Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Thursday, January 28, 2016

Damn

Pernah mengeluarkan kata makian?

Have you ever cuss?

Pernah punya pengalaman seperti dibawah ini?

Have you ever had experience like these?

Tidak sengaja menumpahkan kuah ke baju ketika sedang makan?

Have you ever accidentally spilled soup on your clothes when you were eating?

Pernah tidak sengaja menusuk jari sendiri dengan jarum ketika sedang menjahit?

Has the needle ever accidentally pricked your own finger when you were sewing?

Pernah tidak sengaja menjatuhkan piring ke lantai?

Have you ever accidentally dropped a plate on the floor?

Kalau yang keluar spontan terlompat keluar dari mulut adalah kata makian, apa kira-kira makian itu?

If cussing word is the one spontaneously came out of your mouth, what would it be?

www.sodahead.com
Anjrit!

Monyet!

Setan!

Bego!

Pante!

Nah, itu sedikit contoh kata makian dalam bahasa Indonesia sampai bahasa daerah.

There, those are few examples of cussing words in Indonesian to ethnic group language.

Orang asing punya kata makian juga.

Foreigners have their own cussing words too.

Shit!

Fuck!

Crap!

Damn!

Bagero!


(Maaf, kalau tulisan saya ini membuat telinga anda jadi merah atau bikin anda gerah karena merasa postingan saya kali ini penuh dengan kata-kata kasar, kata-kata tidak sopan, kata-kata tidak senonoh.. atau kalau anda merasa lebih berpendidikan dari saya, lebih bermartabat dari saya, lebih tahu tata adat sopan santun atau lebih religius dari pada saya.. saya sarankan anda tidak usah membaca postingan ini sampai habis).

(Pardon me, if this writing annoys you or upsetting for it contains many improper, impolite or rude words.. or if you think you are more educated, more dignified, are better mannered or more religious than me.. I suggest you not to read this post).

 
*  *  *  *  *

Apa kata makian kesukaan saya?

What is my favorite cussing words?

Damn. Shit.

Kalau saya sedang mengetik di komputer dan saya salah pencet tombol.. otomatis saya memaki dengan satu dari kata di atas itu atau malah mungkin keduanya.

When I am typing on the computer and I pressed the wrong button.. I automatically cuss one of the above words or probably both.

Kalau saya sedang menceritakan bagaimana jengkelnya saya menghadapi orang tertentu, saya akan mengatakan “that damn guy..” atau ketika saya menceritakan kendaraan yang saya tumpangi mogok di jalan “that damn bus..”.

When I am telling about how upset I was to a person, I’d say “that damn guy..” or about the vehicle I took that got broke down I’d say “that damn bus..”.

Tapi jangan lalu berpikir bahwa saya mengeluarkan kata makian dengan sebegitu bebasnya, dimana saja, kapan saja. Ya jelas, tidaklah.

But don’t assume that I would freely cuss, anywhere, anytime. Of course not.

Saya hanya memaki ketika saya tahu saya sedang sendirian. Kalau ada orang, kata makian itu akan saya ucapkan dalam hati atau setidaknya dengan suara pelan.

I only cuss when I know I am all alone. When I have somebody with me, I would curse in my mind or at least I would whisper it quietly.

Kalau pun saya membiarkan orang lain mendengar atau membaca segala kata makian saya, maka orang itu adalah orang yang pasti sudah amat dekat dan sangat mengenal saya serta yang paling penting adalah dia adalah orang yang saya percaya.

When I let other people hear or read all my cussing words then be sure they are the ones who have become very close and know me very well, most important thing is I trust them.

Saya tidak akan memaki di depan orang yang tidak saya kenal dengan baik atau pada orang-orang yang lebih tinggi posisinya dari saya dalam hal umur atau jabatan..

I won’t cuss infront of the people whom I don’t know well or people have superiority in age or position..

Soalnya orang-orang dari golongan itu biasanya karena jaim atau karena munafik (ya iyalah, mana ada sih orang di dunia ini yang sepanjang umur hidupnya kagak pernah memaki.. jujur-jujuran aja deh); atau karena beda generasi, dibesarkan dalam masa yang berbeda - jaman orang tua atau kakek nenek kita dulu tidak dikenal alam demokrasi kayak sekarang.. nah, orang-orang dari golongan ini pasti akan menampar mulut saya dengan sepatu karena menganggap saya amat sangat kurang ajar.

It is because those are the types of people who usually either because of keeping good image or out of hypocrisy (hey, give me a break will ya, do you know any living human on earth who never ever cuss.. be honest with me); or generation gap makes our parents or grandparents were raised in different time when democracy is not like it is today.. so, these kind of people would slap my mouth with their shoes for thinking I am so very impolite.

*  *  *  *  *

Seminggu lalu saya menerima file yang dikirimkan lewat email.

A week ago I received a file that was sent by email.

Saya harus mempelajari cara kerja program ini karena saya jarang memakai program yang diaplikasikan untuk layout seperti ini.

I had to learn how the program works because I rarely use the program that is applied to the layout like this one.

