Greetings dear readers / salam buat para pembaca

Knowing that I say it better in writing, and I do love writing, I decided to write my experiences and thoughts in this blog so this is my e-diary.

Don't speak Indonesian? No need to worry, it is written both in Indonesian and in English.

Happy Reading, everybody !
__________________________________________

Buat saya mengungkapkan isi hati dan pemikiran lebih gampang dilakukan dalam bentuk tulisan dan karena saya juga senang menulis, saya memutuskan menulis hal-hal yang saya alami dan yang ada dalam pikiran saya dalam blog ini.

Untuk yang tidak bisa berbahasa Indonesia, jangan khawatir, blog ini saya tulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

Selamat membaca !

Monday, December 30, 2013

Time To Let Go

Mendekati akhir tahun..

As the year drew to its close..

Ada kejutan menanti saya sepulang kerja pada hari Kamis lalu.

A surprise awaited me after work last Thursday.

Ada lengan-lengan kecil memeluk saya.

There were small arms hugging me.

“Tebak siapa ini”

“Guess who is this”

“Siapa ya?” saya kaget. Saya mengenali suara itu dan senyum lebar Andre meyakinkan saya kalau dugaan saya pasti benar.

“Who would this be?” the surprise was on me. However, I recognized that voice and Andre’s broad smile convinced me that I could tell who this was.

“Tebak dong”

“Take a guess”

“Ok. Ini pasti satu dari kurcacinya Putri Salju”


“Ok. This must be one of Snow White’s dwarf”

Suara anak laki-laki tertawa terdengar membuat saya tersenyum.

The voice of a boy laughing made me smile.

“Bukan”

“No”

“Kalau gitu ini pasti Rudolph”


“So this must be Rudolph”

Saya dengar anak laki-laki itu tertawa geli.

I heard the boy laughed merrily.

Saya berbalik dan memeluk Josh.

I turned around and gave Josh a big hug.

“Kaget ga?” dia tertawa. Matanya yang bersinar jenaka dan cengiran nakalnya itu benar-benar duplikat Andre.

“Did I surprise you?” he laughed. His shining eyes and teasing chuckle really are the resemblance of Andre.

“Oh, kaget sekali” saya menciumnya berkali-kali “Kapan datang?”

“Oh a big surprise” I gave him kisses “When did you arrive?”

“Tadi pagi”

“This morning”

“Sudah makan? Sudah istirahat?”

“Have you had lunch? Have you rested?”

“Sudah” Josh menarik tangan saya “Sini deh. Ada oleh-oleh dari mama dan hadiah natal dari aku”

“I had” Josh pulled my hand “Come. Mom gave a gift and I also got you a christmas present”

“Wah, apa itu ya?” saya mengikutinya masuk ke kamar. Andre membuntuti kami.

“What’s that?” I followed him to the bedroom. Andre followed us.

Josh melompat ke atas tempat tidur “Ini dari mama” dia menyerahkan kepada saya sebuah kotak yang berada di atas tempat tidur.

Josh jumped up to the bed “This is from mom” he handed me a box that was on the bed.

“Dan yang ini dari aku” dia memberikan kotak lain.

“And this one is from me” he gave me another box.

“Wow, apa ya isinya?” saya tersenyum.

“Wow, what have you got in there?” I smiled.

“Buka dong. Hadiah dari aku dulu"

“Open my gift first”

“Oh, lucu betul!” saya mengeluarkan sebuah boneka babi berwarna pink.


“Oh, this is so cute” I took out a pink piggy doll.

“Selamat natal, Keke” Josh menatap saya sambil nyengir.

“Merry christmas, Keke” Josh stared at me as he grinned.

Saya memeluk dan mencium pipinya “Terima kasih ya buat hadiahnya” bisik saya.

I hugged and kissed his cheeks “Thanks for the present” I whispered.

Saya sebenarnya menahan tawa karena apa hubungannya boneka babi dengan natal? Tapi yah, sudahlah, Josh pastilah punya pertimbangan sendiri.

I acutally held my laugh for wondering what a piggy doll has anything to do with christmas? But well, Josh has had his own thinking.

Muka Josh bersinar “Papa bilang kamu lahir di tahun babi”

Josh’s face shone “Dad said you were born in pig year”

Terjawablah teka-teki itu. Saya tertawa. 

There was the answer for the riddle. I laughed. 

Andre ikut tertawa melihat kelucuan di muka saya.

Andre laughed when he saw the funny look on my face.

“Saya pernah ceritakan pada dia tentang shio” katanya.

“I told him once about shio (chinese horoscope)” he said to me.

“Saya pernah nonton film Babe dan Charlotte’s Web” celetuk Josh “Babe adalah babi yang baik hati, disukai dan disayangi hewan-hewan lain yang dulunya tidak menyukainya tapi mereka berubah karena Babe baik kepada mereka. Babe juga suka bertualang. Persis seperti kamu”


“I watched the movie Babe and Charlotte’s Web” said Josh “Babe is a kind hearted pig, he is liked and loved by the other animals who were once didn’t like him but they changed because Babe is kind to them. Babe is also adventurous. Just like you”

Saya terheran-heran mendengarnya. Dalam kesederhanaan dan keluguan alam pikiran seorang anak berusia enam tahun, dia menemukan kemiripan antara tokoh Babe dalam film anak-anak dengan saya.

I listened to this with amazement. In a simple and innocent mind of a six years old child, he drew a line between the children’s movie character, Babe, with me.

“Dan dia adalah Babe kita” Andre memeluk kami berdua.

“And she is our Babe” Andre hugged both of us.

Hati saya terhibur.

I felt soothed. 

Hari itu saya berangkat kerja dan bekerja dengan hati kosong, setengah mendongkol dan iri pada mereka yang bisa berada di rumah. Bisa istirahat, bersama dengan keluarga atau berlibur. Sementara saya harus pergi kerja dan berada sendirian di kantor.

I went to work and worked with emptiness filled my heart, half feeling upset and jealous to those who could stay home. They could rest, be with their families or vacationing. While I had to go to work and being alone in the office.

Sepanjang hari saya berjuang untuk tidak jatuh dalam jebakan stress karena stress dapat mengaktifkan hormon dan hormon itu membuat menstruasi saya akan menggila. Tapi kadang hormon itu membuat saya cenderung untuk jadi emosional sehingga semua ini rasanya seperti lingkaran setan.

I spent the day keeping myself not to fall into stress because stress activates the hormone and that hormone makes my menstruation going wild. But sometime it is the hormone that makes me emotional so it feels like going into crazy circle.

Di bulan-bulan terakhir dari tahun 2013 ini saya melakukan banyak perubahan dan melepaskan banyak hal.


