Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Wednesday, July 29, 2015

a Girl With a Mission

Sabtu, 25/7. Jam 2.35 siang.

Saturday, 25th July. Time, 2.35 pm.

Waduh… sudah jam segini. Hari Sabtu pula. Bogor macet dehhh..

Oh no… look at the time. And it was Saturday. Bad traffic in Bogor..

Jam menunjukkan 3.10 ketika saya sampai di kantor pusat. Untung ada teman yang mengantarkan saya dengan motor. Kalau naik angkot, entah jam berapa sampainya..

It was 3.10 pm when I arrived at the head office. Glad a friend at work drove me there. If I took public transportation, I don’t know what time I would get there.

Nah, itu dia si kakak, baru saya ditelponin..

There you are, sis, I just called you..

Ketua persekutuan pemuda tersenyum lega dan gembira ketika melihat saya.

Leader of the youth fellowship smiled, glad and happy to see me.

Hi guys!

Saya melambaikan tangan ke arahnya dan pada rombongan anak-anak muda itu yang sudah berkumpul disana.

I waved to her and to the group of young people who were already gathered there.

Saya berjalan menghampiri mereka sambil berusaha menenangkan hati karena dari sekian banyak mereka, yang saya kenal cuma dua orang. Tadinya saya berharap dari kantor saya ada dua orang lagi yang bisa ikut tapi ternyata memang harus saya sendiri saja yang mengikuti acara nonton bareng ini.

I tried to calm my heart as I  walked toward them as there are only two among them whom I knew. I was hoping I would be accompany by two friends from my office but yeah, apparently I was destined to join this Saturday night movie event all by myself.

Kenyataannya saya berhasil membaurkan diri dengan mereka. Wajarlah kalau awalnya kaku, kan mereka juga belum kenal dengan saya dan tergantung dari sifat orang yang beda-beda.


The thing is I could blend in. It makes sense if it was stiff at first as they didn’t know and their reaction was pretty much depend on their characters.

Yang pasti acaranya berjalan seru, filmnya lucu, diskusinya berjalan lumayan bagus dan saya amat sangat senang bisa berada disana bersama mereka.

One thing for sure is it went very well, the funny was funny, the discussion went pretty smooth and I was so hapy to be there with them.

*  *  *  *  *

Acara Sabtu itu adalah menonton film berjudul PK.


That Saturday event was to watch the movie PK.

Itu adalah film India kedua yang saya tonton dari awal sampai selesai. Saya bukan penggemar film India jadi kalau saya bisa tahan menonton sampai selesai maka film itu pasti film yang bagus.

That was the second Indian movie that I watched thoroughly. I am not fond of Indian movie so if I could watch one thoroughly, you can be sure it was a good movie.

Kebetulan juga kedua film itu dibintangi oleh Aamir Khan. Aktingnya selalu berhasil membuat saya berganti-ganti tertawa, menangis dan tertawa lagi.

It is such a coincidence that both movie was starred by Aamir Khan. His acting has always succeedly made me laughed, cried and laughed again.

PK bercerita tentang alien yang mendarat di India yang akhirnya menjalani suatu petualangan panjang untuk menemukan dan mendapatkan kembali kalungnya yang di jambret oleh seorang laki-laki yang ditemuinya ketika dia belum lama mendarat di bumi.


PK told the story about an alien who landed in India whom eventually had to go through a long adventure to find and get back his necklace which was stolen by a man he met when he was just landed on earth.

Misi awal kedatangannya di bumi yang mungkin untuk mempelajari manusia dan kehidupan di bumi segera terlupakan, berganti dengan misi untuk menemukan dan mendapatkan kembali kalung itu karena benda tersebut adalah alat komunikasi dengan planetnya. Kehilangan kalung itu berarti dia tidak akan bisa menghubungi planetnya dan itu artinya mereka tidak akan datang untuk menjemputnya.

His original mission of coming to earth, which probably was to study about man and life on earth soon forgotten, shifted by the mission to find and retrieve that necklace because it was a telecommunication tool that he used to make contact with his planet. Without it, he wouldn’t be able to ask his people to come and get him.

Dalam pencarian itu PK menyimpulkan bahwa cuma tuhan yang tahu keberadaan kalungnya berdasarkan dari jawaban orang-orang yang ditanyainya.

In his search PK concluded that only god knew where his necklace was, a conclusion he made based on what people told him when he asked them if they knew where its whereabouts.

