Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Friday, November 28, 2014

Make Time

“Kalau kamu mencintai saya, tidak bisakah kamu menyisihkan waktu kamu buat saya?”


“If you love me, can’t you spare me your time?”

Andre menatap saya dengan pandangan antara kesal dan putus asa.

Andre stared at me with the mixture look of upsetness and despair on his face.

Dalam waktu tiga bulan terakhir ini saya banyak mengurangi waktu kebersamaan kami.

In the past three months I have reduced many of our togetherness time.

Saya sibuk dengan pekerjaan di kantor. Saya sibuk dengan kegiatan-kegiatan dan berbagai acara lainnya. Saya sibuk dengan urusan mengajar les.

I am busy with work. I am busy with many activities and events. I am busy giving tutoring.

Dan dia tersisih.

And he has been cast aside.

Biasanya kami melewatkan waktu dua hari setengah di akhir minggu. Tapi akhir-akhir ini beberapa kali saya menelponnya untuk mengatakan saya ada acara di kantor, atau saya harus menginap di kantor, atau saya akan pergi jalan-jalan dengan teman, atau ada jadwal les yang padat atau saya hanya akan mengatakan saya mau di rumah saja karena terlalu capek.

We usually spent two and a half day at weekend to be together. But lately I have been calling him to let him know that I have to attend an event in the office,  or I had to stay over at the office, or I would go traveling with a friend, or I had tight tutoring schedule or I simply said I wanted to stay home because I was exhausted.

“Kamu punya waktu untuk semuanya, tapi kamu tidak punya waktu buat saya” dia protes.

“You have time for everything, but you don’t have time for me” he protested.

Bertahun-tahun kami menjalani hubungan jarak jauh. Dalam setahun kami bertemu hanya 2-3 kali.

For years we had long distance relationship. We met only 2-3 times in a year.

Masa-masa itu tidak ada yang pernah protes tentang ‘kamu tidak punya waktu buat saya’ karena tentunya saling mengerti sikon membuat kami hanya bisa bertemu pada saat tertentu dan untuk jangka waktu yang terbatas.

At that time none ever protested ‘you don’t have time for me’ because we knew time let us met in certain time and for limited time.

Keadaan berubah setelah Andre pindah ke negeri tetangga Indonesia karena urusan pekerjaan. Dia jadi bisa lebih sering menemui saya. Jumat malam dia sudah berada di Bogor dan baru kembali hari Minggu sore.

Things changed after Andre moved to one of Indonesia’s neighboring country because of work. This makes him can see me often. He gets in Bogor on Friday night and returned on Sunday afternoon.

Wajarlah kalau kami kemudian menggunakan hari-hari itu untuk bersama-sama. Tapi akhir-akhir ini saya sibuk dengan berbagai hal sehingga saya hanya bisa menemuinya hari Jumat atau Minggu. Beberapa kali bahkan hanya di hari Minggu sore.

It makes sense that we use those days to be together but lately I have been busy with many things that I could only be with him on Friday or Sunday. It even happened few times when I could only see him on Sunday afternoon.

Kata-kata yang dulu tidak pernah terucapkan sekarang sering diucapkannya ‘kamu tidak punya waktu buat saya’.


The words that have never spoken are now oftenly spoken by him ‘you don’t have time for me’.

Saya tidak mengelak bahwa hal itu memang benar.

It is true, I don’t deny it.

“Kalau kamu mencintai saya, tidak bisakah kamu menyisihkan waktu kamu buat saya?”

“If you love me, can’t you spare me your time?”

Sulit untuk membuatnya mengerti bahwa ini tidak ada hubungannya dengan saya menyayanginya atau tidak menyayanginya.

It is hard to make him understand that it has nothing to do with loving him or not.

Kesibukan saya bertambah. Ada yang saya sukai tapi ada yang harus saya lakukan karena kewajiban.

I have more things to do. I like it some but others are simply a matter of obligation.

Saya tetap menyayanginya tapi waktu saya untuknya banyak berkurang. Saya tidak minta dia mengerti, saya ingin dia bisa menerima fakta ini.

I still love him but I don’t have much time for him. I am not asking him to understand, I want him to accept this fact.

* * * * *

Dari sekian banyak hal yang saya obrolkan dengan teman saya hari Selasa lalu, hubungannya dengan seorang pria adalah satu diantaranya.

Her relationship with a man was one of the many things I chatted with my friend last Tuesday.

Bulan ini kami hanya bertemu sekali, katanya.

We met only once this month, she said.

Kenapa? tanya saya.

Why? I asked.

Waktu kerjanya tidak beraturan.

