Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Friday, March 28, 2014

Me, Skinny Bone and Huggy Bear

Kantor saya baru-baru ini merekrut seorang karyawan sebagai OB. Orangnya masih muda, lumayan rajin, tidak bawel, tidak kurang ajar dan… minta ampun kurusnya!

My office recently hired an office boy. He is young, quite diligent, quiet, nice and… gosh, so skinny!

Saya tidak tahu dia demikian kurus sampai suatu hari saya berjalan dibelakangnya dan karena dia memakai celana selutut maka terlihatlah kedua tungkai kakinya yang kalau dibandingkan dengan lengan atas saya.. rasanya masih jauh lebih berdaging lengan saya.. hehe..

I didn’t know he is so skinny until one day I walked behind him and saw his legs which compare to my upper arm, I think they are bigger than his skin and bone legs.. lol..

Kalau melihat dia berjalan rasanya seperti melayang. Mungkin saking ringannya tubuhnya. Beda dengan saya yang karena ber-bodi tebal maka jalan saya buk-buk-buk… bumi gonjang ganjing.. hehehe..

Seeing him walking is like him flying. Maybe because of his weight is so light making him looks like flying when he is walking. It is so different with me being bulk makes me walk heavily and the world shakes.. lol..

Penampilannya yang mirip orang yang baru keluar dari kamp konsentrasi membuat orang jadi kasihan. Jadilah kalau ada makanan dia pasti kebagian. Lumayanlah buat perbaikan gizi.. hehe.. tapi juga jangan kebanyakan karena nanti dia jadi gendut dan tidak bisa naik ke atap untuk membersihkan talang yang melintasi ruangan saya.. hehe..

His concentration camp prisoner appearance has made people take pity on him. So whenever anyone has snack or meal, he has never be forgotten. Nutrition improvement.. hehe.. but not too much or he would bulking up and can’t go to the roof to clean the drain pipe that pass through my room.. lol..

“Kalau saya bisa naik ke atas” kata senior saya.

“If only I could get up there” said my senior.

Perkara bocor diruangan saya akhir-akhir ini bikin saya repot. Saya sudah melakukan semua yang bisa saya lakukan. 1-2 kali dalam seminggu saya minta OB kami naik ke atap untuk melihat apa talang tersumbat atau apa ada genteng yang merosot. Tapi semua itu cuma tindakan pencegahan, bukan perbaikan.

This leaking thing has been driving me crazy lately. I have done everything I could. 1-2 times a week I ask our office boy to go to the roof to see if there is litter stuck the drain pipe or if the roof tiles are slipped down.

Terus terang saja, saya sudah agak-agak kesal karena senior-senior saya sepertinya cuek-cuek saja pada laporan saya dan masih lamban bereaksi sekalipun sudah melihat jejeran ember menghiasi pojok ruangan itu dan lemari sudah saya pindahkan karena kayunya bisa hancur.


To be honest, I have been feeling desperate seeing my seniors don’t respond to my report about this leaking and still slow in taking the matter seriously though they have seen the buckets line up in the corner and the wooden cupboard has been moved by me to other side of the room as the leak makes it rotten.

Upaya terakhir saya adalah melaporkannya langsung pada senior saya yang paling berwewenang ditempat kerja saya ini. Karena yang lain seperti ogah-ogahan menanggapi perkara bocor ini maka tidak ada pilihan lain kecuali minta senior saya yang satu itu untuk memakai posisi dan wewenang yang ada pada dirinya untuk memaksa anak buahnya untuk melakukan sesuatu terhadap atap yang bocor ini.

My last effort is to report it directly to my senior who has all the authority in this place. Since the others don’t respond it properly I had no choice than to ask this one senior to use his position and authority to force his men to start do something about this leaking roof.

Jadilah hari Kamis kemarin si babe dan saya membicarakan atap, genteng, talang air dan hal-hal yang telah saya lakukan untuk mencegah terjadi bocor lagi.

Last Thursday he and I talked about the roof, the roof tiles, the drain pipe and the things I have done to prevent it from creating a leak.

Ketika itulah ucapan tersebut keluar dari mulutnya. Ya, saya mengerti maksudnya karena saya juga berapa kali berpikir tentang hal yang sama. Seandainya saja ada tingkap di atap yang membuat kami bisa naik ke atap tanpa harus memakai tangga dan merayap di atas tembok secuil maka kami bisa melihat sendiri seperti apa keadaan di atas sana..


It was when he said it. Yes, I understood what he meant because I too have the same thought. If there is a way for us to go up to the roof without have to climb the ladder and crawl on the small wall so we could see by ourselves how it looks like up there..

“Wah, jangan, pak.. yang modelnya tebal-tebal kayak kita berdua mending jangan naik-naik deh” kata saya sambil tertawa “Ntar atapnya rubuh”

“Oh, no, sir.. bulk people like us better not going up there” I laughed “The roof would fall down”

Kami berdua tertawa.

We both laughed.

Jadi kami harus mengandalkan pada OB kami yang dengan mudahnya naik ke atap. Yah, itu untungnya jadi orang kurus.. badannya enteng.. cocok buat jadi naik-naik ke tempat tinggi atau untuk ikut lomba lari.. hehe..