I have made many change and let go many things in the last few months of 2013.

Saya melakukan banyak perjalanan pribadi untuk melepaskan diri dari berbagai emosi negatif yang terlalu lama mengikuti saya.

I have made many personal traveling to set myself free from many negative emotion that have been following me for too long.

Saya masih memiliki diri saya, saya masih berdiri tegak dan kokoh.

I still have me, I am still standing tall and strong.

Dengan kekuatan itu saya memutuskan untuk membebaskan diri dari rasa suka saya pada seorang laki-laki. Saya telah membiarkan diri saya menyukainya, saya membiarkan diri saya jatuh dalam segala kebaikan dan simpatinya kepada saya, saya membiarkan diri saya tergoda.. dan mendekati akhir tahun 2013 ini saya memutuskan untuk melepaskan diri dari segala rasa itu.

With that strength I decided to free myself from this smitten feeling I had for a man. I have let myself liking him, I let myself fell into his kindness and symphaty, I let myself be seduced.. and as the year 2013 drew to its close I decided to let go those feelings.

Saya melepaskannya..

I let him go..

Ketika saya tidak menemukan jawaban atas segala masalah, kesukaran dan penderitaan yang saya dan orang tua saya alami, ketika saya merasa tidak menjadi lebih tabah, kuat dan bahagia.. saya melepaskan seluruh kepercayaan saya yang dulu pernah saya pegang dan yakini.

When I didn’t find answer to all the problem, hardship and misery that my parents and I had, when I didn’t feel myself getting stronger, tougher and happier.. I let go all the faith that I used to hold on and believed in.

Saya melihat banyak orang menipu diri mereka sendiri. Dan saya memutuskan untuk tidak mau lagi menipu diri saya sendiri. Saya adalah orang yang tidak lagi ber-tuhan. Saya telah melepaskan diri dari semua itu. Saya hanya ingin menjadi diri saya sepenuhnya. Orang mungkin tidak setuju, prihatin atau menganggap saya aneh tapi saya tidak ingin menipu diri lagi. Saya adalah saya, saya harus menjadi diri saya sendiri dan inilah saya.


I have seen many people fooled themselves. And I decided not to fool myself anymore. I am not believing in god. I have set myself free of it all. I just wanted to be completely myself. People may disagree, concerned or think me odd but I don’t want to fool myself anymore. I am who I am, I gotta be myself and this is me.

Saya telah melepaskan banyak hal dan saya telah mendapatkan banyak hal.

I have let go many things and I have got many things.

Sementara menjalani semua itu, saya menemukan diri saya yang baru, saya mampu untuk berdamai dengan banyak hal dan anehnya saya justru menjadi lebih bahagia dari sebelumnya.

While in the road of getting those things, I discovered the new me, I made peace with many things and strangely I am happier than before.

Dan ini catatan terakhir saya untuk tahun 2013.

And this is my last post for the year 2013.

Saya akan pergi ke Bandung dengan Andre dan Josh. Saya baru akan membuat catatan lagi setelah tahun baru.

I will be going to Bandung with Andre and Josh. I will write new post after new year.

Jadi sampai ketemu lagi di tahun baru, jaga diri anda baik-baik, mudah-mudahan tahun 2013 ini membawa banyak hal baik untuk diri anda dan kita sambut tahun 2014 dengan harapan serta semangat yang tetap kokoh.

So I see you in the new year, take good care of yourself, hopefully the year 2013 has brought you many good stuff and we welcome 2014 with solid hope and solid spirit.

Thursday, December 26, 2013

To Believe or Not Believe

Mempercayai atau tidak mempercayai adalah pilihan masing-masing.

To believe or not believe is everyone’s choice.

Mempercayai atau tidak mempercayai adalah hak asasi setiap orang.

To believe or not believe is everyone’s right.

! ! ! ! ! ! ! ! !

Ingatlah hal-hal diatas itu sebelum anda memutuskan untuk mengomentari kepercayaan seseorang.

Remember those stuff before you decide to make comment about what somebody believes in his or her heart.

Ingatlah hal-hal diatas itu sebelum anda memutuskan untuk memberi nasihat tentang  kepercayaan seseorang.

Remember those stuff before you decide to give advice on the things someone believes in his or her heart.

Ingatlah hal-hal diatas itu sebelum anda memutuskan untuk ikut campur dalam hal-hal yang dipercayai oleh seseorang.

Remember those stuff before you decide to interfere with the things that someone believes in.

Niat anda boleh baik tapi belum tentu orang itu menerimanya sebagai sesuatu yang baik.

Well meant maybe but that person might perceive it as the opposite. 

Itulah yang saya rasakan.

That is what I feel.

! ! ! ! ! ! ! ! !

“Kamu diam saja dari tadi” Andre menghampiri saya yang sedang duduk sendirian di beranda belakang sambil menekuri hujan yang sedang turun “Mau ceritakan pada saya apa yang kamu lagi pikirkan?”


“You've been quiet” Andre came to me as I was sitting alone in the back porch, looking at the rain “Wanna talk about what you have there in your mind?”

Saya menghela napas panjang. Tersenyum kecil. Menatapnya.

I took a deep sigh. Smiled slightly. Stared at him.

“Ada sesuatu yang meresahkan hatimu” dia duduk di sisi saya.

“Something troubling you” he sat at my side.

Saya meraih tangannya. Menempelkan tangan itu ke pipi saya dan menciumnya.

I took his hand. I put it on my cheek and kissed it.

“Harusnya tadi saya tidak usah datang, kalau tidak karena ada hal-hal yang harus saya bereskan”

“I shouldn’t come to work today if not because I had few things to take care”

“Tanggal 1 Januari nanti lebih baik kita jalan saja” lanjut saya.

“We better go somewhere on January 1st” I went on.

“Beneran?” dia tersenyum geli “Ada apa nih sampai kamu yang biasanya paling ngebelain kerjaan tiba-tiba ogah masuk kantor”

“Seriously?” he smiled “what makes you who wouldn’t skip a day suddenly don’t wanna go to work”

“Ah, di kantor pun tidak ada kerjaan. Itu kan hari libur” jawaban saya terdengar tidak meyakinkan.

“There isn’t work anyway. It is a public holiday” I didn’t sound convincing.

Andre tertawa “Tidak ada kerjaan? Kamu akan kasak-kusuk mencari sesuatu untuk dikerjakan”

Andre laughed “No work? You would find something to do”

Saya nyengir “Ayo deh kita pergi jalan-jalan saja. Menginap di Bandung? Kita bisa berangkat Senin sore”

I grinned “Come on, let’s just go somewhere. Stay in Bandung? We can leave on Monday afternoon”

“Boleh aja kalau itu mau kamu”

“Sounds great if that’s what you want”

Dia menatap saya “Kemarilah” ditariknya saya.