Pusing tujuh keliling kepala saya. Mana filenya entah kenapa kok save as, save as, save as terus setiap kali di save.

It gave me one hell of a headache. Not to mention that the file keeps giving me save as, save as, save as whenever I saved it.

arrrgggghhhh! ! ! !

Pada saat itu komunikasi saya dengan orang yang membuat layout ini pun penuh dengan gambaran emosi dan frustrasi saya.

At that time my communication with the person who made this layout showed clearly my emotion and frustration.

“Damn file!” begitu tulis saya.

“The damn file!” I wrote it.

Dia adalah orang yang pernah dekat dengan saya. Orang yang pernah saya sayang. Sesuatu membuat kami tidak lagi bersama tapi saya menganggap dia orang yang bisa saya percaya, karena kami pernah bersama, pernah saling menyayangi, saling mengenali watak dan pribadi satu dengan lainnya.

He is somebody who once became close with me. Somebody who I used to love. Something made us no longer together but I considered him as somebody who I could trust, because we were once together, we once loved each other, knew each other’s characters and personalities.

Saya tidak pernah menyesali setiap kata Damn! yang pernah saya ucapkan atau tuliskan.

I never feel sorry for every Damn! word that I have said or written.

Yang saya sesali adalah..

What I regret is..

*  *  *  *  *

Beberapa hari yang lalu, seseorang mendatangi saya dan mengamuk, tapi dari kata-katanya itu saya jadi mengetahui bahwa hal-hal yang saya tuliskan dalam pesan-pesan pribadi saya kepada orang yang pernah dekat dengan saya rupanya disampaikan atau mungkin malah dia tunjukkan pesan-pesan itu pada orang yang mengamuk itu.

Few days ago, somebody came to me and was so pissed but from the words she said, I realized that what I the things I wrote in my personal messages to that dear person have been disclosed or probably he even showed it all to that the pissed person.

Pesan-pesan itu adalah percakapan pribadi. Kode etik mengatakan bahwa percakapan lisan atau tulisan antara dua orang bersifat pribadi dan rahasia.

Those messages were personal conversation. Code of ethic says conversation made verbally or in writing between two people are private and confidential.

Saya tidak akan bicara sedemikian terbuka dan mengekspresikan seluruh emosi saya sebebas itu kepada seseorang kalau saya tidak mempercayai orang itu.

I wouldn’t talk so openly and expressed my emotion that freely to somebody if I didn’t trust that person.

Hari itu terbukalah mata saya bahwa..

My eyes were opened on that day to the fact that..

Orang yang selama sekian bulan pernah menjadi sangat dekat pada saya, yang saya anggap masih peduli dan menyayangi saya walaupun kami sudah tidak bersama lagi.. ternyata telah mengadukan percakapan pribadi kami pada orang lain..

Somebody who for some months became so very close with me, whom I thought still cared and loved me though we no longer together.. has told someone about our private conversation.

Damn you, Keke!

Tololnya kamu, Keke, begitu naifnya kamu..

You are such an idiot, Keke, how could you be so naive..

*  *  *  *  *

Pelajaran moral dari pengalaman saya ini adalah;

Moral lesson from my experience is..


1. Jangan memaki

1. Do not cuss

Sebelum hal itu jadi kebiasaan, lebih baik jangan mulai memaki.

Before it becomes a habit, better not start cussing.


2. Jangan berprasangka buruk

2. Do not prejudice

Setiap manusia punya cara masing-masing untuk mengekspresikan emosi negatif. Ada yang dengan cemberut, menggerutu, membanting pintu atau memaki.

Every human being has their own way in expressing their negative emotions. Some do that by showing frown face, others grumble, slamming the door or cussing.

Seorang senior saya, yang saya mintai pendapat tentang kasus saya, secara jujur menceritakan pengalamannya;

I asked a senior for an opinion about my case and he honestly told me of his experience;

"Di kantor gue yang dulu nih, Ke, gue kesal sama satu boss. Soalnya itu orang hampir tiap jam telpon mulu, nanyain kerjaan sudah sampai dimana. Sekali waktu saking betenya gue, di depan teman-teman, gue ngomong 'Gila kali ni orang ya. Setan alas!'

"Do you know what, Keke, I have had a boss in my former office who really pissed me off. He called me almost every hour to ask about work, how much has it been done. Once I was so pissed, I said infront of my friends 'Is this guy nuts or what. Fuck!'

Kami berdua bertatapan dan tertawa. Dia dan saya adalah dua orang yang punya karakter hampir sama, kami mungkin memaki tapi kami bukan bangsat.

We glanced at each other  and laughed. We are two people who have similar characters, we cuss but we are not assholes.


3. Dewasalah

3. Grow up

Saya kagum pada Jokowi, Ahok, Barrack Obama.

I admire Jokowi, Ahok, Barrack Obama.

Orang-orang itu punya jabatan tinggi di Indonesia dan di Amerika. Setiap hari keputusan, tindakan, ide, kebijaksanaan, pemikiran, karya dan perbuatan mereka mendapat kritikan, celaan, umpatan, fitnah dan jadi olok-olokan dari para haters atau rakyat biasa.

