Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Monday, September 29, 2014

Jakarta, Here I Come Again

Kalau bukan karena Nikon saya ngadat, rasanya saya baru akan datang dan menginap di rumah Santi setelah tahun baru 2015.

If it was not because of my Nikon had a trouble, I would come and stayed over at Santi’s place after the new year of 2015.

Santi dan saya bersahabat sejak kami masih kuliah. Jarak dan waktu tidak memutuskan persahabatan kami yang terjalin selama hampir dua puluh lima tahun. Bahkan sejak setahun lalu sampai bulan ini sudah empat kali saya mengunjunginya dan pasti menginap dua malam dirumahnya.

Santi and I have been friends since we were in college. The space and time between us never break our nearly twenty five years of friendship. Since last year to this month I have visited her four times and I always stayed over at her place for two nights everytime I visited her.

Hari Senin (22/9) saya cuti dan seperti biasa saya berangkat ke rumah Santi langsung dari kantor hari Minggu siang supaya saya bisa tinggal dirumahnya selama 3 hari dan 2 malam.

I took my leave on Monday (Sept 22nd) and as usual I went to Santi’s place straight from the office on Sunday afternoon so I could stay at her place for 3D/2N.

Bogor super cerah siang itu. Untungnya masih diimbangi dengan angin sejuk.

Bogor was super sunny on that afternoon. Good thing there was plenty of cool wind.

Antri di loket tidak lama. Bayar Rp.5.000,- untuk ongkos dari Bogor ke stasiun Kota di Jakarta ditambah Rp.5.000,- untuk jaminan kartu.


It didn’t take long to line up in the ticket counter. Paid Rp.5.000,- for the fares from Bogor to Kota train station in Jakarta, plus another Rp.5.000,- for the card’s deposit.

Beres. Tinggal cari kereta yang tidak penuh. Perjalanan bisa memakan waktu satu jam setengah dan saya tidak berniat untuk menjalani waktu selama itu dengan berdiri di kereta.

Done. Now just find a train that is not crowded. It could take an hour and I had no intention to stand that long.

Kereta pertama sudah penuh jadi saya pilih kereta lain yang belum lama masuk stasiun Bogor. Waktu keberangkatannya hanya berselang waktu 15 menit.

The first time was full so I took another train that was just arrived at the station. Their departed just 15 minutes apart.

Saya punya banyak waktu. Jadi saya makan dulu bekal makan siang saya. Setelah itu entah karena iseng atau kesepian karena tidak punya teman seperjalanan, saya mencari obyek yang bisa di potret. Tapi supaya korbannya tidak sadar kalau dirinya saya potret, saya memotretnya dengan memakai kamera hp.

I had plenty of time. So I opened my lunch box. After had lunch, either in prank spirit or out of loneliness for not having traveling companion, I looked around to find anything to be photographed. I used my cellphone camera because I didn’t want to attract the object’s attention.

Lirik kiri, tengok kanan.. ah, itu di sebelah kiri depan saya duduk serombongan ‘pasukan bodrek’.. hehe.. alias serombongan anak-anak yang dari mulai naik sampai kereta jalan.. berisiknya minta ampun.. rasanya itu mulut kalau tidak dipakai buat makan, ya dipakai buat ngoceh.


I looked around.. uh, there were a bunch of ‘dwarf army’ sitting in the left front.. they were some kids whom from the time they got into the train to all the way to Jakarta were so noisy.. talk about chatty mouth, used to eat snacks or to chat around.

Sasaran saya berganti pada seorang gadis remaja yang karena kelelahan atau sangat mengantuk, tanpa ragu duduk di lantai kereta, meletakkan kepalanya diatas lengannya dan tidur..


My next target was a teen girl either got tired or sleepy, sat on the floor without any hesitation, she put her head on her arms and fell to sleep..

Ada hal-hal menarik di kereta yang setidaknya bisa menjadi alat untuk mengusir kantuk atau bosan kalau pergi sendiri. Tapi toh ketika kereta masuk stasiun Manggarai, saya mulai tidak sabaran. Kapan sampai Kota sih?


There were interesting things in the train that could be used to get rid sleepiness or boredom when you travel alone. Still, by the time the train got at Manggarai station, I have already grown impatient. When would it arrive in Kota?

Jam setengah empat sore baru deh sampai stasiun Kota.

It was three thirty when it got at Kota train station.

Saya sedang berjalan keluar stasiun ketika mendengar bunyi alat musik yang jarang dipakai oleh pengamen jalanan. Sayangnya jalanan yang sempit dan nyaris mampet oleh banyaknya manusia membuat saya enggan untuk memotret.

I was leaving the train station when I heard the sound of musical instrument that rarely played by street singer. The narrow alley that nearly jammed by people made me lost my mood to take their picture.

Jadi saya langsung ke terminal bis transjakarta. Mampir dulu ke toiletnya karena kebelet pipis. Tapi sekali itu saya kebingungan. Tidak ada gantungan dalam bilik toilet yang super imut itu.

So I went straight to transjakarta bus terminal. Stopped by at the toilet because I really needed to pee. But once I got there, it gave the headache. There was no hanger in the super tiny toilet.

Wah, terus ransel saya gimana dong?.. tidak mungkin saya taruh di lantai karena disitu basah dan kotor.

Heck, what should I do with my backpack?.. there was no way I would put it on the floor because it was wet and dirty.

Kalau ada teman sih tidak bakal jadi bikin bingung karena saya bisa titip ransel ke dia tapi saya kan jalan sendiri dan ransel itu menggembung karena saya membawa perbekalan untuk menginap 3 hari di rumah Santi. Tidak mungkin ransel itu saya peluk sambil duduk nongkrong di kloset.. heleh..

It wouldn’t confuse me if only I had traveling companion so I could ask her to hold my backpack but it was my solo trip and I had my backpack swelling for having stacked with things for my three days stay at Santi’s place. It was impossible for me to hold that backpack as I peed.. geez..

Jadilah saya pipis dengan ransel masih menggantung di punggung.. baru sekali ini saya mengalami hal seperti ini.

So I peed with my backpack still very much hanging on my back.. I never had this experience before.

Nah, buat kalian cewek yang traveling sendirian dengan membawa banyak barang atau ransel besar.. haa.. siap-siap aja main akrobat di toilet terminal transjakarta. Seru kan.. hehe..