He looked at me “Come here” he drew me close to him.

Kami duduk berpelukan. Memperhatikan hujan.

We sat with our arms wrapped around each other. Watching the rain.

Dan saya menceritakan pada Andre tentang beberapa orang di tempat kerja yang tadi pagi mendatangi saya.

And I told Andre about few people at work who came to me in the morning.

“Kalau saja mereka mengatakan ‘Ke, kamu akhir-akhir ini tidak mau ikut ibadah. Ada apa? Kalau ada sesuatu yang mengganggu hati kamu, saya atau kami ada disini buat dijadikan tempat untuk curhat’, saya tidak akan jadi merasa terganggu karenanya”

“If only they said ‘Keke, you have been skipping the service lately, is everything okay? If there is something bothering you, I am or we are here for you whom you can talk to’, I wouldn’t feel annoyed by that”

Saya menghela napas kesal.

I sighed my upsetness.

Andre mencium kening saya.

Andre kissed my forehead.

“Tapi mereka masuk ke ruangan saya dan langsung membombardir saya sampai-sampai saya bahkan ga bisa menyimak, meresapi, mengerti apalagi menanggapi perkataan mereka”


“They came to my room and just went like bombarding me that I couldn't really hear, absorb, understand let alone respond their words”

“Saya berangkat kerja dengan hati yang gembira” saya menatap Andre yang diam membiarkan saya menumpahkan seluruh beban di dalam hati saya “Padahal semalam kita pergi yang bikin saya kurang tidur dan masih sedikit mabok. Tapi pagi itu hati saya gembira karena biar pun saya tidak lagi percaya pada tuhan atau kekristenan tapi hari itu saya tahu saya akan bertemu dengan orang-orang yang saya kenal dan beberapa dari mereka adalah orang-orang yang saya sayang. Sebelum insiden itu, saya lagi gembira, tahu!”

“I went to work feeling so happy” I looked at Andre who sat quietly allowing me to unburden my weariness “We went out the night before that made me didn’t have enough sleep and I had a slight hangover. But that morning I was happy because despite the fact that I no longer believe in god or christianity, I knew I would meet the people I know on that day, some of them are my loved ones. I was happy before that incident, y’know!”

“Mood saya jadi rusak setelah insiden itu”

“The incident ruined my mood”

Saya berdiri diam. Kehabisan napas.

I stood there in silence. Running out of breath.

“Saya perlu minum” saya masuk ke dalam.

“I need a drink” I got inside the house.

Andre mengikuti saya. Membuka lemari dan mengeluarkan sebuah botol.

Andre followed me. He opened the drawer and took out a bottle.

“Apa nih?” saya tertawa ketika dia menyorongkan gelas berisi cairan bening yang dituangkannya dari botol itu.

“What is this?” I laughed when he gave me a glass filled with something he poured from the bottle.

“Vodka” katanya singkat.

“Vodka” was his short answer.

Saya tertawa lagi. Mengangkat gelas itu. “Cheers” kata saya padanya sebelum menghabiskan isi gelas itu dengan sekali teguk.


I laughed. I took up the glass. “Cheers” I said to him before I drank it all.

Panasnya alkohol seperti membakar hidung saya, tenggorakan, seluruh isi jantung, paru-paru dan perut.

Alcohol felt like a burning fire ran through my nose, throat, heart, lungs and all down to the stomach.

Saya menunduk. Mencengkeram pinggiran meja. Mengatur napas. Sekian detik berlalu dan pelipis saya yang tadi berdenyut serta kepala saya yang terasa kencang mulai tenang.

I bowed down. Grapped the tip of the table. Breathing. Few seconds passed and my throbbing temples and headache felt eased up.

“Lebih enakan?” tanya Andre.

“Feeling better?” Andre asked.

“Jauh lebih baik” saya menghela napas. Saya harus menenangkan diri. Hormon saya bisa jadi aktif kalau saya capek atau stress dan hormon itu memicu keluarnya menstruasi.

“Much better” I sighed. I had to calm myself down. The hormone is activated whenever I am tired or stressed up and it can triggers the menstruation.

Dia menghampiri saya. Memeluk saya. Mencium kening saya. Mengusap-usap punggung dan lengan saya.

He came to me. Hugged me. Kissed my forehead. Caressed my back and arms.

Saya tidak ingin menangis tapi air mata saya menetes juga.

I didn’t want to cry but the tears just came out my eyes.

“Mereka berniat baik tapi dengan cara yang tidak tepat” suara lembut Andre menenangkan saya “Dan kamu juga benar. Percaya atau tidak percaya adalah urusan pribadi setiap orang yang tidak bisa dengan seenaknya atau semudah itu untuk dicampuri atau dikomentari”

“They meant well but used inapproriate way” Andre’s gentle voice calmed me down “And you also right. It is in personal territory when it comes about one person’s belief or unbelief. Something that anyone can't interfere or commenting that easy”

“Kalau mereka berkomentar lagi atau sibuk menasihati kamu, lebih baik kamu katakan itu bukan urusan mereka” sambung Andre “Mereka mungkin tidak setuju tapi mereka harus belajar untuk menghormati pilihan kamu”

“If they say any comment or give you advice, you better tell them that it is none of their business” Andre continued “They may not agree with your belief but they have to learn to respect your choice”

“Gimana kalau mereka masih juga ngotot?”

“How if they keep messing up with that subject?”

“Kamu harus katakan kalau hal itu bikin kamu merasa amat sangat tidak nyaman”

“You should tell them how they make you feel very uncomfortable”

Hmm..

Wednesday, December 25, 2013

Ho Ho Ho

Beberapa catatan menjelang natal..

Few pre-christmas notes..

Kamis, 19 Desember..

Thursday, December 19th..

THR dibayar. Hore! Akhirnya..

Christmas bonus was paid. Yippee! At last..

“Gue nanya sama orang di pusat, Ke, sudah terima THR belon? Mereka bilang sudah. Waduh, gue jadi mikir THR elu orang belon gue bayar” kata senior saya yang bertanggung jawab untuk urusan keuangan masuk ke ruangan saya pagi itu sambil tertawa.

“I asked the people at head office if they had their Christmas bonus paid and they said they had. Man, I thought, I haven’t paid you guys Christmas bonus” said my senior who incharged for the accounting section as he came into my room that morning, laughing.

Satu dari segelintir orang yang merasa satu frekwensi dengan saya, hingga tanpa ragu langsung ber-gue elu dengan saya. Dia tidak merasa terganggu ketika kadang saya lupa, keceplosan menyebut diri dengan gue.