Those men who have high position in Indonesia and in America. Their decision, action, idea, policy, thoughts, work and performance receive critics, slander, cussing and mockery from haters or the public on daily basis.

Mereka menanggapi semuanya dengan tenang, tidak ngotot atau jadi nyolot. Bahkan mungkin serangan-serangan itu mereka jadikan input untuk melakukan intropeksi diri.

They respond it calmly, not taking it personally or become pissed. Maybe they even use it as input to make introspection.

Itulah kedewasaan.

That is what maturity is about.


4. Kalaupun terpaksa memaki.. 

4. When you have to cuss..

Ketika ada orang yang mendengar kamu memaki, yakinkanlah dirimu bahwa orang itu adalah orang yang benar-benar dapat dipercaya, orang yang memiliki hati yang bersih dan tulus terhadap kamu.

When someone hears you cursing, be sure that person is somebody who you can really trust, somebody who have pure and sincere heart toward you.

Pengalaman saya membuktikan bahwa orang yang mendengar segala makian saya ternyata memakai makian tersebut untuk memukul saya. Dia mungkin mempunyai sakit hati ke saya tapi tidak pernah menyatakannya secara fair. Yang saya sesali adalah dia membalaskan sakit hatinya dengan memakai tangan orang lain.

My experience proves that somebody who heard me cursing has used my own cursing to hit me. He maybe have personal issues against me but he can't express it fairly. My regret is he took the avange using someone else's hand.


5. Dua sisi

5. Two sides

Ketika kita mendengar seseorang mengatakan bahwa dia mendengar ada orang yang memaki kita, ingatlah bahwa ada dua sisi dari setiap cerita.

When somebody told us that he/she heard a person said a cuss about us, remember there are two sides in every story.

Bukanlah hal yang bijaksana untuk mempercayai atau mengandalkan dari satu sisi saja.

It may not be wise to believe or rely just on one side.


6. Kapan suatu makian harus ditanggapi dengan serius?

6. When a cuss should be taken seriously?

Makian yang diucapkan secara terbuka di depan seseorang tentunya bisa menciptakan pertengkaran.

Cussing spoken openly infront a person would create quarell.

Makian (lisan atau tertulis) tentang seseorang yang sengaja disebarkan kepada lebih dari satu orang (apalagi kalau memakai media sosial seperti facebook, twitter, whatsapp dll) tanpa sepengetahuan ybs.

Cussing (verbally or unverbally) about somebody which deliberately spread to more than one person (especially using social media such as facebook, twitter, whatsapp etc) without the knowledge of that person.

Friday, January 22, 2016

What’s in there?

“Bu Keke bawa apa aja sih?” anak perempuan kecil itu menjulurkan kepalanya untuk mengintip ke dalam ransel saya.

“What is it in there, miss Keke?” the little girl stretched out her head as she peeked into my backpack.

“Oh, ada panci, bantal, kuda nil” jawab saya sambil memberikan tatapan serius.

“Oh, I’ve got pan, pillow, hippo” I gave her my serious look as I answered her question.

Hah?

Huh?

Matanya membulat. Terbelalak menatap saya.

Her eyes widened. They looked at me in amazement.

Saya tidak bisa menahan tawa karena dia terlihat lucu sekali.

I couldn’t hold my laugh because she looked so funny.

“Sini deh” saya menariknya, mendudukkannya dipangkuan saya dan sambil memeluknya, saya membuka ransel saya yang oleh kakaknya dibilang ransel segede gaban dan mengeluarkan isinya.



“Come” I pulled her, sat her on my lap and as I hugged her, I opened my backpack which her sister called the giant backpack and took out the things I kept in it.

Saya sudah selesai mengajar kakaknya tapi belum bisa pulang karena hujan turun cukup besar. Jadi sementara menunggu hujan mereda, saya pikir tidak ada salahnya menunjukkan isi ransel saya pada adik dari murid saya ini.

I have just finished my tutoring session for her sister but I couldn’t leave because it rained. So while I wait for the rain to stop, I thought it wouldn’t hurt to show what I have got in my backpack to my student’s sister.

Jadi sore itu duduklah kami berdua di lantai sambil melihat-lihat barang-barang yang saya keluarkan dari ransel saya. Beberapa kali saya tertawa terpingkal-pingkal mendengar komentar lucunya atau melihat mukanya yang seakan sedang menemukan harta karun.

So there we were on that afternoon, sitting on the floor as we looked at the things I took out from my backpack. I had quite a laugh to hear her funny comments or upon seeing her face that looked as if she just found some treasure.

*  *  *  *  *

Beberapa hari lalu ketika saya sedang membuat draft untuk postingan blog ini, hp saya berdering.

Few days ago when I was drafting a post for this blog, my cellphone rang.

Setelah membicarakan ini dan itu yang tidak terlalu penting, dia masuk ke inti yang mau dibicarakannya.

After had a small chit chat, she got to the point which she wanted to tell me.