So, for you ladies who are traveling independently and bringing lots of stuff or big backpack.. haha.. be ready to play a little acrobatic action inside the toilet of transjakarta terminal. Betcha’ gonna have so damn fun with it.. lol..

Keluar dari toilet.. lho, kok pengamen jalanan yang tadi saya lihat di luar stasiun kereta bisa ada disini?


As I was leaving the toilet.. hey, wait a second, the street singers I saw outside the train station were here.

Hai.. hai.. tunggu dulu! Jangan pergi.. saya mau potret kalian!

Hey.. hey.. wait up! Don’t go so fast.. I wanna take your pictures!

Lucu juga.. akhirnya saya bisa memotret mereka tepat di saat ketika saya sudah berpikir saya tidak bisa memotret mereka. Ha.. pengalaman hidup saya pun beberapa kali seperti itu. Tepat di saat saya mengira rencana atau keinginan saya tidak mungkin bisa terwujud.. eh, ternyata tiba-tiba muncul di depan saya dan saya mendapatkannya.

It’s funny.. I finally could take their pictures right at the time I thought I couldn’t have the chance to do that. Ha.. my life experiences have the same pattern. Right at the time I thought my plan or wishes were evaporating, boom, it was there right infront of me and I got it granted.

Cerita perjalanan ke rumah Santi ini masih panjang. Berlanjut ke postingan berikut..

The trip to Santi's place was a long one. The story continues to the next post..

Thursday, September 25, 2014

After I Stayed Over @ ur Place

Setelah serunya mempersiapkan segala tetek bengek untuk menginap dan setelah mengalami berbagai macam kehebohan tidak terduga saat menginap, ini adalah bagian penutupnya..

After all the hectic moment preparing the stuff before staying over at the office or at a friend’s place and after all the unexpected surprises I met during my stay at those places, this is the aftermath..

Kembali ke rumah..

Going back home..

- Masuk Angin -

- Nausea -

Entah kenapa setiap kali saya habis menginap, pasti setelah kembali ke rumah, otot-otot terasa pegal, kepala pusing dan badan terasa melayang.


I don’t know why I have always feel like this after staying over, pain in the muscles, headache and dizzy.

Penyebabnya mungkin karena setiap kali saya menginap di rumah teman, apalagi kalau yang jarang bisa ketemu, maka biasanya kami tidur sangat malam karena setelah anak-anaknya tidur, kami melanjutkan obrolan. Maklum, kangen dan ceritanya segudang.

Maybe it is because whenever I stayed over at a friend’s place, especially those whom I don’t get to meet everyday, we usually stay up late because after the children slept, we went on talking almost all night as we had lots to catch up.

Dengan orang yang sering ketemu pun tetap saja ada yang bisa diobrolin dan yang jadi bahan untuk ditertawakan. Contohnya kalau saya menginap di kantor, saya menempati kamar tamu di kantor yang ditempati oleh mahasiswi magang.

Even with the ones I meet everyday, there is always things to talk about and stuff to laugh. When I stay over in the office, for example, I sleep in the room occupies by the intern.

Dan biar pun setiap hari kerja kami berdua bertemu di kantor tapi begitu kami sudah berada di kamar, anehnya tetap saja ada bahan buat obrolan atau hal-hal yang bisa ditertawakan.

Though we have met  in the office on workdays but once we got in the bedroom there are always things to talk or things that make us laugh.

Ketika saya menginap belum lama ini saja misalnya, .. mata sudah sepat karena mengantuk, kami sudah berbaring di tempat tidur, lampu kamar sudah dimatikan dan ngobrol sudah dengan suara ngantuk tapi satu topik obrolan bikin kami berdua tertawa terpingkal-pingkal.. yahhh.. matanya jadi melek lagi dehh.. hehe.. akhirnya jadi tidur larut malam.


When I spent a night at the office not so long ago, .. it was hard to open my eyes because I was so sleepy, we have lied on bed, the light has been turned off and we talked in sleepy tone but one topic has made us laughed hard.. oh no.. it made us fully awake.. lol.. it ended up with both of us slept late at night.

- Ngantuk -

- Sleepy -

Sudah pasti. 

Definitely. 

- Kurang makan atau kebanyakan makan -

- Didn’t eat well or having too much of it -

Saya mendidik diri untuk tidak menuntut kalau tinggal tidak di rumah sendiri. Ini termasuk dalam soal makanan.

I teach myself not to be demanding when I don’t stay in my own place. That includes about what I eat.

Karena saya kan menginap kalau kepepet atau waktu lagi ingin bersama dengan teman yang sudah lama tidak saya temui. Tempat dan makanan bukanlah hal yang penting-penting banget.

The thing is I stay over because I have no choice or because I want to spend time with a friend whom I haven’t seen in a long time. The place and food are not the most important things.

Nah, kalau saya menginap di rumah teman yang senang masak, bergembiralah saya karena dia pasti memanjakan saya dengan makanan hasil masakannya yang serba banyak dan enak-enak. Lidah dan tenggorokan saya menari-nari kesenangan tapi perut saya protes karena di isi dengan terlalu banyak makanan.. hehe..

So, when I stay at a friend’s place who happens to like cooking, well, you are looking at a happy person for being spoilt by lots of tasty food. My tongue and throat dance in pleasure but my stomach protested for having stuffed with lots of food.. hehe..

Atau kalau tidak ya, teman itu berkantong tebal sehingga kegembiraannya atas kehadiran saya dirumahnya ditunjukkannya lewat mentraktir saya makan di luar. Enak sih. Tapi mabok juga lama-lama kalau setiap malam atau setidaknya sehari dua kali kami makan diluar karena bagaimana pun juga makanan rumahan jauh lebih enak, sehat dan murah.


Or my friend is financially well-off and she shows her joy of having me in her place by treating me out to dinner or lunch. It is great but got me overwhelmed for having take out dinner every night or to eat in a restaurant at least twice a day because I think home made meals taste better, healthier dan less expensive.

Tidak semua teman saya bisa masak dan tidak semua datang dari kelas borju. Saya tidak memilih teman dan karenanya saya menerima mereka apa adanya. Saya disuguhin apa saja pasti saya makan walau mungkin bukan selera saya. Jadi jangan minta maaf kalau saya menginap di rumah anda dan anda hanya bisa menyuguhkan saya nasi dan telor ceplok karena memang hanya itulah yang anda miliki. Saya akan menerima dan memakannya dengan segala senang hati karena lebih baik masih punya sesuatu untuk dimakan dari pada tidak ada yang bisa dimakan waktu perut sedang lapar.