One of the few people who feels in tune with me and thus drop all the formality when he talks to me. He never bothered when sometimes I forgot my manner when I talked to him.

“Tenang, pak, yang penting pasukan dulu deh. Saya tidak apa-apa belakangan” saya nyengir. Ada 3 orang yang saya rasa lebih baik didahulukan karena gaji mereka tidak seberapa dan mereka punya keluarga. Kalau saya, saya masih punya celengan duit dana buat backpacking yang bisa saya pakai untuk keperluan natal di rumah atau kalau amat sangat terpaksa banget, saya bisa nodong Andre.


“Relax, the guys be on the priority. It’s okay to put me on the last row” I grinned. I felt there were 3 people who should be given their christmas bonus first as they don’t get a lot on their paycheck. As myself, I had my backpacking money in my piggy bank that I could use for christmas necessities or if I really really so very not had other option, I could ask Andre to loan me some money.

“Kagak, gue bayarin THR elu sekalian hari ini”

“Nope, I pay your christmas bonus today”

Jumat, 20 Desember..

Friday, December 20th..

Pulang kantor.. langsung tancap gas ke BTM.

After work.. went straight to BTM (Bogor Trade Mall).

Saya menjanjikan rekan kerja saya untuk mencetak foto-fotonya.

I promised my colleague to develop her photos.

15 menit waktu untuk mencetak foto. Dari pada bengong, saya putar-putar. Membeli tanktop putih dan beberapa pakaian dalam. Lalu naik ke lantai 3 ke tempat penjual DVD langganan saya.


It took 15 minutes to develop the photos. I would rather go around than to sit there for 15 minutes. I bought a white tanktop and few underwears. After that went to the third floor to the DVD stall.

Waduh, cepat benar sudah jam 2.30 siang. Mendung. Gerimis.

Wow, look at the clock. It was 2.30 pm. Cloudy. Drizzling.

Saya masih harus membeli bahan-bahan kue.

I had to go shopping for cakes stuff.

Saya mampir ke Superindo dan Naga Swalayan.


I stopped by at Superindo and Naga convenient stores.

Hampir jam 4 sore ketika saya sampai di rumah. Hujan turun ketika saya sudah di angkot dan berhenti ketika saya turun dari angkot. Wah, sukur..

It was nearly 4 pm when I got at home. It rained when I was in angkot and it stopped when I got off angkot. Wheww.. lucky me..

Saya capek banget. Mana bawa belanjaan berat. Tapi senang juga saya. Kadang petualangan tidak selalu harus jauh-jauh kok. Pergi keluyuran sendirian ke BTM dan belanja hari ini saja sudah hampir seperti petualangan dalam bentuk sederhana.


I was so damn tired. Not to mention I carried heavy stuff after the shopping. I was happy tough. Sometimes adventure is just around the corner. Went by myself to BTM and made the shopping were almost like going into an adventure.. in simple form.

Beberapa bercak darah keluar..

Few blood stain..

Saya capek dan mungkin terlalu gembira. Badan yang capek dan emosi yang terlalu tinggi mengaktifkan hormon dan hormon itu memicu keluarnya menstruasi.

I was tired and maybe got too excited. Exhausted body and emotion that going up activate the hormone and hormone triggers the menstruation.

Saya perlu istirahat. Tidur yang panjang. Besok pasti tidak ada lagi bercak darah.

I needed rest. A long sleep. Tomorrow there will be no more blood stain.

Sudah hampir 2 minggu menstruasi saya berpola seperti ini. Jangan tanya kenapa karena saya sendiri juga bingungnya.

My menstruation has been going on this pattern for almost 2 weeks. Don’t ask why because I myself am puzzled.

Setahun hormon ini menggila. Setahun lebih menstruasi mengalir nyaris tidak bisa dihentikan.

The hormones went crazy for a year. For more than a year my menstruation was nearly unstoppable.

Beberapa bulan lalu dia sempat berhenti selama 2 bulan. Kemudian kembali menggila sehingga saya harus menjinakkannya dengan obat.

Few months ago it stopped for 2 months. Then it went crazy again, I had to tame it with meds.

Sekarang dia hanya keluar kalau saya terlalu capek, terlalu tegang atau terlalu gembira.

Now it is got out only when I got myself too tired, too tense or too excited.

Saya belajar untuk mengenali badan saya, belajar untuk bisa menerima keadaan dan belajar untuk hidup dengan hormon-hormon ini.

I learn to know my body, I learn to accept the situation and I learn to live with these hormones.

Sabtu, 21 Desember..

Saturday, December 21st..

“Selamat natal, Keke” seorang ibu masuk ke ruangan saya dan menyelipkan selembar uang lima puluh ribu ke tangan saya.

“Merry Christmas, Keke” a lady came into my room and stuffed fifty thousand rupiah into my hand.

Wah, saya kaget karena tidak menduga pagi-pagi akan mendapat uang. Hehe.

Wow, I was surprised for not expecting to get money that morning. Lol.

Sorenya saya berpikir-pikir untuk mencari celana jeans. Tapi berputar-putar di pertokoan PGB Merdeka, benda yang saya cari tidak juga saya temukan. Kalau tidak terlalu besar, ya, ukuran yang ada terlalu kecil. Hih, frustrasi juga saya jadinya..

In the afternoon I thought of buy a new pair of jeans. But I couldn’t find it eventhough I had went around PGB Merdeka stores. The size either too big or too small for me. Geez, it frustrated me..

Saya memutuskan untuk pulang saja. Dan saya melewati sebuah toko..

I decided to go home. And I passed a store..

Kebaya..

Saya melihat sebuah kebaya putih dengan model sederhana. Harganya setelah tawar menawar.. seratus ribu.

I saw a simple designed white kebaya. The price after bargained.. one hundred thousand rupiah.

Saya hanya perlu menambahi lima puluh ribu saja karena saya kan mendapat uang lima puluh ribu dari ibu itu.

I just needed to pay fifty thousand rupiah thanks to the lady who gave me that fifty thousand rupiah.

Minggu, 22 Desember..

Sunday, December 22nd..

Akhirnya jadi juga saya berkebaya ke kantor hari ini. Beberapa minggu lalu saya mengorbankan kebaya karena memilih untuk memakai uang tabungan untuk ber-backpacking ke Sukabumi. Siapa kira akhirnya saya bisa juga membeli kebaya sehingga saya mendapatkan apa yang saya inginkan.

I have a kebaya to wear to work today. Few weeks ago I sacrificed kebaya when I had to choose if I would use my piggy bank money to buy a kebaya or go backpacking to Sukabumi. Who would guess that I finally be able to buy a kebaya so I have got what I wanted from the first place.