“Tadi pagi Ke, gue ketemu sama mantan elu” dia nyerocos seperti senapan mesin “Dia nyalamin gue dengan muka begitu cerah kayak seakan-akan ga ada apa-apanya. Padahal kan di sms gue ke dia, gue sudah cerita gimana elu nangis waktu cerita ke gue kalau hubungan kalian berakhir. Bisanya ya dia, teganya ya dia kok ga kelihatan terpengaruh sama sekali”

“I met your ex this morning” she blurted out like a machine gun “He shook my hand with that bright look on his face as if nothing have ever happened. I texted him, I told him how you cried when you told me that you two have broke up. How could he, how insensitive he is to look as if it doesn’t effect him at all”

Saya menghela napas panjang.

I took a deep breath.

“Itu topeng. Kita berdua sama-sama bersandiwara, bahwa kami baik-baik saja, bahwa kami bahagia, bahwa kami tidak terpengaruh dengan putusnya hubungan kami”

“That was a mask. We both play some acts, we act that we are doing fine, that we are happy, that the breakup doesn't effect us”

Teman saya masih geram dan penasaran.

My friend was still furious and curious.

“Kayak apa itu orang, minta maaf kek ke elu, kasih jawaban kek, kasih penjelasan kek ke elu. Kok ya sikapnya seakan putus cinta itu biasa kok”.

“What kind of a person is he, he suppose to apologise to you, answer you, explain it to you. How could he behave as if broken love is not a big deal”

Saya diam-diam kembali menghela napas dalam-dalam.

I quietly took a deep breath again.

“Sori Ke, gue jadi emosi. Gue tadi jadi mesti ikut-ikutan bersandiwara. Padahal ye, elu tau ga, saat itu rasanya gue pengen banget jambak rambut dia”


 “Sorry Keke, I am being emotional. I had to play an act too. Do you know what, at that moment I felt I just wanted to pull his hair”

Ha? Saya melongo tapi detik berikutnya saya spontan ngakak.

Huh? I stunned but a second later I laughed it out loud.

Soalnya saya juga kepingin melakukan hal yang sama. Haha.

Because I wanted to do the same thing. Lol.

Akhirnya kami berdua tertawa terkekeh-kekeh.

At the end we both had a big laugh.

Dia adalah teman baik saya. Menyayangi saya setulus-tulusnya. Peduli pada saya seakan kami ini bersaudara kandung. Kami saling berbagi kebahagiaan dan kesusahan.

She is a good friend of mine. She loves me sincerely. Care to me as if we were real sisters. We share our happiness and sorrow.

Dia bertanya pada mantan saya itu bukan karena dia usil ingin tahu urusan orang. Dia bertanya karena dia ingin berusaha untuk membantu mencarikan jalan keluar supaya saya dan laki-laki bisa bersatu lagi.

She asked my ex not because she wanted to interefere into something that is not her business. She asked because she wanted to help find solution to make me and that guy get together again.

Tapi sama seperti saya, dia membentur tembok.

But just as it happened to me before, she bumped into a wall.

Ketika saya merasakan ada hal-hal yang menjadi ganjalan di hati saya, saya memberitahukannya ke mantan saya itu. Saya ingin dia meresponinya, saya ingin kami berdua bekerja sama mencari solusinya.. toh dulu dia pernah mengatakan pada saya bahwa masalah tidak harus dihadapi sendiri. Akan lebih ringan bila dibagi dengan orang lain.

When I felt there were things that made me feel uneasy, I let my ex knew about it. I wanted him to respond it, I wanted us to work together on finding the way to solve it.. after all, he told me once that one should not be alone when deal with a problem. It would be lighter when it is being shared with others.

Dia mengatakan hal itu ketika saya menolak untuk membagi masalah saya.

He said that when I refused to share him my problem.

Tapi ketika dua bulan lalu saya memberitahunya bahwa ada hal-hal dalam dirinya, dalam sikapnya terhadap saya dan hubungan kami yang mengganggu ketentraman hati saya, dia menanggapi dengan diam, bungkam.

But when two months ago I told him there were things in him, in his attitude toward me and toward our relationship that made me lost my peace of mind, he responded it with silent, a complete silence.

Saya bingung, kesal, marah dan akhirnya saya merasa tidak dihargai, tidak dicintai.

I was confuse, upset, angry and at the end I felt unappreciated, unloved.

Dua minggu menunggu dan tidak melihat ada tanda-tanda baik dari pihaknya membuat saya akhirnya mengambil keputusan; PUTUS.

Two weeks of waiting and seeing no good signs from his side made me finally took a decision; THAT’S THE END OF IT.

*  *  *  *  *

Sore tadi mantan saya menelpon. Kami bicara sebentar tentang pekerjaan.

My ex called this evening. We talked for a while about work.

Kalau mengenai pekerjaan, lucu dan anehnya kami berdua ini tim yang baik. Kami bisa bicara bebas, kami bisa berdebat, kami bisa bersikap fair dan bersabar menghadapi satu dengan lainnya.

When it comes to work, funny and strange thing is we are good team. We can talk freely, we can argue, we can act fairly and be patient toward each other.

Mungkin karena pekerjaan tidak membuat kami masuk ke dalam kepribadian satu dengan lainnya. Pekerjaan membuat kami saling mengenal hanya sebatas kulit.