However, not all of my friends can cook and not all of them are well-to-do. I am not picky when it comes to make friends and so I accept them the way they are. I eat whatever food they give to me though it probably is not my kind a food. So don’t apologize when you can only serve me rice and fried egg because they are all you have in the house. I eat it happily because it is better to have something to eat than to have none when the stomach starves.

Contohnya, seminggu lalu saya dan seorang teman harus menghadiri sebuah acara yang berlangsung sampai malam. Dan kami hanya disuguhi air putih. Jangankan makan malam, snack saja tidak ada. Ya ampunn.. laparnyaaa.. karena terakhir kali kami makan adalah saat makan siang, sebelum berangkat kami tidak makan lagi dan kami sampai di kantor hampir jam 9 malam. Hujan pula. Dingin. Duhhh.. kami saling menertawakan perut masing-masing yang sudah ramai berbunyi minta di isi.. hehe..

Last week my friend and I attended an event held that went from afternoon to the evening. And we were given just water. Let alone dinner, we got no snack. Darn.. we were so damn starved.. because the last time we had something to eat was at lunch, we ate nothing before we left and it was nearly 9 pm when we got back at the office. It rained. Freezing. Gosh.. we laughed at each other’s noisy stomach that cried out loud asking for food.. lol..

“Ada makanan ga di kantor?” tanya saya.

“Is there anything we can eat in the office?” I asked my friend.

“Cuma sisa makanan tadi siang”

“Just some lunch leftovers”

Masih ada nasi, telor balado, ikan goreng dan tahu. Semua makanan sisa. Semuanya dingin. Tapi kami berdua terlalu lapar sehingga apa pun yang ada langsung disikat habis.. hehe..

There was some rice, spicy eggs, fried fish and tofu. All leftovers. All already cold. But we were too starved that we ate it all.. lol..

Jadi santai sajalah kalau dalam urusan makan kalau saya menginap dirumahmu.

So go easy about food when I stay over at your place.

- Cucian numpuk -

- Piles of laundry -

Baju rumah biasanya bisa saya pakai selama dua hari karena kan sebagian besar waktu saya habiskan di luar rumah, jadi baju rumah hanya dipakai untuk tidur. Kalau saya tidak berkeringat, dua hari pun masih bersih dan tidak bau.

I can wear same clothes for two days since I spend most of my time not in the house so the clothes I wear at home is still clean and not smell bad if I don’t sweat.

Tapi pakaian yang saya pakai saat menginap tidak mau saya pakai lagi di rumah. Semua harus di cuci sekali pun saya memakainya hanya untuk beberapa jam saja.

But the clothes I wear after I stay over at one’s place have to be washed though I wear them for few hours only.

- Sepi -

- Lonely -

Di rumah saya tinggal hanya dengan orang tua dan seekor anjing. Jadi hari-hari pertama setelah kembali ke rumah pasti saya sering berasa sepi.

I stay with my parents and a dog at home. So the first few days after I get back home from staying over at one’s place has always made me feel lonely.

Saya kangen pada hiruk pikuknya rumah teman saya.

I miss the noise in my friend’s place.

Di rumah teman saya ada teman saya tentunya dan anak-anaknya. Kami tidak bisa mengobrol kalau ada mereka karena anak-anak itu sama senangnya kalau saya menginap di rumah mereka sehingga mereka berebut ingin mengobrol atau bermain dengan saya. Rasanya hampir sepanjang hari mereka menyibukkan saya dan ketika saya kembali ke rumah..


There were my friend and her children at her place. We couldn’t talk freely when the children were present because they were just as happy as their mother to have me in their house that they wanted to talk and play with me all the time. It felt as if they kept me busy the whole day and when I got back home..

Kalau sudah begitu rasanya jadi mellow sendiri.. hiks..

It turned me mellow, it happens everytime.. sigh..

- Nginap lagi dong -

- Stay over again, please -

Ada teman yang sekian bulan sekali saya kunjungi dan setiap kali itu pula saya pasti menginap dirumahnya.

I have a friend whom I frequently come to visit and to have stay over at her place.

Ini sahabat lama saya yang sudah menjadi seperti saudara.

This is my bestfriend with whom I have become like sister.

Beberapa teman lainnya juga meminta saya untuk menginap lagi. Ada yang saya penuhi permintaannya, apalagi kalau yang memintanya adalah anak-anaknya.

Other friends have asked me to stay over at their places again. I happily accepted their invitation especially if it was their children’s request.

Tapi ada juga yang tidak akan pernah mau lagi saya inapi.

But there is one I decided to never come for a visit nor to stay over.

Setelah saya menginap di rumah seorang kenalan, suaminya selama beberapa waktu sempat rajin menelpon saya atau mengirimi sms, mengajak ngobrol, mengajak makan dan bertanya kapan saya mau menginap lagi dirumahnya.

This happened after I stayed over at an acquaintance’s place. Her husband for some period of time called me or texted me frequently, wanted to chat with me, asked me out to lunch dan asked when will I stay over at their place again.

Hidihh.. kok jadi dia yang semangat?

Why the heck would he the one who got excited about it?

Tanda bahaya.. lebih baik saya tidak menginap lagi di rumah kenalan saya itu.

Something alarmed me.. I better not have another stay over at that acquaintance’s place.

Yah, begitulah.. banyak pengalaman yang tidak akan saya temui kalau saya tidak menginap di rumah orang lain atau di kantor.

So there it is.. many experiences that I wouldn’t have if I never stay over at one’s place or in the office.

Semua di ambil positifnya saja. Saya jadi lebih mandiri, fleksibel, sabar dan berhasil menghilangkan ke-parno-an saya soal menginap.

Take the positive sides. I am become more independent, flexible, patient and have succeedly get rid my paranoia about staying over at one’s place.

Oh, hari Minggu (21/9) saya menginap di rumah sahabat lama saya di Jakarta. Dan Sabtu berikutnya saya akan menginap di kantor.

Oh, I stayed over at my bestfriend’s place on Sunday (Sept 21st) in Jakarta. And the next Saturday, it will be staying in the office.