Hidup ini memang aneh. Tepat di saat ketika saya mengira saya telah mengorbankan sesuatu, saya malah mendapatkan apa yang saya korbankan itu.

Life is odd. Just when I thought I had sacrificed something, I have got what I have sacrificed.

Kebaya bikin saya berasa jadi perempuan. Hehe. Emangnya selama ini bukan perempuan?


Kebaya made me feel like a woman. Lol. Yeah, right, as if I were not a woman all this time.

Saya menikmati perasaan ini sekaligus agak kurang nyaman karena merasa kebaya terlalu manis, terlalu feminin dan terlalu perempuan untuk saya yang tomboy.

I enjoy the feeling while also felt a bit uncomfortable because kebaya seems too cute, too feminine and too girly for a tomboy Keke.

Reaksi orang juga bikin saya agak malu. Yah, mungkin mereka surprise melihat saya tampil beda.

People’s reaction embarrassed me quite a bit. Yeah, they probably surprised to see me looked different.

“Wow!” Andre kaget ketika saya muncul didepannya dengan kebaya. Kami akan pergi ke rumah temannya untuk makan malam. Dari kantor saya berganti pakaian sehingga dia tidak tahu tentang keberadaan kebaya baru itu.

“Wow!” Andre looked surprised when I appeared infront of him, wearing the kebaya. We would go to his friend’s place for dinner. I changed the kebaya when I left the office so he didn’t know about it.

“Kamu cantik banget” dia mengamati saya “dan ini kebaya siapa? Kamu beli?”

“You are so damn pretty” he stared at me “and whose kebaya is this? Did you buy it?”

“Bagus ga?” saya tersipu malu.

“Is it nice?” I blushed my embarrassement.

“Cantik sekali” dia menarik tangan saya “tapi orangnya lebih cantik” dan dia mencium saya “bikin saya jatuh cinta padanya”

“So pretty” he took my hand “but the person wearing it is more pretty” and he kissed me “making me fall in love to her”


Friday, December 20, 2013

The Beauty in Simplicty

Ada keindahan dalam kesederhanaan.

There is beauty in simplicity.

Hidup itu ruwet. Kita sendiri pun punya andil dalam membuat hidup menjadi ruwet.

Life is complicated. We ourselves have our part in making life complicated.

Kita memikirkan hal-hal yang tidak perlu dipikirkan. Kita merangkai berbagai praduga dan kesimpulan sepihak. Yang akhirnya bikin kita uring-uringan sendiri.

We think about things that need not to be thinking. We came up with many one sided presumption and conclusion. It drives us crazy at the end.

Ketika saya pergi traveling, saya menemukan kesamaan antara proses traveling dengan kehidupan.

When I go traveling, I find similarities between the process of traveling itself with life.

Berbagai hal bisa muncul sejak dari awal mempersiapkan perjalanan itu sampai sesudahnya.

Many things could come up since the preparation of the traveling up to aftermath.

Saya jadi ingat pengalaman ketika menjadi guru taman kanak-kanak. Setiap kali sekolah mengadakan acara, kepsek bikin kami para guru nyaris kehilangan kesempatan untuk bisa menikmati acara itu.


My memory flew back to the time when I worked as kindergarten teacher. In every school activities, our headmaster made us the teachers nearly missed all the fun in each event.

Dia meributi, mengurusi dan memikirkan hal-hal yang sebetulnya tidak ruwet-ruwet banget. Tapi dia mendedikasikan begitu banyak tenaga dan pikirannya untuk hal-hal tersebut sampai akhirnya semua itu melelahkan fisik serta pikirannya.

She fussed around and thought about things that didn’t really complicated. But she dedicated so many energy and mind on those things that at the end they drained her physically and mentally.

Kalau yang diributinya itu bisa jadi lebih benar atau lebih baik dari sebelumnya. Seringkali malah tidak memberi hasil apa pun.

Did all the fussing make things get better than before? Most of the times it resulted in nothing.

Belum lagi dia membuat dirinya menjadi sosok yang menyebalkan tidak hanya di mata kami, para guru, tapi juga di mata orang-orang lain.

Not to mention how she made herself as a bitch not only to us the teachers but also to other people.

Tapi selama satu tahun setengah ini saya membelit pikiran saya dengan berbagai hal yang tidak perlu saya cemaskan atau takutkan. Bahkan sebetulnya banyak yang tidak perlu saya pikirkan.

But for a year and a half I twisted my mind with so many things that I shouldn’t worry or fear about. Infact there were things that I shouldn’t even give a thought.

Ketika saya mulai traveling, saya menemui berbagai hal dari yang menyenangkan,  membingungkan sampai yang menyebalkan.

When I start my traveling I found many things from the pleasant one to the confusing and up to the upsetting.

Saya harus memilih apakah saya akan menjadi sabar atau uring-uringan, apakah saya akan menikmatinya atau membiarkan hal itu menyiksa saya, apakah saya akan melihatnya dari sisi positif atau berkonsentrasi pada segala yang buruk, menyebalkan dan menyusahkan.

I had to choose to get patient or became moody, whether I would enjoy it or let it torture me, would I see it from positive point of view or consentrate on the bad, annoying and troubling part.

Contohnya ketika selama hampir 15 menit saya berdiri di peron menunggu kereta api Pangrango dari Sukabumi yang sedang langsir di stasiun Bogor. Mengingat sebelumnya saya sampai turun dari angkot dan setengah berlari menuju ke stasiun ini saking takutnya ketinggalan kereta membuat rasanya wajar saja kalau saya mengomel panjang lebar ketika akhirnya saya malah harus berdiri hampir 15 menit disini.


For example when I had to stand for nearly 15 minutes on the platform waiting for Pangrango train from Sukabumi shunted in Bogor train station. Considering that I had to get off from angkot and half ran to get to this train station out of fearing I would miss that train, only to have to stand at the platform for nearly 15 minutes.. well, it looks normal if I grumbled, right?

Tapi saya memilih untuk mengalihkan pikiran saya pada hal-hal lain.

But I choose to think about other things.

Pagi itu udara cerah. Matahari bersinar. Saya merasakan kehangatannya di kulit saya.

It was a bright morning. The sun was shinning. I felt its warmth in my skin.

Ada kebahagiaan dalam hal-hal sederhana.

There is joy in simple things.

Saya sendirian sepanjang perjalanan pulang pergi Bogor Sukabumi tapi saya tidak merasa kesepian, takut, sedih atau khawatir.

I went on myself all the way from Bogor to Sukabumi and back to Bogor but I didn’t feel lonely, afraid, sad or worry.

Karena saya tidak berkonsentrasi pada hal-hal negatif itu.

Because I didn’t consentrate on those negative things.