So we have to rely on our office boy who easily climbs up to the roof. Yep, that is one good thing being skinny.. makes it perfect to go climb high places or to join running race.. lol..

Mana yang akan anda pilih? Kurus atau gemuk?

Which one do you prefer? Being skinny or fat?

Yah, masing-masing punya selera dan alasan. Menurut pendapat saya terlalu kurus atau terlalu gemuk tidak baik untuk kesehatan dan juga kurang enak untuk dilihat.

Well, each of us have our own choice and reason. As for me, being too skinny or too fat is not good for health and makes it unpleasant for appearance.

Saya sendiri tidak pernah mencapai berat ideal. Dengan tinggi 162 cm, berat ideal saya seharusnya sekitar 52 kg tapi seringan-ringannya saya hanya pernah mencapai 62 kg. Tidak bisa turun lebih rendah dari itu.

I myself never able to reach my ideal weigh. Being 162 cm, my ideal weigh should be around 52 kg but I could only reach 62 kg. Stuck on that scale.

Saya juga tidak mau. Soalnya saya jadi kelihatan jelek. Muka saya jadi kelihatan panjang dan tirus. Orang-orang yang tahu bagaimana tampang saya saat saya berdaging akan berkomentar ‘Ya ampun, Ke, elu jelek banget jadi kurus begini’.. hehe..


I don’t want it either. I looked awful. My face looked so oval, long and pointed. People who knew how I look like when I have more weight would say ‘Geez, Keke, you look awful being this skinny’.. lol..

Tapi pernah juga berat badan saya melambung sampai ke angka 76 kg dan suatu hari ketika saya melihat muka saya di kaca… ‘Ya ampun, Ke, jelek amat elu’ pikir saya. Kaget melihat diri sendiri sebegitu melembung.. hehe..


But there was time when my weight flown to 76 kg and one day when I was looking at the mirrior.. 'Geez, Keke, you look so awful' I thought to myself. Surprised on seeing my own ballooning reflection.. lol..

Sekarang ini rasa percaya diri saya tidak lagi terganggu oleh bentuk badan saya. Tapi dulu, saya pernah sampai kena anorexia nervosa. Saya takut makan. Terobsesi ingin kurus karena berpikir orang lebih tertarik pada orang kurus.

My self confident is so much solidly formed now that it is no longer bothered by how my body looks like. But there was time when I had anorexia nervosa. I was afraid to eat. Obsessed to get thin over the thought that people found skinny people attractive.

Tentu saja bentuk fisik tetap akan menjadi hal pertama yang orang lihat. Tapi yang kemudian membuat mereka menyukai atau membenci kita adalah sifat, kepribadian dan perilaku kita.

Physical appearance still be the first thing that catch people’s attention. But what makes them like or hate us is our character, personality and attitude.

Percaya deh. Saya berpendapat gini kan dari pengalaman sendiri.

Trust me. I speak based on my own experience.

Saya tidak tahu berat badan saya berapa sekarang ini tapi yang pasti saya montok.. hehe.. tapi gitu-gitu ada banyak orang yang suka dan sayang pada saya karena walaupun saya jauh dari sempurna, namun sifat dan kepribadian saya bikin orang senang bergaul dan berteman dengan saya.

I don’t know how much I weigh now but I am chubby, that's for sure.. hehe.. still, there are lots of people who like and love me because despite of my imperfectness, my character and personality make people like to be around me and be my friends.

Cowok lebih suka sama cewek kurus? Ah, kata siapa? Buktinya montok-montok begini banyak aja tuh cowok yang suka sama saya.. padahal menurut saya, selain montok, saya ga feminin, ga genit dan saya tomboy.. tapi yah, lagi-lagi kepribadian dan sifat orang menentukan dirinya jadi disukai atau dijauhi oleh orang.

Guys like skinny girl? Says who? I can testify before you that though I am chubby, men found me attractive.. while I myself thought beside being chubby, I am also not feminine, not a flirty and I am a tomboy.. but once again, it is one’s personality and character that making him/her likeable or hateable.

Saya tidak lagi berkeinginan untuk jadi kurus. Kalau pun saya memilih untuk tidak makan malam maka itu bukan karena saya ingin kurus tapi untuk menjaga supaya berat badan saya tidak melembung. Soalnya nanti baju-baju dan celana-celana saya jadi ga enak dipakai karena jadi sempit.. hehe..

I have no longer wanting to be skinny. If I skip dinner, I do that not because I want to be skinny. I just want to prevent my weigh from ballooning. It is not nice when I can’t wear my clothes because I have out sized them.. hehe..

Psst.. saya lebih suka sama cowok yang berdaging dari pada yang tulang belulang.

Psst.. I prefer to chubby guys than skinny one.

Sifat dan kepribadian memang tetap pegang peranan utama yang membuat saya tertarik atau jatuh cinta pada seorang laki-laki.

Character and personality still be number one factors that make me like or fall in love to a man.

Tapi saya lebih suka kalau laki-laki itu montok dari pada kurus karena lebih enak yang montok buat dipeluk.. hehe.. ya, soalnya saya pernah berapa kali punya pacar yang langsing dan waktu kami berpelukan.. ya ampun, rasanya tulang melulu..
 
But I would like it if the man is few extra heavier than skinny because it is more comforting to hug the chubby one.. hehe.. yep, I had few slim former boyfriends and when we hugged.. oh gosh, I felt like hugging skeleton..