Yihaa! Pengalaman apalagi ya yang akan saya dapatkan selama menginap itu? Tunggu aja, pasti saya tulis kok.

Yippee! What will I experience in my staying time at those places? Just wait, I will write about it.

Friday, September 19, 2014

4 Years, 541 Posts, 42.987 Views

Setiap tahun yaitu setiap tanggal 18 September saya pasti akan membuat catatan seperti ini untuk jadi semacam record buat diri saya sendiri dan sedikit informasi buat pembaca blog ini tentang seberapa banyak total postingan blog yang sudah saya buat dan total jumlah berapa kali blog ini dilihat/dibaca.

Every year, on September 18th, I always make this note as to become sort of a memmo for myself and to inform this blog readers about how many posts and views in total. 

Biasanya saya tambahi dengan menulis tentang latar belakang sampai blog ini bisa tercipta dan siapa yang telah menginspirasi saya. Tapi berhubung hari ini waktu saya terbatas dan karena toh saya juga sudah pernah menuliskannya maka saya tidak akan menuliskannya lagi disini. Kalau anda ingin tahu, cari saja di postingan blog saya tanggal 18 September 2013.

I usually write a brief history about this blog and has inspired me to create it but since I don't have much time and I have written about it, I won't write it again this time. If you want to read it, you can find it in September 18th, 2013 blog post.

Tahun lalu saya mencatat "3 Tahun, 408 Postingan, 22.691 View".

Last year I recorded it "3 Years, 408 Posts, 22.691 Views".

Tahun ini adalah tahun keempat dengan total 541 Postingan dan 42.987 Views.

This year is the fourth year with total of 541 Posts and 42.987 Views.

Wow..jumlah postingan bertambah sih memang wajar karena saya tidak pernah berhenti menulis di blog ini. Tapi jumlah pengunjung bertambah lebih dari 20 ribu.. itu kejutan.. hehe.. kejutan menyenangkan dong karena itu tandanya banyak yang suka membaca tulisan-tulisan saya di blog ini.

Wow.. it is normal to have increasement in blog post number because I never stop writing in this blog. But to see the number of views increase more than 20 thousand is definitely a surprise.. haha.. a pleasant surprise of course because it indicates that many people like reading my writings in this blog.

Di jaman secanggih sekarang ini, penulis tidak lagi terbatas pada mereka yang menulis buku, cerita atau artikel di koran atau majalah. Penulis banyak yang eksis melalui blog.

In this sophisticate time, writer is not those who write books or have their stories or article published in newspaper or magazines. There are many blog writers.

Keuntungannya menjadi penulis blog adalah kita menjadi penulis merangkap editor, layouter dan penerbit. Karya tulis bisa langsung dipublikasikan. Tidak makan waktu karena harus di edit dan di cetak dulu sama orang lain.

Blog writer has one advantage point. We act as our own editor, layouter and publisher. Our writing can be published right away. No need weeks or months of waiting because it has to be edited and printed by other people.

Kekurangannya tentu dalam hal keuntungan karena kita tidak menerima bayaran, kecuali kalau ada yang mau pasang iklan di blog kita.

The disadvantage is in profit as we don't make money out of this except from advertisement fee, that's if a company want to put their advertisement in our blog.

Yah, masing-masing punya pilihan. Satu hal yang pasti, jangan melakukan sesuatu setengah-setengah. Kerjakanlah sebaik mungkin. Belajar untuk bikin bakat, keahlian dan kemampuan menjadi bertambah baik lewat latihan.

Well, it is a matter of personal option. One thing for sure, don't do anything half hearted. Do the best you can. Learn to improve your talent, expertise and ability through practice.

Thursday, September 18, 2014

When I Was @ ur Place

Dulu saya jiper kalau harus menginap karena dari kecil saya tidak dibiasakan untuk menginap di rumah orang lain.

I used to get uneasy about staying over at one’s place because I was not made to get used with it since I was a child.

Semasa kecil, setiap kali saya ditawari teman atau nenek untuk menginap dirumahnya, sambutan orang tua saya jauh dari antusias.

As a child, my parents respond was far from enthusiastic whenever I was offered by friends or by my grandmother to stay over at their places.

‘Nanti gimana kalau malam mau pipis?’ (seakan-akan kamar mandinya berada nun jauh di kutub utara sana);

‘How if you want to pee at night?’ (as if the bathroom were far away in the north pole);

‘Nanti tidurnya dimana?’ (seakan-akan rumah yang akan saya inapi itu tidak punya kamar tidur);

‘Where are you going to sleep?’ (as if the house where I was to stay had no bedroom);

‘Nanti kamu makan gimana?’ (seakan-akan saya akan pergi menginap di tengah hutan belantara)’


‘Could you find some food for you?’ (as if I were going to stay in the middle of the jungle).

Itu hanya beberapa dari pertanyaan-pertanyaan yang menurut anda mungkin lucu tapi hasilnya adalah ke-parno-an orang tua saya seputar hal menginap dengan suksesnya di transfer ke saya dan itu bikin saya ikut parno setiap kali saya menginap di rumah seseorang atau di hotel.

Those are just few of the questions which you might find funny but my parents had succeededly transferred their paranoid about staying over and it turned me just as paranoid as they were when I stayed over at one’s place or stayed in the hotel.

Ke-parno-an saya muncul dalam bentuk kegelisahan pada waktu berangkat ke tempat yang akan saya inapi, susah tidur, mencemaskan keselamatan orang tua saya yang ada di rumah, hilang selera makan dan yang paling menyiksa adalah.. susah atau malah tidak bisa buang air besar.

My paranoid came in the form of anxiety when I went to the place I was to stay over, had trouble sleeping, worried about my parents safety at home, lost appetite and the worst was.. I couldn’t poop.

Konyol betul kan? Padahal tempat-tempat yang saya inapi itu jauh lebih nyaman dari rumah sendiri karena teman-teman saya masuk golongan atas dan kemudian saya pernah bekerja diperusahaan-perusahaan besar yang membuat saya jadi bisa menginap di hotel, penginapan, apartemen atau resort yang terhitung mewah. Keterlaluan betul kan di tempat yang mewah dan nyaman seperti itu saya masih susah tidur dan bahkan pernah tiga hari tidak bisa boker.. hehe..