Perhatian saya ada pada hal-hal lain. Dari mulai memperhatikan keadaan di dalam gerbong yang saya naiki…


My attention fell on other things. From studying the coach I was in...

Lalu beralih pada pemandangan gunung, bukit, sawah, sungai, petani yang bekerja di sawah, yang berhenti bekerja sejenak untuk memperhatikan kereta yang saya tumpangi melewati sawahnya, pada anak-anak desa yang dengan ceria melambaikan tangan mereka ke arah kereta.


After that turned to the mountain view, on the hills, the rice fields, rivers, farmers working on rice field who stopped working to watch the train passed them by, the village children waving their hands merrily to the train.

Dan saya berpikir alangkah indahnya negeri saya, alangkah bahagianya saya terlahir di negeri ini, alangkah banyaknya hal dalam hidup saya yang dapat saya syukuri..

And I thought it’s a beautiful country, how happy I am to be born in this country, how many things in my life that I should be grateful..

Atau ketika di sepanjang perjalanan ada saja yang menegur saya dengan ramah atau mengajak saya mengobrol.

Or when during the trip I met friendly people who greeted me or gained me in conversation.

Saya sedang duduk bengang bengong di stasiun kereta api Sukabumi dan tiba-tiba datang seorang ibu tua. Dia duduk di kursi di depan saya. Kemudian dia menoleh ke belakang. Kami bertatapan dan dia tersenyum ramah. Percakapan kami dimulai dengan tiket. Ketika dia bangkit untuk menghampiri suaminya yang duduk di kursi lain, saya melihat arloji saya dan kaget karena menyadari kami telah mengobrol selama lebih dari setengah jam.


I was sitting on the bench at Sukabumi train station, all alone when an old lady came and sat on the bench infront of me. Later she looked around. Our eyes met and she gave me a warm smile. Our conversation started with the train ticket. When she got up to go to her husband who sat few steps away from us, I looked at my wrist watch and was surprised when I realized we have talked for more than half hour.

Atau ketika saya mengobrol dengan supir angkot di Sukabumi yang ternyata adalah pendatang dari Jakarta! Dulu dia tinggal di daerah Manggarai sementara saya tinggal di daerah Tebet. Luar biasa kan? Hehe.. 

Or when I chatted with the angkot driver in Sukabumi who turned out to be a former Jakarta resident. He used to live in Manggarai while I was in Tebet. Is it that incredible? Lol..

Selama saya dalam perjalanan backpacking, saya bertemu dengan banyak orang yang tidak saya kenal yang tanpa ragu menegur dengan ramah, menjadi teman bicara yang menyenangkan dan memberi pertolongan secara spontan.

During my backpacking trip, I have met so many people whom were total stranger but they greeted me without hesitation, they became fun companion to talk to and gave spontaneous help.

Perjalanan-perjalanan backpacking ini membuat saya merasa lebih hidup, membuat saya menghargai kehidupan, membuat saya menemukan banyak kebahagiaan lewat hal-hal sederhana, membuat saya menjadi lebih kokoh, lebih percaya diri dan menjadi cara saya untuk menemukan diri saya kembali.

These backpacking travelings make me feel livelier, make me appreciate life, make me find happiness in simple things, make me stronger, make me feel more confident and have become my way to re-discover myself.

Thursday, December 19, 2013

Bed Rest

Setelah hampir seharian ber-backpacking sendirian ke Sukabumi pada hari Senin, 9 Desember, hari Selasa adalah waktu untuk bed-rest total.

After spending almost one full day going away on independent backpacking to Sukabumi on Monday, December 9th, Tuesday was the time to have total bed rest.

Selama sebulan terakhir ini saya sedang mempelajari dan mengenali maunya badan.

I am learning and recognizing my body in the past month.

Ketika 2 tahun lalu umur saya genap 40, saya menyambutnya dengan gembira karena berpikir saya sudah memasuki usia matang, walaupun saya tetap punya sisi konyol dan kekanak-kanakan dalam diri saya tapi pengalaman hidup saya sudah lumayan banyak membuat saya merasa kedewasaan mentalitas dan emosi saya jauh lebih baik dibandingkan ketika saya berusia 30an.

When I turned 40, 2 years ago, I happily welcomed it as I thought I have reached the age of maturity. Though I still have the goofy and child-like sides in my personality but I have considered I have lots of life experience that matured my mental and emotion, they are better than when I was in my 30s.

Tapi hanya setahun saya merasakan kegembiraan itu.

But I tasted that happiness for just a year.

Rasanya baru kira-kira 2 bulan lewat setelah ulang tahun saya yang ke 41 ketika siklus dan volume menstruasi saya berubah drastis. 

About 2 months before the hormone started to go abnormal
It seems 2 months were barely passed my 41st birthday when suddenly my monthly cycle and its volume changed drastically.

Volumenya luar biasa banyak. Dan nyaris tidak berhenti. Semua itu berlangsung selama satu setengah tahun.

The volume was extraordinary. And nearly unstoppable. It happened for a year and a half.

Selama itu saya merasa seperti mayat hidup.

I felt like a zombie during those time.

Ginekolog ke dua yang saya temui bulan April 2013 adalah seorang yang rupanya tidak mau memberikan harapan palsu pada pasiennya. Dengan tandas dia mengatakan kalau obat yang diberikannya tidak mampu menghentikan menstruasi saya maka kemungkinan penyebabnya bukan abnormalitas hormon tapi sesuatu yang serius, myium atau gejala awal kanker rahim.

The second gynecologist I went to in April 2013 is someone who doesn’t want to give false hope to his patient. He straight forwardly said if the meds he gave me couldn’t stop the bleeding, it might be not just hormone abnormality but something serious, either myiom or early sign of uterus cancer.

Saya bahkan tidak tahu apakah saya harus tertawa, menangis atau marah ketika mendengarnya. Yang saya ingat adalah pikiran saya kosong. Hati saya beku. Sesuatu dalam diri saya langsung mati saat itu.

I didn’t even know if I had to laugh, cry or got angry when I heard it. all I can remember is my mind went blank. My heart frozed. Something in me just died at that second.

Tapi obat itu berhasil menghentikan pendarahan dan menjinakkan hormon-hormon saya. Tidak berarti bahwa siklus dan volume menstruasi saya dapat kembali seperti sebelumnya tapi lumayanlah dia bisa dikendalikan.

But the meds stopped the bleeding and tamed my hormones. It doesn’t mean I have my monthly cycle and volume back to the way they used to be but at least they can be controlled.

Ketika pelan-pelan fisik saya pulih, saya berhadapan dengan kondisi mental saya yang berantakan.

When my body slowly improved, I faced my mental condition that was in a mess.

