik itu menurunkan saya di tempat mobil Colt L300 biasa menunggu penumpang. Tempatnya hampir berseberangan dengan terminal bis Baranangsiang.

The nice 03 angkot driver stopped at the place where L300 minibus usual stop. It is nearly across Baranangsiang bus terminal.

L300 itu jauh dekat ongkosnya sama, Rp.25.000,-

That L300 minibus charged Rp.25.000,-

Semua L300 ini bercat putih dan rata-rata pada butut. Sudah begitu setiap celah kosong diisi penumpang. Saya hitung-hitung didalam mobil yang saya tumpangi itu ada 15 penumpang dewasa, satu bayi, satu balita, satu anak dan supir.

http://www.catatantraveling.web.id
All this L300 is painted white and mostly worn out. Every empty spot inside it was filled with passengers. I counted the people in the one I was in, there were 15 adults, one baby, one toddler, one kid and the driver.

Saya duduk paling belakang.. posisi tidak menguntungkan karena tidak ada jendela dibagian belakang, terjepit diantara satu bapak yang memangku anak balitanya dan seorang anak muda yang langsung molor begitu mobil berangkat.

I sat on the back row.. unlucky me because there is no window there, stuck between a man who had his toddler on his lap and a young man who fell to sleep once the car left.

Yah, maklumlah pergi gaya backpacker, bukan turis borju. Perkara nyaman jauh deh, kan yang dicari pengalaman dan petualangan.

This is backpacker’s traveling style, not borjouis tourist. Far from comfortable, after all, it’s the experience and adventure that I sought.

Begitu-begitu juga saya sempat nyolot sama anak muda yang duduk disebelah saya. Tidur kok lama-lama nyender ke punggung gue. Sudah saya kasih kode dengan cara menggerak-gerakkan punggung saya.. eh, kagak ngarti juga. Udah lagi pengap, gerah, kejempet begini.. masih juga harus ketiban badan elu..

Still I got upset to the young man who sat next to me. So he fell to sleep and he lied to my back. I have moved my back to let him know I didn’t like it.. he didn’t take the sign. It was suffocating, hot, got stuck.. I had to sit here with you lied down on me..

Jadi ketika dia kembali menyender ke saya.. hmm.. dengan sekuat tenaga saya sikut rusuknya dan saya pukul mukanya dengan majalah yang saya pakai untuk berkipas.

So when he lied down on me again.. hmm.. I nudged his rib hard with my elbow and I smacked his face with the magazine which I used as a fan.

Kalau lagi jalan sendiri, saya berubah jadi orang yang berani, galak dan nekad. Apalagi kalau traveling ke tempat yang jauh dan sendirian pula.. wah, saya bukan lagi anak manis. Jalanan itu penuh dengan serigala jadi kalau mau selamat, jangan jadi domba.

When I am commuting by myself, I turn into a fierce and daredevil person. Especially when I travel to a far place all by myself.. well, I am not a sweet pie. The road is full with wolves so to survive, don’t turn into a lamb.

*  *  *  *  *

Perjalanan lumayan lancar dan cepat. Jam 9.36 L300 berangkat dari Bogor, jam 11 sampai di Pasar Cipanas dan sudah berada di angkot menuju Lembah Karmel.

The trip was quite smooth and fast. L300 left Bogor at 9.36 am and got at Cipanas market at 11 and took angkot to Karmel Valley.

Angkot itu melewati Taman Bunga Nusantara yang setahun lalu pernah saya kunjungi jadi saya masih ingat jalannya.


That angkot passed Taman Bunga Nusantara which I visited last year so I remember the route.

Sekitar jam 11.30 saya sampai di depan jalan menuju Lembah Karmel. Ongkos angkot dari Pasar Cipanas ke situ Rp.6.000. Nah, dari situ perjalanan dilanjutkan dengan naik ojek, ongkosnya Rp.15.000.


 It was around 11.30 am when I got at the street to Karmel Valley. Angkot charged Rp.6.000 to take me there from Cipanas market. I took ojek (motorcycle) to Karmel Valley and it charged me Rp.15.000.

*  *  *  *  *

Saya terpana ketika pertama kali melihat Lembah Karmel. Hijau. Luasnya mungkin ribuan hektar. Udaranya sejuk. Damai.

It amazed me when the first time I saw Karmel Valley. Green. It probably located in thousands of acres. It is cool. Peaceful.

Saya turun dari ojek dan menemui orang yang mengatur urusan penginapan.