He is not working on regular schedule.

Kan bisa ketemu kalau dia libur.

You can meet him on his day off.

Anaknya sekarang tinggal dengan dia dan dia tidak mau ninggalin anak itu.

His kid lives with him now and he doesn’t want to leave the kid.

Memangnya umur berapa anak itu?, saya membayangkan mungkin anak itu berusia dibawah sepuluh tahun.

How old is the kid?, I thought the kid must be under ten years old.

Tiga belas.

Thirteen.

Ya astaga! Umur segitu sih sudah bisa mandiri dong.. masa masih harus ditongkrongin bapaknya?

Get out of here! Should able to be independent at that age.. don’t need daddy all the time.

Ok deh kalau dia khawatir ninggalin anak remaja sendirian di rumah. Kan bisa dia ajak kamu sarapan, makan siang atau makan malam bareng-bareng dengan dia dan anaknya dirumahnya.


Ok, so he worries to leave a teenager all alone at home. He can invite you to have breakfast, lunch or dinner with him and his kid at his house.

Kalau dia benar-benar mencintai kamu, dia akan berusaha untuk menyisihkan waktu supaya bisa menemui kamu atau bisa bersama-sama dengan kamu, lanjut saya.

If he really loves you, he will do his best to make time for you so he can see you or get together with you, I went on.

Tapi kata-kata itu menempelak diri saya.

But those words slapped my own face.

Lalu bagaimana dengan diri saya sendiri? Bukankah saya tidak mau berusaha untuk menyisihkan waktu untuk Andre?

How about myself? Didn’t I give no effort to make time for Andre?

Saya memikirkan hal ini. Saya memang tidak adil dan saya egois.

I gave this a thought. So I have been unfair and being selfish.

Saya membicarakannya dengan Andre. Ok, sikon memang membuat saya menjadi lebih sibuk. Ok, hal itu membuat saya tidak lagi bisa melewatkan waktu untuk dia sebanyak dulu.

Andre and I talked about it. Ok, so things make me more busy these days. Ok, so it makes me unable to more time for him as I used to be.

Ada hal-hal yang berubah dalam kehidupan saya dan kami harus bisa menyesuaikan diri dengannya.

Some things in my life are changed and we have to adjust ourselves with them.

Saya toh tidak terus menerus sibuk. Saya masih bisa menyisihkan waktu untuk bisa bersama-sama dengan Andre dari hari Sabtu sore sampai Minggu sore. Toh jadwal kegiatan saya hari Sabtu sore kan sebulan hanya dua kali jadi masih ada dua kali Sabtu sore yang bisa saya lewatkan dengan Andre.


I don’t always busy. I still able to make time to get together with Andre from Saturday evening to Sunday afternoon. The activity on Saturday evening is scheduled twice a month so there are two free Saturday which I can spend with Andre.

Satu masalah terselesaikan. Tapi di sisi lain orang tua saya juga mengeluhkan bahwa saya jarang meluangkan waktu mengobrol dengan mereka.

One problem solved. But in other side my parents have complained that I rarely spend time to talk with them.

Ahhhh… *tepok jidat*..

Ahhhh... *taping my forehead*..

Thursday, November 27, 2014

Prison

Hari Selasa lalu saya dan seorang teman lama mengobrol lewat facebook messenger. Percakapan kami akhirnya sampai pada ceritanya tentang kegiatannya sekarang ini, lebih banyak tinggal di rumah dan bermain games online.

Last Tuesday an old friend and I chatted on facebook messenger. Our conversation turned her present daily activities which is mostly staying home and playing online games.

Jangan tinggal terus-terusan di rumah dong, kata saya, pergi deh ke rumah ibu kamu. Bikin kue sama dia. Bawain kue ke tetangga, bertemanlah sama mereka.

Don’t just stay home, I told her, go to your mother’s house. Bake a cake. Bring a cake to the neighbors, make friends with them.

Saya lupa dia tinggal di pantai timur Amerika dan bulan ini disana itu mulai masuk musim dingin, bahkan dibeberapa tempat sudah bersalju.


I forgot she lives in the east coast of the USA and it is winter now, it is even been snowing in some places.

Dan dia tinggal dipinggir kota. Jaraknya sekitar satu jam ke kota kalau jalan kaki dan dua puluh menit dengan memakai mobil. Disitu tidak ada sarana transportasi umum. Jadi tidak ada bis dan tidak ada kereta api.

And she lives in the suburban area. It takes about an hour to get to the town on foot and twenty minutes by car. There is no public transportation. It means there is no bus or train.