Setelah satu tahun setengah mengalami fisik yang tidak beres dan pada saat yang sama  harus menghadapi kondisi kesehatan orang tua saya yang juga tidak beres, saya merasa kadar kewarasan saya berkurang entah berapa persen.. hehe..

After a year and a half dealing with crazy physical condition and at the same had to deal with my parents’s health, I felt my sanity was no longer in one hundred percent good shape.

Mungkin sekitar bulan Agustus or September, saya berpikir saya harus bangkit kembali. Saya harus kembali menjadi kuat dan kokoh.

It was probably at around August or September that I thought I had to get back on my feet again. I must get strong and tough again.

Dan saya harus melakukannya dengan seluruh kemauan, tekad dan kekuatan dari dalam diri saya sendiri.

And I must do it with all my own will, determination and strength.

Tuhan tidak ada didalamnya. Tuhan tidak berbelas-kasihan pada saya. Tidak ada bedanya dengan kehidupan. Tidak ada bedanya dengan orang-orang yang tanpa rasa menghilangkan nyawa sesamanya. Tidak ada bedanya dengan penyakit yang menerkam siapa saja tanpa pandang bulu. Tidak ada bedanya dengan bencana alam atau kecelakaan yang membunuh dan mencederai begitu banyak orang.

God has nothing to do with it. God is heartless on me. Just like life is. Just as people who could kill their fellow human being. Just like illness don’t choose people. Just like calamity or accidents that killed and wounded so many people.

Pemulihan dan kebangkitan mental saya dimulai ketika sendirian saya pergi ke rumah teman saya di Cengkareng pada bulan Oktober. Tanpa gentar, walau saat itu dalam keadaan masih batuk, saya berangkat ke tempat yang belum pernah saya datangi.


My mental recovery and resurrection started when I went to my bestfriend’s house in Cengkareng, Jakarta, in October. I was having cough at the time but it didn’t deter me to go to a place that I have never been to before.

Bulan November saya ber-backpacking sendiri ke Curug Luhur. Lagi-lagi ke tempat yang belum pernah saya datangi.


In November I went backpacking all by myself to Curug (waterfall) Luhur. Once again, to a place I have never been to before.

Dan Desember ini saya ber-backpacking sendiri ke Sukabumi. Tempat yang juga belum pernah saya kunjungi.


And this December I went backpacking once again all by myself to Sukabumi. To a place that I have never been to before.

Perjalanan-perjalanan itu mengembalikan kepercayaan diri saya. Sesuatu yang saya kokohkan. Saya harus percaya pada diri saya sendiri. Saya tidak boleh mengandalkan apa pun atau siapa pun. Saya hanya boleh mempercayai dan mengandalkan diri sendiri.

Those trips restored my self-confident. It should become a tough pole in me. I have to trust myself. I should not rely on things or in people. I should only trust and rely on myself.

Dan saya perhatikan, mentalitas saya jauh lebih kokoh dan tegar dibandingkan mereka yang ber-Tuhan. Mereka itu cengeng, lemah dan lembek. Berkeluh kesah kalau mengalami kesusahan atau masalah. Gampang menyerah pada tantangan. Mengamuk, marah dan mengambek ketika hal-hal tidak berjalan sesuai dengan keinginan mereka. Ego-nya berkobar-kobar. Emosinya di umbar.

And I notice my mentality is so much stronger and tougher than those the God-believer. They are the weaper, weak and meek. Complaining when trouble or problem comes. Easily defeated to challenges. Get mad or throw tantrum when things don’t go as they pleased. Ego is waving around. Emotion is being released freely.

Saya tidak membanggakan diri sendiri.

I am not taken pride on me.

Saya hanya mengatakan apa yang saya rasakan, apa yang saya alami, hasil-hasil yang saya capai dan hal-hal yang saya temui dalam pengajaran-pengajaran yang dulu pernah saya yakini yang ternyata pada akhirnya membuat orang menjadi lebih egois, lebih cengeng, lebih penuntut dan tidak mandiri.

I am only telling you what I feel, what I have been through, the things I have achieved and the teachings which I used to believe in have turned its believer into selfish, meek, demanding and less-independent.

Ketika saya melepaskan seluruh kepercayaan saya dan berbalik pada diri sendiri untuk mencari kekuatan agar dapat kembali berdiri kokoh, saya malah menjadi orang yang lebih kuat, lebih tenang dan lebih mandiri.

When I let go the things I used to have faith in and turned to myself to get the strength to stand tough again, I became stronger, peaceful and independent.

Hal itu saya rasakan dalam perjalanan pulang dari Sukabumi ke Bogor.

I felt it when I was on the way home from Sukabumi to Bogor.

Ketika KA Pangrango itu sedang langsir, saya menyempatkan diri untuk pipis di toilet kereta.

When Pangrango train was shunted, I went to the train’s toilet to pee.

Ketika saya akan naik ke kereta itu, saya merasakan ada cairan mengalir. Saya memang merasa ingin pipis tapi rasanya yang mengalir itu bukan pipis. Saya bisa membedakannya.

When I was about to get into that train I felt a liquid poured out down there. I wanted to pee but I knew I didn’t pee on my pants. I could tell the difference.

Dan di dalam toilet kereta, saya melihat darah.. darah merah segar..

And inside the train’s toilet, I saw the blood.. fresh blood..

Menstruasi saya berhenti 25 November. Dan hari itu baru tanggal 9 Desember. Baru 2 minggu berhenti. Dia tidak boleh keluar sekarang. Apalagi sekarang ketika saya berada begitu jauh dari rumah.

My menstruation stopped on November 25th. And it was December 9th. It has just stopped for 2 weeks. It can’t come now. Especially now when I am so far away from home.

Saya mengeraskan hati. Saya tidak akan dikalahkan oleh kejadian ini. Saya baik-baik saja. Semua akan baik-baik saja.

I toughened my heart. I will not be defeated by it. I am fine. Everything will be fine.

Pikiran itu membuat saya menjadi kuat dan tenang. 

That thought made me strong and calm. 

Saya mencari tempat duduk sesuai dengan nomor di tiket saya. Beberapa saat kemudian seorang gadis muda menghampiri saya, menanyakan apa saya membawa charger Blackberry. Wah, jangankan chargernya, Blackberry saja saya tidak punya, gurauan saya membuatnya tertawa.

I went to find my seat. Few moments later a young girl approached me, asking if I brought Blackberry charger. Let alone the charger, I don’t even have Blackberry, my funny answer made her laughed.

Dia duduk di sisi saya. Dan bermula dari membicarakan charger Blackberry, kami jadi mengobrol panjang lebar.

She sat next to me. And Blackberry charger has led us to a long conversation.

Saya melupakan darah-darah di toilet tadi.