Silly, right? the places I stayed over were owned by my well-to-do friends so they were so much comfortable places than my own house and later I worked in big companies that enabled me to stay over at fancy hotels, inn, apartment or resort. It is so unbelievable that I had trouble sleeping and couldn’t even poop for three days in such luxury and comfortable places.. haha..

Anda mungkin mengatakan itu artinya jauh lebih enak tinggal di rumah sendiri. rumahku, istanaku. Ya, benar. Seenak-enaknya tempat orang lain, masih jauh lebih enak di rumah sendiri.

You may say it means it is better to stay in our own place. My house, my palace. Yes, it is true. It is much comfortable to stay at our own place no matter how nice other people’s place is.

Tapi saya tidak ingin menjadikan hal itu sebagai sesuatu yang mutlak karena hal itu menyulitkan diri saya sendiri. Saya harus bisa mengubahnya. Saya harus bisa jadi orang yang lentur. Saya harus bisa menyesuaikan diri dengan tempat yang saya inapi entah itu di hotel mentereng atau di pondok butut di tengah hutan rimba.

However, I don’t want to make it as an absolute thing because it doesn’t do any good for myself. I must change. I must be a flexible person. I have to be able to adapt myself with whatever kind of place I stay in whether it is in a fancy hotel or in a rotten hut in the middle of the jungle.

Jadi setiap kali ada kesempatan untuk menginap entah itu di rumah teman, di kantor atau di tempat lainnya, saya menerimanya sebagai cara untuk mengurangi dan menghilangkan ke-parno-an saya soal tinggal di tempat yang bukan rumah sendiri.

So whenever I had a chance to stay over whether it was at a friend’s place, at the office or in other places, I accepted it as a way to make myself less paranoid and to even get rid of it.

Tapi sepertinya setiap kali itu pula ada saja yang saya temui di tempat yang saya inapi itu yang rasanya bagaikan sedang mem-plonco saya.

But it seems there was always things I met at the place I stayed in that made me felt as if I were in an initiation.

Tempat tidur..

The bed..

Ketika saya menginap di rumah seorang kenalan, malamnya saya menyadari kalau kasur di atas tempat tidur itu melengkung ke bawah karena papan penyangga pada tempat tidur ternyata banyak yang hilang. Waduh.. mana badan saya lagi tidak fit dan amat sangat capek saat itu sehingga saya tidak kuat untuk mengangkat dan memindahkan kasur itu ke lantai. Yah, jadi tidak ada pilihan dan malam itu saya tidak berani banyak bergerak di atas pembaringan unik itu.. hehe.. tapi toh bisa juga saya tidur.

When I stayed at an acquaintance’s place, for example, when I lied myself on the mattress that night, I realized the bed was losing supporting parts below the mattress so it felt the mattress was not fully hold by the bed. Geez.. I was not in my best shape and was also very tired at that time, I had no energy to lift the bed and place it on the floor. So, I had no choice than to spend the night tried not to move too much when I lied on that unique bed.. lol.. but somehow I managed to get some sleep.

Beberapa tahun lalu saya harus menginap di kantor dan karena kamar tamu terisi maka saya harus terima sikon menginap di ruang kelas, tidur di lantai beralas tikar serta koran. Subuhnya saya terbangun.. menggigil kedinginan.. dan punggung rasanya rata deh.


Few years ago I had to spend a night at the office and since the guest room was occupied, I had to accept the condition to sleep in a classroom, on the matt and newspapers on the floor. I woke at dawn.. shivering.. and a stiff back.

Seprei..

The bedsheet..

Beberapa teman berbaik hati mengganti seprei dari tempat tidur yang akan saya tiduri ketika saya menginap di rumah mereka.

Few friends kindly changed the bedsheet of the bed which I would sleep on when I stay over at their place.

Tapi pernah terjadi pada suatu malam saya terbangun.. dan bersin sejadi-jadinya.. kalau ini terjadi maka itu artinya bersin saya bisa sampai dua belas kali!


But it happened when I woke up at night.. sneezing the hell out of me.. and whenever this kind of sneezing happens, we’re talking about a dozen of times!

Begitu bersin teratasi, saya kembali tertidur.. beberapa saat kemudian saya terbangun karena merasa sekujur tubuh saya terasa amat sangat gatal. Wah.. wah.. lengan saya bentol-bentol, begitu pula pipi, kaki dan punggung. Padahal tidak ada nyamuk.

After the sneezing stopped, I fell back to sleep.. only to be awaken a moment later by the feeling of itchy from head to toe. Whatta.. my arms, cheek, legs and back were showing bumps like being bitten by mosquito.. only there was not any mosquito in the room.

Saya menduga seprei itu tidak diganti dan ada banyak debu yang membuat saya bersin, bentol-bentol dan juga kelilipan… gile.. lumayan menderita juga saya malam itu.. hehe..

I think the bedsheet was not changed and therefore there were plenty of dust on it that caused me to sneeze, gave me itchy to nearly the whole of my body and it even got into my eyes, it hurt like hell.. damn.. that was one heck of a misery I had that night.. lol..

Tapi perkara seprei ini pernah membuat saya kaget ketika mengetahui teman saya mencuci semua seprei yang dimilikinya karena yang satu kotor sementara yang lain berbau tidak enak karena terlalu lama di simpan dalam lemari. Dia lupa hari itu saya akan menginap ditempatnya padahal seprei-seprei itu sampai sore belum kering. Waduh.. terus nanti malam masa dia dan saya harus tidur di atas kasur tanpa seprei?

But this bedsheet thing was once made quite a surprise for me when I learned that my friend washed all the bedsheet she had because one was dirty while the other smelled bad after been too long in the wardrobe. She forgot I was going to spend a night at her place and those bedsheets were still undried though it was afternoon already. Gosh.. are we going to sleep on the mattress without any bedsheet on it?

Saya berpikir-pikir dan teringat bahwa sore itu kami berdua akan mengikuti acara di rumah seorang teman. Jadi sebelum pulang, kami diam-diam menemuinya dan berbisik  ‘boleh pinjam seprei ga?’.. dia heran tapi kemudian ngakak setelah mendengar tentang dua seprei yang belum kering itu.

I thought it out and something hit me when I remembered we both would go to a friend’s house to attend an event there. So before we left we went to see her and asked quietly ‘could we borrow your bedsheet?’.. this puzzled her but she soon laughed it out loud when she knew about the undried bedsheets.

Kasur..