Jarak antar rumah pun berjauhan. Teman saya itu tidak punya mobil. Hanya sepeda. Tapi dengan suhu udara mendekati 0 derajat, siapa juga yang mau bela-belain keluar rumah buat main ke tetangga? Bisa keburu beku duluan di jalan… hehe.. atau kena paru-paru basah.

photo: www.tripadvisor.com. Rupert Covered Bridge, Bloomsberg-PA

The houses are separated quite far in distance. My friend does not own a car. Just a bicycle. But in this freezing weather, with its temperature drop close to zero, who would want to leave the house to visit the neighbor? You would freeze before you get there.. lol.. or you would get pneumonia.

Jadilah dia lebih banyak diam di rumah dan dia kesepian. Dia tidak perlu mengatakannya..

So she spends her time mostly at home and she feels lonely. She didn’t have to say it..

Saya menyarankannya untuk pindah ke kota saja. Setidaknya di kota ada lebih banyak orang dan dia tidak harus menjadi semacam tahanan rumah di musim dingin.

Photo: www.bloomsburgpa.com
I suggested her to move to the town. There are many people live there and she won’t have to become some sort of house prisoner in winter.

Dia mengatakan sedang menabung supaya tahun depan dia bisa menyewa flat. Dia tidak bekerja. Kecelakaan dimasa remaja membuat kerusakan permanen pada bagian-bagian tertentu diotaknya yang membuat dia tidak bisa bekerja, untuk menyetir mobil saja tidak bisa, sehingga dia menggantungkan diri pada bantuan sosial dari pemerintah.

She said she is saving her money so she can rent a flat in town. She doesn’t work. An accident in her teen left permanent damage to certain parts of her brain that makes her unable to work, not even to drive a car, so she depends on social support from the government.

Saya prihatin mendengarnya. Apalagi ketika dia mengatakan cuaca baru akan menjadi hangat pada bulan Maret. Gile lu! Itu kan sekitar 3-4 bulan lagi.

It made me concerned. Especially when she said the weather will get warm in March. You gotta be kidding me! That’s about 3-4 months.

Kalau saya jadi dia, bisa jadi gila saya kalau harus melewati 3-4 bulan dengan lebih banyak terkurung di rumah, sendirian, tanpa pekerjaan, tanpa teman serumah.. sedangkan tinggal di kota yang terhitung besar, punya banyak teman, kenalan, ada keluarga dan pacar, sibuk dengan kerjaan dan kegiatan-kegiatan lain, toh masih bisa bikin saya garing karena bosan dan lucunya juga masih bisa merasa kesepian..

If I were her, I would go crazy to have to spend 3-4 months mostly at home, alone, no job, no housemate.. I mean, here I am living in a town considered big enough, I have many friends, aquaintances, families and a boyfriend, busy with work and many activities, funny thing is I can still feel bored and lonely..

* * * * *

Seorang teman menceritakan tentang kenalannya yang berusia sembilan puluh tahun dan hanya bisa terbaring di tempat tidur karena lumpuh akibat stroke.

A friend told me about his acquaintance who is ninety years old and can only lie in bed because stroke makes her paralysed.

Keinginan ibu tua ini hanya satu; cepatlah aku mati..

The old lady has only one wish; let me die soon..

Itu yang dimintanya pada orang-orang yang datang untuk menjenguknya. Doakan saya cepat di angkat Tuhan, doakan supaya saya cepat mati..

It is what she asks to the people who came to see her. Pray God takes me home, pray so I will die soon..

Sudah bertahun-tahun dia berada dalam keadaan lumpuh seperti itu. Sembuh tidak, kematian pun tidak juga datang untuk membebaskannya.. yang harus dihadapinya adalah kenyataan bahwa kondisi fisiknya menjadi penjara baginya.

She has been in this condition for years. Not healed, neither death came to free her.. what she has is reality that her physical condition has imprisoned her.

Sebulan lalu saya membaca tentang seorang wanita penderita kanker otak yang memutuskan untuk mati pada hari dan jam yang dipilihnya.


Last month I read a story about a lady with brain cancer who decided to choose the day and time of her death.

Amerika memiliki undang-undang yang melegalkan seorang yang menderita sakit parah untuk mengakhiri hidupnya secara medis.

There is a law in America that legalized anyone with terminal illness to end his/her life medically.

Ada banyak reaksi pro dan kontra. Tapi cobalah kita menempatkan diri pada posisinya. Fisik hancur oleh penyakit dan obat tanpa ada kepastian akan sembuh atau tidak. Disembuhkan tidak, mati juga tidak. Yang ada adalah tersiksa oleh penyakit dan oleh obat.