I got off from ojek and met the man who arranged the inns.

Sebelum tengah hari saya sudah berada di kamar yang sederhana tapi bersih serta nyaman itu, membersihkan diri sekadarnya, makan lalu tidur-tiduran. Saya nyaris tertidur ketika keponakan saya muncul.



Before noon I was already in the small, clean and cozy room, I refreshed myself, had lunch and took cat nap. I was almost fell to sleep when my niece came.

Dua jam berikutnya kami berjalan-jalan, mengobrol dan berfoto.


For the next two hours we took a walk, chatted and took pictures.

Sorenya sakit perut yang saya rasakan dari siang menjadi parah dan disertai dengan diare. Obat yang saya minum seperti tidak ada pengaruhnya.

The stomache which I felt in the afternoon got worst in the evening and even turned into diarrhea. The meds I took seemed useless to heal it.

*  *  *  *  *

Paginya saya bangun dengan perut yang tidak karuan juntrungan rasanya. Tapi saya tidak mengatakan apa-apa pada keponakan saya. Saya tidak mau bikin dia repot dan khawatir.

The next morning I got up feeling my stomach was at its worse condition. But I said nothing to my niece. I didn’t want to bother and worry her.

Semalam kami berjanji untuk ikut misa jam enam pagi dan kemudian berfoto-foto.


the chapel where the six am mass was held


The night before we promised to attend the mass at six am and after that took pictures.

Kalau melihat foto yang satu ini, saya tahu senyum saya itu bukan senyum. Itu setengah meringis menahan sakit perut.. hehe..


When I see these photos, I know that is not a smile I had on my face. It was me grinned when I felt my stomach hurt like hell.. lol..

Bahwa saya bisa kembali ke rumah di Bogor itu benar-benar luar biasa karena badan saya lemas karena diare dan saya makan sangat sedikit.

The fact that I could get back home in Bogor is really amazing because I was so weak out of diarrhea and I ate very little.

Petualangan saya ke Karmel menceritakan tentang kerinduan saya pada keponakan saya, tentang penyertaan, kekuatan dan kehadiran Tuhan yang luar biasa.

My adventure to Karmel tells about how much I missed my niece and about God’s amazing presence, strength and guidance.

Obat dari dokter hanya bisa saya minum sebanyak tiga butir obat diare dan dua butir obat anti mual. Setelah itu badan saya tidak mau menerimanya lagi hingga akhirnya hanya obat Entrostop, obat diare yang dijual umum yang saya minum dan yang obat sederhana itu dipakai Tuhan untuk menyembuhkan saya.

I could only consume three pills of diarrhea meds and two anti nauseous which given from the doctor. After that my body rejected them so it was only Entrostop, common diarrhea meds that I took and which used by God to heal me.

*  *  *  *  *

Hampir dua minggu dan badan saya belum sepenuhnya pulih. Saya jadi kurus dan rasanya otak saya pun menjadi sedikit miring.. haha.. banyak betul yang saya alami selama empat bulan terakhir ini..

Two weeks almost passed and I haven’t completely recover. I have lost lots of weigh and I think I am losing my mind too.. haha.. I have been through a lot in the past four months.

Tuhan tidak pernah meninggalkan saya dalam sikon apa pun.

God never forsakes me in any kind of situation or condition.

Persetan dengan penyakit atau bangsat-bangsat mana pun yang berusaha memantrai saya, menyusahkan saya, memfitnah saya, mencaci dan menghina saya.. tidak ada seorang pun dan sesuatu apa pun yang akan bisa mengalahkan saya selama saya berjalan bersama Tuhan yang menciptakan langit dan bumi serta yang memegang nyawa setiap mahluk hidup di bumi ini.

To hell with sickness or the assholes around me who tried to cast spell on me, put me into trouble, slandered me, yelled and degraded me.. nobody and none can defeat me as long as I walk with God who created this universe and holds every living human’s life.

Monday, March 7, 2016

Breaking The Spell

Nah, setelah postingan saya di After The Break Up, mari kita lanjutkan perkara pelet memelet ini.

So, After The Break Up post, let’s continue with this cast a spell thing.