The mattress..

Hal yang saya sukai saat menginap adalah bisa tidur di atas kasur yang enak. Amat sangat berbeda dengan kasur saya yang lembek dan bagian tengahnya sudah kempes hingga membuat punggung saya pegal kalau bangun tidur.


The thing I like about staying over is to be able to sleep on a nice mattress. So very different with my own mushy mattress with flat part on the middle that makes me have stiff back after I wake up.

Tapi perkara kasur ini beberapa kali pernah bikin saya stress ketika menginap di rumah teman saat saya sedang haid. Saya sampai tidak berani mengubah posisi tidur karena takut ada darah yang tidak tertangkap oleh pembalut dan menodai seprei serta kasur itu.

This mattress thing have several times stressed me up when I stayed over and was having my period. I dared not changed my sleeping position for fearing I might stain the mattress or the bed with blood.

Sebaiknya memang tidak menginap saat sedang haid, apalagi kalau volume haidnya banyak. Tapi gimana dong kalau sikon membuat saya tidak bisa memilih? Jalan keluarnya ya tetap menginap tapi memakai pembalut ekstra panjang dan tidak berubah posisi tidur… huu, sampai kesemutan.. hehe.. dan beberapa kali saya bangun dengan hati-hati, tidak berani langsung duduk, tapi merangkak mundur turun dari atas tempat tidur.. hehe..

Better not stay over at any place during period time, especially when it has lots in volume. But sometimes I didn’t get a chance to pick the condition. What I could do when I had to stay over at the time when I had my period is by wearing extra long sanitary napkin and tried not to change sleeping position… it made some part of my body numbed.. lol.. and I had to crawl when I wanted to get off the bed, I dared not did sitting position when I get up. I crawled backward on the bed when I wanted to get off it.


Kamar tidur..

The bedroom..

Kalau saya menginap di rumah yang kebetulan besar dan punya banyak kamar maka untuk saya akan disediakan kamar sendiri. Tapi kalau tidak berarti saya harus tidur dengan tuan rumah.

If I stay over at a big house where there are many rooms in it, a room is provided for my stay. But if not then it means I have to sleep in the same room with the host.

Buat saya sih tidak ada masalah dapat kamar sendiri atau harus berbagi kamar atau tempat tidur dengan yang punya rumah.


It is not a problem for me to sleep in a room specially provided for me or to share bedroom or bed with the host.

Beberapa waktu lalu seorang teman mengajak saya pergi traveling keluar kota. Sayangnya jadwal kami tidak pas sehingga rencana itu batal. Saya kecewa juga karena lagi ingin jalan-jalan dan tempat yang akan dikunjungi itu belum pernah saya datangi.

Not so long ago a friend asked me to go traveling out of town. Unfortunately we couldn’t find convenient time for both of us so the plan had to be called off. I was disappointed because I wanted to go traveling and I have never visited the place we planned to go to.

Namun kemudian terpikir oleh saya, kalau kami jadi pergi, terus urusan tempat nginap gimana? Saya tidak sempat menanyakannya tapi kalau kami pergi dengan gaya backpacker, kami tidak akan menginap di hotel atau penginapan dengan kamar masing-masing.

Later I thought, if we did go, how about the lodging thing? I didn’t ask about it but if we did go backpacker style, we certainly wouldn’t stay in a hotel or an inn and had our own room.

Kalau perempuan sih, tidak jadi masalah. Tapi ini laki dan kami hanya berdua. Tempat yang akan kami inapi adalah tempat temannya yang juga laki-laki.

It wouldn’t be a problem if that person is a female. But he is not a female and it would be just the two of us. The place where we would stay happens to be his friend’s place who is also a male.

Bukannya saya berpikiran jelek.. saya pernah beberapa kali menginap di satu kamar dan bahkan satu tempat tidur dengan laki-laki tapi itu kan pacar sendiri atau sekalian dengan serombongan teman lelaki dan perempuan menyewa villa gaya studio yang membuat kami semua bergeletakan di satu ruangan.. aman-aman saja dan saya tidak mempersoalkannya tapi kalau hanya saya sendiri yang perempuan dan menginap di tempat laki-laki.. mm..

It is not that I have improper thoughts.. I have had experiences to stay in one room and even shared bed with male but it was with my own boyfriend or with a bunch of friends, male and females, rented a studio styled villa that made all of us had to sleep in the same room.. it passed without any indicent incident and I didn’t make a fuss about it but it would be a different story if I were the only female and had to stay over at a male’s place.. mm..

Syukur juga rencana traveling itu batal. Kadang saya terlalu naif.

It is a good thing the trip had to be cancelled. Sometimes I am too naive.

Berbagi kamar dengan..

Shared the bedroom with..

Kalau menginap di rumah teman ya pastilah lebih enak kalau dia dan saya bisa satu kamar. Soalnya sebelum tidur paling asyik kalau kami bisa ngobrol-ngobrol, curhat-curhatan, ketawa-ketiwi atau bergosip.

It would be definitely more fun if I could share the bedroom with the friend whom I stay in. We could talk, share stories, laugh over the jokes or gossiping before we fall to sleep.

Sayangnya teman-teman saya sebagian besar sudah berkeluarga sehingga kalau kami sekamar, itu artinya sekamar juga dengan anak atau anak-anaknya.



The thing is most of my friends are married so when we share the bedroom, it means sharing it not only with her but also with her child or children.

Repotnya kalau mereka besoknya harus masuk sekolah. Terpaksalah kami tidak bisa mengobrol lama-lama supaya anak-anak itu bisa tidur.

We couldn’t have long talk because the child or children had school so they couldn’t stay up late.

Seringkali teman yang saya kunjungi itu adalah orang yang tidak bisa saya temui setiap hari sehingga setiap kali kami bertemu rasanya cerita dan rasa kangennya segudang. Ditambah dengan keterbatasan waktu untuk menginap ditempatnya membuat setiap detik dari kebersamaan kami demikian berharga dan karenanya sayang untuk di buang walau untuk tidur.

The friend with whom I stayed in is someone I didn’t get to see on daily basis so whenever we met, we had lots of stories to share and terribly missed each other. With the fact that I couldn’t stay long at her place made our togetherness so valueable and thus felt such a pitty to go to bed.