There were many pros and cons. But just put ourselves in her place. How would feel to have our body destroyed by illness and meds without any certainty to get heal or not. Not being healed, not die either. What we had is the torture brought by illness and meds.

Belum lagi harus beban biaya pengobatan.

Not to mention the medical bills.

Saya mengerti seperti apa itu rasanya. Saya mengalaminya.

I know how it feels. I have been there.

* * * * *

Kehidupan itu tidak mudah. Jangan pernah berhenti berjuang. Selagi masih ada napas, tetap berusaha.

Life is not easy. A nonstop fighting. As long as you still breathing, keep trying.

Itu benar. Itu nasihat yang baik. Tapi ketika kehidupan menciptakan suatu peristiwa atau sesuatu yang membuat kita terpenjara, mudah-mudahan kata-kata di atas itu masih dapat memotivasi kita ketika berhadapan dengan keadaan tanpa jalan keluar yang berlangsungnya sangat lama.

That’s true. It is a good advice. But when life comes up with something to imprison us, hopefully those words are still able to motivate us when facing long term hardship situation.

Sekedar saran, jangan memberikan nasihat itu pada orang yang sedang menghadapi sikon yang memenjarakannya demikian lama. Tujuannya mungkin baik, tapi dalam sikon yang menjepit seseorang, .. mm.. sudah syukur kalau dia tidak melemparkan sepatunya pada anda.

Just an suggestion, don’t say any of those advice to somebody who is dealing with condition that imprisoned him/her in a long period of time. Well meaning, but in that kind of circumstance, .. mm.. considered yourself lucky if that person doesn’t throw his/her shoes at you.

* * * * *

Ada banyak orang yang dipenjarakan entah oleh penyakit, kondisi fisik, berbagai kesulitan hidup atau beban yang harus menjadi tanggung jawabnya.. mereka dapat menimbulkan keprihatinan di hati kita atau memberikan inspirasi.

There are many people imprisoned by illness, physical condition, many life challenges or have to take responsibility on burden.. they make us concern or inspire us.

Tapi bagi mereka, yang mereka inginkan hanya satu; dibebaskan dari penjara itu.

But to them, all they want is just one and that is; to be freed from that prison.


Wednesday, November 26, 2014

Little Visitors

Belum lama ini seorang teman datang ke kantor saya dengan membawa anak laki-lakinya yang berusia tiga bulan.

Not too long ago a friend came to my office, bringing her three months old son.

Kami bertiga yang sedang berada diruangan saya segera mengerumuninya dan kami bergantian ingin menggendong anak lelakinya, termasuk saya walaupun agak takut-takut karena sudah lebih dari tiga tahun tidak menggendong bayi.


The three of us who were in my room imidiately swarmed all over her and excitedly took turn in holding her son, including me though I was a bit scared because I haven’t hold any babies in three years.

Kami mengajak anak itu mengobrol, bernyanyi, bercanda, memutarkan lagu dan gembira ketika berhasil membuatnya tersenyum, tertawa dan mengeluarkan celotehan kecil.


We talked to him, sang, teased him, played song and cheered when seeing him smiled, laughed and bubbling his baby talk.

Tidak diragukan lagi kehadiran tamu kecil ini mencerahkan suasana. Memberikan warna pada rutinitas kerja yang membosankan. Membuat satu hari bisa terasa berbeda.

It is undoubtful this little visitor has brightened up the mood. Gave color to the boring routine at work. Made the day felt different.

Kecil tapi memberi dampak besar.

Small but gives huge effect.

* * * * *

Beberapa hari lalu ketika sampai di kantor dan akan membuka pintu gerbang, saya kaget melihat ada seekor kupu-kupu hinggap di ujung bawah pegangan pintu gerbang.


Few days ago I was surprised, when I got at the office and was about to open the gate, to see a butterfly perched on the gate’s handle.

Dia diam saja biar pun pintu gerbang bergerak-gerak ketika saya buka.

It stayed still though the gate was moving when I opened it.

Saya masuk ke ruangan saya dan segera melupakannya karena sibuk dengan berbagai macam urusan kantor.

I got into my room and soon forgot all about it as I became busy with work.

Hampir setengah jam kemudian saya keluar dan melewati pintu gerbang.. lho, kupu-kupunya masih ada.. jadi saya fotoin deh..


It was nearly half hour later when I got out and passed that gate.. hey, the butterfly was still there.. so I took photos of it..

Lucunya beberapa menit kemudian dia pun terbang.. malu kali ya di potret sama saya atau merasa tujuan kedatangannya sudah tercapai.. yaitu buat narsis di depan saya.. hehe..