*  *  *  *  *

Pelet merupakan jenis ilmu gaib yang berfungsi untuk memengaruhi alam bawah sadar seseorang agar jatuh cinta kepada orang yang mengirim pelet tersebut. Sebetulnya tidak hanya di Jawa, di setiap belahan dunia selalu dikenal "mantra cinta". Meskipun dengan istilah yang berbeda tapi fungsinya sama, yaitu untuk menanamkan rasa cinta di hati sasaran. Tradisi mistik dan spiritual merupakan konsep universal meskipun ditempuh dengan metode-metode yang berbeda. Setiap masyarakat yang meyakini adanya "kekuatan gaib", pastilah mereka mengenal berbagai ilmu spiritual, termasuk ilmu yang fungsinya untuk percintaan seperti ilmu pelet. (Wikipedia)

Pelet is a kind of occult science which serves to affect a person's subconscious in order to fall in love with the person who sent the pelet. Actually, not only in Java , in all parts of the world have always known "love spell". Although the terms are different but the same function, namely to instill a sense of love in the hearts of the target. The tradition of mystical and spiritual is a universal concept though pursued by different methods. Every society that believes in "magic power", they must be familiar with a variety of spiritual science, including the science whose function is to love like science pelets. (Wikipedia)

Pelet sebenarnya bicara tentang ego, ketakutan, ketidakpercayaan diri dan kendali.

Pelet actually talks about ego, fear, self-doubt and control.

Orang yang memakai pelet biasanya jatuh cinta pada seseorang tapi merasa orang yang dicintainya tidak mungkin mau tertarik padanya.

The person who practices pelet usually falls in love to someone but feels the object of that love won’t feel attracted to him/her.

Takut dan ga pede..

Fear and self-doubt..

Tidak punya nyali untuk maju?.. Ya, kibarkan bendera putih, mundur secara terhormat dan lanjutkan kehidupanmu.

Have no guts to go after that person?.. Well, put up the white flag, retreat in honor and move on with your life.

Tapi orang yang memakai pelet entah karena terlalu penasaran, terlalu keras kepala atau terlalu tinggi hati untuk bisa menerima kenyataan.

But the person who practices pelet is either too curious, too stubborn or too proud to accept the truth.

Ego..

Pelet membebaskan pelaku dari kerepotan untuk melakukan pedekate pada orang yang ditaksir karena orang itu dibuat tergila-gila dan akan datang menaklukkan diri pada si pelaku pelet.

Pelet frees the doer from the trouble to make the move toward the love object because the object is made to fall head over heels and surrender to the doer.

Kendali..

Control..

Apa kita pikir kita bisa membuat nasib kita sendiri? Lalu kita bertindak seakan kita ini Tuhan?

Do we think we can make our own destiny? So we play God?

Bukankah jodoh setiap orang ada ditangan Tuhan? 

God decides our mate, right?

Jadi kalau kita jatuh cinta pada seseorang dan kemudian orang itu tidak membalas cinta kita, buat apa kita harus ngotot ngejar-ngejar orang itu? 

So when we fall in love with somebody and that person doesn't respond, why should we push our way to get that person?

Kalau hubungan cinta kita kemudian berakhir dan pasangan kita tidak mau lagi kembali, kenapa kita tidak bisa berpikir bahwa mungkin ini adalah tanda bahwa dia bukan orang yang tepat dan bahwa Tuhan sebetulnya telah menyediakan orang lain yang lebih baik untuk kita.

image: pinterest.com
When our relationship ends and our ex won't reconcile, why can't we think it maybe a sign that he/she is not the right one and God actually has someone better for us.

*  *  *  *  *

Seharusnya ini adalah perpisahan yang ga rumit.

It was supposed to be a clean break up.

Katakanlah saya egois tapi ketika saya memutuskan hubungan, saya tidak sembarangan mengambil keputusan itu. Saya memikirkannya selama hampir sebulan sebelum akhirnya saya tahu saya telah mengambil keputusan terbaik. Itu pun saya masih membuka hati selama beberapa minggu, menunggu, seandainya dia datang dan mengatakan bahwa saya telah mengambil keputusan yang salah maka saya akan merubah keputusan saya.

Call me selfish but when I decided to break up, I didn’t make an easy decision. I thought about it for almost a month before I finally knew it was the best decision. Even after that I still opened my heart for few weeks if only he came and told me that I have made a wrong decision, I'd change my decision.

Tapi yah, yang terjadi kan tidak seperti itu, so, pintu masa lalu pun ditutup dan dikunci.


Well, it didn't happen that way so the door to the past was closed and locked.
  
*  *  *  *  *

Keanehan demi keanehan. 

Strange things happened.

Ini bukan pertama kalinya hubungan cinta saya berakhir.

This is not the first time I have had a broken love.