Tapi kalau yang meluk saya atau yang saya peluk itu agak-agak montok.. rasanya nyaman.. kayak berada dalam pelukan beruang yang besar.. membuat saya merasa aman dan terlindungi.

But when the guy who hugs or being hugged by me has few extra kilos in his weight.. it feels so comforting.. it is like in a big bear hug.. makes me feel safe and protected.

Thursday, March 27, 2014

Me, You and God

“Ke, tadi ga ikut ibadah lagi ya?” kata seseorang “Jangan jauh dari firman Tuhan”

“Keke, you skipped the service again, didn’t you?” somebody asked me “Don’t be far from the word of God”

Saya diam saja.

I said nothing.

Apakah kalau saya mengikuti ibadah lalu Tuhan ada di dalam diri saya?

If I attend the service would it make God present in me?

Apakah saya dapat menemukan Tuhan di dalam diri mereka yang berada dalam rumah-rumah ibadah?

Would I find God in people who are in the house of worship?

Apakah saya menemukan Tuhan dalam doa yang diucapkan dengan kalimat panjang, terdengar indah atau dalam bahasa yang tidak saya mengerti?

Would I find God in the prayer spoken in long sentences, in beautiful lines or in foreign language?

Apakah Tuhan saya temukan dalam lagu-lagu yang dinyanyikan atau dalam musik yang dimainkan?

Would I find God in the gospel?

Kalau memang Tuhan ada di dalam semua itu, lalu kenapa ketika sedang marah, kesal, sakit atau susah, bukan Tuhan yang saya lihat dalam kelakuan atau dalam kata-katamu?

If God exist in all of those things, then why when you are angry, upset, unwell or in hardship, it is not God that I see in your attitude or in your words?

Saya menemui fakta bahwa seorang manusia yang berjiwa lembut, penyayang, murah hati, pemaaf atau yang pada dasarnya punya sifat dan kepribadian yang baik.. maka begitulah dirinya entah dia ber-Tuhan atau tidak. Yah, kalau diibaratkan emas murni.. mau diapain tetap identitas aslinya ya emas..

I discovered this fact that someone who is gentle, loving, generous, forgiving or posses good values in his/her character or personality.. it is because that's how that person already is whether he/she believes in God or not. It is like gold.. you can't fake real gold.

Dan kalau seorang manusia pada dasarnya seorang yang kasar, pemarah, licik, tidak jujur, angkuh atau pada dasarnya punya sifat dan kepribadian tidak baik.. mau ditutupi dengan sepuhan apa pun tetap akan kelihatan aslinya.

And when somebody is basically is a nasty one, short tempered, sly, dishonest, arrogant or basically don't have nice character or personality.. well, can't be fooled by any gilt. 

Ketika saya memutuskan untuk tidak lagi mengikuti ibadah, saya sebetulnya sedang menyelidiki diri saya sendiri untuk mengetahui apakah Tuhan memang benar-benar ada di dalam diri saya atau selama bertahun-tahun ini saya telah menipu diri sendiri dengan mempercayai bahwa sebagai seorang beragama, bahwa dengan rutin beribadah dan menjalankan semua aturan main yang ditetapkan dalam agama saya maka semua itu membuat Tuhan ada dalam diri saya..

When I decided not to attend the service, I was actually search myself to know if God really exist in me or over the years I have been fooling myself to believe that since I have a religion, I attend the service regularly and I follow the regulation in my religion then they all make God exist in me..

Apakah selembar surat baptisan menyatakan bahwa Tuhan ada di dalam diri seseorang?

Is a sheet of baptism certificate can tell if God exists in somebody?

Apakah pendeta dapat mengatakan bahwa Tuhan ada dalam diri saya?

Could a priest declare God is in me?

Apakah dengan memiliki gelar pendidikan keagamaan membuat Tuhan ada dalam dirimu dan diri saya?

Would having a degree in religion studies would thus make God exist in you and in me?

Memiliki kehidupan yang kelihatannya bersih, lurus dan benar menjadi suatu indikator bahwa Tuhan ada dalam diri seseorang?

Would sober, straight and righteous life indicate God is exist in a person?

Lalu kalau saya mengatakan pada anda bahwa saya seorang yang tidak percaya pada agama mana pun, apakah anda akan akan mengatakan saya seorang yang tidak ber-Tuhan?

If I told you that I don’t believe in any religion, would you say God is not in me?

Semakin banyak hal yang saya temui, semakin kuat dorongan dalam hati saya untuk meninggalkan tempat ini.

The more I discovered things, the strong this urge in me telling me to leave this place.

Ada banyak orang baik disini. Banyak yang menyayangi saya dan saya pun menyayangi mereka. Tapi saya tidak menemukan Tuhan dalam diri mereka atau di tempat ini. Saya hanya menemukan orang-orang yang kebetulan baik.

There are many good people in this place. Many of them love me as much as I love them. But I don’t find God in them nor in this place. I happen to find kind people.

Saya ingin menemukan Tuhan yang tinggal di dalam hati manusia. Saya ingin melihat mata Tuhan melalui mata manusia itu. Saya ingin melihat diri Tuhan dalam sikap dan kata-kata yang tulus.