Funny thing is it flew away few minutes later.. would it get camera shy or felt it has accomplished its visiting mission.. which was to be the object of my camera.. lol..

Hanya seekor kupu-kupu yang penampilannya tidak mengesankan dan tidak memiliki warna yang memukau tapi kehadirannya pagi itu bisa membuat saya melanjutkan pekerjaan dengan hati ringan.

It was just a butterfly which appearance wasn’t impressive nor had beautiful colors but its presence that morning could make me continue my work with a lighter heart.

Kecil tapi memberi dampak besar.

Small but gives huge effect.

* * * * *

“Nitip ya, Ke” pagi itu Vincent muncul diruangan saya dengan membawa sebuah kotak bekal.

“Keke, could I leave this here?” Vincent came to my room that morning bringing with him a cookie box.

Saya melihat tangannya basah dan kotak itu juga basah.

I saw his hands were wet and so was the box.

“Basah deh meja gue” saya mengerutkan kening “Elu habis ngapain sih? Nyuci tempat bekal lu? Keringin dulu dong, ada serbet tuh di pantry sana”

“You make my desk wet” I raised my eyebrows “What have you been doing? Washed your cookie box? There is a napkin in the patry, go there and wipe this box with it”

“Pssst..” dia berbisik sambil membuka tutup kotak itu dan menunjukkan isinya pada saya.

“Pssst..” he whispered as he opened the box and showed me what was in it.

“Kura-kura!” saya berseru kaget “Kura-kura siapa?”

“Turtle!” I exclaimed in my surpriseness “Whose turtle is this?”

“Punya gue” dia nyengir “Baru beli”

“Mine” he grinned “Just bought it”

Saya meletakkan kura-kura kecil itu di atas telapak tangan saya. Untuk beberapa detik kami bertatapan.

I put that small turtle on my palm. We stared at each other for few seconds.

Dengan hati-hati dia menjulurkan kepalanya. Menengok ke kiri dan ke kanan. Lalu dia menunduk, mengamati telapak tangan saya sebelum bergerak pelan-pelan.

It carefully sticked out its head. Looked to the left and right. After that it looked down, observing my palm before it moved slowly.

Saya tertawa geli merasakan kaki-kaki kecilnya bergerak di atas telapak tangan saya.

I laughed, tickled when its tiny feet moved on my palm.

Vincent mengambil hp saya dan memotret kami berdua.

Vincent took my cellphone and took our photos.

Lucunya si kura-kura ini menengok ke arah Vincent persis ketika di foto.


Funny thing is this turtle turned to look at Vincent right at the time when he took our photos.

Selama kira-kira dua jam kura-kura ini dititipkan ke saya. Dia berjalan mondar-mandir dalam kotak bekal Vincent, kadang-kadang menjulurkan kepalanya untuk melihat saya.

For about two hours the turtle was left under my care. It moved around in Vincent’s cookie box, sometimes it sticked out its head to look at me.

Kalau dia sudah bosan atau karena ingin menjelajah dunia luar, dia memanjat keluar kotak bekal itu lalu berjalan di atas meja saya. Apa pun yang ada didepannya akan dipanjatnya.

When it got bored or for wanting to explore the world outside the box, it climbed up and walked around my desk. It climbed whatever objects lied infront of it.

Kadang dia naik ke atas buku yang sedang saya tulis dan berhenti diam persis di tempat yang sedang saya tulisi.

Sometimes it climbed up the book I was writing on and stopped exactly at the spot where I was writing a note.

“Eh, jangan disitu dong” saya menaruhnya di tempat lain. Tapi dia segera berjalan cepat-cepat untuk kembali lagi.

“No, not there” I put it in other part of the table. But it moved quickly to return to its spot.

“Bandel ya” saya berdecak kesal tapi juga lucu “Mau dibalikin ke dalam kotak?”

“You’re something, aren’t you?” I clicked my tongue, felt a little tickle “Would you want me to put you back in the box?”

Dia menatap saya dan kemudian berbalik, berjalan cepat-cepat ke arah lain.

It stared me and then turned around, walked fast toward other direction.

Sedetik saya bengong, lalu tertawa.. ini kebetulan atau dia ngerti ya?

It stunned me for a second, before I bursted out my laugh.. is this a coincidence or it understood what I was telling it?

Vincent bilang taruh saja kura-kura itu dalam kotak bekalnya dan ditutup setengah saja. Tapi saya kasihan. Jadi selama dua jam itu saya biarkan dia berkeliaran di atas meja saya tapi saya jadi harus mengawasinya karena takut dia terjun bebas ke lantai.