PK hanyalah seorang alien. Dia tidak tahu perkataan ‘cuma tuhan yang tahu’ sebetulnya  merupakan cara orang mengatakan ‘mana gue tahu kalung elu ada dimana’.

PK was just an alien. He didn’t know the words ‘only god knows’ was actually people’s way to say ‘how in the hell should I know where your necklace is’.

Jadi PK berkeliaran sepanjang hari dalam usahanya mencari tuhan dan dia segera mendapati kenyataan bahwa ada banyak tuhan di dunia ini. Tuhan yang kemudian membingungkannya karena muncul dalam bentuk berbeda, mempunyai pengikut yang berbeda dan ada berbagai aturan yang berbeda juga yang harus diikuti kalau mau menjumpai tuhan ini.

So everyday PK wandered around in his effort to find god and he met the fact that there are many gods in this world. He got confused to see these gods came in different shapes, have different followers and set different terms to be followed as condition to meet the gods.

Setelah sekian bulan lewat akhirnya PK menyimpulkan bahwa segala ritual dan syarat itu hanyalah buatan manusia. Tanpa cinta, belas kasihan, ketulusan dan persahabatan, apa gunanya semua tuhan itu selain dari pada semata-mata menjadi cara manusia untuk mendapat keuntungan dari sesamanya.

Few months passed before PK finally concluded that all the ritual and terms were nothing but man made. Without love, compassion, sincerity, honesty and friendship, what is the point of those gods beside only became man’s way to gain profit from others.

*  *  *  *  *

“Jadi gimana acaranya?” tanya Andre ketika kami berdua duduk di sofa dirumahnya.

“So how was it going?” asked Andre when we sat on the sofa in his house.

Selesai acara nonton, saya menumpang mobil seorang dari anggota pemuda sampai ke tempat terdekat dengan tempat dimana Andre sudah menunggu. Kami membuat kesepakatan bahwa hari Sabtu itu saya bisa ikut acara persekutuan pemuda asal sesudahnya saya tetap menginap dirumahnya.

One of the guy from the youth fellowship gave me a ride to the nearest place where Andre has been waiting. We made a deal that I could go to that youth fellowship event if I would later spend the night at his place.

Saya menceritakan semuanya dari awal sampai akhir.


I told him everything.


“Sepertinya kamu benar-benar menikmatinya” dia memeluk saya.

“It looks like you really enjoyed it” he hugged me.


“Yap” saya tersenyum.

“Yep” I smiled.

“Misi tercapai?”

“Mission accomplished?”

Pertanyaannya membuat saya spontan tertawa.

His question made me laughed spontaneously.

Saya telah memberitahunya tentang keinginan saya untuk mendekatkan kelompok pemuda di kantor saya dengan yang ada di kantor pusat. Jadi ini saya seperti sedang berjalan di depan, membuka jalan untuk menjadi bagian dari kelompok pemuda di kantor pusat.

I have told him I wanted to bring the youth group in my office to get closer with the group in the head office. So here I am walking infront of my men, open the way for them to be the part of the youth group in the head office.

“Yah, perjalanan mungkin masih panjang” saya menghela napas “Tapi untuk hari ini, misi tercapai”

“Yeah, it is probably a long road to get there” I took a deep breath “But for today, mission accomplished”

*  *  *  *  *

Misi PK untuk mencari dan mendapatkan kembali kalungnya membawanya pada misi untuk mencari tuhan.

PK’s mission to find and retrieve his necklace brought him to a mission to find god.

Dia berhasil menemukan dan kemudian mendapatkan kembali kalungnya. Misi tercapai.

He found and got back his necklace. Mission accomplished.

Apakah dia menemukan tuhan?

Did he find god?

Yang ditemukannya adalah segala aturan, ritual dan persyaratan buatan manusia.

What he found was nothing but man made of terms, ritual and condition.

PK berhenti mencari tuhan ketika dia menyadari hal tersebut dan setelah dia menemukan arti cinta, belas kasihan, ketulusan dan persahabatan.

PK stopped looking for god when he realized all those things and after he discovered the meaning of love, compassion, sincerity, honesty and friendship.

PK dan saya punya satu kemiripan; tuhan sama-sama membuat kami bingung.

PK and I have one thing in common; god confused us both.

Selama dua tahun ini saya telah menetralkan diri dari tuhan dan agama, dan anehnya hal itu berhasil membuat saya menjadi lebih tenang, lebih bahagia dan lebih bisa berfokus pada hal-hal lain yang bisa jauh lebih bisa saya hargai dalam kehidupan ini.