I forgot the bleeding in the toilet.

Perjalanan penuh perjuangan dari stasiun Bogor Paledang ke rumah semakin membuat saya lupa dengannya.

The long ride from Bogor Paledang train station to my house made me forgot all about it.

Saya baru ingat lagi ketika saya mandi di rumah.

It came back to me when I took a bath at home.

Sebetulnya 2 hari sebelum berangkat ke Sukabumi, darah itu sempat keluar. Tapi saya membentaknya dengan mengatakan tidak boleh keluar sekarang. Gimana ceritanye, coy, 2 hari lagi gue mau berangkat ke Sukabumi, ngaco aja elu keluar sekarang

2 days before I left to Sukabumi, I actually had a bleeding. But I yelled at it, hell, I would be leaving to Sukabumi in just 2 days, there is no way that you came out now

Boleh percaya, boleh tidak percaya, pendarahan itu berhenti.. hehe..

Well, believe it or not, the bleeding stopped… lol..

Tapi tanggal 9 Desember malam, saya memutuskan besoknya saya harus total bed-rest.

But on the evening of December 9th, I decided I must have total bed rest on the next day.

Hari Selasa adalah hari libur saya. Karena anak-anak les juga sudah ulangan umum, saya liburkan les mereka selama sisa bulan Desember ini dan karenanya sepanjang hari itu saya bisa istirahat total.

Tuesday is my day off. And since my tutoring children have had their exam, I give the tutoring off for the rest of December and thus I could have the whole day to rest.

Saya tidur lamaaaaaaaa sekali karena hari Selasa itu saya baru bangun jam 10 pagi.

I slept sooooooo long because I woke up at 10 am on that Tuesday.

Saya bangun, sarapan, mandi, mengobrol sebentar dengan orang tua saya dan kemudian kembali berbaring-baring sampai saya tertidur lagi selama 2 jam.

I got up, had breakfast, took a bath, talked with my parents for a while and lied down in my bed until I fell to sleep for 2 hours.

Saya bangun dengan perasaan amat segar, kaki saya yang semalam bengkak sudah kembali normal dan pendarahan saya berhenti!

I got up feeling so fresh, feet that swelled last night had return to their normal size and my bleeding stopped!

Benar juga kata ginekolog saya.

My gynecologist was right.

“Hormon kamu jadi aktif kalau kamu capek atau stress” begitu katanya waktu saya datang untuk berobat tanggal 18 November.

“Fatigue and stress activated your hormones” he said when I went to see him on November 18th.

Hormon itu memicu keluarnya menstruasi tanpa berhenti dan dalam jumlah sangat banyak.

That hormone triggers the unstoppable menstruation and its high volume.

Wah kacau, saya nyengir sendiri. Mana ada orang hidup yang tidak capek atau stress?

Damn, I grinned to myself. Is there any living human who is not tired or stress?

Ginekolog saya menyarankan saya untuk istirahat. Setiap kali saya datang berobat, dia pasti memberikan surat istirahat. Dia selalu bersikeras meminta saya untuk istirahat.

My gynecologist suggested me to take a rest. Everytime I came for a visit, he would give me a letter of sick leave. He always insists me to rest.

Hari itu pun dia memberikan saya surat ijin istirahat.


That day he gave me a letter of sick leave.

Saya tidak pernah memberikan surat itu pada senior saya. Membicarakannya saja tidak.

I never gave that letter to my senior. I didn’t even say a word about it.

Bukan karena saya ini gila kerja. Tapi karena posisi saya tidak memungkinkan saya untuk tidak masuk kerja.

Not because I were a workaholic. But my position gives me no freedom to take a day off from work.

Jadi saya mengakali sikon ini dengan tidur lebih awal setiap kali saya merasa badan saya mulai capek. Tidur lebih dari 8 jam mampu memulihkan tenaga.


So I find other solution to this situation by going to bed whenever I felt fatigue shadowing my body. More than 8 hours of sleep can restore my strength.

Hari Selasa sekarang ini adalah hari untuk bed-rest.

Tuesday is for bed rest.

Senin, 16 Desember saya pergi tidur dari sebelum jam 7 malam. Saya mulai merasa badan capek dan hari itu ada gumpalan darah keluar.

Monday, December 16th, I went to bed before 7 pm. I was feeling fatigue and there was blood clot came out.

Besoknya saya bangun jam 7.30 pagi. Saya menyapu dan mengepel lantai. Sarapan dan mandi.

The next day I got up at 7.30 am. I swept and mopped the floor. Had breakfast and took a bath.

Lalu saya berbaring-baring di tempat tidur. Tidak bisa tidur lagi. Dan sebetulnya membosankan sekali tapi ya apa boleh buat.

After that I lied down on bed. Couldn’t sleep. And it was so boring but I had no choice.

Hormon itu jadi jinak kalau saya tidak capek dan tidak stress.

The hormone becomes tame when I am not tired nor stress.

Sambil berbaring, saya mendengarkan musik. Berpikir tentang banyak hal kecuali tentang pekerjaan karena takut bisa memicu stress.

I listened to the music as I lied down. Thinking about many things except work for fearing it would create stress.

Saya berpikir tentang hal-hal yang ringan saja. Berpikir tentang orang-orang tersayang. Berpikir tentang perjalanan-perjalanan backpacking saya. Berpikir tentang tujuan backpacking saya selanjutnya bulan depan. Berpikir tentang apa yang akan saya tulis dalam blog ini. Berpikir tentang hal-hal atau peristiwa-peristiwa lucu.

I thought about light stuff. Thought about my loved ones. Thought about my backpacking trips. Thought about where I will go in my next backpacking trip next month. Thought about what I will write in this blog. Thought about funny things or funny moments.

Jadi begitulah, saya sedang mempelajari dan mengenali kondisi badan saya.

So there it is, I am learning and recognizing my physical condition.

Saya tidak bisa melarikan diri dari kenyataan. Jadi saya harus hidup dengan kenyataan bahwa hormon saya justru berubah menjadi liar dalam usia yang menurut penilaian saya seharusnya dia telah melewati masa-masa liarnya.

I can’t run away from the fact. So I have to live with the fact that my hormones are going wild at the age when I considered them should have overcome their wild moments.

Tapi kenyataan ini berdampak panjang pada diri saya.

But this fact has long impact on me.

Saya menjadi jauh lebih kokoh dan kuat dari sebelumnya. Saya menemukan sumber kekuatan dalam diri saya sendiri. Dan semua itu membentuk jati diri yang baru.

I am stronger and tougher than before. I found the strength within myself. And they formed a new me.

Dan anehnya, saya menjadi orang yang lebih tenang dan bahagia.

And strangely, it makes me a calmer and happier person.