I want to find God who lives in people’s heart. I want to see God’s eye through their eyes. I want to see God in sincere attitude and words.

Saya ingin kembali berada di antara masyarakat majemuk karena Tuhan tidak mutlak menjadi milik golongan tertentu. Dan saya ingin menemukan Tuhan dalam diri mereka. Saya tidak merepotkan tentang agama karena orang bisa beragama tapi tidak ber-Tuhan. 

I want it so much to be among the pluralism society because God does not belong to one specific group. And I want to find God in them. I don’t bother about religion because anyone can have a religion without having God.

Saya sedang mencari orang-orang yang benar-benar memiliki Tuhan dalam diri mereka..

I am searching for people who really have God in them..

Wednesday, March 26, 2014

Me, Sincere and Simple Heart and Mind

Minggu pagi.. Horee! Si Vincent datang!

Sunday morning.. Yippee! Vincent came!

Dia selalu muncul diruangan saya setiap hari Minggu jam 7 pagi. Kadang malah sebelum jam 7 sudah datang. Itu dilakukannya karena ingin mengunduh game ke hp-nya dengan memakai jaringan internet wifi diruangan saya.

He comes to my room at 7 am every Sunday . Sometimes before 7 am. He does it because he wants to download online games to his cellphone using the wifi internet line in my room.

Dia datang ke ruangan saya. Masuk, duduk dan langsung ngoceh tentang banyak hal kepada saya, membuat saya terheran-heran dan terkagum-kagum melihat kepercayaan diri dan keluwesannya.

So he comes to my room, take a seat and talk about many things to me, pretty much puzzles and amaze me seeing such confident and flexibility.

Maksud saya, berapa banyak sih anak usia 13 tahun yang bisa dengan pede, santai dan luwes memulai pembicaraan yang kemudian berlanjut menjadi obrolan seru dengan orang dewasa yang tidak dikenalnya dengan baik dan juga tidak akrab dengannya?


I mean, how many 13 year olds can confidently, at ease and in such an easy going way start and gain an adult whom he/she does not know too well and not close in a conversation?

Biasanya orang dewasa yang memulai percakapan dan itu pun percakapannya agak-agak satu arah karena lebih banyak si orang dewasa yang bicara sementara si remaja cenderung malu-malu dan pasif.

Usually it would be the adult who starts the conversation and more likely to turn into a one way conversation as the adult who mostly do the talking while the teenager tend to shy and passive.

Vincent kebalikannya. Dia yang aktif bicara dan dia punya cara serta berbagai cerita menarik sehingga tanpa sadar saya sudah terlibat dalam obrolan seru dengannya.

Not Vincent. He is the talker and he has such an interesting way and stories that he has gained me in a merry conversation without me realizing it.

Ada sesuatu dalam dirinya yang membuat saya merasa bisa bebas dan lepas menjadi diri sendiri.

Something in him makes me feel I can freely and completely be myself.

Sesuatu itu adalah ketulusan dan kesederhanaan hati serta pikiran.

That something is sincere and simple mind and heart.

Dunia kami boleh jadi jauh berbeda karena usianya baru 13 sementara saya hampir 43, tapi kami berdua memiliki kesamaan yaitu ketulusan serta kesederhanaan dalam hati dan pikiran. Itu membuat kami cepat melebur dalam kekawanan yang akrab seakan tidak ada perbedaan di antara kami.

We may be a world apart because he is only 13 while I will turn 43,  but we both have something in common and that is our sincere and simple mind and hearts that unite us in friendship and the differences between us become nothing.

Orang dewasa umumnya jaim (jaga image), terikat oleh kesadaran akan senioritas dan junioritas, superioritas dan inferioritas yang pada akhirnya membuat mereka sulit menjadi spontan, sukar untuk menyatu dan melebur karena takut sikap atau kata-katanya di anggap tidak sopan atau tidak hormat terhadap satu dengan lainnya.

Adults are pretty much concern about their image, bound by junior and seniority, superiority and inferiority awareness that it is difficult for them to be spontaneous, hard for them to blend in for they have this fear that they behave or say things which may be seen as impoliteness or disrespect toward one another.

Vincent dan saya tidak merepotkan hal-hal itu.

Vincent and I do not bother ourselves with those stuff.

Orang lain mungkin melihat gaya Vincent sebagai sesuatu yang tidak sopan, tidak hormat pada orang yang lebih senior darinya.

People may see his behavior as impolite and disrespectful toward people who are older than him.

Tapi Vincent tidak memiliki hati yang jahat. Dia hanya lugu, tulus dan spontan.

But Vincent does not have an evil heart. He is just being innocent, sincere and spontaneous.

Jadi ketika dia dengan santainya berjongkok di sisi saya dan menyenderkan lengannya ke paha saya, di lain waktu dia bersandar ke saya atau menepuk pundak saya ketika lewat di dekat saya, bahwa kami saling membahasakan diri dengan 'gue-elu' dan dia memanggil saya ‘Keke’..

So when he kneeled beside me and put his arm on my tigh, when he leaned himself to me or when he casually tapped my shoulder as he passed me, that we use informal language when we are addressing each other and that he just called me Keke..