I have been neutralized myself from god and religion in the past two years, and strangely it has calmed me down, making me happier and more able to focus on other things in life which I can give more appreciation.

Saya juga menemukan arti cinta, belas kasihan, ketulusan dan persahabatan.

I have also discovered the meaning of love, compassion, sincerity and friendship.

Semua itu sudah cukup bagi saya untuk bisa mengatakan bahwa misi telah tercapai.

It’s all enough for me to say that mission is accomplished.

*  *  *  *  *

Kita masing-masing dilahirkan dengan membawa misi yang harus kita laksanakan. Entah itu misi untuk menyelamatkan dunia atau hanya menyelamatkan seekor anak kucing, yang pasti keberadaan setiap manusia di bumi membawa misi yang harus dituntaskannya.

We are each born with a mission that we must carry out. Whether it's a mission to save the world or just to save a kitten, we all born with at least one mission that we must carry out.

Kadang semuanya berjalan tanpa kita sadari. Tiba-tiba kita merasa kita harus melakukan sesuatu atau kita mendapatkan diri kita berada di tempat dan waktu tanpa mengetahui bahwa itu adalah awal perjalanan kita menuju perwujudan dari suatu misi.

Sometimes everything seems to just happen. We suddenly feel we have to do these things or we found ourselves in a place and time without knowing we are in the beginning of a journey towards the accomplishment of a mission.

Perjalanan itu bisa pendek, tapi bisa jadi panjang. Bisa sederhana atau rumit, jelas atau buram, meyakinkan atau membuat hati ragu.

It can be a short journey, but it can be longer. It can be simple or complicate, clear or blur, convincing or uncertain.

Yang bisa dilakukan adalah tetap berjalan dan menolak untuk menyerah karena pada waktunya nanti semua akan menjadi jelas dan apa pun yang kita lakukan akan memberikan hasil.

What we can do is to keep walking and refuse to give up because in time all will be clear and it won't go fruitless.

Thursday, July 23, 2015

Follow Follow Follow Me

Beberapa tahun yang lalu sewaktu saya masih bekerja sebagai guru Taman Kanak-Kanak, ada seorang murid saya yang akan selalu saya ingat karena dia begitu manis, lembut, pendiam, penurut dan.. selalu membuntuti saya kemana pun saya pergi!


Few years ago when I worked as kindergarten teacher, I had one student whom I will always remember for her sweetness, gentleness, quietness, obedience and.. for always followed me around.

Saya mendorongnya untuk bergaul dan bermain dengan teman-teman sekelasnya. Kadang-kadang berhasil tapi itu tidak lama karena dia kemudian kembali membuntuti saya.. hehe..

I encouraged her to mingle and play with her classmates. Sometimes she did but not for a long time because she would return to follow me around again.. lol..

Kadang saya memperhatikannya. Berpikir-pikir kenapa dia seperti sulit untuk berhenti membuntuti saya. Selama enam tahun bekerja disana, saya adalah guru yang paling dekat dan disayang oleh anak-anak itu tapi jarang ada yang sampai menjadi seperti bayangan saya karena selalu mengikuti saya kemana pun saya pergi.

Sometimes I looked at her. Tried hard to figure the reason why she seemed so hard to stop following me around. For six years working there I had become the closest teacher to those kids and most loved by them but it was rare to have a kid who became like my shadow for followed me around.

Sampai akhirnya saya berkesimpulan semua terletak pada; cinta dan percaya.

I finally came to a conclusion that everything is about; love and trust.

* * * * *

Ada satu permainan yang dinamai ‘Do Little Motion’ sesuai dengan judul lagu yang dinyanyikan ketika memainkan permainan ini.

There is a game called ‘Do Little Motion’ which named after the song that sang when the game is played.

Peserta permainan ini berdiri membentuk lingkaran dan seorang berdiri ditengah lingkaran itu. Lalu semua menyanyikan lagu itu.

The participants stand, forming a circle while one of them stand at the centre of the circle.  And everyone sing the song.

“Do Little Motion
One two three
Follow follow follow me”

Kemudian peserta yang berdiri ditengah lingkaran akan memperagakan satu gerakan dan semua peserta harus menirukan gerakan itu sambil tetap menyanyikan lagu itu.

The participant who stands in the center of the circle then shows one motion and the other participants have to do that motion as they sing the song.

Betapa pun sukar atau konyolnya gerakan yang diperagakan oleh pemain yang berdiri ditengah lingkaran itu, semua peserta mengikutinya saja tanpa berpikir panjang.

No matter how hard or silly the motion showed by the participant who stands in the center of the circle, other participants just follow on without giving a second thought.