Maybe because work doesn’t take us deep into each other’s personalities. Work allows us to get to know each other just as skin deep.

Tapi ketika kami mulai saling menyayangi dan masuk dalam suatu hubungan yang lebih dekat, lebih pribadi.. di saat itulah seperti kami saling mengintip, mengeluarkan dan mengamati satu persatu isi yang ada dalam kepribadian, sifat, kebiasaan, masa lalu, masalah dan rahasia dalam diri satu dengan lainnya.

But when we start to love for each other and got into a close relationship, a personal one.. it is the time we peek, take out and observe the things we have in our personalities, characters, habits, past, problems and secrets.

  
Pada dunia, kita tidak bisa jujur-jujuran menampilkan diri kita yang asli.

To the world, we can’t give our naked truth.

Kita hanya menampilkan itu pada orang-orang yang kita kasihi dan yang mengasihi kita karena kita mempercayai dan membutuhkan mereka untuk bisa menerima diri kita apa adanya, untuk menolong kita menghadapi diri kita dan untuk menjadikan kita sebagai orang yang lebih baik.

We only give that to the people whom we love and love us because we trust and need them to accept us just the way we are, to let them help us deal with ourselves and to make us into a better person.

Mantan saya membangun tembok kokoh disekelilingnya dan tidak mengijinkan bahkan saya untuk masuk dan melihat apa yang ada dibalik tembok itu.

My ex has built a strong wall around himself and doesn’t allow even me to enter it and to see what he’s got behind that wall.

Dia mungkin terlalu takut untuk membiarkan saya melihat dirinya yang asli, yang mungkin jauh berbeda dengan apa yang dia tampilkan kepada dunia.

Maybe he got too scared to let me see the real of him which probably is so contrast with the one he shows to the world.

Dia tidak memberitahu saya ketika dia sakit tapi pada orang lain dia tanpa ragu memberitahu.

He didn’t tell me when he was sick but to others he unhesitantly let it be known that he was sick.

Mungkin dia tidak ingin merepotkan saya, tidak ingin membuat saya khawatir atau tidak ingin terlihat lemah di depan saya.

Maybe he didn’t want to trouble me, didn’t want to worry me or he didn’t want to look weak infront of me.

Tapi bayangkan bagaimana kaget dan juga malunya saya mengetahui dia sakit justru dari orang lain, apalagi itu spontan nyeletuk “lho, kok kamu bisa ga tahu pacar sendiri lagi sakit?”.

Just imagine how surprised and embarrassed I was when I knew he was sick from someone else, especially when that person spontaneously exclaimed "how could you not know that your own boyfriend is sick?".

Ketika kemudian saya menyadari bahwa bukan hanya dia lebih bebas berkeluh kesah pada orang lain tapi juga mengungkapkan penghargaan atas perhatian yang diberikan orang lain kepadanya namun sedihnya tidak dilakukannya hal yang sama ke saya..

When afterwards I also realized that not only he could freely unburdened to others but he was also showing gratitute to others for their attention but sadly not doing the same to me..

*  *  *  *  *

Ah, mungkin saya terlalu emosional, terlalu impulsif, terlalu sensitif, terlalu keras, tidak berpikiran panjang..

Ah, maybe I was too emotional, too impulsive, too touchy, too hard, didn't think before I did what I did..

Saya menyesal saya tidak membaca ini sebelum saya mengambil keputusan itu.


I feel sorry I didn't read this before I made that decision.

Agaknya kami berdua harus belajar banyak tentang arti cinta dan untuk mau saling menolong satu dengan lainnya mengeluarkan apa pun yang kami miliki dan yang kami bawa-bawa dalam diri kami, seperti mengeluarkan isi ransel itu..

It seems we both need to learn more about the meaning of love and to willing help each other unpack whatever we have and bring in us, just like taking out those things from the backpack..

Atau mungkin juga setelah saya mengetahui apa saja isi yang ada dalam dirinya, lebih baik saya lari jauh-jauh.. hehe.. sori bray, ini bukan perkara cinta tapi ini perkara menyelamatkan leher sendiri dari segala setan-setanmu.

Or maybe now that I know what he's got in him, I better run as far as I could.. haha.. sorry dude, this has nothing to do with love, this is about me saving my neck off your evils.

Wednesday, January 20, 2016

Walk The Extra Mile

Teman-teman tersayang, postingan ini khusus untuk kalian..

Dearest friends, this post is dedicated especially for you..

Karena kalian tetap bersama saya bahkan ketika saya berada di titik paling rendah dari kehidupan saya.

For you have remained by my side even when I was in the lowest point of my life.
*  *  *  *  *

Susah juga buat mengartikan judul diatas ke bahasa Indonesia.

It is kind a hard to translate the above title into Indonesian.

Berjalanlah satu mil lebih jauh?

Tuh kan jadi aneh kedengarannya.

See, it sounds weird.

Jadi lebih baik saya ceritakan saja apa yang sahabat-sahabat saya lakukan untuk saya.

So it would be better if I just tell you what my best friends do for me.