FYI, in my country we speak in formal language to people who are older than us and the junior should not address someone who is older than him/her by that persons first name or nickname. The junior should thus addressed the senior ones with sir, maam, sister or brother. I have been breaking this rule by deliberately asking Vincent, my younger cousins, niece, nephews and my younger friends to just call me Keke.

Saya tidak mempermasalahkan semua itu, saya tidak tersinggung, tidak melihatnya sebagai kelakuan tidak hormat atau tidak sopan.

None bothers me, none offends me, as I do not perceive it as disrespect or impoliteness attitude.

Karena saya tahu hati dan pikirannya tulus dan sederhana. Buat saya itu lebih penting dari pada kalau dia bersikap dan berkata-kata dengan sangat sopan dan penuh hormat tapi tanpa ketulusan. Saya tidak menginginkan dan tidak membutuhkan satu lagi manusia yang tidak tulus.

Because I knew he has a sincere and simple heart and mind. It is more important for me than to have him behave and speak very polite and respectful but all without sincerity. I do not want nor need one more insincere person.

Saya tidak mengatakan orang dewasa adalah orang-orang jahat.

I am not saying adults are bad people.

Saya hanya kecewa karena menemui kenyataan bahwa hati dan pikiran orang dewasa terlalu banyak dicemari oleh berbagai aturan, batasan, ketakutan, kecemasan, kecurigaan serta berbagai macam pertimbangan yang pada akhirnya mengurangi kebebasan, kegembiraan dan spontanitas dalam interaksi mereka dengan orang lain.

I am just disappointed to meet the fact that their hearts are contaminated by various rules, limitation, fear, worries and consideration that eventually make them have less freedom, happiness and spontaneity in their interaction with other people.

Contoh; ketika saya dan beberapa orang lainnya sedang berkumpul, mengobrol dan nyemil diruangan saya, masuklah seorang senior saya. Karena sedang terlibat dalam obrolan yang seru maka saya tidak menyadari kehadirannya sampai dia mengejutkan saya dengan.. “Ke, itu tahu goreng?”

image: resepmasakan.com

One example; when I was in my room, talking and snacking with some people, a senior came in. I did not realize he was there because I was too into the conversation and it is why I was surprised when I heard his voice.. Keke, is that fried tofu?

Saya berhenti bicara. Menatapnya dan melihat sepertinya dia berminat sekali pada tahu goreng yang sedang saya pegang.

I stopped talking. Glanced at him and saw how he wanted the fried tofu I was holding on my hand.

“Iya. Mau?” adalah reaksi spontan saya dan dengan seluruh ketulusan “Ini, pak”

Yes. Do you want this? was my spontaneous reaction and with all my sincerity Here, sir

Soalnya itu adalah tahu goreng terakhir.

It was the last fried tofu.

“Belum saya gigit kok” kata saya ketika melihatnya mundur “Dan tangan saya bersih. Ini, pak, kalau mau..”

I have not took a bite on it I said when I saw him shied away And I have washed my hand. Here, sir, you can have it..

Tahu goreng itu memang sudah saya ambil tapi belum saya makan karena kemudian terlibat dalam obrolan yang seru dengan beberapa orang. Saya rela memberikannya kalau senior saya memang kepinginnya makan tahu goreng. Saya bisa mengambil gorengan lainnya.

I have taken that fried tofu but I have not eaten it because I was deep in a conversation with some people. I did not mind to give it to my senior if he wanted it. I could take another fried snacks.

Tapi yah.. itu kan pikiran saya. Tulus dan sederhana.

But well.. that was my thought. Sincere and simple.

Namun senior saya mengambil gorengan lain tanpa berkata apa-apa pada saya, meninggalkan sejuta pertanyaan dan keheranan dalam hati saya..

But my senior took another fried snack without saying anything to me, left me with millions of question and confusion..

Bandingkan dengan yang terjadi antara saya dan Vincent.

Compare it with what Vincent and I had.

Suatu saat dia masuk ke ruangan saya sambil mengunyah sesuatu.

One time he came to my room, chewing something.

“Makan apa lu?” tanya saya.

What are you eating? I asked him.

“Coklat” dia menunjukkan sepotong coklat ditangannya, yang separuh ada di dalam mulutnya “Mau?”

Chocolate he showed me a piece of chocolate in his hand, half of it was already in his mouth Want some?

“Mau” jawab saya “Bagi dikit ya”

Yep was my answer Just a tiny bite

“Nih” dia mengulurkan coklat itu.

Herehe held out his chocolate to me.

Saya pegang tangannya dan bersiap untuk menggigit coklat yang sedang dipegangnya itu ketika tiba-tiba saya teringat “Eh, elu lagi pilek kan? Waduh, sori, bro.. kagak jadi deh. Ntar virus elu pindah ke gue”

I held his hand and was about to take a bite on the chocolate he was holding on his hand when something struck me Bro, you are having cold, right? Gosh, sorry, man.. I can not have this. You will pass me your virus

Dia nyengir. Sama sekali tidak tersinggung.

He grinned. Totally unoffended.

Hari Minggu kemarin ini (23/3) seorang senior saya membawakan sebotol sirop untuk kantor. Menjelang siang..


Last Sunday (March 23rd) a senior brought a bottle of syrup for the office. As noon approached..

“Gimana rasanya ya tu sirop” Vincent tiba-tiba bertanya.

How does that syrup taste? Vincent suddenly asked.