Saya teringat pada permainan ini ketika seorang ditempat kerja saya mengundurkan diri dan membuat beberapa gelintir orang memutuskan untuk mengikutinya.

This game just came to my mind when somebody at work resigned and made few people decided to follow him.

Masalahnya orang-orang itu melakukannya tanpa berpikir.


The thing is those people did that without thinking.

Boleh saja mengikuti seseorang. Tapi lakukan itu tanpa kehilangan akal sehat.

It is okay to follow somebody. But do that without have to lose common sense.

Orang yang mengundurkan diri ini memiliki masalah dengan dirinya sendiri. Masalah psikologis yang menurut saya lumayan berat. Masalah kejiwaannya itu akhirnya membawanya dalam masalah yang berkepanjangan hingga membuat dia memutuskan untuk mengundurkan diri.

The person who resigned has personal issues. Psychological issues which in my opinion is quite serious. His psyche problem has brought him down and at the end made him decided to resign.

Mereka yang tidak mengetahui hal ini hanya melihat dari satu sisi saja yaitu berdasarkan apa yang mereka dengar dari orang itu. Mereka menerimanya begitu saja. Menelannya bulat-bulat. Padahal pepatah mengatakan ‘ada dua sisi mata uang’.

Those who don’t know about this only see it from one side which is from what that person told them. They just accepted it. Just like that. We know the saying ‘there are two sides of a coin’

Ketika kita mengikuti seseorang, hal itu kita lakukan karena kita mengasihi dan mempercayainya tapi tetaplah berpegang pada akal sehat.

When we follow somebody, we do that because we love and trust that person but keeps common sense working.

* * * * *

Beberapa bulan terakhir ini saya menggabungkan diri dengan suatu grup penulis blog.

In the past few months I joined a blog writer group.

Saya menyukai grup ini karena membuat saya mendapat lebih banyak teman sesama penulis blog dan mendapatkan berbagai informasi.

I like this group because it gives me friends who is just like myself, blog writers, and I get many information.

Sampai suatu hari saya membaca postingan seorang dari anggota kelompok blogger ini yang menawarkan diri untuk mem-follow blog anggota lain.

One day I read one of this blogger group member’s post who offered herself to follow other members blogs.

Ehemm.. tentu ada budi ada balas dong.. bentuk balasannya adalah mereka yang sudah dia follow tentunya diharapkan untuk mem-follow blognya.


Umm.. surely a favor turns with favor.. so those whose blogs have been followed by her are expected to follow her in return.

Kalau hal ini mampu bikin saya geleng-geleng kepala, wah, saya garuk-garuk kepala ketika melihat dalam waktu kurang dari lima menit langsung membanjir permintaan dari para anggota grup untuk dia mem-follow blog mereka.

If reading this could make me shook my head, I am telling you, I scratched my head when I saw how in less than five minutes she received lots of request from the group members to follow their blogs.

Seperti anda bisa lihat sendiri, blog saya sepi dari follower. Selama hampir lima tahun menjadi penulis blog, saya juga terhitung pelit dalam hal mem-follow blog orang.

As you can see yourself, my blog has none follower. For nearly five years being blog writer I myself am not keen when it comes about following other people’s blog.

Kenapa demikian?

Why is that so?

Karena dalam pengertian dan prinsip saya, mem-follow blog haruslah dilakukan atas dasar penilaian pribadi bahwa blog yang di follow tersebut memiliki suatu nilai yang tidak dimiliki oleh blog lain.

Because in my understanding and principle, following somebody’s blog has to be done under personal judgement that the blog has something which other blogs don’t have.

Itu yang namanya eksklusif, istimewa.

It is what called exclusive, distinguished.

Jadi dimana letak istimewanya kalau suatu blog di follow seseorang bukan karena isinya yang menarik atau karena cara penulisannya yang memikat tapi semata-mata karena saling mem-follow blog.

So where is this special thing when a blog is followed by somebody not because its interesting content or the enchanting way of it is being written but merely for the reason of ‘I follow your blog and you follow mine’.

Jangan menjadi subjektif ketika mengikuti seseorang. Tetaplah menjadi objektif.

Don’t become subjective when following somebody. Keep your objectiveness working.

* * * * *

Sudah dua tahun ini dengan seluruh kesadaran, saya memilih untuk menetralkan diri dari agama saya.

It has been two years that with all my consciousness, I chose to neutralize myself from my religion.