Ketika saya memutuskan hubungan itu, saya sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi satu periode waktu dimana saya pasti merasa seribu emosi seperti marah, kecewa, sedih, kangen.. saya memperkirakan sebulan atau paling lama dua bulan sebelum semua mereda dan bisa teratasi sepenuhnya.

When I broke that relationship, I have actually prepared myself to face a period of time when I’d feel thousands of emotions such as anger, disappointment, grief, longing.. I thought it would only go for a month or two months at max before they ceased and I’d get over with completely.

Jadi saya tahu ada yang tidak wajar ketika saya mendengar suara orang yang saya putusin itu memanggil-manggil saya, ketika saya merasa jiwa saya seperti ditarik begitu kuat sampai saya ingin berteriak-teriak, ketika saya merasa ingin meninggalkan segalanya untuk kembali lagi ke dia.

So I knew it was not normal when I heard the voice of the guy, whom I broke up with, called me, when I felt as if my soul was being pulled so strong that I felt like screaming, when I thought I’d leave everything to go back to him.

Saya juga mulai bertanya-tanya kenapa ada jam-jam tertentu ketika saya merasakan hal-hal diatas itu sampai saya menjulukinya jam-jam rawan. Mulai dari jam 5.30 sore sampai menjelang jam 7 malam, hal-hal itu datang silih berganti.

I also started wondering why I feel those things on certain hours that I called it dangerous hours. It starts from 5.30 pm until nearly 7 pm when those things came to me.

Diluar jam-jam itu, bahkan tidak jarang sepanjang hari rasanya seperti ada kabut yang menyelubungi pikiran saya.

Apart from those hours, it felt as if something covered my mind, it could go for a whole day.

Saya sulit berkonsentrasi pada pekerjaan, saya kehilangan selera makan, berat badan saya turun drastis sampai banyak orang mengira saya sakit, saya gelisah, saya susah tidur.

I couldn’t consentrate on work, I lost my appetite, I lost lots of weight that people thought I was ill, I was restless, I didn’t get enough sleep.

Saya melihat dia berdiri di depan saya setiap kali orang tua saya dan saya berdoa, dia mengatakan orang tua saya akan memisahkan dia dan saya, saya melihat dia mengikatkan sesuatu di tangan saya yang kemudian hancur menjadi abu ketika ayah saya mendoakan saya.


I saw him stood infront of me everytime my parents and I pray, he said to me my parents would separate us, I saw him tied something on my arm that turned into dust when my father prayed for me.

Saya melihat dia mendatangi saya, kadang hanya mukanya yang terlihat, kadang berbentuk bayangan hitam; saya juga mendengar dia berjalan di belakang saya sore itu, lalu suatu pagi saya mencium bau tubuhnya..

I saw him came to me, sometimes it was only his face, sometimes it was a dark silhouette; I also heard him walked behind me that evening, one morning I smelled his body’s odor..

Ketika hal-hal supernatural mulai sering terjadi, saya dan orang tua saya jadi tahu, ada yang memantrai saya.

When supernatural things happened to me, my parents and I have become convinced, someone has been casting a spell on me.

*  *  *  *  *

Saya akan memenangkan peperangan ini.

I will win this battle.

Berdoa, berdoa dan terus berdoa

Praying, praying and keep praying

Tidak ada jalan lain selain berdoa kepada Tuhan karena kuasa Tuhan jauh lebih besar dari kuasa mana pun.


There is no other way than pray to God because His power is bigger than any power. 

Saya dan orang tua saya berdoa setiap malam. Sesudah itu pun sebelum tidur saya kembali berdoa.

My parents and I pray every night. I pray again before I go to bed. 

Ketika gangguan-gangguan supernatural itu datang, ketika saya merasa diri hati saya seperti ditekan oleh rasa sedih, ketika saya merasa diri saya seperti ditutupi oleh kabut dan pikiran saya buntu.. yang bisa saya lakukan saat itu hanya berteriak dalam hati "Yesus! Tolong!". Kadang-kadang saya malah hanya bisa memanggil "Yesus! Yesus!".

When those supernatural things came, when I felt my heart broke of grief, when I felt as if a mist covered me and my mind became blank.. all I could do was cried with all my heart "Jesus! Help!". Sometimes I could only called out "Jesus! Jesus!" 

Yang terjadi berikutnya adalah semua gangguan itu langsung hilang!

What happened next is they were all gone!

Saya merasa seperti ditarik keluar dari dalam air.


I felt I was being pulled out of the water.