*  *  *  *  *

Didie.

Persahabatan kami terjalin erat selama dua tahun terakhir ini.

Our friendship has become close in the past two years.

Kami tidak bekerja di kantor yang sama. Kami bahkan hanya bertemu seminggu sekali atau paling banyak dua kali.

We don’t work in the same office. We even meet just once or twice a week.

Tapi ada orang-orang tertentu yang rasanya langsung nyambung, klik.. terasa pas di hati dan di jiwa..

But there are people with whom we just feel connected, click.. it feels right in the heart and soul..

Padahal Didie dan saya punya sifat yang berbeda. Dia bawel, saya pendiam. Dia parnonya.. ya ampun.. bikin saya jadi senewen.. hehehe. Dia hanya setahun lebih tua dari saya tapi gayanya emak-emak banget sehingga menjadikan usia kami seakan terpaut jauuuuuh sekali.

Didie and I have different characters. She is noisy, I am quiet. She is so jumpy.. man, she drives me crazy.. hahaha. She is just a year older than me but she is like older than her years that it feels she is much older than me.

Namun dia memiliki kemurnian hati, kepedulian yang tulus and kasih yang besar untuk saya.

But she has pure heart, sincere careness and a big love for me.

Dalam kurun waktu dua tahun ini kami saling berbagi suka dan duka tapi baru seminggu ini saya menyadari bahwa dia memberikan lebih dari yang saya duga.


We have shared the good and bad stuff in these two years but it has just gone for a week that I really realized that she has given me more than what I expected.

Ketika saya memberitahunya bahwa saya sedang menjalin hubungan dengan seseorang, dia kelihatan begitu gembira dan terharu.. dia bahkan menangis.. bikin saya terheran-heran tapi kemudian tersentuh ketika mengetahui dia ternyata mendoakan saya, meminta Tuhan memberikan saya seorang laki-laki yang baik untuk menyayangi dan mendampingi saya.

When I told her that I was in a relationship with somebody, she looked so happy and touched.. she even cried.. made me wondered but only to feel touched when I knew she was actually have been praying for God to give me a good man to love and be by my side.

Saat dia mengetahui saya sedang jalan dengan orang yang juga dikenalnya, dia demikian gembira.

When she knew that I was seeing somebody who she also knows, she was so happy.

Sore itu kami larut dalam euphoria kebahagiaan.

That evening we were high in joyous euphoria.

Tujuh bulan kemudian, di ruang yang sama, saya berurai air mata ketika memberitahunya bahwa hubungan itu sudah berakhir.

Seven months later, in that same room, I cried as I told her that relationship has over.

Dia kaget. Dia ikut menangis. Dia merasakan kepedihan di hati saya, kemarahan, kekecewaan dan kebingungan yang saya rasakan.

She was shocked. She cried along. She felt the pain in my heart, the anger, disappointment and confusion that I felt.

Tidak hanya itu saja. Dia berinisiatif untuk menyatukan saya dengan laki-laki itu. 

Not just that. She took the initiative to bring me and that man back together.

Dia berusaha memahami apa penyebab dari berakhirnya hubungan kami.

She tried to understand what was the cause for our breakups.

Beberapa hari lalu saya mengetahui kalau dia sendiri menghadapi segudang masalah dalam kehidupannya. Suaminya positif diabetes. Hubungannya dengan mertua dan ipar-iparnya tidak terlalu mesra. Hidup pernikahannya sendiri juga tidak bebas dari tantangan. Ayahnya menjadi beban pikirannya juga.

Few days ago I learned that she has tons of problems in her own life. Her husband was diagnosed to have diabetic. Her relationship with her mother in law and her inlaws are not heaven on earth. Her marriage is not free of challenges. Her father has given her another thing to worry about.

Namun saat dia mendengar curhat saya, ketika dia melihat saya menangis.. dia ikut menangis seakan hal itu terjadi pada dirinya, seakan-akan kepedihan itu menimpanya.

But when she heard me unburdened my heartache, when she saw me cried.. she cried along as if it happened to her, as if the heartache were hers.

Ketika dia berusaha untuk menyatukan saya dengan laki-laki itu. Dia ingin mengembalikan kebahagiaan saya karena kebahagiaan saya adalah kebahagiaannya juga.

When she tried to bring me and that man together again. She wanted to bring my happiness back to me because my happiness is hers too.

Itulah yang disebut ‘Walk The Extra Mile’.. seseorang yang bukan hanya berdiri dipihakmu, bukan hanya merasakan penderitaanmu tapi juga berusaha untuk meringankan dan bahkan mengangkat penderitaan itu walaupun dirinya sendiri juga memiliki segudang masalah serta penderitaan.

That is what ‘Walk The Extra Mile’.. means. Somebody who does not only stand by your side, not only feels your suffering but try to ease and even try to take that suffering off you though he/she has lots of personal problems and suffering.

*  *  *  *  *

Ibu Martha & Ibu Eva.

Mrs. Martha & Mrs. Eva.

Dua emak-emak ini punya tempat istimewa di hati saya.

These two ladies hold special place in my heart.