Ketika agama menjadi sesuatu yang harus diyakini karena itu adalah apa yang diharapkan oleh orang tua, teman, lingkungan.. lalu apa artinya agama itu bagi seseorang?

When religion becomes something to believe in because it is what expected by parents, friends, society.. then what is the point of religion?

Ketika Tuhan dijadikan alasan untuk membenarkan diri dan membenci mereka yang mempercayai Tuhan yang berbeda.. lalu siapakah Tuhan ini?

When God becomes an excuse to make self justification and to hate those who belief in different God.. then who is this God?

Ketika agama dan Tuhan menjadi satu-satunya alasan untuk diikuti supaya tidak masuk neraka tapi tanpa diikuti kesadaran akan kejahatan dan kekurangan dalam diri yang harus dirubah..

When religion and God become the only reason to make it as a belief to keep a person out of hell but without followed by the ability to see the evil within him/herself that needs to change..

Setelah saya memutuskan untuk menetralkan diri saya dari Tuhan dan agama, saya malah menjadi lebih kritis, lebih fair, lebih bisa memahami-menerima dan memaafkan orang atau keadaan karena saya mendasarkan penilaian saya pada akal sehat dan bukan pada dalil atau tuntutan keagamaan.


After I decided to neutralize myself from God and Christianity, I become more critical, fairer, more able to understand-accept and forgive people or situation because my judgment is based on common sense and not on religious principles or demands.

Saya mempercayai kualitas pribadi seseorang.

I believe in the quality of a person’s personality.

Jadi ketika saya menerima anda, saya melakukan itu bukan atas dasar agama, ras, keyakinan, kebangsaan, pendidikan, status sosial, bentuk fisik, orientasi seksual, pekerjaan dll.

So when I accepts you, I do that not based on your religion, race, belief, nationality, education, sosial status, physical, sexual orientation, occupation etc.

Jangan mengikuti sesuatu atau seseorang karena orang-orang disekitar anda melakukan hal itu.

Don’t follow something or someone because people around you do that.

Jadilah kritis, fair dan milikilah pikiran yang terbuka.

Be critical, be fair and be open minded.

* * * * *

“Kamu akan tetap pergi hari Sabtu ini ke acara nonton bareng itu?” tanya Andre.

“Are you still going to this Saturday’s movie thing?” asked Andre.

“Ya” saya tertawa melihatnya “Oh, jangan khawatir, kita bisa ketemu setelah saya pulang dari acara itu”

“Yes” I laughed when I looked at him “Oh, don’t worry, we can meet after I’m back from that gathering”

“Kemarilah” dia menarik saya ke dalam pelukannya yang selalu menentramkan hati “Untuk seseorang yang pernah mengatakan tidak mau lagi terlibat dalam kelompok pemuda ini, kamu memiliki komitmen lebih besar untuk kelompok ini dibandingkan dengan pengikutnya”

“Come here” he pulled me and gave me his comforting hug “For somebody who once said she didn’t wish to involve in this youth group, you have bigger commitment for the group than its follower”

Saya tertawa. Saya telah menceritakan padanya bahwa pesan saya tentang acara ini di whatsapp kelompok ini tidak mendapat tanggapan dari anggotanya.

I laughed. I have told him that my message about this gathering in the group’s whatsapp got no respond from the followers.

“Ada beberapa yang memang berhalangan” jawab saya “Mereka telah memberitahu saya”

“Some are unable to attend it” I replied him “They have informed me about it”

“Lalu yang lain bagaimana?” Andre mengelus pipi saya “Terlalu sibuk, terlalu lupa, terlalu malas, terlalu tidak peduli atau terlalu tidak tahu aturan untuk tidak merespon?”

“What about others?” Andre caressed my cheek “Too busy, too forget, too lazy, too uncare or don’t have the manner to respond?”

“Entahlah” saya mengangkat bahu “Saya tidak punya jawabannya dan saya tidak mau menjatuhkan penilaian yang salah. Yang pasti, saya akan tetap melakukan apa yang saya tahu harus saya lakukan, dengan atau tanpa pengikut”

“I don’t know” I shrugged my shoulder “I don’t have the answer and I don’t want to jump into wrong conclusion. One thing for sure, I will do what I know I must do, with or without follower”


* * * * *
Ketika kita harus mengikuti sesuatu atau seseorang, lakukan itu atas dasar cinta dan percaya tanpa harus kehilangan akal sehat, adil dan jati diri.

When we have to follow something or someone, let you do that for love and trust but without losing common sense, fairness and yourself.