“Ada di kulkas” jawab saya “Bikin sendiri gih kalau mau”

It is in the fridge I told him Serve yourself

Ketika saya kembali ke ruangan saya, Vincent sedang duduk, sibuk dengan games di hp-nya. Segelas sirop ada di meja didepannya.

When I returned to my room, I found Vincent was sitting, busy playing games on his cellphone. A glass of syrup was on the table infront of him.

“Gimana rasanya?” tanya saya “Enak ga?”

How does it taste?I asked himIs it good?

“Belon gue minum” dia nyengir.

I have not drink ithe grinned.

“Gue cicipin ya?” saya mengambil gelas itu. Kali ini aman, dia sudah sembuh dari pilek.

“Y'mind if I taste it?I took the glass. This time I did not hesitate because he has recovered from cold.

“Minum aja”

Go ahead

Saya minum seteguk “Rasanya agak aneh.. tapi enak juga”

I took a sipIt tastes a bit strange.. but quite good

“Mana?” Vincent mengambil gelas itu dan meminumnya “Hmm.. iya ya.. rasanya mirip apa ya?”

Yeah? Vincent took that glass and drank it Hmm.. yes.. it tastes like something..

Bergantian kami minum dari gelas itu sampai siropnya habis.

We took turn drinking from that glass until we drank all the syrup.

Itu satu dari sekian banyak hal yang indah dalam persahabatan antara saya dan Vincent. Hal-hal indah hasil dari ketulusan dan kesederhanaan hati serta pikiran kami berdua.

That is one of the many beautiful things in the friendship we have. Beautiful things that is the result from our sincere and simple heart and mind.

Saya berdoa ketulusan dan kesederhanaan hati serta pikiran itu akan tetap ada dalam dirinya sekalipun tahun-tahun ditambahkan dalam hidupnya.

I pray those sincerity and simple heart and mind shall remain in him despite the years that will be added into his life.

Monday, March 24, 2014

Me, Inspire and Inspiration

“Blognya menginspirasi”

"Inspiring blog"

Sudah beberapa kali komentar seperti ini diutarakan oleh teman-teman saya tentang blog ini.

Such comment has been given by my friends about this blog.

Senangkah saya karenanya?

Is it pleased me?

Lebih banyak bikin saya heran dari pada merasa senang.. hehe..

It amazes me more than it pleases me.. hehe..

Karena ketika saya membuat blog ini pada bulan September 2010, saya hanya ingin memiliki media pribadi untuk menyalurkan bakat saya dalam menulis dan karena pada waktu itu saya masih bekerja sebagai guru TK, saya ingin supaya orang tua murid bisa membaca tentang kegiatan belajar anak-anak mereka di kelas yang saya pegang.

Back in September 2010 when I started this blog, my intention was just to have my personal media to write and since at that time I was working as kindergarten teacher I wanted the parents of my students could read sort of a report about what their children learned in my class.

Membuat orang kagum atau terinspirasi sama sekali tidak ada dalam pikiran saya.

I have never thought to impress or inspired people.

Kalau hal seperti itu ada dalam pikiran saya maka saya akan jatuh dalam kebanggaan dan ego yang tolol.

If I had such thoughts, it surely would make me fall in to stupid pride and ego.

Saya menulis karena ada begitu banyak hal dalam pikiran dan saya harus mengeluarkannya atau pikiran-pikiran itu akan bikin saya jadi gila... hehe.. 

I write because I have many thoughts in my mind and I just have to get them out of my mind or they would make me insane... hehe..

Karena saya bukan orang yang dibesarkan, terlatih, terbiasa atau berkepribadian asertif.

Because I am not brought up, trained, accustomed or having assertive personality.

Faktor gen dan situasi membentuk saya menjadi orang yang tidak banyak bicara, yang tidak berani untuk bicara, yang tidak tahu bagaimana harus bicara dan yang merasa tidak perlu untuk bicara.


Genes and situation formed me into a person who talk less, who dares not to speak, who doesn’t know how to speak and who feels better be silent.

Tapi diam tidak berarti tidak memiliki banyak pemikiran.

But talk less doesn’t mean to have thought less.

Dalam diam, saya mengamati hal-hal yang terjadi dan orang-orang di sekitar saya.

Quietly, I observe things and people around me.

Dan saya menuliskan semua itu; hal-hal yang saya alami, yang saya rasakan dan yang saya pikirkan.


And I write it all; the things I experience, the things I feel and the things I think about.

Manusia adalah mahluk yang unik karena masing-masing tercipta dengan memiliki kepribadian, jalur nasib dan kehidupan yang berbeda.

Human is a unique creature because each of us is created to have our own personality, fate and life.

Tapi kita semua mengerti tentang kebahagiaan dan kesedihan, kepuasan dan kekecewaan, memiliki dan kehilangan, mencinta dan membenci, optimisme dan keputusasaan, kebanggaan dan aib, kekuatan dan ketidakberdayaan, impian dan kenyataan, kejujuran dan kebohongan, prestasi dan keterpurukan, tersakiti oleh manusia dan menyakiti manusia lain..

But all of us understand about happiness and grief, satisfaction and disappointment, about having and losing, love and hatred, optimism and desperation, pride and shame, power and inferiority, dreams and reality, truth and lies, achievement and failure, hurt by people and hurting people..