Vincent told me to put it in the box and let the cover opened half. But I felt pity for it. So I let it wandered around on my desk for two hours though I had to keep an eye on it for fearing it would take a free fall onto the floor.

Pagi itu saya mendapatkan teman kecil.

I got myself a little friend that morning.

Saya lega ketika Vincent datang dan membawanya pulang tapi sedih juga melihatnya dibawa pergi.

I was relief when Vincent came and took it home but it also felt sad to see it left my office.

Kecil tapi memberi dampak besar.

Small but gives huge effect.

* * * * *

Saya baru saja bangun tidur. Sambil menguap lebar-lebar, saya membuka tirai jendela.. dan mata saya seakan melompat keluar ketika melihat seekor laba-laba berada di bawah jendela.


I just awoke. As I yawned broadly, I opened the curtain.. and my eyes were like popping out when I saw a spider under the window.

Hiiii!!...

Eeekkk!!....

Saya segera berlari keluar untuk memanggil ayah saya supaya dia menyingkirkan laba-laba itu.

I ran outside to find my father and asked him to get rid it.

Sementara menunggu ayah saya datang, takut-takut saya masuk kembali ke kamar. Laba-laba itu masih berdiri diam. Saya segera mengenalinya. Itu laba-laba yang sama yang pernah merayap di tangan saya ketika saya sedang mengecat tembok pagar.

While waiting for my dad, I returned to my bedroom, peeking dreadingly at the spider. It was still there. I quickly recognized it as the same spider that crawled on my arm when I was painting the fence.

Hidih, kok dia bisa nemu jalan buat masuk ke kamar saya?

How on earth could he find a way to get into my bedroom?

“Heran deh, si Keke kok masih sama aja ya, kalau kita ketemu kok langsung lari?” pikir si laba-laba “Padahal kan cuma mau bilang selamat pagi”


“I just don’t get it, Keke is still the same, whenever we met she just ran away” thought the spider “I just wanted to say good morning”

Hahaha…

Kecil tapi memberi dampak besar.

Small but gives huge effect.

                                                           * * * * *
Update; Senin 8 Desember, ada lagi tamu kecil yang datang ke kantor saya yang langsung jadi meriah.. hehe..


Updated; Monday, December 8th, another little visitor came to my office and made it a merry one.. lol..

* * * * *
Jadi begitulah beberapa pengunjung kecil yang masing-masing mampu untuk memberikan dampak luar biasa pada saya.

So there are few little visitors that each has capability to bring huge impact on me.

Semua menjadi pengingat bagi kita bahwa yang kecil itu bukan berarti tidak memiliki arti.

They remind us how being small is not making it meaningless.

Sunday, November 23, 2014

We’re Just ‘Click’

Teman boleh banyak. Kenalan bisa aja segudang. Tapi bisa nemu yang ‘klik’ alias ‘nyambung’ dengan kita.. itu bukan hal gampang.


Lots of friends. Tons of ackquaintance. But to find the ones with whom we are ‘click’, connected.. not an easy thing.

Rasanya mirip seperti orang cari jodoh. Setelah berputar-putar sekian lama.. eh, tiba-tiba ketemu dan langsung nyambung, cocok, pas.

Feels like finding a mate. After times of wandering.. it is just popped infront of us and then click, match, suited.

Sebelum Desi datang, berita tentang seorang mahasiswi akan magang setahun di kantor bikin saya berdebar-debar memikirkan akan seperti apa orangnya.


Before Dessy came, the news about an intern is going to spend a year of apprenticeship in my office made me felt uneasy thinking what she would be like.

Soalnya dulu saya pernah bertemu dengan mahasiswa yang di kantor pusat dan dia meninggalkan kesan yang membuat sebal saya. Bayangan tentang mahasiswa itu membuat saya ngeri ketika berpikir bagaimana kalau mahasiswi ini juga menyebalkan.. alamak.. bisa jadi siksaan buat saya kalau harus bergaul nyaris setiap hari selama setahun dengannya.

The thing is I met an intern in the head office and he left me annoying impression. So the thought of having an annoying intern in my office really terrified me.. hell, it would be a torture to have the presence of an annoying person nearly everyday for a year.

Belum lama ini ketika kami berdua sedang terkikik-kikik geli karena berbagai canda dan ledekan, Desi mengeluarkan pengakuan yang mengagetkan saya.



Not so long ago, when we both were giggling of jokes and tease, Dessy shocked me with her confession.