Jangan mengikuti sesuatu atau seseorang dengan penilaian subjektif. Tetaplah objektif.

Don’t follow something or someone based on subjective value. Keep it objective.

Jangan lakukan sesuatu karena anda ingin memiliki pengikut.

Don’t do something because you want to be followed.

Lakukan hal yang anda tahu harus anda lakukan dan lakukan hal itu sebaik mungkin entah ada atau tidak ada yang mendukung, mempercayai dan mengikuti anda.

Do that thing you know you must do and do it the best you can whether there are people to support, trust and follow you or you have none at all.

Monday, July 20, 2015

A Little Heaven On Earth

Tadinya saya berencana untuk pergi mengunjungi Santi, sahabat saya dari masa kuliah dulu. Biasanya dalam setahun, satu atau dua kali saya mengunjunginya dan menginap dirumahnya. Tapi sampai setengah tahun ini jadwal kegiatan saya padat dan kalau tidak sedang padat, badan saya yang ogah diajak kompromi buat jalan.


I planned to visit Santi, my bestfriend in college. I usually visit and stay at her place once or twice a year. But for half of this year things have kept me busy and if I was not busy, my body just didn’t feel like going anywhere.

Dua hari libur di bulan Juli ini membuat saya berpikir untuk menginap di rumah Santi. Sayangnya suaminya mengajak dia dan anak-anak mereka pergi berlibur.

Two days off in July made me thought of spending them at Santi’s place. Unfortunately her husband took her and their kids on a holiday.

“Sudahlah” Andre malah girang “Masa saya ke Bogor, kamu kabur ke Jakarta”

“Let it be” Andre hardly hid his gladness “Wouldn’t it be odd that I go to Bogor, and you ran off to Jakarta”

“Bukan gitu” saya tidak enak hati juga “Kan mumpung ada dua hari libur nasional jadi saya tidak usah korbanin jatah cuti”

“It is not like that” I felt a little restless “I was thinking since there are two public days off, well, I don’t have to take my leave days”

“Kalau kamu pergi, lantas saya bengong gitu di rumah?”

“If you go there,  I would just stay home alone, would I?”

Yah, kita toh bisa ketemu setiap akhir pekan tapi kesempatan untuk bertemu Santi kan cuma sekali atau dua kali setahun, pikir saya dalam hati.

Well, we can meet every weekend but it is only once or twice a year that I can get a chance to see Santi, I thought.

“Nanti pasti akan ada kesempatan untuk kamu pergi ke Santi” dia memeluk saya “Tapi jangan akhir pekan dong. Itu kan waktu untuk kita berdua”

“There will be another time for you to go to her place” he hugged me “But please don’t make that on the weekend. That is our time to get together”

Yah, begini konsekuensi pacaran jarak jauh. Tidak tinggal satu kota dan tidak tinggal satu negara. Sudah syukur dua tahun terakhir ini dia dapat kerja di negara-negara yang jaraknya dekat sama Indonesia sehingga setiap akhir pekan dia bisa berakhir pekan bersama saya di Bogor. Enam tahun sebelumnya kami bertemu hanya dua kali setahun.. rasa-rasa seperti tidak punya pacar waktu itu.

So this is the consequence of long distance relationship. Not living in the same town and not in same country either. It is a good thing that in these past two years he can get a job at nearby countries which makes him can spend his weekend with me in Bogor.  Before that we spent six years of relationship when we could only meet two times in a year.. I felt as if I was not in a relationship at that time.

Jadi, ngapain saja kami berdua selama dua hari itu?

So, what did we do in those two days?

*   *   *   *   *

Tidur Tidur Tidur

Stay in Bed Longer

Hari pertama saya bangun jam 9 pagi! Tapi saya tertidur lagi. Jam 9.30 baru benar-benar saya bangun.

I awoke at 9 am on the first day! Only to fall asleep again. It was 9.30 am when I really fully awoke.

Asyiknya bisa tidur begitu lama, tidak ada bunyi alarm yang mengharuskan bangun pagi, tidak harus menjalani rutinitas pagi..

It felt so good to have a long sleep, not waking up by the sound of alarm, no morning routine..

Ahhhh… surga #1

Ahhh... heaven #1

*   *   *   *   *

Selamat Pagi

Good Morning

“Hai cantik,.. selamat pagi” Andre menyapa saya ketika saya kembali dari kamar mandi. Yahh, dia terbangun juga. Padahal tadi pelan-pelan saya turun dari tempat tidur dan berjinjit-jinjit masuk ke kamar mandi.