Hanya saja, kita sering merasa dunia hanya berputar bagi diri kita sendiri.

The thing is we often think that the world revolves only for us.

Ketika kita berhasil, kita merasa dunia ada di tangan kita, rasa bangga, kuat dan unggul menguasai diri, lalu pemikiran dan rasa itu kita bawa kemana pun kita pergi, kita terapkan dalam berbagai situasi dan pada setiap orang yang kita temui.


When we have our success, we feel the world is in our hands, the feelings of pride, power and superiority overcame us thus we bring those thoughts and feelings where ever we go, we apply them to many situation and on every people we met.

Kita lupa bahwa kita hanyalah mahluk yang rapuh. Hari ini kita adalah seorang Attila, besok belum tentu. Nasib orang bisa berubah entah dari kepala menjadi ekor atau kebalikannya.

We forgot that we are just fragile creatures. Today we are Attile the Hun, will we still be that one on the next day? somebody’s fate can change any time. The head becomes tail and vice versa.

Di sisi lain, ketika kesusahan sedang menimpa diri atau kehidupan kita, kita terjebak dalam pemikiran bahwa di seluruh dunia ini hanya diri kita saja yang paling susah, paling menderita dan paling sial.

In other side, when the going gets rough we fell into the trap by thinking that in this entire world we are the only one who suffer, being miserable and so doomed.

Kehidupan saya mungkin belum terlalu panjang, buku kehidupan saya mungkin tidak terisi oleh banyak kisah dan saya mungkin tidak mencoreng-moreng lembar-lembar kehidupan saya tapi saya telah mengalami ketika menjadi kepala dan ketika menjadi ekor.


I may not have a long live, my book of life may not filled with many stories and I may not put dirt on sheets of my life but I have been in both position; when I was head and when I was tail.

Saya telah belajar melalui berbagai peristiwa dan lewat bermacam manusia bahwa kebanggaan tidak boleh menghancurkan saya dan kepahitan tidak boleh melindas habis seluruh diri saya.

I have learned through so many things and through many kinds of people that pride should not destroy me and bitterness should not run over my entire being.

Saya mengisi blog ini dengan tulisan ketika saya mengalami hari-hari indah dan ketika hari-hari sedang tidak indah.

I fill this blog with my writings when I have bright days and when I have rainy days.

Diri kita masing-masing sebetulnya membawa pelajaran baik atau buruk bagi orang-orang di sekitar kita.


Each of us brings good or bad lesson to people around us.

Dan diri kita masing-masing juga membawa pengaruh baik atau buruk bagi orang-orang di sekitar kita.

Each of us also brings good or bad impact on people around us.

Entah baik atau buruk, kita adalah inspirasi bagi mereka.

Whether it is good or bad, we are their inspiration.

Baik atau buruk, mereka menginspirasi kita.


Good or bad, they inspired us.

Saya harap tulisan-tulisan saya memberikan pelajaran, dampak dan inspirasi positif pada siapa pun yang membacanya.

I hope my writings give positive lesson, positive impact and positive inspiration to anyone who reads them.

Saturday, March 22, 2014

Me, Leave and Precious Time

“Ke, elu cuti mau ngapain? Biar bisa bangun siangan?” begitu komentar seseorang hari Minggu (16/3).

“Taking a leave? What’ll ya do? Sleep till mid-day?” somebody said this to me on Sunday (March 16th).

 ‘Elu kata gue kebo, tidur sampe siang?’ pikir saya dalam hati.

‘You think I were a buffalo, sleep till mid-day?’ I thought quietly.

Lantas, ngapain aja saya kalau cuti? 

So what do I do on my leave?

Yang pasti, saya tidak pernah bangun siang. Biar pun cuti, saya tetap bangun pagi karena saya berprinsip waktu berlalu sangat cepat dan rugi dong kalau menghabiskan hari-hari libur dengan memperpanjang jam tidur. Sekali pun saya kurang tidur karena malamnya habis dugem atau keluyuran tapi tetap saja jam 6 pagi saya pasti bangun dan tidak bisa tidur lagi. Kekurangan tidur biasanya saya bayar dengan tidur lebih awal malamnya atau mencari waktu untuk bisa tidur siang atau tidur sekejap di dalam kendaraan.

One thing for sure is I never get up late. I keep get up early because time runs so fast and so I don’t want to waste one day by getting up late. Even at times when I didn’t get enough sleep after partying all night or going out but I would wake up at 6 am and couldn’t go back to sleep. Lack of sleep? I make it up by going to bed early or try to nap or doze off when I am in the car, train, bus..

Cuti buat saya bukan untuk leyeh-leyeh atau bermalas-malasan.

For me, leave is not to make myself as a couch potato.

Sebelum cuti saya sudah menyusun rencana apa yang akan saya kerjakan kalau saya hanya akan tinggal di rumah.

Before I take a leave, I plan the things I will do if I am going to spend it at home.

Karena ada begitu banyak hal yang bisa saya kerjakan di rumah. Contoh, saya bisa membereskan isi lemari pakaian saya, mengatur buku-buku, catatan-catatan atau foto-foto atau mencuci sepatu kets dan ransel saya atau membersihkan rumah.