Selama berbulan-bulan ketika ibu saya dalam keadaan sakit, mereka menjadi seperti ibu untuk saya.


For months when my mother was ill, they had become like mothers to me.

Itu adalah bulan-bulan yang demikian gelap. Saya dilingkupi dengan ketakutan, kecemasan, kemarahan dan kebingungan.

Those were the dark months. I was surrounded with fear, worry, anger and confusion.

Saya juga sangat kesepian pada waktu itu. Saya kehilangan figur seorang ibu.

I also felt so lonely at that time. I missed a mother figure.

Mereka berdua berdiri di sisi saya. Menjadi tempat saya untuk curhat. Memberikan saya nasihat. Membuat saya bisa tertawa. Mencerahkan hari-hari saya.


They both stand by my side. They are my place to share my problems. They give me advices. They make me laugh. They brighten up my days.

Lalu apakah kehidupan pribadi mereka berjalan mulus?

So do they have their lives in smooth path?

Oh, jauh dari mulus.

Oh, far from it.

Ibu Martha punya banyak beban. Suaminya sakit. Usaha mereka berantakan. Ekonominya menurun. Anak-anaknya juga jadi beban pikirannya.

Mrs. Martha has many burdens. Her husband is sick. Their business ran into trouble. They struggle to make ends meet. Her children too occupy her mind.

Kalau dia sedang mengeluarkan beban dihatinya, kepedihannya terasa dihati saya. Kepedihan yang lebih banyak disebabkan oleh karena saya merasa tidak banyak yang dapat saya lakukan untuk menolongnya. Kepedihan yang ingin saya ringankan dan bahkan saya angkat.

When she unburdened herself, I felt her heartache. It hurts when I can’t do much to help her. It is the pain that I wished I could ease and even make it go away.

Ibu Eva juga membawa segudang beban. Ibunya sakit. Sebagian besar adik-adiknya memberikannya kepedihan hati. Bahkan pembantunya saja menimbulkan masalah.

Mrs. Eva too have tons of burden. Her mother is ill. Most of her siblings give her heartache. Even her maid causing problems.

Tapi ditengah-tengah kesusahan dan penderitaan masing-masing, kami selalu menyediakan diri masing-masing untuk memberikan hiburan, kekuatan, dukungan dan pertolongan.

But in the midst of our own trouble and suffering, we ease each other, give strength, support and help.

Mendengarkan orang berkeluh kesah tidak akan menghilangkan penderitaan yang sedang kita hadapi. Bersusah payah menolong orang lain tidak berarti hal itu akan menyelesaikan masalah yang sedang membelit hidup kita. Tapi ketika kita rela melakukan semua itu untuk orang lain, itulah yang disebut ‘Walk The Extra Mile’..


Listening to people unburden won’t make our suffering disappear. Taking our time to help others won’t solve our own problem. But when we are willing to do whatever we can for somebody, that is what it called ‘Walk The Extra Mile’..

*  *  *  *  *

Henny.

Dia di San Fransisco, saya di Bogor. 


She lives in San Fransisco, I'm in Bogor. 

Kami berteman karena hampir dua puluh tahun yang lalu kami bekerja di kantor yang sama.

We became friends because nearly twenty years ago we worked in a same office.

Setelah saya berhenti dari kantor itu dan dia pindah ke SF, komunikasi kami putus selama bertahun-tahun.

We lost touch with each other after I resigned and she moved to SF.

Baru satu atau mungkin hampir dua tahun ini jalur komunikasi kembali terbuka.

It is only been a year or probably almost two years that we open our line of communication.

Itu juga tidak berarti setiap hari kami ngobrol di whatsapp. Perbedaan waktu membuat ketika saya sedang bersiap-siap untuk berangkat kerja, Henny sedang bersiap-siap untuk tidur.

It doesn’t mean that we chat everyday on whatsapp. It’s this time zone. When I am prepared to leave for work, she is preparing herself to go to bed.

Jarak yang memisahkan kami demikian jauh tapi kepedulian menyeberangi jarak itu.

There is huge distance between us but the care we have for each other cross that distance.

Sekalipun tidak bisa bertemu setiap hari dan tidak bisa sering-sering mengobrol namun ketika mengetahui saya sedang bersusah hati, beban di hati saya seperti menjadi bebannya juga.

Though we don’t meet everyday and can’t chat often but whenever she knew I was in pain, it was as if it hurt her too.

Dunia mengajarkan kita untuk memperdulikan diri sendiri. Masalahmu bukan masalahku. Carilah jalan keluar sendiri.

This world teaches us to care for ourselves. Your problem is not my problem. You work it out yourself.

Kalau ada orang yang lewat perbuatannya melakukan hal yang kebalikan dengan apa yang diajarkan oleh dunia, itulah yang disebut ‘Walk The Extra Mile’..

When somebody acts not according to what the world taught, it is what ‘Walk The Extra Mile’.. is all about.

*  *  *  *  *

Santi.

Sudah lebih dari dua puluh lima tahun kami berteman.

We have been friends for more than twenty years.