“Hi beautiful,.. good morning” Andre greeted me when I was back from the bathroom. Noo, he awoke. I tried not to make a sound when I got off the bed and tiptoed to the bathroom.

“Hai ganteng,.. selamat pagi” saya naik ke tempat tidur dan menunduk untuk menciumnya.

“Hi handsome,.. good morning” I got onto the bed and bent over to kiss him.

Betapa indahnya ketika salam ‘Selamat Pagi’ memberi arti istimewa karena diucapkan penuh dengan kasih sayang dan ketulusan..

Isn’t it beautiful when the greetings ‘Good morning’ gives special meaning because it is being spoken with full of love and sincerity..

Ahhhh… surga #2

Ahhh... heaven #2

*   *   *   *   *

Masak Yukkk..

Let’s Do The Cooking..

Sehari sebelumnya hasil analisis sebuah situs di facebook pada tubuh saya mengatakan bahwa saya seorang yang bisa masak.

A day before a facebook site analysed my body and the result said I can cook.

Hehehe.. bikin saya jadi cengar cengir sendiri soalnya sehari-hari saya tidak punya waktu, mood dan tenaga untuk masak. Lagi pula ngapain juga saya harus masak? Sungguh suatu anugrah luar biasa untuk memiliki ayah dan pacar yang jago masak.. hehe.. jangan sirik ya sama saya..

Lol.. it just made me grinned as I know it well that I don’t have time, mood and energy to cook on daily basis. Beside, why should I cook? I am greatly blessed to have both father and boyfriend who are great cooks.

Yap, hal itu langka terjadi di Indonesia, dimana orang masih menganggap masak adalah tugas, tanggung jawab dan kelaziman untuk perempuan, bahkan masih banyak laki-laki Indonesia yang mensyaratkan ‘bisa masak’ ketika mencari istri (blah! Sori ye, saya bisa langsung illfeel kalau ketemu dengan tipe lelaki seperti ini.. yo brow, kalian cocoknya hidup di jaman Flinstone).

Yep, that is rarely happen in Indonesia, where people still have this mindset that when it comes to cooking it is female’s duty, responsibility and field, infact, there are still many Indonesian men who put it as a condition when they look for a wife (blah! Sorry, but it quickly turns me on illfeel mode when I meet this kind of man.. yo bro, you are suitable to live in Flinstone age).

Saya kasih satu rahasia, biar pun sudah terbiasa melihat ayah dan pacar saya masak.. tapi setiap kali itu pula saya selalu merasa hati saya penuh dengan cinta untuk mereka. Apalagi karena mengetahui mereka masak itu untuk orang-orang yang mereka kasihi.


I tell you a secret, eventhough I am used to see my father and my boyfriend cook.. but it has always make my heart filled with love for them. Especially for knowing they do the cooking for their loved ones.

Ahhhh… surga #3

Ahhh... heaven #3

*   *   *   *   *

Sarapan, Makan Siang, Makan Malam..

Breakfast, Lunch, Dinner..

Mau bangun pagi atau siang, tetap saja saya tidak bisa makan banyak saat sarapan.

Either I get up early or late, I still can’t eat much for breakfast.

Andre juga sama saja. Dia malah cuma bisa minum kopi saja.

That goes the same for Andre. Infact coffee is the only thing he can take.

Air putih, kopi dan telur rebus setengah matang adalah menu sarapan saya di hari pertama.


A glass of water, coffee and medium boiled egg were my breakfast on day one.

Segelas jus melon dan kentang menjadi menu sarapan hari kedua.


Melon and potato juice was breakfast menu on day two.

Rasanya? Ya enak. Makin mantap pula kenyangnya karena ada kentang.

How does it taste? Yummy. It made me full because of the potato.

Menu makan siang kami berdua sederhana saja. Karena saya berbekal ketupat, sayur dan semur buatan ayah saya, maka itulah yang kami makan di hari pertama.

Our lunch was a simple menu. I brought with me my father’s ketupat,

Setelah makan barulah saya membuat kentang panggang dan Andre membuat salad. Itu jatah makan malam kami di hari pertama dan sisanya untuk makan siang di hari kedua.

After that I made baked potato and Andre made salad. That was our dinner on the first day and made as our lunch for the next day.

Untuk makan malam hari kedua kami sama-sama tidak mau repot. Sisa kentang ditumis dengan sayuran, jadi deh isian buat sandwhich ala Keke. Ditambahin mayonnaise, saos tomat, keju dan sambal.. mmm.. yum yum..