Nah, kalau kami mengobrol sepanjang malam, mana anak-anaknya bisa tidur. Anak-anak itu juga sama saja kepingin ngobrol dengan saya.. hehe.. sampai emaknya stress nyuruh mereka buat berhenti ngoceh ke saya.

So if we talk all night, how could the children sleep? The children themselves were just as eager as their mother to talk with me.. lol.. it made their mother nearly lost her patience to stop her chatty children.

Berbagi kamar dengan mereka selalu menyenangkan. Dalam pengalaman saya hanya sekali saya nyaris gila karena harus berbagi kamar dengan.. kecoak!

It was always fun to share room with them. In my experience there was only one time when I nearly got crazy to have to share room with.. cocroaches!

Saya tidak tahu itu kamar bekas gudang atau kamar merangkap gudang sampai kok kecoaknya banyak banget.. begitu lampu dimatikan.. mereka pun langsung berkeliaran.. hiiiii… saya kabur keluar lalu tidur di ruang tamu. Tapi tetap saja saya tidak bisa tidur nyenyak.


I didn’t know if it was storeroom made into a bedroom or a bedroom functioned as storeroom that made it occupied by lots of cockroach.. once the light was out.. they got out.. yikeeeesss.. I ran out to sleep in the livingroom but I still couldn’t sleep well.

Lain lagi ceritanya waktu saya menginap di rumah teman saya. Karena kamar cuma ada satu maka tidurlah saya disitu bersama istrinya sementara dia sendiri tidur di ruang tamu. Besok paginya dia bercerita dia tidur dengan rasa was-was karena tikus berkeliaran dan dia takut di gigit tikus. Waduh, sori, bro.. gara-gara gue nginap, elu bukan cuma jadi harus tidur di ruang tamu, tapi juga harus tidur ditemani serombongan tikus.. hehe..

It is another story when I spent a night at a friend’s house. Since there is only one room in his house, I slept in the bedroom with his wife while he slept in the livingroom. The next day he told us he slept anxiously because there were lots of rats ran around the house, except the bedroom because the door was closed, and he feared to be bitten by them. Aww, sorry, bro.. not only that I made you slept in the livingroom, I also made you had to sleep in the company of rats.. lol..

Nah, mungkin pengalaman anda lebih banyak lagi dibandingkan dengan pengalaman-pengalaman saya. Tapi setiap pengalaman pasti seru kan..

So, maybe you have more experiences than mine. Each of them are some experience, right?..

Monday, September 15, 2014

Before I Stay Over @ ur Place

Belum lama ini saya menginap lagi di kantor karena hari Sabtu lalu (13/9) ada acara yang harus saya hadiri. Acara yang selesainya sekitar jam 8 malam. Demi alasan kesehatan, menghemat waktu dan tenaga, lebih praktis untuk saya menginap di kantor setelah acara selesai. Yah, tentu saja hal itu bisa saya lakukan dengan seijin senior saya.

I just recently spent a night at the office because I had to attend an event on Saturday (Sept 13th). For the sake of my health, to save time and energy, it was more practical for me to spend a night at the office after the event. I surely could do that with the permission of my senior.

Jadi tulisan ini masih seputar tentang inap menginap.

So this post is still about spending a night at one’s place.

Ada beberapa hal unik dan lucu seputar hal menginap ini.

There are few unique and funny stuff regarding this thing.

Mulai dari pertanyaan 'barang-barang apa yang mau dibawa?'.

Start with the question 'what to bring?' 

Pakaian..


The clothing..

Bersykurlah saya menjadi orang yang tidak kenes karena hal ini mempengaruhi jenis dan jumlah barang yang saya bawa kalau menginap.

I am so grateful for being not the girlie girl type because this determines the kind and amount of stuff I bring whenever I spend a night at one’s place.

Yang saya bawa biasanya hanya celana pendek, kaus, celana dalam, bra dan satu baju kerja. Masing-masing jumlahnya cukup satu saja karena kan saya menginap paling lama juga cuma 1-2 hari. Yang penting mereka semua terbuat dari bahan yang tipis dan ukurannya tidak tebal atau panjang supaya tidak berat untuk dibawa dan bisa ringkas masuk dalam ransel saya.

I usually bring shorts, tshirt, panty, bra and shirt. One for each item because I only stay for 1-2 days. They should not thick or large to make them light to carry and fit into my backpack.

Bawahan? Itu sih tidak usah di ganti. Saya sengaja selalu ber-jeans kalau mau pergi karena jeans buat saya lebih bisa menghangatkan kaki kalau udara jadi dingin karena malam hari atau karena pendingin ruangan, jeans enak dipakai, santai tapi tetap ok untuk dipakai kerja asal bukan jeans belel dan dipadukan dengan atasan yang bagus.

I usually wear jeans when I go traveling or going to spend a night at one’s place. Jeans for me can warm my legs when the air turns cool at night or by airconditioned, it is also nice to wear, casual but still proper to wear to work as long as it is not the worn off one and it is wear with nice outfit.

Yang repot kalau saya sedang haid. Wah, celana dalam jadi harus bawa lebih dari satu buat jaga-jaga kalau kena darah. Belum lagi harus bawa pembalut. Dohhh.. kagak praktis banget..

It is another story when I am having my period. I have to bring more than one panty, just in case the one I wear is stained by blood. And the sanitary napkin of course. Great.. so impractical..

“Lu bawa apa aja sih?” teman saya pernah bertanya ketika melihat ransel saya menggembung.


“What have you got in there?” my friend gave me that question when she saw my bulding backpack.

Saya cuma cengar-cengir. Untung dia perempuan, jadi dia ngerti ketika melihat apa yang bikin ransel saya jadi gembung begitu. Tapi kalau jalan sama cowok.. kadang suka bikin malu juga buat ngejelasinnya.

I just grinned. Luckily she is a female, so she understood when she saw what made my backpack buldging out like that. But it gives me quite the embarrassment when I have to explain it to the guys.

Handuk juga bisa nambah berat bawaan. Bisa saja sih minjam handuk teman saat menginap dirumahnya. Tapi saya suka sungkan karena merasa nanti saya jadi nambahin cuciannya dan mencuci handuk itu bukan pekerjaan ringan.


Towel can add more weight into the baggage. I could borrow friend’s towel when I stay over at her place. But this is not my option as I don’t want to give her more laundry because it is not a light work to wash a towel.