Because there are so many things I can do at home. For example, I can arrange my wardrobe, organize the books, notes and photos or wash my sneakers and backpack or do house cleaning.

Hari Senin (17/3) saya cuti. Pagi sampai siang saya backpacking ke pemandian air panas Tirta Sanita. Sampai di rumah sekitar jam 2. Setelah istirahat dan makan, kira-kira jam 3 saya menyapu dan mengepel lantai. Selesai jam 4 sore. Saya bersihin kamar mandi sekalian mandi sesudahnya dan kemudian pergi tidur. Jam 7 malam saya bangun. Sekitar setengah jam kemudian saya membersihkan kompor gas.



I took my leave on Monday (March 17th). I spent the morning and afternoon going backpacking to Tirta Sanita hot spring. I got back home at around 2 pm. After took a rest and had lunch, swept and mopped the floor. I was done at 4 pm. I took a bath and napped. Got up at 7 pm. About half hour later I cleaned the stove.

Besoknya adalah hari libur saya. Seharian saya tidak kemana-mana. Bangun tetap jam 6 pagi. Sarapan lalu sambung dengan mencuci pakaian. Kelar nyuci, saya istirahat dan sempat ketiduran sekitar satu jam di sofa. Bangun, makan siang dan lalu ganti seprei tempat tidur nyokap. Istirahat sebentar, sambil main sama si Doggie yang hari itu membuntuti saya kemana pun saya pergi. Lanjut mengelap-elap meja dan jendela. Setelah itu stirahat sebentar. Jam 4 sore datang anak-anak yang belajar les bahasa Inggris. Jam 6 sore baru saya bebas. Istirahat sambil ngobrol dengan bokap nyokap. Jam 8 malam saya sudah di dalam kamar, siap membuat draft untuk postingan blog. Jam 11 malam baru selesai.


The next day is my off day. I stayed home the whole day. Got up at 6 am. Had breakfast and washed the laundry after that. Done with the laundry, I rested and fell to sleep for about an hour on the sofa. Got up, had lunch and changed my mother’s bed sheet. Rested a while after that and played with my dog, Doggie, it followed me around that day. Afterward, dusting the tables and windows. Took a rest for a couple of minutes. 4 pm and the kids came to the house for their English tutoring. I was free at 6 pm. I rested and chatted with my parents. At 8 pm I locked myself in my bedroom, getting ready to draft my blog post. Done at 11 pm.

Saya capek banget hari itu. Nyokap saja ngomel, si Keke cuti bukannya buat istirahat.. hehe.. tapi hati saya puas karena selama 2 hari itu saya bisa pergi backpacking dan juga bersih-bersih rumah. Jadi kan tidak ada waktu yang terbuang.


I was so exhausted that day. My mother grumbled, Keke didn’t take days off to rest.. hehe.. but I was happy because in those 2 days I could go backpacking and also did few cleanings in the house. No time was wasted.

Kalau saya memilih untuk menghabiskan seluruh waktu cuti saya dengan traveling, saya lebih santai dalam mengatur waktu. Traveling bagi saya adalah waktu untuk mengekspolarasi tempat yang saya kunjungi dan karena itu saya tidak menetapkan batas waktu yang ketat.

When I spend my entire leave days by going traveling I usually more relax about time. Traveling for me is about exploring the place I visit and so I don’t set a tight time table.

Bulan Januari sewaktu saya cuti, saya menghabiskan waktu 3 hari dan 2 malam di rumah sahabat saya, Santi. Dan selama saya menginap dirumahnya, setiap pagi saya ikut bangun ketika Santi bangun jam 5 pagi, saya ikut sarapan dengan mereka dan ketika Santi pergi mengantarkan anak-anaknya ke sekolah, saya yang tinggal di rumah mengisi waktu dengan nonton tv dan setelah Santi kembali, kami berdua mengobrol sepuas-puasnya sementara dia hilir mudik mengerjakan berbagai pekerjaan dengan saya menolong ini itu atau menonton dia masak.


I spent my leave in January by staying at Santi’s place for 3 days and 2 nights. During those time every morning I got up when Santi got up at 5 am, I had breakfast with them and when Santi drove the kids to school, I spent the time at her house by watching tv and after she got home the two of us chatted in between her doing house chores, me helping her or watching her cooking.

Cuti bukanlah sekedar untuk refreshing atau untuk molor seharian.

Taking a leave is not just for a refreshing or to sleep the whole day.

Boleh-boleh saja sih kalau mau bersantai atau memperlambat ritme aktivitas karena kadang fisik dan mood kita perlu diberi kesempatan untuk istirahat atau dipulihkan dari sakit dan disegarkan lagi. Tapi jangan keseringan atau kebanyakan. Kalau fisik dan mood sudah ok lagi, santai dan malas-malasannya jangan diterusin dong..

It is okay to take time to relax or slowing down because sometimes our body and mood need to be given time to rest or to restore from illness and to be refreshed. But don't do that too often or too much. When the body and mood have returned to their top condition, the relax and slowing down time should not be continued..

Karena waktu terlalu berharga untuk dihabiskan dengan tidur berlama-lama atau bermalas-malasan karena waktu tidak berjalan mengikuti kecepatan gerak kita.


Because time is too precious to be spent only by staying on bed or being a couch potato because time doesn't adjust itself to our speed.