“Sebelum datang, saya bingung mikir kayak apa ya kakak.. eh, ternyata sama ancurnya..” dia terkekeh geli.

“Before I came here, I wondered what you would be like.. well, what do you know, you are just as crazy as me” she said as she giggled.

Dia baru 22 tahun. Saya 43. Kami berbeda umur lebih dari dua puluh tahun, dua dekade, dua manusia berbeda generasi.

She is just 22 years old. I am 43. There are twenty years of age gap, two decades, two different generation people.

Buat saya, dia masih anak-anak dan kalau saya melahirkan anak di usia 21, anak itu pasti sebaya si Desy. Dan buat dia, gambaran tentang perempuan berusia 40an pasti yang seperti ibunya.


To me, she is just a kid and if I had baby when I was 21, the child would be same age with Dessy. And to her I must be a granny.. the image of a 40 some woman would be like her mother.

Kami pun bertemu dan hari demi hari berlalu.. saya sungguh tidak mengira saya menemukan orang yang punya rasa humor yang sama, punya kepribadian yang sama santainya dengan saya, ceria, spontan dan dalam beberapa hal sama lugunya dengan saya. Lucunya selera musik kami pun hampir sama.

We met and as days passing.. I was surprised to find someone who has the same sense humor with me, has the same easy going personality, bubbly, spontaneous and in some ways are same naive as myself. Funny thing is even our taste in music has many similarity.

Dia juga tidak menyangka saya ternyata bisa sama lucunya, sama gilanya dan sama santainya dengan dirinya.


She was just as surprised for not expecting to have me who can be just as funny, as crazy and as smooth as herself.

Itu yang saya sebut ‘klik’.. langsung nyambung, cucok..

That’s what I called ‘click’.. match, suited..

Biar pun sifat dan kepribadian kami banyak juga yang berbeda tapi toh kami cocok dalam berteman, cocok bekerja sama, cocok ngobrol serius, cocok dalam hal bercanda dan cocok jadi teman jalan-jalan.

Though we do have many differences in our characters and personalities but we are matched friends, matched as colleagues, matched to have serious conversation, matched in humor and matched to become travelling companion.

Kehadirannya bikin hari-hari saya di kantor jadi tidak terlalu sepi dan membosankan.

She makes my days in the office become less quiet and less boring.

Sementara dia dengan tidak sabar menghitung hari, saya malah ingin memperpanjang masa tugas magangnya di kantor.


While she impatiently counts the day, I wish I could extend her apprenticeship in the office.

Kehidupan memang aneh. Tidak bisa di duga.

Life is strange. Unpredictable.

Tahun depan tinggal beberapa hari lagi.. dan dalam waktu kurang dari enam bulan masa magangnya akan berakhir.

The new year will come in just a matter of days.. and in less than six months her apprenticeship will be over.

Siapa lagi yang akan datang untuk mengisi dan mewarnai hari-hari saya setelah dia pergi?


Who will come to fill my days after she left?

Hmm..

Saturday, November 22, 2014

Hey Museums, That Was Fun! (3)

Museum Wayang adalah museum terakhir yang kami kunjungi hari Selasa itu (11/11).


Puppet museum was the last museum we visited on that Tuesday (Nov 11th).

Sejak dua bulan lalu, saya dan Desi, mahasiswi magang di kantor saya, berkeinginan untuk berwisata ke Kota Tua. Keinginan yang harus tertunda dua bulan karena dia sakit dan saya terhalang berbagai macam urusan.

Dessy, an intern in my office, and I have been wanting to touring Old Town in Jakarta. It had to be put on hold for two months because she fell ill and I had to deal with so many various things.

Akhirnya kami membulatkan tekad. Selasa, 11 November adalah hari libur kami berdua. Yuk jalan!

We finally made up our minds. On Tuesday, November 11th was our day off. Let’s go!

Bogor cerah ceria sewaktu kami berangkat naik kereta. Dipertengahan jalan turun hujan dan berhenti ketika kami sampai di stasiun Jakarta Kota. Udara sejuk. Cocok banget buat jalan-jalan.


Bogor was bright when we left by train. But it rained half way to Jakarta but it stopped when we got at Jakarta Kota train station. It was cool. Perfect weather to have our sight seeing started.

Museum Bank Mandiri adalah yang pertama kami datangi. Ceritanya ada dipostingan saya ‘Hey Museums, Here We Come!’.


Mandiri Bank Museum was the first one we visited. The whole story can be read in my ‘Hey Museums, Here We Come!’ post.

Museum Bank Indonesia adalah yang berikutnya. Lihat ‘Hey Museums, You’re Awesome!’.