*  *  *  *  *

Jangan pergi ke dukun

Don't go to shaman

Pelet memakai kuasa setan jadi jangan pergi ke dukun. Mana ada setan melawan setan?

Pelet uses devil power so don't go to shaman. Have you ever heard devil is at war with another devil?

Jadi jangan tertipu!

So don't be fooled!

Kalau ada yang menawarkan orang pintar yang bisa menangkal hal-hal seperti pelet, cuekin aja. Pergilah pada Tuhan secara pribadi, kalau tidak mampu menghadapinya sendiri carilah orang-orang di tempat ibadahmu, minta dukungan doa mereka.

If someone offers you to somebody who can cast things like pelet, just ignore it. Seek for God, if you can't do this by yourself, find people in your worship place and ask them to support you in prayers.

*  *  *  *  *

Dukungan keluarga

Family support

Pengertian, kasih sayang, doa dan kesabaran orang tua saya menjadi satu dari hal penting yang membuat saya mampu bertahan menghadapi masa-masa sulit ini.

My parents's understanding, love, prayers and patience have become one of the most important things that make me able to stand this difficult time.

*  *  *  *  *

Cari tahu siapa lawanmu

Knowing your opponent

Pelet memang tidak bisa dibuktikan jadi susah untuk mengkonfrontasikan dengan pelakunya. Tapi itu bukan berarti kita tidak akan pernah tahu siapa pelakunya.

Pelet can't be proved so it's difficult to confront it with the culprit. But it doesn't mean we will never know who that is.

Jaman sekarang siapa pun bisa mempraktekkan pelet tanpa perlu pergi ke dukun, tanpa harus mengikuti ritual tertentu dan bahkan tanpa mantra. Saya pernah googling dan tercengang melihat hasil browsing itu.

Anyone can practice pelet these days without have to go to shaman, without have to do certain ritual and even without any spell. I googled it and amazed to see the result.

Tapi kalau kita tahu apa dan siapa yang kita hadapi, kita bisa mengambil langkah untuk bela diri dan berjaga-jaga.

But when we know what and who we are dealing with, we can take self-guard actions and precaution.

*  *  *  *  *

Sibukkan dirimu

Keep yourself busy

Pelet masuk lewat pikiran yang kosong. Jadi jangan terlalu sering diam dan bengong.

Pelet enters through an empty mind. So don't get daydream.

Saya menambah murid les supaya pada jam-jam rawan, jam-jam ketika saya tahu dia biasanya mengontak roh saya, saya sedang sibuk mengajar dan dengan demikian pikiran saya tidak kosong.

I get more students to tutor so during dangerous hours, the usual time when he contacts my spirit, I am busy with tutoring and so my mind is not empty.

Di luar itu pun saya menjaga untuk tetap menyibukkan pikiran. Bisa dengan membaca, berdoa, mengobrol, bekerja..

Apart from that I keep my mind busy. I read, pray, chat, work..

*  *  *  *  *

Jangan menyerah

Don't give up

Pelet punya masa kadaluarsa. Kalau dilihatnya kita kuat, lama-lama dia akan berkurang dan akhirnya hilang.

Pelet has expiration. If it sees that we are strong, it will cease and finally it's gone.

Nah, satu cara buat bikin pelet punah adalah dengan tidak membiarkan diri tertipu dengan berpikir bahwa orang yang memelet itu melakukan pelet karena dia mencintai kamu. Seseorang yang sungguh-sungguh dan tulus mencintaimu tidak akan memaksakan kehendak serta sudah pasti tidak akan melakukan sesuatu secara sengaja untuk menyakiti kamu. 

Now, one thing to make it gone is by not letting yourself be fooled thinking the person whom cast the spell on you is doing it because he/she loves you. When somebody honestly and sincerely loves you, that person won't force his/her will on you and neither will he/she do things on purpose to hurt you.

Jadi jangan menyerah. Lawanlah terus kekuatan jahat itu karena tidak selamanya dia akan tetap menguasaimu.

So don't give up. Keep fight that evil power because it won't hold you forever.

*  *  *  *  *

Dari semua kisah kasih saya, yang ini adalah yang akhirnya paling menyedihkan.

Of all the romance I have had, this one has the most saddest ending.

Yang saya inginkan adalah tidak pernah lagi bertemu dengan kamu.

What I really want is to never see you anymore.

Jadi percuma berharap saya akan kembali ke kamu. Kita tidak ditakdirkan untuk bersama.

So it’s no use keeping the hope that I will go back to you. We are not destined to be together.