We both decided to make a simple dish for our dinner on the second day. The left potato is sauted with some veggies, there was the filling ala Keke. Adding with mayonnaise, tomato ketchup, cheese and chili.. mmm.. yum yum..

Masak berdua. Makan berdua. Cuci piring berdua.


The two of us did thecooking. Had meals together. Wash the dishes together.

Ahhhh… surga #4

Ahhh... heaven #4

*   *   *   *   *

Home Entertainment

Saya terheran-heran ketika membaca status seorang teman saya di facebook yang mengatakan dia bosan karena tidak bisa kemana-mana.

It puzzled me when I read a facebook friend’s status where she confided of feeling bored for couldn’t go anywhere.

Lha, selama dua hari saya dan Andre jadi anak manis di rumah. Kami memang sengaja memutuskan untuk tinggal di rumah saja karena hari pertama jalanan pasti macet dan tempat-tempat wisata penuh.

Well, Andre and I spent two days at home. We decided to just stay home because the traffic was jammed on the first day and public amusement places would be crowded.

Apa kami bosan?

Were we bored?

Wah, jauh dari bosan. Ada begitu banyak kegiatan yang kami kerjakan berdua sampai saya sulit menemukan waktu untuk membuat draft untuk postingan blog saya. Selama dua hari itu saya hanya bisa membuat satu tulisan, padahal awalnya saya merencanakan untuk setidaknya membuat dua atau tiga tulisan.

Far from it. There were so many things that we did together, I hardly found time to draft my blog post. In those two days I could only make one draft, I was thinking of making at least two or three drafts.

Jadi ngapain aja kami berdua sampai tidak seorang pun yang merasa bosan sekali pun selama dua hari tidak pergi kemana-mana?

So what did the two of us do that made none of us felt bored though we didn’t go anywhere in those two days?

Mulai dari bangun tidur, kami merapikan tempat tidur berdua. Lalu membersihkan rumah, masak dan karena tidak ada acara menarik di tv maka kami membuat hiburan sendiri.

Starting from getting up in the morning, we made the bed together. Did some house cleaning, cooking and since there was nothing interesting on tv, we made our own home entertainment.

Nonton film DVD.


Watching movies on DVD.

Main bilyar. 
Yah, tujuannya bukan untuk menang atau kalah. Saya pernah menulis tentang hal ini dalam postingan saya berjudul ‘Andre and Keke in Sketch’.

Playing some pool. 
Well, it is not about winning or losing. I have written about this on my ‘Andre and Keke in Sketch’ post.

Dengerin musik. 
Yap.. kami mendengarkan lagu-lagu Boyzone dan Ronan Keating. Ikut menyanyikannya. Berdansa atau menandak-nandak tidak karuan. Haha. Seru deh.

Listening to music. 
Yep.. we listened Boyzone’s and Ronan Keating’s songs. We sang along. Danced quietly or danced like crazy. Haha. That was fun.

Membaca buku. 
Kami berdua gemar membaca. Dirumahnya ini Andre menyimpan banyak buku dan kalau dia berakhir pekan di Bogor dia pasti membawa beberapa buku baru.


Did some books reading. 
The two of us like reading. Andre keeps books in this house and he always brings some new books whenever he comes to Bogor for the weekend.

Yang kami lakukan adalah bergantian memilih buku yang ingin dibaca dan membacakannya untuk yang lain.


What we did is this, one of us picked the book he/she wanted to read and read it for the other.

Tidur siang. 
Ya, kami berdua sama-sama memerlukan istirahat. Kalau sudah kembali beraktivitas, mana bisa kami tidur siang. Jadi benar-benar menyenangkan ketika jam dua siang atau jam tiga sore kami bisa tidur siang selama satu atau dua jam.

Taking a nap. 
Yes, we both needed the rest. We can’t take a nap once we get back to our daily life. So it was really nice when at two or three in the afternoon we could get one or two hours of nap.

Ada juga kegiatan yang kami lakukan sendiri-sendiri. Andre mengecek email-emailnya atau saya yang mengincar burung-burung gereja untuk dipotret.


There were things that we did on our own. Andre checking on his emails or I aimed to take photos of the sparrows.

Ahhhh… surga..

Ahhh... heaven..

*   *   *   *   *

Begitulah kami menciptakan surga kecil kami di bumi ini.

So that is how we created our little heaven on earth.

Tidak selalu harus mahal, jauh atau lama. Yang penting adalah bagaimana kami mengisi hari-hari itu.

It doesn’t have to be expensive, far away or taking a long time. The most important thing is how we fill those days.