Waktu tidak bisa dipakai untuk menentukan seorang sahabat sejati.

Time can’t be used to tell if somebody would become a true friend.

Saya punya banyak teman yang sudah lama berkawan dengan saya tapi apakah mereka kemudian menjadi teman sejati saya?

I have many friends who have been friends with me for years but would it make them my true friends?

Beberapa bulan lalu saya memutuskan untuk keluar dari grup whatsapp almamater SMA saya karena saya muak membaca obrolan mantan teman-teman lelaki sekelas saya yang isinya porno semua.

Few months ago I decided to leave my highschool whatsapp group because I got sick reading my former male friends chat which mostly about porn stuff.

Saya terheran-heran melihat bahwa yang paling getol ngobrol ke arah porno ini adalah mereka yang semasa SMA dulu adalah orang-orang yang terhitung unggulan di kelas kami entah karena otaknya atau karena memiliki bakat untuk memimpin dan membimbing teman-temannya.

I am amazed to see how the ones who frequently talked about porn stuff are the ones who back in highschool shone for either had the brain or had leadership talent in leading and guiding their friends.

Saya tidak mau menghakimi sepihak. Kami telah terpisah selama sekian puluh tahun. Saya tidak mengikuti perkembangan kehidupan mereka dan saya tidak mengetahui seperti apa hidup mereka sekarang.

I don’t want to give one side judgement. We have been leading our own lives separately for decades. I don’t keep myself updated with their life and I have no idea how they live their life.

Yang saya tahu adalah saya tidak tahan menghadapi mereka. Orang-orang seperti mereka bukanlah jenis manusia yang bisa saya harapkan untuk mau atau bisa ‘Walk The Extra Mile’..

All I know is I can’t stand them. They are the kind of people who can't be the one to ‘Walk The Extra Mile’..

Bertahun-tahun yang lalu hubungan saya dengan Santi dan Henny tidak seperti sekarang. Kami bukanlah tipe orang yang sanggup menyediakan diri untuk bisa ‘Walk The Extra Mile’ bagi satu dengan lainnya.

Years ago my relationship with Santi and Henny was different with the one we have now. Neither of us were the type of people who could ‘Walk The Extra Mile’.. for one another.

Kami bertambah usia, bertambah pengalaman dan syukurlah semua itu membuat kami bertambah dewasa. 

We get older, we have had many experience and good thing they are all have matured us.

*  *  *  *  *

Bapak Budi.

Mr. Budi.

Kalau melihatnya tidak ada yang bisa menduga dia adalah seorang yang bisa ‘Walk The Extra Mile’.

No one would think he is somebody capable to ‘Walk The Extra Mile’.

Dia kocak dan konyol. Bukan tipe serius.

He is funny and goofy. Not the serious type of person.

Kalau melihat hubungan kami berdua pun, orang pasti tidak mengira kami bisa saling ‘Walk The Extra Mile’.


People who see our relationship can’t tell if we are capable to ‘Walk The Extra Mile’ for one another.

Karena kami berdua punya rasa humor yang sama dan setiap kali kami bertemu sebagian besar waktu kami pakai untuk bercanda.

Because we both have same sense of humor and everytime we meet we spend most of the time to joke.

Yang tidak orang ketahui adalah beberapa tahun lalu ketika saya sedang dalam keadaan seperti akan ditenggelamkan oleh ombak penderitaan, dia adalah orang pertama yang datang, menangkap tangan saya tepat pada waktunya dan tidak melepaskannya sampai saya bisa kembali berdiri dengan kokoh.

What people don’t know is few years ago when I was nearly drowned by waves of suffering, he was the first person who came, grabbed my hand right on time and refused to let go until I could stand firm.

Saya menemukan seseorang yang dapat membuat saya merasa aman. Dengan caranya sendiri dia berusaha melindungi saya. Ketika orang lain menganggap saya aneh dan tidak bisa dimengerti saat saya berani menampilkan diri sebagai diri sendiri, dia menerima saya dengan segala keanehan saya tanpa banyak tanya dan tanpa menuntut saya harus berubah tapi saya tahu dia berdiri didekat saya dan dengan sigap akan menolong saya kalau dilihatnya saya membutuhkan pertolongan.

I found somebody who can make me feel safe. He has his own way to protect me. When others thought of me as a freak and couldn’t understand me when I dared to appear myself completely as the way I was at that time, he accepted me along with all my weirdness without many question asked andwithout demanded me to change but I knew he stood close to me and would catch me the moment he saw I needed help.

Saya telah melakukan ‘Walk The Extra Mile’ untuknya tapi kalau dibandingkan dengan apa yang telah dilakukannya untuk saya, dia melakukan jauh lebih banyak.

I have done my ‘Walk The Extra Mile’ for him but to compare of what he has done for me, he has done more.

‘Walk The Extra Mile’ harus dilakukan atas dasar kasih, tanpa pamrih, tanpa keraguan.

‘Walk The Extra Mile’ must be based on love, no catch behind it, should not have doubt.

*  *  *  *  *

Saya bersyukur mempunyai kalian dalam hidup saya. 

I am grateful to have you guys in my life.