Saya punya handuk kecil tapi sekecil-kecilnya tetap saja bikin berat kalau sudah digabung dengan pakaian yang lainnya. Kalau menginap di kantor, saya tidak usah bawa handuk karena di sana ada handuk yang bisa saya pinjam. Biasanya saya setelah menginap saya bawa pulang untuk di cuci dan setelah bersih saya kembalikan ke kantor.

I have a small towel but still it put some weigh when it is add with the clothes. When I stay over at the office, I don’t need to bring a towel because I can use the one in there. I usually bring it home and return it to the office after I wash it.

Peralatan mandi dkk..

Toilettries..

Sabun, sikat gigi, odol, sampo, sisir.. benda-benda kecil tapi penting. Kecil tapi lumayan bisa nambah berat bawaan.



Soap, toothbrush, toothpaste, comb.. small stuff but they are important ones. Small but can add the weigh too.

Di kantor saya taruh sikat gigi, odol dan sabun mandi. Saya punya kebiasaan gosok gigi setelah makan jadi di kantor ada sikat gigi dan odol. Sabun mandi saya simpan juga di kantor setelah saya mulai sering menginap. Sampo cukup dalam ukuran sachet.

I have a toothbrush, toothpaste and soap in the office. I have a habit to brush my teeth after I have lunch so I keep a toothbrush and a toothpaste at the office. The soap is added after I stay over in the office quite regularly. Sachet shampoo is more convenient to bring.

Sisir.. nah, ini benda yang paling sering terlupakan untuk dibawa karena saya memang tidak pernah bawa dalam tas dan juga tidak saya simpan di kantor. Rambut saya pendek, jadi saya bersisir hanya setelah saya mandi. Akibatnya jadi lupa dibawa kalau mau menginap dan kalau ini terjadi maka saya pun menyisir dengan jari-jari tangan yang dibasahi dengan air.. hehe.. praktis kan..

Comb.. well, this is one thing I oftenly forgot to bring because I never have one in my bag and never keep any in the office. I have short hair so I comb my hair only after bathing. Yeah, so it makes me forgot to bring it and whenever it happens, I had to comb my hair using my fingers which I first pour with water.. haha.. be practical..

Peralatan dandan..

The makeups..

Berhubung saya ini tomboy dan syukurlah punya pekerjaan yang tidak mengharuskan saya harus tampil full makeup maka peralatan dandan saya cuma bedak dan lipstick, kadang saya tambahi dengan eyeliner kalau harus menghadiri acara resmi atau acara yang agak istimewa.



Being a tomboy and so grateful to have a job that doesn’t required me to appear full makeup make me go only with powder and lipstick. I add it with eyeliner when I have to attend a special or formal event.

Tapi kan harus ada pembersih muka dan kalau saya menginap, krim muka saya juga harus ikut dibawa.

But there is face cleanser and when I go to stay over at one’s place, I must bring my face night cream too.

Supaya tidak menambah berat bawaan, saya taruh mereka dalam tempat-tempat berukuran kecil. Karena ringan hari-hari biasa pun mereka selalu ada dalam tas. Di kantor ada juga saya simpan.

To make it light to carry, I keep them in small containers. So I can bring them everyday. I keep some in the office too.

Sandal..

Sandals..

Sehari-hari saya selalu bawa sandal dalam ransel buat jaga-jaga kalau dalam perjalanan tiba-tiba turun hujan. Maksudnya supaya sepatu tidak basah kehujanan. Tapi fungsinya bukan cuma itu. Kalau berada di tempat yang jalanannya becek atau kalau lagi mau cuci kaki, pakai sandal kan lebih enak dari pada kalau pakai sepatu.


I always have sandals in my backpack just in case it is raining when I am on my way to the office or to get home. It is to prevent my shoes from getting wet. But that is not just it. When I have to pass muddy road or if I need to wash my feet, it is more convenient to wear sandals than shoes.

Barang tambahan..

Excess Baggage..

Maksud hati sih bawa barang sedikit mungkin tapi sejauh ini tidak pernah berhasil.. hehe..

It is meant to be a travel light one but I have never succeeded on that.. lol.. 

Dulu setiap kali mau menginap, saya suka bawa kain Bali tapi karena dia berat dan agak tebal, akhirnya saya jadi malas membawanya. Cuma ya, waktu saya kedinginan atau bentol-bentol digigiti nyamuk, saya berpikir seandainya saja kain itu saya bawa.. serba salah.., dibawa bikin ransel berat, tidak dibawa kok malah nemuin sikon dimana si kain dibutuhkan..


I used to bring my Bali cloth but I never bring it with me again because it is thick and added more weigh to my backpack.  However, when I was freezing or bitten by mosquitoes, I couldn't help not to wish I had it with me. Yeah, if I bring it, it heavy. When I didn't bring it, there were condition when I wished I had it with me.

Kamera..

Camera..

Ini benda yang wajib dibawa. Biar pun sekarang sudah punya hp dengan kamera yang lebih canggih tapi tetap saja hasil potretan masih jauh lebih bagus kalau memakai kamera.

This one is a must bring item. Despite the fact that I have a more sophisticate cellphone but camera makes better photos. 

Dulu saya pakai kamera pocket yang mungil, Cannon A560, yang sudah menjadi teman setia dalam perjalanan dari tahun 2011. Tapi belakangan ini saya agak-agak beralih ke Nikon Coolpix L810 yang lebih besar dan berat.


I have been using pocket camera, Cannon A560, that has been my faithful traveling companion since 2011. But in the past few months I turn to Nikon Coolpix L810 which is bigger and heavier.


Dll..

Etc..

Ada satu lagi barang bawaan saya yang super duper unik. Bantal. Hehe.. beneran saya bawa bantal tapi ini cuma saya bawa kalau saya mau menginap di kantor.

There is one more super unique that I like to bring whenever I was going to stay over at the office. That thing is a pillow.. lol..

Soalnya di kamar tamu yang ditempati oleh mahasiswi magang, semua bantal sudah terpakai. Tinggal satu guling yang besar dan keras. Mana enak dijadikan bantal kepala. Jadi ya saya bawa saja bantal saya saja yang sudah buluk dan tipis.. hehe..


It is because the guest room in my office, which is occupied by the intern, there is no more available pillows. Only one bolster left and it is big and not soft. Not an option to be made as pillow. Therefore, I bring my old and thin pillow.. haha..