Indonesian Bank Museum was the next one we visited. Go see Hey Museums, You’re Awesome!’ post.

Ada lima museum disekitar daerah Kota Tua Jakarta. Kami sebenarnya ingin mengunjungi empat (Museum Fatahilah sedang ditutup sampai awal tahun depan) tapi yang bisa kami kunjungi ternyata hanya tiga karena museum-museum disana bukanya hanya sampai jam tiga sore.

There are five museums in the area of Old Town Jakarta. We wanted to visit four of them (Fatahilah Museum is closed until next year) but we could only visit three because the museums open only until three pm.

Kami berangkat dari Bogor mungkin hampir jam 9. Sampai di Kota sekitar jam 10.30. Kami berkeliaran di Museum Bank Mandiri dari jam 11 sampai jam 12.


We left Bogor when it was probably almost 9 am. We got at Kota train station at around 10.30 am. We wandered around in Mandiri Bank Museum from 11 am to noon.


Kami berada di Museum Bank Indonesia dari jam 12.15 sampai sekitar jam 2. 10. Museum ini yang paling menarik jadi tidak heran kalau kami betah berada disana.


We were in Indonesian Bank Museum from 12.15 pm to nearly 2.10. It is an awesome museum so no wonder we felt like we didn’t want to leave.

Dari Museum Bank Indonesia kami menyeberang jalan dan berjalan menyusur sampai tibalah kami di alun-alun Fatahilah.


Got out of Indonesian Bank Museum, crossing the road and walked to the Fatahilah square.

Karena kami jalan nyantai, mampir-mampir di pedagang kaki lima dan kemudian makan siang dulu.. ya tidak heran kami baru masuk ke Museum Wayang ketika sudah hampir jam tiga sore! Kami berdua lupa kalau jam bukanya hanya sampai jam tiga tapi kok ya petugasnya juga masih mengijinkan kami masuk.

made a stop at ring street vendor.. 'I want my name to be engraved on the ring'
Since we walked not in a hurry, made lots of stop at street vendors and had late lunch.. no wonder we got at Puppet Museum when it was almost three pm. Both of us forgot its closing time is at three pm but the officer let us in anyway.


Ada banyak yang berubah dalam museum ini. Saya pernah mengunjunginya mungkin lebih dari tiga puluh tahunan lalu dan rasanya ruangannya tidak sebagus sekarang, ada tambahan wayang-wayang yang seingat saya dulu tidak ada, tapi sebaliknya yang dulu ada kok kayaknya sekarang tidak ada lagi.



There were many changes in this museum. I visited it more than thirty years ago and it seems the rooms were not as nice as they are now, there are also puppets that I don’t recall I have seen them before, but in there are other puppets that are no longer in display.


Secara keseluruhan sih lumayan bagus tapi tidak terlalu memberi kesan ‘wow!’ seperti Museum Bank Indonesia.


General speaking, it is quite good but not giving the ‘wow!’ impression like Indonesian Bank Museum did to us.

Kami tidak berada lama disana karena tidak banyak yang bisa di lihat dan juga karena lagi enak-enak melihat pun, petugasnya sudah nongkrong dibelakang kami dan mematikan beberapa lampu display.. waduh, ngusir secara halus nih, bray.. 



We didn’t stay long in there because there were not much to see and because the officer walked behind us when we were looking around, he even turned off some display lights.. gosh, some way to get rid us..






Kami mampir di toko cenderamata. Saya tidak bisa menahan diri untuk tidak membeli pajangan wayang ini walau pun harganya terhitung mahal, tiga puluh ribu.. ga apalah.. dari dulu saya selalu kepingin punya wayang, akhirnya kesampaian juga biar pun cuma pajangan.



We stopped by at the gift shop. I couldn’t hold myself not to buy this puppet decoration though it is quite costly, thirty thousand rupiah.. I have always wanted to have a puppet and I finally have it now though it it is just a decoration.

Oya, masuk museum ini bayar Rp.5.000.


The museum entrance fee is Rp.5.000,-

Jadi berakhirlah petualangan kami dari museum ke museum. Capeknya luar biasa. Tapi bahagianya juga lebih luar biasa.

So this is the end of our museum adventure. Damn, we were so tired. But damn, we were so very happy.

Kesimpulannya, setiap museum punya daya tarik tersendiri. Tapi diperlukan kreativitas tinggi untuk menampilkan sesuatu yang kuno dan mungkin membosankan menjadi ‘wow!’.

Conclusion; every museum has its own attraction. But it takes high creativity to make old-ancient-boring stuff into a ‘wow!’ thing.